p-Index From 2020 - 2025
1.819
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Performa reproduksi sapi perah betina Peranakan Friesien Holstein (PFH) di Balai Pengembangan Bibit dan Pakan Ternak Tampusu Alexander, C.J.J.; Ngangi, L.R.; Hendrik, M.J.; Turangan, S.H.; Sondakh, E.H.B.
ZOOTEC Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.542 KB) | DOI: 10.35792/zot.41.2.2021.36880

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi sapi perah Peranakan Friesien Holstein yang ada di Balai Pengembangan Bibit dan Pakan Ternak Tampusu. Penelitian ini menggunakan ternak berjumlah 19 ekor ternak sapi perah peranakan Frisien Holstein yang berumur antara 3-9 tahun. Ternak-ternak tersebut sudah pernah dilakukan inseminasi buatan (IB) dan beranak (partus). Pakan yang diberikan terdiri dari 80% hijauan dan 20% konsentrat. Teknik pengumpulan data dilakukan wawancara langsung kepada beberapa pengawas kendang dengan menggunakan kuisioner. Informasi yang diperoleh berkaitan dengan data-data reproduksi yang terdiri dari service per conception (S/C), calving interval (CI) dan days open (DO). Sampel  sebanyak 19 ekor ternak, diperoleh hasil data reproduksinya sebagai hasil penelitian terdiri dari service per conception sebanyak 1,7±0,71 kali, lamanya calving interval yaitu 13,2±0,65 bulan dan days open selama 86±6,38 hari. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sapi perah betina Peranakan Friesien Holstein (PFH) yang ada di Balai Pengembangan Bibit dan Pakan Ternak Tampusu mempunyai service per conception pendek, calving interval sedikit panjang dan days open pendek.Kata Kunci : performa reproduksi, sapi Peranakan Fries Holstein, peternakan sapi perah Tampusu 
Pola latihan kuda pacu di Desa Pinabetengan dan Pinabetengan Selatan Kecamatan Tompaso Barat Singal, C.; Ngangi, L.R.; Lapian, H.F.N.; Rimbing, S.C.
ZOOTEC Vol 41, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.044 KB) | DOI: 10.35792/zot.41.1.2021.33477

Abstract

RACE HORSE TRAINING PATTERNS IN PINABETENGAN VILLAGE AND SOUTH PINABETENGAN, WEST TOMPASO DISTRICT. This study aims to look at the training patterns of racehorses in Pinabetengan and South Pinabetengan villages, West Tompaso sub-district. The research material used in this study was race horse livestock in Pinabetengan and South Pinabetengan villages. Horses that were sampled were racehorses that were still active. The number of samples taken in South Pinabetengan village was 11 trains, while in Pinabetengan village there were 14 tails. There were differences in the number of exercises and the duration of the exercises using the trot, canter and gallop patterns in Pinabetengan and South Pinabetengan villages while the walking patterns were exactly the same. In the implementation of patterns and exercises between Pinabetengan and South Pinabetengan villages, Pinabetengan tends to apply more daily training with trot, canter and gallop patterns, while South Pinabetengan villages apply more trot, canter and gallop pattern precursors.Keywords: Race horse, exercise pattern, Pinabetengan dan South Pinabetengan village
Kinerja reproduksi sapi betina Peranakan Ongole sebagai akseptor inseminasi buatan di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara Ratulangi, M.A.; Ngangi, L.R.; Poli, Z.
ZOOTEC Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.407 KB) | DOI: 10.35792/zot.41.2.2021.36525

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja reproduksi sapi betina peranakan ongole sebagai akseptor inseminasi buatan di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Dari hasil wawancara dengan peternak didapatkan 30 ekor sapi betina yang menjadi akseptor inseminasi buatan dan telah mengalami lebih dari 2 kali beranak. Variabel yang diukur yaitu umur awal sapi dijadikan akseptor, tanda-tanda estrus yang terdeksi, Service per Conception, Calving Interval. Data dari setiap variabel dihitung secara deskriptif melalui ukuran pemusatan dan standar deviasi dan ditampilkan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian di peroleh bahwa kinerja reproduksi sapi betina peranankan ongole sebagai akseptor inseminasi buatan di kecamatan ratahan kabupaten minahasa tenggara  adalah dengan service per conception 1,5 ± 0,73; calving interval 442 ± 13,49. Kesimpulannya adalah kinerja reproduksi sapi betina Peranakan Ongole sebagai akseptor inseminasi buatan di Kecamatan Ratahan sudah tergolong baik.Kata kunci: Akseptor Inseminasi Buatan, Kinerja reproduksi, Sapi Peranakan Ongole
Tingkat keberhasilan inseminasi buatan (IB) berdasarkan Program Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB) di Kecamatan Sangkub Mahyun, J.C.; Poli, Z.; Lomboan, A.; Ngangi, L.R.
ZOOTEC Vol 41, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.244 KB) | DOI: 10.35792/zot.41.1.2021.32340

Abstract

ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) SUCCESSFUL RATE UNDER THE MANDATORY PREGNANT CATTLE PROGRAM (SIWAB) IN SANGKUB REGENCY. This type of research is an explanatory research survey, explaining the successful rate of AI through the compulsory pregnancy cows (SIWAB) program in Sangkub District, Bolaang Mongondow Utara Regency. The purpose of the survey is to collect some data through interview measurement tools. The types of data in this study were the primary data and secondary data. Primary data were collected directly from respondents. The sample selection was determined purposively involving breeders who had productive female cows in Sidodadi, Pangkusa and East Sangkub villages as many as 30 respondents. The primary data technical application consist of several ways, including questionnaires, interviews, and observations. The results showed that the level of trust in the AI based on the SIWAB program in Sangkub Regency, mainly response of breeders to AI technology was very good with evidence of their participation in including productive cows in the SIWAB program. Whereas for acceptors / female cows participating in the SIWAB program in Sangkub Regency, mainly female cows showed 66 head productivity. For Service per Conception variable on 66 cows included in the SIWAB program produced 58 cows of one service of AI and 8 heads of two services of AI obtaining 1.12%. From the total number of cattle included in the SIWAB (IB) program in Sangkub Regency, the 66 cows were successfully pregnant and gave birth of 66 calves. Based on the analysis and results discussion, it can be concluded that generallyl the Breeder Response, Service per Conception, Conception Number, and ABL to the SIWAB program in Sangkub District were included in the good category.Keywords: Beef cattle, artificial insemination, compulsory pregnancy cows, Sangkub district.
Karakterisasi lalat pada kuda di Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa Turangan, S.H.; Ngangi, L.R.; Sane, S.; Nangoy, F.J.
ZOOTEC Vol. 44 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Penelitian karakterisasi lalat pada kuda di kecamatan Tompaso Barat kabupaten Minahasa ini bertujuan untuk melihat karakterisasi lalat yang ada pada kuda berdasarkan cara pemeliharaan yang dikandangkan dan diumbaran, berdasarkan umur dan jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan pada 20 ekor kuda.  Pengamatan langsung di lokasi yang ditentukan dengan menangkap lalat yang hinggap di tubuh dan di sekitar ternak kuda dengan menggunakan jarring penangkap (trap net) dan perangkap yang dilakukan pada pagi dan sore hari. Variabel yang diamati adalah lalat pada kuda yang dikandangkan dan yang tidak dikandangkan (diumbaran/Kebun), Lalat pada kuda berdasarkan jenis kelamin, lalat pada kuda berdasarkan umur kuda. Data yang diperoleh dianalisa dengan metode deskripsi kuantitatif. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi lalat yang ada pada dua tempat yang berbeda tidak memiliki perbedaan yang mencolok karena jenis lalatnya sama, hanya pada jumlah populasi lalat yang berbeda pada dua tempat penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian terhadap karakteristik lalat pada kuda dikecamatan Tompaso Barat. Jenis  lalat yang ditemukan pada kuda di lokasi penelitian adalah musca domestica, stomoxys calsitrans dan tabanus sp yang terdapat pada kuda  yang dikandangkan dan tidak dikandangkan (diumbar). Infestasi lalat tertinggi pada kuda yang tidak dikandangkan, pada umur 3-5 tahun dan jenis kelamin betina .Kelimpahan jenis lalat yang paling dominan pada dua lokasi ini lalat, musca domestika  64,97%, dibandingkan dengan Stomoxys calsitrans 27,88 % dan Tabanus sp 7,17%. Kata Kunci : Karakteristik, lalat, kuda, umur, jenis kelamin
Efisiensi reproduksi sapi perah betina peranakan Friesian Holstein di Balai Pengembangan Bibit Ternak dan Benih Pertanian Unit Tampusu Ngangi, L.R.; Turangan, S.H.; Sane, S.; Bujung, J.R.; Rimbing, S.C.; Podung, A.J.
ZOOTEC Vol. 44 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu sumber daya alam dan juga merupakan sumber protein hewani (susu) yang dibutuhkan oleh manusia, namun dalam upaya perkembangannya di Sulawesi Utara khususnya di Tampusu pengelola peternakan masih belum mengenal dan atau menerapkan manajemen reproduksi. Kendala dalam pelaksanaan manajemen reproduksi sapi perah di Balai Pengembangan Bibit Ternak dan Benih Pertanian (BPBTBP) unit Tampusu berpotensi untuk tidak tercapainya performa reproduksi sapi perah betina FH yang diharapkan dan berdampak pada efisiensi reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi reproduksi sapi perah Friesian Holstein (PFH) yang dipelihara di BPBTBP. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Parameter yang diukur adalah: umur pertama kawin (UPK), umur pertama beranak (UPB), Service Per Conception (S/C), Calving Interval (CI), Estrus Post Partum (EPP). Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan angka capaian rata-rata untuk UPK 2,6 ± 0,89 ; UPB 3,6 ± 0,89 tahun, S/C 2,8 ± 0,45 kali, CI 24 ± 0 bulan, CR 0% dan EPP 90 ± 7,07 hari. Kesimpulan : Ditinjau dari aspek angka capaian rata-rata UPK, UPB, S/C, CI, CR dan EPP maka dapat disimpulkan bahwa sapi FH yang ada di BPBTBP unit Tampusu memiliki efisiensi reproduksi yang rendah. Kata Kunci :Efisiensi reproduksi, sapi perah, Tampusu
Penampilan sifat kualitatif sapi pejantan peranakan ongole di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat Mawitjere, D.M.; Bujung, J.R.; Lomboan, A.; Paath, J.F.; Ngangi, L.R.
ZOOTEC Vol. 44 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur penampilan sifat kualitatif sapi pejantan peranakan ongole di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat.  Penelitian ini menggunakan data 60 ekor sapi pejantan peranakan ongole dengan kisaran umur 1,5 tahun yang ada di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat. Variabel penelitian  yaitu pusaran rambut, warna bulu, warna kaoskaki, warna cermin pantat, dan tanduk kemudian dihitung persentasenya. Hasil penelitian menunjukkan pusaran rambut (pulis) lengkap 100% dan tidak lengkap 0%, warna bulu putih 67% dan putih keabu-abuan 33%, warna moncong putih 0% dan hitam 100%, warna kaoskaki putih 67% dan putih keabu-abuan 33%, warna cermin pantat putih 67 % dan putih keabu-abuan 33%, dan tanduk ada 100% tidak 0%. Dapat disimpulkan bahwa penampilan kualitatif pada sapi pejantan peranakan ongole (PO) di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat memiliki karakter bersifat monomorfik atau seragam, bermanfaat untuk peningkatan mutu populasi yang berkelanjutan. Kata kunci : Sifat kualitatif, peranakan ongole, penampilan
Aktivitas lalat terhadap performa tubuh kuda di Desa Pinabetengan Kecamatan Tompaso Barat Turangan, S.H.; Ngangi, L.R.; Palar, C.K.M.; Bujung, J.R.
ZOOTEC Vol. 45 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui aktivitas lalat terhadap performa tubuh kuda yang ada di Desa Pinabetengan Kecamatan Tompaso Barat. Penelitian ini dilakukan pada 20 ekor kuda. Data diperoleh dengan metode pengamatan langsung di lokasi yang ditentukan dengan menangkap lalat yang hinggap di tubuh dan disekitar ternak kuda dengan menggunakan jaring penangkap (trap net) dan menggunakan perangkap pada pagi dan sore hari. Variabel yang diamati adalah pola aktivitas lalat kuda pagi sampai sore aktivitas lalat berdasarkan umur kuda, berdasarkan bagian tubuh, dan populasi lalat berdasarkan sistem pemeliharaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskripsi kuantitatif untuk menentukan aktivitas lalat pada kuda berdasarkan variabel penelitian. Hasil pengamatan menunjukkan  aktivitas lalat kuda yang tinggi terdapat pada kategori umur diatas 5 tahun dengan total 1572 lalat. Aktivitas lalat kuda yang diamati mulai pada pagi hari yaitu pukul 06.00 wita dan sampai pukul 18.00 wita menunjukkan bahwa aktivitas yang tinggi dengan jumlah populasi yang banyak menyerang kuda pada siang hari yaitu pukul 12.00 wita sampai pukul 14.00 wita dengan jumlah total 890 lalat. Populasi lalat berdasarkan bagian tubuh yaitu pada kepala, punggung dan  perut dan diperoleh hasil yang lebih tinggi  populasi lalat kuda yaitu pada bagian perut 1304 lalat. Populasi lalat kuda berdasarkan sistem pemeliharaan terdapat pada sistem pemeliharaan kuda yang tidak dikandangkan atau hanya diikat di kebun atau di padang umbaran yaitu sebanyak 1870 lalat. Aktivitas lalat yang tinggi terdapat pada kuda umur diatas 5 tahun dan puncak aktivitasnya terjadi pada pukul 12.00 - 14.00 wita dengan populasi lalat yang tinggi terdapat pada bagian perut pada sistem pemeliharaan kuda yang tidak dikandangkan atau hanya diikat di kebun atau di umbar. Kata kunci : Aktivitas , Lalat, Performa, Kuda.