Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PELATIHAN KONSELING PASTORAL TERHADAP PARA PEREMPUAN PENYINTAS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BAGI PERSEKUTUAN KAUM PEREMPUAN JEMAAT GPM SERSING Saimima, Johan Robert; Sinaga, Rouli Retta Trifena; Saiya, Loce
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5, No 2 (2024): September
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69765/mjppm.v5i2.1308

Abstract

Konseling pastoral merupakan salah satu dimensi dalam ilmu pastoral di Indonesia dan dunia yang sedang terus dikembangkan bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pengetahuan tentang konseling pastoral melalui berbagai pelatihan konseling pastoral dapat menciptakan kapasitas yang mumpuni secara intelektual dan praksis konseling pastoral. Persoalan umum yang ditemukan dari segi pengetahuan dan praksis pastoral, termasuk di Jemaat GPM Sersing, adalah SDM yang terbatas dalam melatih kemampuan para konselor pastoral secara profesional untuk menghasilkan kapasitas dalam konseling pastoral yang berbasis berbagai literatur ilmiah dan hasil penelitian lapangan, disertai pemanfaatan berbagai teori konseling pastoral yang tepat. Oleh karena itu, dalam rangka membantu pengembangan kemampuan konseling pastoral kaum perempuan, terutama Persekutuan Kaum Perempuan Jemaat GPM Sersing terkait konseling pastoral terhadap para perempuan penyintas KDRT, maka kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) diwujudkan dalam bentuk kegiatan Pelatihan Konseling Pastoral terhadap Para Perempuan Penyintas KDRT bagi Persekutuan Kaum Perempuan Jemaat GPM Sersing. Tiga tahapan kegiatannya, yakni: persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi dan pelaporan. Alhasil, pemahaman para peserta semakin meningkat, kapasitas dalam praktik Persekutuan Kaum Perempuan Jemaat GPM Sersing terkait konseling pastoral terhadap para perempuan penyintas KDRT semakin baik, dan kecintaan untuk mengabdi kepada para perempuan penyintas KDRT yang merupakan bagian dari gereja dan masyarakat Indonesia, yang menunjang kemajuan bangsa sebagai implikasinya juga, akan semakin meningkat.
PELATIHAN DAN PENGOLAHAN ANEKA PRODUK PISANG TONGKA LANGIT BAGI PERSEKUTUAN KAUM PEREMPUAN JEMAAT GPM SERSING, SEKTOR ZAITUN Hetharia, Henky Herzon; Saimima, Johan Robert; Hurulean, Mex
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69765/mjppm.v4i1.1014

Abstract

Pisang Tongka Langit adalah hasil bumi di Kampung Siwang yang bernilai jual rendah. Padahal, Pisang Tongka Langit memiliki kandungan gizi yang tinggi dan dapat diolah menjadi aneka produk pangan, yang bila dijual dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk Jemaat GPM Sersing. Dalam rangka membantu pemberdayaan ekonomi dan kesehatan mereka, terutama para ibu yang adalah para petani, maka kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan Pelatihan dan Pengolahan aneka produk Pisang Tongka Langit kepada Persekutuan Kaum Perempuan, Jemaat Gereja Protestan Maluku Sersing, Sektor Zaitun dilakukan. Tiga tahapan kegiatannya, yakni: persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi dan pelaporan. Alhasil, pemahaman para peserta, yang merupakan para ibu tentang pengolahan Pisang Tongka Langit menjadi Jus Pisang Tongka Langit, Dodol Pisang Tongka Langit, Selai Pisang Tongka Langit, Selai kulit Pisang Tongka Langit, dan Bolu kulit Pisang Tongka Langit, semakin menunjang upaya pemroduksi berbagai produk dari Pisang Tongka Langit di Jemaat GPM Sersing ini, yang selanjutnya bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan mereka, terutama ekonomi keluarga jemaat dan masyarakat setempat, selain kontribusinya bagi kesehatan manusia.
PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS SEJARAH bagi PARA PELAJAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 AMBON Saimima, Johan Robert; Ruhulessin, Johny Chr.; Lidiporu, Reson
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5, No 1 (2024): Maret
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69765/mjppm.v5i1.1219

Abstract

Karya tulis sejarah adalah hasil kemampuan literasi di bidang ilmu sejarah yang berguna bagi dunia akademik dan narasi besar bangsa Indonesia. Namun, kenyataannya karya tulis sejarah jarang dipublikasi oleh kalangan pelajar yang cenderung menghapal pelajaran sejarah yang mereka pelajari di bangku sekolah. Sementara itu, di wilayah perkotaan karya tulis sejarah sangat mungkin digiatkan untuk dikembangkan oleh masyarakat, termasuk para pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Ambon sejak dini untuk membangun kecintaan mereka pada sejarah tanah air baik di tingkat lokal maupun nasional. Selain karena terdapat sumber daya pelatih dan pelajar, berbagai fasilitas yang menunjang peningkatan kecerdasan di bidang ilmu sejarah ini juga memungkinkan pencapaian tujuan ini. Dalam rangka membantu pemberdayaan kompetensi literasi sejarah mereka, terutama para pelajar Kelas X-XII yang menyukai pelajaran sejarah, maka kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Sejarah bagi Para Pelajar SMK Negeri 6 Ambon dilakukan. Tiga tahapan kegiatannya, yakni: persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi dan pelaporan. Alhasil, pemahaman para peserta, yang merupakan para pelajar tentang karya tulis sejarah semakin berkembang, yang selanjutnya bermanfaat bagi peningkatan identitas, karakter, dan kehidupan berkebangsaan Indonesia, terutama spirit nasionalisme, selain kontribusinya bagi pendidikan sejarah di Indonesia.
Liberating Political Commitment Based on Democracy in General Election Saimima, Johan Robert; S., Korneles Balak; Picauly, Jessyca Haniel; Kaihena, Ahustein J.; Sinaga, Rouli Retta Trifena
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 9, No 2 (2025): April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v9i2.1566

Abstract

The implementation of the General Election, including its implications for governance, has so far been full of various deviations from the principles of democracy. Therefore, with a theological perspective, democracy needs to be rebuilt to free society from democratic shifts in the Election and governance that have an impact on discomfort in living together. This article aims to construct a liberating political commitment of Christian society based on a dialogue between the ideas of democracy according to Karsadi and Franz Magnis-Suseno with the idea of the prophetic role of the church according to John Chr. Ruhulessin. The result of this study shows that a liberating political commitment can be built through the internalization of church teachings, so that the church is responsible for providing Christian political ethics education.
Pendampingan pastoral yang memberdayakan bagi para perempuan Papalele Sinaga, Rouli Retta Trifena; Saimima, Johan Robert
KURIOS Vol. 10 No. 1: April 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v10i1.1025

Abstract

Papalele women face a difficult situation in pursuing their efforts to improve their quality of life from just trading to meeting their daily needs amidst intense competition in the economic sector by developing their physical, mental, spiritual, economic, social, and cultural advantages. Therefore, resources for empowering women small traders are needed and sought through the concept of empowering pastoral care. This article aims to construct empowering pastoral care based on the elaboration of the idea of pastoral care according to Emmanuel Yartekwey Lartey and cosmology, as well as the meaning of life of Papalele women by referring to the views of experts. The qualitative research in this paper uses descriptive analysis with literature study and observation data collection techniques. The findings in this research are that the concept of pastoral care with a theological approach and Lartey's pastoral care can be a theological source for empowering women small traders, especially Papalele women. AbstrakPara perempuan papalele menghadapi situasi yang sukar dalam menekuni usaha mereka demi meningkatkan kualitas hidup dari sekadar berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah kompetisi yang ketat dalam bidang ekonomi, dengan mengembangkan berbagai kelebihan yang mereka miliki secara fisik, mental, spiritual, ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh sebab itu, sumber-sumber pemberdayaan kaum perempuan pedagang kecil diperlukan dan diupayakan melalui konsep pendampingan pastoral yang memberdayakan. Artikel ini bertujuan untuk mengkonstruksi sebuah pendampingan pastoral yang memberdayakan berdasarkan elaborasi antara gagasan pendampingan pastoral menurut Emmanuel Yartekwey Lartey dan kosmologi, juga pemaknaan hidup para perempuan papalele tersebut dengan mengacu pada pandangan para ahli. Jenis penelitian kualitatif dalam tulisan ini menggunakan analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi literatur dan observasi. Temuan dalam penelitian ini adalah, konsep pendampingan pastoral dengan pendekatan teologi dan pendampingan pastoral Lartey dapat menjadi sumber teologi bagi pemberdayaan kaum perempuan pedagang kecil, khususnya para perempuan papalele.
Pela Gandong Among the Communities of Hatu, Haya, and Tehua in 1999-2000 Saimima, Johan Robert; Eiromkuy, Zakaria; Sinaga, Rouli Retta Trifena
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol. 7 No. 2 (2023): July-December 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/it.v7i2.7568

Abstract

AbstractThis article aims to explain the Pela Gandong among the Christian community of Hatu Village, the Islamic community of Haya Village, and the Islamic community of Tehua Village during communal conflicts of 1999-2004 in Maluku, in Hatu Village exactly. Pela Gandong had functioned to prevent violence and maintain humanity among them because the three communities lived Pela Gandong as their cultural fraternity. This research uses a qualitative approach using literature study and interviews with Christian figures from the Christian community of Hatu Village. All the data about Pela Gandong is arranged through historical research methods (heuristic stage, criticism stage, auffassung stage, and darstellung stage). The results of this study are: (1) the history of the survival of the Christian community in Hatu Village in the midst of communal conflict which only lasted in 1999-2000, because the community with the two other villages lived in Pela Gandong; (2) the meaning of Pela Gandong as the integration of the three villages at that time, that was a pattern of relation fought among the three villages based on cultural fraternity manifested in various humanitarian activities reciprocally that united them despite their different religions, that contributing to the cessation of conflicts based on multidimensional issues; and (3) the importance of it’s preservation post-conflict.  Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang Pela Gandong antara masyarakat Kristen di Desa Hatu, masyarakat Muslim di Desa Haya, dan masyarakat Muslim di Desa Tehua saat terjadinya konflik komunal tahun 1999-2004 di Maluku, khususnya di Desa Hatu. Pela Gandong telah berfungsi untuk mencegah kekerasan dan mempertahankan kemanusiaan di antara mereka, karena ketiga kelompok masyarakat tersebut menghidupi Pela Gandong sebagai persaudaraan kultural mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur dan wawancara dengan para tokoh masyarakat Kristen di Desa Hatu. Semua data mengenai Pela Gandong diolah dengan metode penelitian sejarah (“heuristic stage, criticism stage, auffassung stage, dan darstellung stage”). Hasil dari penelitian ini, yakni: (1) sejarah kelangsungan hidup masyarakat Kristen di Desa Hatu di tengah konflik komunal, yang memang hanya berlangsung pada tahun 1999-2000, karena masyarakat tersebut bersama dua desa lain tadi menghidupi Pela Gandong; (2) pemaknaan Pela Gandong sebagai integrasi ketiga desa saat itu yakni suatu pola relasi yang diperjuangkan antara tiga desa itu dengan berbasis pada persaudaraan secara kultural yang dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan secara resiprokal, yang mempersatukan mereka meski berbeda agama sehingga berkontribusi pada berhentinya konflik yang berbasis isu-isu multidimensional; serta (3) pentingnya pelestarian Pela Gandong pascakonflik.
THEOLOGY OF NATION’S INTEGRATION FOR MALUKU SOCIETY POST-INDONESIAN INDEPENDENCE REVOLUTION, 1945-1949 Saimima, Johan Robert; Hetharia, Henky Herzon; Nenkeula, Dave Stenly; Sinaga, Rouli Retta Trifena
Manna Rafflesia Vol. 11 No. 2 (2025): April
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38091/man_raf.v11i2.492

Abstract

In the era of the independence revolution, 1945-1949, Maluku society was polarized, namely groups of people affiliated with the Partai Timur Besar (PTB) which was against Indonesian independence and the Partai Indonesia Merdeka (PIM) that was pro-independence. This study uses qualitative research with descriptive analysis based on historical research methods, namely: searching for historical sources (heuristics), determining source criticism, carrying out interpretations, and carrying out historical writing (historiography). The research results shows that the PTB group did not support independence and wanted Maluku to be separated from the State of Indonesia. PTB’s wishes were blocked by the pro-Indonesian PIM group. PIM moved to defend Indonesia’s national identity from attacks by PTB loyalists. This political upheaval had an impact on the unity of Indonesian society in Maluku. The people of Maluku who are pro for Indonesian independence are struggling amid pressure from groups against independent Indonesia to ensure that Maluku remains part of the Republic of Indonesia. Then, the theology of nation’s integration based on nationalism perspective becomes an offer for a vision that unites Indonesia’s diverse society, while also being based on humanity and solidarity.
PELATIHAN PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP PARA PENYANDANG DISABILITAS BAGI MAJELIS JEMAAT GPM NEHEMIA Sinaga, Rouli Retta Trifena; Saimima, Johan Robert; Nenkeula, Defi Stenly; Lessil, Constansa Glori
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6, No 2 (2025): September
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69765/mjppm.v6i2.1750

Abstract

Pendampingan pastoral di Indonesia terus didiskusikan, diteliti, dan dipraktikkan secara aktif dan intens untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pengetahuan dan keterampilan pastoralia yang terlatih dapat memperkuat kapasitas dan semangat pelayanan di lingkup pelayanan gereja. Namun, keterbatasan SDM dalam melatih Majelis Jemaat (MJ) terkait pengetahuan dan praksis pastoral secara umum, termasuk di Jemaat GPM Nehemia menjadi realitas yang tidak dapat dipungkiri. Oleh karena itu, dalam rangka membantu pengembangan kemampuan pendampingan pastoral bagi MJ terhadap para penyandang disabilitas setempat, maka kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) diwujudkan dalam bentuk kegiatan Pelatihan Pendampingan Pastoral terhadap Para Penyandang Disabilitas bagi MJ GPM Nehemia. Tiga tahapan kegiatannya, yakni: persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi dan pelaporan. Alhasil, pemahaman dan kemampuan pastoralia yang diharapkan dari para peserta bertambah, selain komitmen untuk mendampingi para penyandang disabilitas setempat yang merupakan bagian dari gereja dan masyarakat Indonesia, yang menunjang kemajuan bangsa juga meningkat.
Masohi in the Christian and Islamic Villages of Siri Sori, Central Maluku, Post-Conflict Saimima, Johan Robert; Sinaga, Rouli Retta Trifena; Islahuddin, Islahuddin
Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies Vol. 8 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/islam_realitas.v8i2.6011

Abstract

This article aims to explain the role of masohi in maintaining relations between the Christian and Muslim communities in the Christian and Islamic villages of Siri Sori, Central Maluku, that witnessed the communal religious conflict in the period of 1999-2004. Post-conflict social relation has the potential for establishing harmony, which is particularly important given the conflict’s tragic impact and complex social implications. This can be achieved through masohi, which embodies local wisdom. Masohi can contribute to peace and conflict resolution between the two communities. The research question in this study is whether masohi can adequately serve as a solution in that context. This research uses a qualitative approach using observation, literature study, and interviews with Christian and Muslim figures from the two communities who have practiced masohi in the Christian and Islamic villages of Siri Sori. All the data about masohi is collected, sorted, analyzed, and reconstructed using culturally-based historical awareness perspective. The results of this study show that: (1) masohi manifests in interfaith cooperation between the two communities in their history culture; (2) masohi has a constructive humanitarian characteristic; and (3) masohi can be preserved to ensure the welfare of the people and to preserve peace sustainably.
Pela Gandong Among the Communities of Hatu, Haya, and Tehua in 1999-2000 Saimima, Johan Robert; Eiromkuy, Zakaria; Sinaga, Rouli Retta Trifena
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol. 7 No. 2 (2023): July-December 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/it.v7i2.7568

Abstract

AbstractThis article aims to explain the Pela Gandong among the Christian community of Hatu Village, the Islamic community of Haya Village, and the Islamic community of Tehua Village during communal conflicts of 1999-2004 in Maluku, in Hatu Village exactly. Pela Gandong had functioned to prevent violence and maintain humanity among them because the three communities lived Pela Gandong as their cultural fraternity. This research uses a qualitative approach using literature study and interviews with Christian figures from the Christian community of Hatu Village. All the data about Pela Gandong is arranged through historical research methods (heuristic stage, criticism stage, auffassung stage, and darstellung stage). The results of this study are: (1) the history of the survival of the Christian community in Hatu Village in the midst of communal conflict which only lasted in 1999-2000, because the community with the two other villages lived in Pela Gandong; (2) the meaning of Pela Gandong as the integration of the three villages at that time, that was a pattern of relation fought among the three villages based on cultural fraternity manifested in various humanitarian activities reciprocally that united them despite their different religions, that contributing to the cessation of conflicts based on multidimensional issues; and (3) the importance of it’s preservation post-conflict.  Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang Pela Gandong antara masyarakat Kristen di Desa Hatu, masyarakat Muslim di Desa Haya, dan masyarakat Muslim di Desa Tehua saat terjadinya konflik komunal tahun 1999-2004 di Maluku, khususnya di Desa Hatu. Pela Gandong telah berfungsi untuk mencegah kekerasan dan mempertahankan kemanusiaan di antara mereka, karena ketiga kelompok masyarakat tersebut menghidupi Pela Gandong sebagai persaudaraan kultural mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur dan wawancara dengan para tokoh masyarakat Kristen di Desa Hatu. Semua data mengenai Pela Gandong diolah dengan metode penelitian sejarah (“heuristic stage, criticism stage, auffassung stage, dan darstellung stage”). Hasil dari penelitian ini, yakni: (1) sejarah kelangsungan hidup masyarakat Kristen di Desa Hatu di tengah konflik komunal, yang memang hanya berlangsung pada tahun 1999-2000, karena masyarakat tersebut bersama dua desa lain tadi menghidupi Pela Gandong; (2) pemaknaan Pela Gandong sebagai integrasi ketiga desa saat itu yakni suatu pola relasi yang diperjuangkan antara tiga desa itu dengan berbasis pada persaudaraan secara kultural yang dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan secara resiprokal, yang mempersatukan mereka meski berbeda agama sehingga berkontribusi pada berhentinya konflik yang berbasis isu-isu multidimensional; serta (3) pentingnya pelestarian Pela Gandong pascakonflik.