Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Nurses’ Caring Behavior Based on Personality Anita Sampe; Wirmando Wirmando; Lidya Gracelya Paulus; Margareta Sintia Puspita
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 11 No. 1 (2023): May
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jik.2023.011.01.9

Abstract

Psychological factors, including the characteristics of personality, influence caring behaviour. In this case, nurses can be assessed for their caring behaviour in nursing services through their personality characteristics. The characteristics of a nurse's personality influence the provision of the quality of nursing services carried out. This study aimed to determine the relationship between personality characteristics and hospital nurses' caring behaviour. A cross-sectional study was adopted involving 72 nurses of a Stella Maris Hospital in Makassar selected by purposive sampling. Data were collected from Caring Behavior Assessment (CBA) and Eysenck Personality Questionnaire (EPQ) test results. Statistical analysis used the chi-square test. The study indicated that most nurses were extroverts (66,7%) and had a caring attitude. Based on the chi-square statistical test, a value of p = 0.000 (α = 0.05) was obtained, meaning a significant relationship exists between personality characteristics and caring behaviour. Extrovert personality types care more compared to introvert personality types because their attitudes are intelligent in speaking, anxiety-free, not easily embarrassed, not awkward, friendly, gregarious, able to cooperate, adaptable, flexible, and usually conservative. Therefore, this study recommends hiring nurses who have extrovert characteristics.
Edukasi dan Pelatihan Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam (Drowning) di SMKN 9 Makassar Wirmando Wirmando; Jenita Laurensia Saranga'; Fitriyanti Patarru'; Yunita Gabriela Madu
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 3 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i3.12895

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim dengan garis pantai yang panjang dan memiliki laut yang sangat luas yang membuat Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata pantai dan banyaknya masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai nelayan. Hal tersebut membuat tingginya risiko kecelakaan akibat kegiatan wisata pantai dan nelayan seperti kejadian tenggelam (drowning). Namun kenyataannya masyarakat masih memiliki pengetahuan dan keterampilan yang minim dalam memberikan pertolongan pertama pada korban tenggelam. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat khususnya siswa siswi di SMKN 9 Makassar tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam. Kegiatan ini telah dilaksanakan di SMKN 9 Makassar dengan jumlah peserta sebanyak 36 siswa siswi. Kegiatan yang dilakukan yaitu edukasi menggunakan metode ceramah tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam dirangkaikan dengan pelatihan melalui simulasi Resusitasi Jantung Paru (RJP) menggunakan manekin sebagai salah satu bentuk pertolongan pertama dan upaya untuk menyelamatkan nyawa korban yang tenggelam. Untuk mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan ini, maka tim  membagikan angket/kuesioner pengetahuan dan sikap RJP dan juga menilai keterampilan melakukan RJP menggunakan 5 indikator kualitas RJP. Kegiatan ini dinilai berhasil dibuktikan dengan Sebagian besar (88,9%) peserta telah memiliki pengetahuan dan sikap RJP kategori baik, dan 91,6% peserta telah terampil melakukan RJP. Oleh sebab itu, kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan untuk memberikan edukasi dan keterampilan kepada masyarakat agar dapat memberikan pertolongan pertama pada korban tenggelam.
The relationship between knowledge, self-efficacy and nursing spiritual care behaviors in school-age children in pediatric room Yunita Gabriela Madu; Lely Lusmilasari; Sri Hartini; Mery Solon; Wirmando Wirmando; Asrijal Bakri; Matilda Martha Paseno; Elmiana Bongga Linggi
Jurnal Ners Vol. 18 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jn.v18i3.46546

Abstract

Introduction: Spiritual care for children is important in the care provided by nurses so that children do not feel guilty when being treated in the hospital. It is important for nurses to understand that the process of providing nursing care is bio-psycho-social and spiritual based. This study aimed to find out the relationship between knowledge, self-efficacy, and nurse behavior in the provision of spiritual care for school-age children in hospitals. Methods: This study used a cross-sectional approach with a purposive sampling technique followed by 102 nurses who cared for school-age children in a pediatric nursing room. Knowledge was measured using the Spiritual Care-Giving Scale, Self-Efficacy was measured by Burkhart Spiritual Care Inventory (BCI), and Nurse Spiritual Care Therapeutic Scale (NSCTS) to measure behavior. The data were analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test, and Spearman correlation test. Results: There was no significant correlation between knowledge and behavior (p = 0.181; r = 0.133);  however, there was  a significant correlation of nurse behavior with self-efficacy (p = 0.027; r = 0.219), age (p = 0.015; r = 0.240), length of work (p = 0.021; r = 0.228), and spiritual care training (p = 0.001). Conclusion: Knowledge does not have a significant relationship with behavior. However self-efficacy, age, length of work, and spiritual care training significantly affects the nurse's behavior in providing spiritual care to school-age children in the hospital.
Edukasi dan Deteksi Dini Krisis Hipertensi pada Masyarakat Penderita Hipertensi di Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala Makassar Wirmando Wirmando; Deva Lolo Payung; Faustino Atbar
Karya Kesehatan Siwalima Vol 1, No 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v1i1.697

Abstract

Hipertensi merupakan masalah utama dan paling umum ditemukan di dunia kesehatan. Fase lebih lanjut dari hipertensi adalah krisis hipertensi (urgensi dan emergensi) yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan dapat disertai dengan kerusakan organ target. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang krisis hipertensi dan dilajutkan dengan melakukan skrining atau deteksi dini kepada masyarakat yang berisiko mengalami krisis hipertensi. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu penyuluhan kesehatan dan dilanjutkan dengan deteksi dini menggunakan kuesioner risiko krisis hipertensi. Kegiatan ini dilaksanakan pada 11 Juni 2021 di rumah kader RT 5 dan RT 6, RW 1, Kel Batua, Kec Manggala Makassar yang dihadiri oleh 14 warga yang menderita hipertensi. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga tentang krisis hipertensi dan ditemukan sebanyak 6 (43%) warga yang memiliki risiko sedang mengalami krisis hipertensi. Oleh sebab itu, kegiatan ini penting terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga tentang krisis hipertensi dan juga mengaktifkan kader-kader kesehatan untuk rutin melakukan deteksi dini risiko krisis hipertensi agar masyarakat dapat rutin megontrol tekanan darah dan meningkatkan kepatuhan masyarakat penderita hipertensi  dalam mengkonsumsi obat antihipertensi.
MENINGKATKAN POTENSI PETANI LONTAR MELALUI INOVASI PEMBUATAN HAND SANITIZER BERBAHAN DASAR NIRA LONTAR Wirmando Wirmando; Asrijal Bakri; Nelson Soares; Yunita Gabriela Madu; Matilda Martha Paseno
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.19549

Abstract

Abstrak: Sejak pandemi COVID-19, kebutuhan hand sanitizer semakin meningkat. Peluang tersebut harus segera dimanfaatkan oleh kelompok petani lontar di Dusun Popoloe melaui nira lontar yang dihasilkan oleh petani. Karena kurangnya pengetahuan, sehingga selama ini, petani hanya memanfaatkan air nira tersebut menjadi minuman tradisional beralkohol (ballo). Padahal air nira melalui proses penyulingan akan menjadi ethanol/alkohol yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar produksi hand sanitizer. Oleh sebab itu tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani lontar dalam melakukan penyulingan nira lontar menjadi alkohol sebagai bahan dasar pembuatan produk hand sanitizer. Kegiatan ini dilakukan melalui metode pelatihan yaitu edukasi dan simulasi kepada petani lontar di dusun popoloe yang berjumlah 12 petani. Evaluasi yang dilakukan menggunakan kuesioner dengan hasil dari 2 (16%) peserta yang memiliki pengetahuan baik, menjadi 12 (100%) peserta telah memiliki pengetahuan yang baik dalam melakukan penyulingan. Hal tersebut berarti perlunya pelatihan-pelatihan dilaksanakan secara simultan untuk meningkatkan potensi petani lontar.Abstract: Since the COVID-19 pandemic, the need for hand sanitizers has increased. This opportunity must be immediately taken advantage of by the lontar farmer group in Popoloe Hamlet through the lontar sap produced by farmers. Due to lack of knowledge, so far, farmers only use the sap water into traditional alcoholic drinks (ballo). Even though sap water through the distillation process will become ethanol/alcohol which can be used as a basic material for the production of hand sanitizers. Therefore, the purpose of this activity is to provide training to farmers to distill palm sap into alcohol that can be produced as the basic material for hand sanitizer products. This activity was carried out through training methods, namely education and simulation to lontar farmers in Popoloe hamlet, totaling 12 farmers. The evaluation was conducted using a questionnaire with the results of 2 (16%) participants who had good knowledge, to 12 (100%) participants who had good knowledge in distilling. This means the need for trainings to be carried out simultaneously to increase the potential of palm oil farmers.
Comparison of self-efficacy in cardiopulmonary resuscitation position by a single rescue: over-the-head or lateral position? Wirmando, Wirmando; Sambo, Mery; Madu, Yunita Gabriela; Beda, Nikodemus Sili; Satti, Yunita Carolina; Sheryn, Sheryn; Batara, Tiara Ayu; Bunga, Lindri
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 3: September 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i3.23672

Abstract

Self-efficacy can speed up and improve quality of cardiopulmonary resuscitation (CPR), but it will be difficult to achieve if using a bag-valve-mask (BVM) by a single rescue. This study aimed to compare the differences of self-efficacy when performing CPR in the lateral and over-the-head (OTH) positions using a BVM device in a single rescue. A quasi-experimental with a post-test-only group design approach. This study involved 100 respondents divided into two groups, namely 50 respondents in the lateral position and 50 in the OTH position. Respondents' self-efficacy was assessed using the resuscitation self-efficacy scale (RSES). The statistical test used was Mann-Whitney. The results of this study showed that the OTH group had a higher level of self-efficacy, 46 (92%), than the lateral group, 40 (80%). In addition, the results of the Mann-Whitney statistical test also obtained p-value=0.000 (α=0.05) and mean rank value (OTH=63.30, lateral=37.70), indicating that there was a difference in self-efficacy between the OTH and lateral positions, with the OTH group having higher self-efficacy compared to the lateral group. Therefore, if CPR is performed by a single rescue with a BVM device, it can be performed with the OTH position.
Sosialisasi Daring Persiapan Perawat Indonesia Bekerja ke Jepang di Program G To G Yektiningsih, Erwin; Priyanto, Kurniawan Edi; Suhita, Byba Melda; Wirmando, Wirmando
Jurnal PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 7, No 5 (2024): Jurnal PkM: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v7i5.10077

Abstract

Jepang mengalami kekurangan tenaga produktif dikarenakan peningkatan jumlah lansia, maka membuka pasar kerja bagi perawat Indonesia. Sehingga untuk memenuhi tuntutan pasar kerja di Jepang perlu meningkatkan kualitas SDM perawat sesuai standar diperlukan untuk bekerja ke Jepang. Mekanisme kerja luar negri untuk perawat yang paling aman melalui penempatan kerja G to G yang di prakarsai oleh pemerintah di bawah kerjasama Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Saat ini masih banyak perawat yang belum memahami mengenai persiapan bekerja ke Jepang di mekanisme G to G. Oleh karena itu, sosialisasi daring pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini untuk memberikan pengetahuan kepada perawat di persiapkan secara internal dan ekternal untuk bekerja di Jepang melalui mekanisme penempatan G to G. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diberikan dengan metode ceramah menggunakan power point melalui ruang zoom secara daring kepada perawat di Indonesia sebanyak 271 orang dari berbagai provinsi. Hasil kegiatan ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan dengan peningkatan rata-rata skor pre-test ke post-test sebesar 23,42. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan perawat professional Indonesia menjadi SDM yang unggul siap bekerja di Jepang.
Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku Bullying Pada Remaja Wirmando, Wirmando; Anita, Fransiska; Hurat, Verawati Sibiliana; Korompis, Verent Vanda Nontje
Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT) Vol. 1 No. 3 (2021): NCHAT September - December period
Publisher : Progres Ilmiah Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56742/nchat.v1i3.19

Abstract

Media sosial dapat memberikan dampak positif tetapi juga dapat memberikan dampak negatif. Remaja merupakan kelompok usia yang paling banyak menggunakan media sosial tetapi juga merupakan kelompok usia yang masih labil dan belum mampu menguasai diri sehingga masih sangat rentan untuk melakukan tindakan-tindakan negatif seperti cyber bullying. Bullying yang sering dilakukan melalui penggunaan media sosial yaitu cyber bullying yang dilakukan melalui  menyindir, menghina bahkan mengancam. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat dampak penggunaan media sosial terhadap perilaku bullying. Penelitian ini merupakan peneltiain observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi SMP Negeri 1 Tomohon yang berjumlah 291 responden. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistic chi square dengan tingkat signifikansi 5% (? =0.05) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosia terhadap perilaku bullying pada remaja. Oleh sebab itu, perlu adanya edukasi dan tindakan proaktif kepada remaja dalam penggunaan media sosial. Selain itu, perlu ditanamkan kepada remaja tentang etika berinternet dan peran orang dalam mengawasi remaja agar dapat menggunakan media sosial secara positif tanpa adanya cyberbullyng.
Penerapan Sistem Penyiraman Otomatis Berbasis IoT pada Budidaya Jamur Tiram Wirmando, Wirmando; Tanoto, Hendry; Soares, Nelson
Abdimas Galuh Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i1.16700

Abstract

Prospek pasar jamur tiram memiliki peluang yang cukup  besar menjadi penghasilan masyarakat. Salah satunya UKM Rezeki Berkah Jamur Tiram memanfaatkan peluang tersebut dengan membudidayakan jamur tiram. Namun mitra masih melakukan proses penyiraman jamur tiram secara manual melalui selang sehingga produksi jamur tiram tidak optimal. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi jamur tiram mitra. Tujuan dari kegiatan ini adalah menerapkan sistem penyiraman otomatis berbasis Internet of Things (IoT) pada budidaya jamur tiram di dusun Tanadidi. Kegiatan telah dilaksanakan dengan menerapkan sistem penyiraman berbasis IoT, menggunakan masukan sensor DHT22 untuk membaca nilai suhu dan kelembapan udara pada kumbung jamur. Selain itu, sistem ini juga telah berhasil memonitor dan mengendalikan suhu dan kelembapan udara melalui android dengan menghidupkan penggerak berupa pompa untuk menyemburkan uar air melalui nozzle ketika kelembapan berada di atas atau dibawah ambang batas. Kegiatan ini juga berhasil meningkatkan rata-rata jumlah produksi jamur tiram mitra yang berdampak pada peningkatan penghasilan mitra. Oleh sebab itu, kegiatan ini penting untuk terus dilakukan pada petani-petani jamur tiram laiinya agar memudahhkan dan mengefisiensikan proses penyiraman jamur tiram pada kumbung jamur yang berdampak pada peningkatan produksi jamur petani.
Proses Perjuangan Hidup Menjadi Seorang Difabel Akibat Bencana Palu dalam Mencapai Resiliensi Wirmando Wirmando; Yuliana Tola'ba; Jenita Laurensia Saranga'
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i0.1775

Abstract

A case of being disabled from birth is a different matter from a case of being disabled as an adult. There are many difficulties, challenges and adjustments that must be passed, and it is not an easy thing to be able to bounce back, adapt and accept the situation. The purpose of this study is to explore the process of living with a disability caused by the disasters in Palu and Sigi (2018) in achieving resilience. This research was a narrative qualitative research presented in the form of story telling. This research was conducted on 5 victims of the Palu and Sigi disasters who became disabled and had achieved resilience based on the resilience scale. The data collection process was carried out using an in-depth interview technique and recorded using a voice recorder. The process of data analysis carried out was to make generalizations and interpret the stories of the struggles and life journeys of participants in achieving resilience, then conclude them. The results showed that the participants' life struggle process in achieving resilience was passed based on four phases, namely depression phase, self-acceptance phase, adaptation phase and resilience phase. While the determining factors in achieving participant resilience were derived from individual factors and social factors. Therefore, it is important for families and health workers to understand the process of a person becoming disabled due to a disaster in achieving resilience and support and intervention are needed at every phase so that a person with a disability can go through these phases to achieve resilience.Keywords: disabled; natural disasters; resilienceABSTRAK Sebuah kasus menjadi difabel sejak lahir merupakan hal yang berbeda dengan kasus menjadi difabel setelah dewasa. Banyak kesulitan, tantangan dan penyesuaian yang harus dilalui, serta bukanlah hal yang mudah untuk dapat bangkit kembali, beradaptasi dan menerima keadaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi proses perjuangan hidup menjadi seorang difabel yang diakibatkan oleh bencana di Palu dan Sigi (2018) dalam mencapai resiliensi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naratif yang disajikan dalam bentuk story telling. Penelitian ini dilakukan pada 5 orang korban bencana Palu dan Sigi yang menjadi difabel dan telah mencapai resiliensi berdasarkan the resilience scale. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik indepth interview dan direkam menggunakan voice recorder. Proses analisis data yang dilakukan adalah membuat generalisasi dan menafsirkan cerita perjuangan dan perjalanan hidup partisipan dalam mencapai resiliensi, lalu menyimpulkannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perjuangan hidup partisipan dalam mencapai resiliensi dilalui berdasarkan empat fase yaitu fase deperesi, fase penerimaan diri, fase adaptasi dan fase resiliensi. Sedangkan faktor penentu dalam mencapai resiliensi partisipan yaitu berasal dari faktor individu dan faktor sosial. Oleh sebab itu, penting bagi keluarga dan tenaga kesehatan untuk memahami proses seseorang menjadi difabel akibat bencana dalam mencapai resiliensi dan dibutuhkan dukungan serta intervensi pada setiap fase agar seorang difabel dapat melalui fase-fase tersebut hingga mencapai sebuah resiliensi.Kata kunci: difabel; bencana alam; resiliensi