Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

INHIBISI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG BINTARO (Cerbera odollam Gaertn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PENYEBAB PLAK GIGI (Streptococcus mutans) Nani Suryani; Tarso Rudiana
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 16, No 1 (2018): BIOTIKA JUNI 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bjib.v16i1.17476

Abstract

OBAT KUMUR HERBAL YANG MENGANDUNG EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG BINTARO (Cerberra odollam Gaertn) SEBAGAI ANTIBAKTERI Streptococcus mutans PENYEBAB PLAK GIGI Nani Suryani
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.664 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22606

Abstract

Persentase penduduk Indonesia yang mempunyai masalah gigi dan mulut menurut Riskedas tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Dari penduduk yang menerima perawatan medis gigi meningkat dari 29,7% tahun 2007 menjadi 31,1% pada tahun 2013. Beberapa permasalahan gigi dan mulut diantaranya adalah gigi berlubang, karies dan plak gigi. Beberapa cara pengendalian dari permasalahan gigi dan mulut diantaranya adalah dengan menyikat gigi, dental floss, scalling dan penggunaan obat kumur. Obat kumur adalah konsentrasi encer larutan antibakteri yang digunakan untuk melawan mikroba oral, melawan infeksi oral, pembersih, untuk menghilangkan bau mulut segar dan antiseptik. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang digunakan sebagai antibakteri, salah satunya adalah tumbuhan Bintaro (Cerberra odollam Gaertn). Tumbuhan C. odollam G. memiliki manfaat bagi kesehatan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, antidiuretik dan antinosiseptif. Formulasi obat kumur dari ekstrak etil asetat kulit C. odollam G kemudian dievaluasi untuk mengetahui kestabilan dari sediaan obat kumur yang telah dibuat, evaluasi ini meliputi pengamatan sediaan uji selama 3 minggu waktu penyimpanan di suhu ruang meliputi uji organoleptis dan pH. Berdasarkan hasil pengamatan secara organoleptis, obat kumur yang mengandung 40% ekstrak etil asetat kulit C. odollam G berwarna coklat dengan aroma mint dan berasa manis mint dengan pH 4. Secara umum, sekitar 40 – 45% dari 30 panelis menyatakan suka terhadap obat kumur hasil formulasi. Obat kumur dari ekstrak etil asetat kulit batang C. odollam G. 40% efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans dengan diameter zona hambat rata-rata 17,7 mm.Kata kunci : obat kumur, Cerberra odollam Gaertn, formulasi, antibakteri, Streptococcus mutans
Dyhydrokaempferol-3-O-Ramnoside from Ethyl Acetate Extract Ki Encok (Plumbago zeynalica L.) Leaves Nani Suryani; Euis Julaeha; Tati Herlina
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1475.385 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v6i1.9025

Abstract

Plumbago zeynalica L. plant belongs to the Plumbaginaceae family, which is spread as a weed in all tropical and sub-tropical countries, and its abundance is very high in Asia and Africa. P. zeynalica L. plants are ethnopharmacologically used as antitumor, antioxidant, antimicrobial, anticancer, wound healed, and anti-inflammatory. This study aims to isolate secondary metabolites from the fraction of P. zeynalica L. leaf extracts with work stages that included isolation and determination of chemical structures by spectroscopy. Based on the results of the separation and purification of the ethyl acetate fraction obtained isolates in the form of a yellow oil suspected as a flavonoid. The chemical structure of the isolates was identified based on UV-Vis spectroscopy data giving maximum absorption at λmax 339.60 nm and 278.80 nm, which are typical for dihydroflavonol. IR spectroscopy analysis of the isolates provided data information on the presence of aliphatic OH, C-H groups, carbonyl groups (C = O), C = C aromatic groups, and ether strain (C-O-C). NMR data showed that the isolate had the molecular formula of C21H22O10, and its molecular weight confirmed by MS spectrometer was obtained m/z 434. Isolates from this ethyl acetate fraction were suspected as dyhydrokaempferol-3-O-ramnoside or engeletin.
Aktivitas Antioksidan dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Batang Dahu (Dracontomelon dao) Tarso Rudiana; Nani Suryani; Haerul Anwar
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.283 KB) | DOI: 10.17977/um0260v5i12021p008

Abstract

Dahu (Dracontomelon dao) termasuk famili anacardiacee yang mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi batang tumbuhan D. dao, menentukan aktivitas antioksidannya dan menganalisis kandungan senyawa metabolit sekundernya dengan LCMS/MS. Sampel batang D. dao diekstraksi secara bertahap dengan berbagai jenis pelarut seperti n-heksana, etil asetat, dan metanol. Setiap ekstrak dianalisis aktivitas antioksidan menggunakan metode 2,2-difenil-1 pikrilhidrazil (DPPH). Ekstrak teraktif dikarakterisasi dengan LC-MS/MS. Ekstrak metanol batang D. dao menunjukkan aktivitas antioksidan paling baik dengan nilai IC50 sebesar 30,86 ppm, diikuti oleh ekstrak etil asetat dengan IC50 senilai 200,83 ppm dan ekstrak n-heksana dengan nilai IC50 348 ppm. Hasil identifikasi dengan LC-MS/MS ekstrak metanol mengandung senyawa tributilamina, medroksiprogesteron asetat, dan flavanon.
Uji Aktivitas Antioksidan dari Formulasi Sabun Mandi Cair Ekstrak Etanol Biji Kopi Robusta (Coffea canephora) Achmad Saehu; Nani Suryani; Fajrin Noviyanto
Jurnal Biogenerasi Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Biogenerasi Vol 7 Nomor 2 tahun 2022
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v7i2.1978

Abstract

Soap is one of cosmetic products whose purpose is to cleanse the body of soiled. Several cosmetic products were added antioxidant to protect skin from free radical that caused skin damage such as aging. Robusta coffee beans (Coffea canephora) contain bioactive phenolic compounds such as fenolic acid, chlorogenic acid and caffeic acid that have antioxidant, also have an aromatic distinctive odor. Any research mention that antioxidant activities of unroasted robusta coffee beans have value of IC50 0,131 (mg/ml), while other research mention that robusta coffe bean have value of IC50 140,24 ppm and classified as moderate antioxidant according to Blois criteria. The benefits of the coffee can be used as an active ingredient in liquid soap. The aim of this study to determine the formula of ethanol extract Robusta (Coffea canephora) liquid soap and antioxidant activities test. Liquid soap is made in four formulations with variation of coffee extract 0%; 0,014%; 0,14%; and 1,4 % and with test criteria physical properties, pH and free alkali test compared with the standard quality of liquid soap SNI 06-4085. Antioxidant activities test were used DPPH method with spectrophotometry uv-vis with 515 nm wave length. The absorbance of DPPH solutions before and after addition the sample was calculated as percent (%) of inhibition. Then the percent of inhibition value is entered into linear regression equation until the IC50 value is obtained. The result of the phytochemical test of coffee bean exstract contain alkaloid compounds which are antioxidants. Physical test, pH and free alkali did not meet all SNI quality standards, as well as antioxidant acticity test which gave IC50 values above 200, which means they have no antioxidant acticity. Therefore, in further research, it is necessary to optimized the formulation
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN DEO LOTION EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG WANGI (Zingiber zerumbet (L.) Roscoe ex Sm.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus hominis Muhammad Sigit Khumaedi; Nani Suryani; Sumarlin U.S
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inrpj.v8i2.6492

Abstract

Deo lotion adalah sediaan kosmetik yang di gunakan untuk menyerap keringat, menutupi bau badan dan mengurangi bau badan. Rimpang Zingiber zerumbet (L.) mengandung saponin, flavonoid dan tanin, disamping minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak rimpang Z. zerumbet (L.) Roscoe ex Sm. memenuhi standardisasi ekstrak, mengetahui sediaan Deo lotion ekstrak rimpang Z. zerumbet (L.) Roscoe ex Sm. memenuhi persyaratan sediaan Deo lotion dan mengetahui aktivitas antibakteri pada Deo lotion ekstrak rimpang Z. zerumbet (L.) Roscoe ex Sm. terhadap S. hominis. Metode ekstraksi yang digunakan adalah dengan maserasi dan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode Kirby Bauer. Sediaan Deo lotion dibuat dengan formula yang tediri dari berbagai konsentrasi ekstrak rimpang Z. zerumbet (L.) Roscoe ex Sm yaitu 2, 4, dan 8%, kontrol negatif yang berisi basis dan kontrol positif yang digunakan adalah deo lotion yang beredar di pasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang Z. zerumbet (L.) Roscoe ex Sm. Mengandung metabolit sekunder flavonoid, saponin, tannin dan terpenoid. Sediaan Deo lotion ekstrak rimpang Z. zerumbet (L.) Roscoe ex Sm. memenuhi persyaratan sediaan Deo lotion yaitu organoleptik, pH, daya sebar, daya lekat dan viskostas. Sediaan Deo lotion ekstrak rimpang Z. zerumbet (L.) Roscoe ex Sm. konsentrasi 2% (F1), 4% (F2) dan 8% (F3) memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. hominis dengan rata-rata diameter daya hambat yaitu 9,34 mm (kategori sedang); 13,11 mm( (kategori kuat) dan 13,33 mm (kategori kuat).
SERUM ANTIAGING KOMBINASI EKSTRAK BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus L. SKEELS) DAN KULIT BUAH SEMANGKA (Citrullus lanatus THUNB.) Eneng Elda Ernawati; Nani Suryani; Sifa Nuramalia; Tarso Rudiana
Pharmacoscript Vol. 7 No. 1 (2024): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v7i1.1530

Abstract

Kulit dapat mengalami penuaan atau aging yang didefinisikan sebagai hilangnya keseimbangan homeostatik suatu organisme secara progresif. Indikator aging diantaranya keberadaan hyperpigmentasi yang disebabkan oleh enzim tyrosinase. Banyak Cara yang dapat dilakukan untuk  mencegah aging adalah dengan melakukan perawatan kulit menggunakan serum antiaging. Senyawa bioaktif dari tanaman berkembang dan populer untuk digunakan sebagai bahan kosmetik dalam formulasi karena banyak dilaporkan mengandung vitamin, antioksidan, minyak essensial, protein, senyawa fenolik, dan zat aktif lainnya. Buah Ceremai (Phyllantus acidus) diidentifikasi mengandung senyawa asam glikolat dan asam sitrat, sedangkan kulit buah semangka (Citrullus lanatus) mengandung saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi serum  antiaging  dari kombinasi buah ceremai (Phyllantus acidus) dan ekstrak kulit buah semangka (Citrullus lanatus) sebagai inhibisi enzim tirosinase. Penelitian ini  meliputi pengujian aktivitas ekstrak dan sediaan serum terhadap inhibisi enzim tirosinase dengan metode in vitro menggunakan ELISA. Hasil penelitian aktivitas inhibisi enzim tirosinase ekstrak buah ceremai menunjukan nilai IC50 sebesar 9.551 µg/mL dan ekstrak kulit buah semangka 3.304 µg/mL. Inhibisi enzim tirosinase serum F1 mendapatkan nilai IC50  1.137 µg/mL sedangkan F2 sebesar 1.025 µg/mL.  Hasil yang dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah semangka lebih aktif sebagai inhibisi enzim tirosinase daripada ekstrak buah ceremai tetapi hasil sediaan serum menunjukan hasil yang memiliki potensi sebagai inhibisi enzim tyrosinase.
Stimulant Activity of White Pepper (Piperis albi Fructus) Ethanol Extract In Vivo Arini Khaerunnisa; Dhyneu Dwi Jayantie; Sutihat Sutihat; Nurul Hida; Nani Suryani
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 21 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v21i1.2411

Abstract

Caffeine is a stimulant substances that can stimulate the central nervous system (CNS) increasing concentration, and reducing drowsiness. The use of caffeine generally comes from coffee plants which can increase gastrin secretion. Long-term use of caffeine can cause side effects such as feelings of anxiety, irritability, insomnia and faster heart rate. An alternative stimulant that has limited side effects is needed. White pepper (Piperis albi fructus) is potential as stimulant. The extract of White pepper contained piperine compound. Piperine can potentially be a stimulant because it can stimulate the formation of energy in the body. The purpose of this study was to determine the in vivo stimulant activity of ethanol extract White pepper in male white mice. The method used in this research is Natatory exhaustion. 25 test animals were divided into 5 groups. The doses used are white pepper extract 0.32; 0.65 and 1.3 mg/20 g BW, caffeine 0.26 mg/20 g BW and 0.5% CMC-Na. Data analysis with SPSS 16 with the Kruskal-Wallis test and the Mann-Withney test. The results of the stimulant activity test of white pepper ethanol extract at a dose of 0.32; 0.65 and 1.3 mg/20 g BW for male white mice with the DDY strain with an average % increase in stamina of 63.92; 120.81 and 179.31%,mean while in the positive control of caffeine by 232.55% and the negative control of CMC-Na by 21.10%. White pepper ethanol extract dose of 1.3 mg/20 g BW has stimulant activity which is not significantly different from caffeine positive control.
SERUM ANTIAGING KOMBINASI EKSTRAK BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus L. SKEELS) DAN KULIT BUAH SEMANGKA (Citrullus lanatus THUNB.) Eneng Elda Ernawati; Nani Suryani; Sifa Nuramalia; Tarso Rudiana
Pharmacoscript Vol. 7 No. 1 (2024): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v7i1.1530

Abstract

Kulit dapat mengalami penuaan atau aging yang didefinisikan sebagai hilangnya keseimbangan homeostatik suatu organisme secara progresif. Indikator aging diantaranya keberadaan hyperpigmentasi yang disebabkan oleh enzim tyrosinase. Banyak Cara yang dapat dilakukan untuk  mencegah aging adalah dengan melakukan perawatan kulit menggunakan serum antiaging. Senyawa bioaktif dari tanaman berkembang dan populer untuk digunakan sebagai bahan kosmetik dalam formulasi karena banyak dilaporkan mengandung vitamin, antioksidan, minyak essensial, protein, senyawa fenolik, dan zat aktif lainnya. Buah Ceremai (Phyllantus acidus) diidentifikasi mengandung senyawa asam glikolat dan asam sitrat, sedangkan kulit buah semangka (Citrullus lanatus) mengandung saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi serum  antiaging  dari kombinasi buah ceremai (Phyllantus acidus) dan ekstrak kulit buah semangka (Citrullus lanatus) sebagai inhibisi enzim tirosinase. Penelitian ini  meliputi pengujian aktivitas ekstrak dan sediaan serum terhadap inhibisi enzim tirosinase dengan metode in vitro menggunakan ELISA. Hasil penelitian aktivitas inhibisi enzim tirosinase ekstrak buah ceremai menunjukan nilai IC50 sebesar 9.551 µg/mL dan ekstrak kulit buah semangka 3.304 µg/mL. Inhibisi enzim tirosinase serum F1 mendapatkan nilai IC50  1.137 µg/mL sedangkan F2 sebesar 1.025 µg/mL.  Hasil yang dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah semangka lebih aktif sebagai inhibisi enzim tirosinase daripada ekstrak buah ceremai tetapi hasil sediaan serum menunjukan hasil yang memiliki potensi sebagai inhibisi enzim tyrosinase.