Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EDUKASI ALAT PELINDUNG DIRI SAAT DISPENSING OBAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN VIRUS MELALUI PEMBAGIAN BOOKLET Natsir, Ramdhani M.; Wattiheluw, Muhammad Hasan; Aipassa, Frenky
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5239

Abstract

ABSTRAKVirus merupakan mikroorganisme pathogen dan tersebar di berbagai penjuru dunia. Meluasnya penyebaran virus di Indonesia berdampak terhadap semua bidang terutama bidang usaha yang menawarkan jasa atau bekerja di sarana pelayanan kefarmasian. Virus ini bisa menyerang siapa saja. Meluasnya penyebaran virus di Indonesia berdampak terhadap semua bidang terutama sekali bidang usaha yang menawarkan jasa atau bekerja di sarana pelayanan kefarmasian. Oleh karena itu untuk meminimalisir penularan penyebaran virus banyak hal yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan upaya perlindungan diri saat dispensing obat dari pencegahan penyebaran virus dalam memberikan pelayanan kefarmasian. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan melalui media booklet. Pada kegiatan ini dilakukan tahapan pre dan post test sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan. Secara statistik hasil dari pelaksanaan pre test dan post test diuji analisis dengan menggunakan analisis paired sample t-test dengan dengan hasil perolehan adalah nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test. Hal ini mengindikasikan bahwa edukasi alat pelindung diri saat dispensing obat sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat. Terjadi peningkatan pengetahuan setelah dilakukan kegiatan penyuluhan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian edukasi alat pelindung diri saat dispensing obat sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan tenaga kefarmasian..Kata kunci: alat pelindung diri; virus ABSTRACTViruses are pathogenic microorganisms and are spread all over the world. The widespread spread of the virus in Indonesia has an impact on all fields, especially the business sector that offers services or works in pharmaceutical service facilities. This virus can attack anyone. The wide spread of the virus in Indonesia has an impact on all fields, especially the business sector that offers services or works in pharmaceutical service facilities. Therefore, to minimize the transmission of the spread of the virus, there are many things that must be considered by health workers. The purpose of this activity is to carry out self-protection efforts when dispensing drugs from preventing the spread of the virus in providing pharmaceutical services. This activity is carried out in the form of counseling through booklet media. In this activity, pre and post test stages were carried out before and after counseling. Statistically, the results of the pre-test and post-test were analyzed using paired sample t-test analysis with the results obtained is a sig (2-tailed) value of 0.000 <0.05, so there is a significant difference between pre-test and post-test. . This indicates that education on personal protective equipment when dispensing drugs greatly affects the level of public knowledge. There was an increase in knowledge after the counseling activities were carried out. This indicates that the provision of personal protective equipment education when dispensing drugs greatly affects the level of knowledge of pharmacists. Keywords: personal protective equipment; dispensing; virus
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN BALSEM DARI KOMBINASI MINYAK KAYU PUTIH DAN MINYAK ATSIRI KUNYIT Natsir, Ramdhani M; Wattiheluw, Muhammad Hasan; Aipassa, Frenky
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17, No 1 (2022): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v17i1.2543

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki berbagai macam sumber daya alam utamanya tanaman obat yang punya manfaat untuk kesehatan seperti kayu putih dan kunyit. Pada tanaman ini ditemukan kandungan senyawa yang dimiliki adalah minyak atsiri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses formulasi sediaan balsem dari kombinasi minyak kayu putih dan minyak atsiri kunyit dan apakah dapat menghasilkan mutu fisik balsem yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan berdasarkan evaluasi organoleptik, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji pH dan uji stabilitas. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Minyak kayu putih dan minyak atsiri kunyit dibuat sediaan balsem menjadi 5 formula dengan konsentrasi sediaan yang berbeda-masing. Masing-masing formula dilakukan pengamatan pada masing-masing uji dalam 3 siklus pengujian tiap minggu dan dilakukan evaluasi sediaan balsem antara lain pengamatan uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji pH dan uji stabilitas. Pada uji daya lekat dan uji daya sebar dilakukan analisa statistik dengan metode One Way Anova Hasil penelitian: Dari hasil parameter evaluasi sediaan balsem antara lain uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji pH dan uji stabilitas yaitu sediaan balsem dengan konsentrasi 20 % merupakan sediaan yang paling baik karena yang paling memenuhi syarat uji sediaan balsem. Kesimpulan: Kombinasi minyak kayu putih dan minyak atsiri kunyit dapat diformulasikan sebagai sediaan balsem pada konsentrasi 20 % berdasarkan evaluasi sediaan balsem
Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat Dusun Taeno Bawah Natsir, Ramdhani M; Aipassa, Frenky; Sarira, Lidya Natalia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i6.14993

Abstract

ABSTRAK Penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan gangguan pernapasan kronis, merupakan penyebab utama kematian global dan merupakan beban kesehatan yang signifikan. Faktor risiko PTM dapat dibagi menjadi dua kategori utama: faktor risiko perilaku dan faktor risiko biologis/genetik. Faktor risiko perilaku mencakup kebiasaan seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, dan konsumsi alkohol berlebihan. Di sisi lain, faktor risiko biologis/genetik melibatkan predisposisi genetik, riwayat keluarga, dan kondisi medis tertentu. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pemantauan faktor risiko melalui pemanfaatan pemeriksaan penyakit tidak menular (PTM). Kegiatan ini dilaksanakan dalam dalam bentuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Dari hasil pre test dan post test yang dilakukan saat penyuluhan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan di ketiga aspek yang diukur setelah dilakukan penyuluhan. Terjadi rata-rata peningkatan pengetahuan setelah dilakukan kegiatan masyarakat sebanyak 98 % dari jumlah total kuesioner. Dari hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan, didapatkan bahwa pada perempuan memiliki hasil pemeriksaan yang tidak normal lebih banyak daripada laki-laki. Hal   ini   menunjukkan bahwa perempuan sangat beresiko terkena penyakit tidak menular. Kata Kunci: Faktor Risiko, Penyakit Tidak Menular, Pemeriksaan  ABSTRACT Non-communicable diseases, such as heart disease, diabetes, cancer and chronic respiratory disorders, are the leading causes of death globally and represent a significant health burden. NCD risk factors can be divided into two main categories: behavioral risk factors and biological/genetic risk factors. Behavioral risk factors include habits such as smoking, lack of physical activity, unhealthy eating patterns, and excessive alcohol consumption. On the other hand, biological/genetic risk factors involve genetic predisposition, family history, and certain medical conditions. This activity is carried out in the form of counseling and health checks. From the results of the pre-test and post-test carried out during the counseling, it can be seen that there was an increase in knowledge in the three aspects measured after the counseling was carried out. There was an average increase in knowledge after community activities as much as 96% of the total number of questionnaires. From the results of the health examinations carried out, it was found that more women had abnormal examination results than men. This shows that women are very at risk of contracting non-communicable diseases. Keywords: Risk Factors, Non-Communicable Diseases, Examination
Gambaran Protein Urine Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Terapi Metformin M Natsir, Ramdhani; Anisyah Widiyanti Rajo; Aipassa, Frenky
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT DAN SOSIAL Vol. 2 No. 4 (2024): November
Publisher : CV. ALIM'SPUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jikas.v2i4.963

Abstract

Abstrak. Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Di RSKD Provinsi Maluku metode pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya protein urine pada penderita diabetes melitus tipe-2 dengan terap metformin adalah menggunakan pemeriksaan protein urine dengan sampel urine pagi. Tujuan: Untuk mengetahui penggunaan terapi metformin pada penderita diabetes melitus tipe-2 dan untuk mengetahui protein urine pada penderita diabetes melitus tipe-2 dengan terapi metformin. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif yang ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode automatic. Jumlah sampel yang digunakan 12 sampel pasien diabetes melitus tipe-2 yang menggunakan terapi metformin dengan menggunakan metode sampling insidental. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh sampel urine pasien diabetes melitus tipe-2 yang menggunakan terapi metformin di RSKD Provinsi Maluku hasilnya negatif sebanyak 10 sampel dengan presentase (80%) dan positif (++) sebanyak 2 sampel dengan presentase (20%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebanyak 12 sampel Urine pasien diabetes melitus tipe-2 yang menggunakan terapi metformin dengan hasil Negatif (80%) dan Positif (20%), menunjukkan bahwa adanya gangguan pada fungsi ginjal.
GAMBARAN KADAR SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN TERAPI OBAT ANTIPSIKOTIK M Natsir, Ramdhani; Yoseph, Vina; Aipassa, Frenky
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.35812

Abstract

Skizofrenia dikenal sebagai suatu kondisi kerusakan mental kronis. Sindrom ini biasanya akan timbul pada masa remaja akhir dan dewasa muda. Provinsi Maluku dengan prevalensi anggota rumah tangga yang mengidap gangguan jiwa skizofrenia sebanyak 3,90 per-mil. Penyakit ini dapat bersifat kronis sehingga membutuhkan pengobatan serta perawatan dalam waktu cukup lama atau sepanjang hidup, salah satu terapi yang dapat diberikan yaitu pemberian antipsikotik, efek samping pemberian obat dapat menyebabkan cedera hati akibat obat oleh proses metabolismenya dan meningkatkan kadar SGOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar SGOT pasien gangguan jiwa skizofrenia pada penggunaan terapi obat antipsikotik di RSKD Provinsi Maluku. Jenis penelitian ini adalah deskriptif melalui desain observasi laboratorik dengan menggunakan metode Automatic analyzer. Populasi skizofrenia sebanyak 197 dan subyek penelitian 13 sampel dengan teknik accidental sampling. Data yang diperoleh dari penelitian di analisis dengan pendekatan analisis deskriptif. Pemeriksaan kadar SGOT pada 13 sampel didapatkan hasil kadar SGOT normal pada semua sampel (100%). Hasil penelitian pemeriksaan kadar SGOT pada ke 13 sampel didapatkan hasil normal (100%), tidak ada yang mengalami peningkatan kadar SGOT.
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN TUBERKULOSIS DENGAN TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT PROVINSI MALUKU Aipassa, Frenky; Waas, Agnesia Filsa; M Natsir, Ramdhani
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36496

Abstract

Tuberkulosis penyebab kematian kedua akibat penyakit menular. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis ini menular langsung melalui droplet orang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Pengobatan tuberkulosis merupakan strategi utama  pengendalian tuberkulosis karena dapat mengurangi bahkan memutus rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan menggunakan obat anti tuberkulosis. Tuberkulosis dapat menyebabkan banyak masalah termasuk anemia. Selama pengobatan pasien di pantau dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan hematologi yang meliputi pemeriksaan hemoglobin yang bertujuan untuk membantu mendiagnosis anemia. Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui kadar hemoglobin pada pasien tuberkulosis dengan terapi obat anti tuberkulosis di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Provinsi Maluku. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode non cyanmethemoglobin untuk melihat kadar hemoglobin pada pasien tuberkulosis dengan terapi obat anti tuberkulosis di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Provinsi Maluku. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini adalah Pemeriksaan kadar hemoglobin pada 10 sampel didapatkan hasil 8 sampel (80%) normal dan 2 sampel (20%) tidak normal. Kesimpulan penelitian ini adalah berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin pada 10 sampel, 8 sampel mendominasi kadar hemoglobin normal dan 2 sampel dengan kadar hemoglobin tidak normal.
Profil C-Reactive Protein Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Waihaong Kota Ambon Aipassa, Frenky; Sarira, Lidya Natalia; Kolengsusu, Eka Maria; M Natsir, Ramdhani
JUKEJ : Jurnal Kesehatan Jompa Vol 4 No 2 (2025): JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jkj.Vol4.Iss2.1846

Abstract

Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberkulosis pada paru-paru. Penyakit TB paru juga merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab utama kematian diatas HIV/AIDS. Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya inflamasi. Pemeriksaan penanda inflamasi dalam penelitian ini menggunakan pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil pemeriksaan CRP dalam serum pasien TB paru di Puskesmas Waihaong Kota Ambon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didukung dengan pemeriksaan laboratorium Puskesmas Waihaong Kota Ambon. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12 responden dengan teknik total sampling. Kesimpulan bahwa dari 12 pasien TB paru yang diperiksa dengan metode aglutinasi lateks, 3 responden (25%) menunjukkan hasil CRP positif dan 9 responden (75%) negatif. Pemeriksaan CRP dapat dipertimbangkan sebagai indikator tambahan dalam pemantauan inflamasi dan respons terapi pada pasien TB paru, terutama di fasilitas kesehatan primer.