Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SOSIALISASI PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA BERBASIS PROJECT MELALUI MKWK DI STKIP PERSADA KHATULISTIWA SINTANG Purnomo, Sapto; Suparno, Suparno; Juri, Juri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Khatulistiwa Vol 7, No 1 (2024): APRIL
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpmk.v7i1.3522

Abstract

ABSTRACTThis service aims to describe student’s to understanding of the Pancasila student at profil STKIP Persada Khatulistiwa. This is because of Pancasila is the basis for the founding of Indonesian state and the students who are the target of activities are young pepole who in current term a “generation Z”. The form of acitivity carried out was socilization and asking one hundred (100) people from various study program to be interviewed. The method of collection uses a sampling system. The duration of activity is two day. The first day is socialization and second day is interview. The result of this service show that the Pancasila education learning proces can be accepted by all students from all axisting study programs. Student a given the freedom to study new issues in the contex of Pancasila. The students can contribute to the community where they live by the taking on role of intellectuals who campaign to for the infortance of implemating Pancasila values.Keyword: Socialization, Pancasila dan Students.ABSTRAKPengabdian ini bertujuan untuk mendeskirpsikan pemahamana mahasiswa di STKIP Persada Khatulistiwa terhadap profil pelajar Pancasila. Hal ini dikarenakan Pancasila sebagai dasar berdirinya negara Indonesia dan mahasiswa yang menjadi sasaran dari kegiatan adalah kaum muda yang dalam istilah saat ini “generasi Z”. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah sosialisasi dan meminta seratus (100) orang dari berbagai program studi untuk diinterview. Cara pengambilannya menggunakan sistem sampling. Lama kegiatannya adalah dua hari. Hari pertama adalah sosialisasi dan hari kedua interview. Hasil pengabdian ini menunjukan bahwa proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dapat diterima oleh semua mahasiswa dari semua program studi yang ada. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk mempelajari isu-isu baru dalam kontek Pancasila. Mahasiswa dapat berkontribuasi dalam lingkungan masyarakat dimana mereka berada dengan mengambil peran sebagai kaum intelektual yang mengampanyekan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila.Kata Kunci: Sosialisasi, Pancasila, Mahasiswa
Dampak Isu Lingkungan Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Juri, Juri; Komalasari, Kokom
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 14, No 1 (2024): Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Prodi PPKn ULM dan AP3KnI Kal-Sel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/kewarganegaraan.v14i1.19058

Abstract

Belakangan ini kerusakan lingkungan cukup memprihatinkan sebagai akibat ulah manusia yang kurang bertanggungjawab. Tujuan dari penelitian ini mengungkap kerusakan lingkungan dan keterlibatan warga negara dalam mengatasi kerusakan lingkungan tersebut. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Data dikumpulkan melalui studi atau kajian terhadap berbagai literatur jurnal dan buku yang relevan. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis secara mendalam guna menghasilkan data sasih. Hasil penelitian menunukkan bahwa kerusakan lingkungan, memiliki dampak secara langsung dan tidak langsung terhadap proses Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Dampak langsungnya berkaitan dengan karakter masyarakat Indonesia yang cenderung keliru dalam mengelola lingkungan. Sehingga, menimbulkan bencana, seperti tanah longsor, banjir, kekeringan, polusi udara, peningkatan suhu gumi, sumber daya energi yang semakin menipis, pendangkalan dan pencemaran sungai. Dampak tidak langsung adalah, karena Indonesia menjalin kerjasama dengan negara lain dalam lingkup bilateral dan multilateral. Sehingga, isu kerusakan lingkungan menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk turut andil dalam penyelesaiannya. Oleh karena lingkungan ini merupakan rumah kita bersama, maka menjaga kelestariannya merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga negara Indonesia dan dunia. Masing-masing orang, kelompok, suku, perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan pemerintah harus memiliki komitmen bersama untuk menjaga supaya kerusakan lingkungan tidak semakin mengkhawatirkan di masa mendatang.
PERAN MAHASISWA DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI BAHAYA NARKOBA MELALUI SOSIALISASI DAN AKSI BNN DI STKIP PERSADA KHATULISTIWA SINTANG Juri, Juri; Ishabel, Surya; Putra, Alvrinaldo Yosa; Yolanda, Marsela Tifani
JURNAL PEKAN : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2024): JURNAL PEKAN
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpk.v9i1.3465

Abstract

 This article discusses the role of students in preventing and overcoming the dangers of drugs through outreach and action carried out with the National Narcotics Agency (BNN). Students have great potential as agents of social change in efforts to prevent drug abuse. By organizing outreach and action with BNN, students can increase public awareness of the bad effects of drugs, as well as provide information about prevention and rehabilitation. This article also highlights the importance of collaboration between students and BNN to create a campus and community environment that is free from the dangers of drugs. Methods used First, always be alert to technological developments, sophisticated technology means that dealers can easily carry out their intentions to distribute illegal drugs. Second, set an example so that you can provide guidance and encouragement to do better. Third is caring, as well as the most important thing to prevent and eradicate drug abuse. In this case, students must be true pioneers in eradicating drugs, not just as "spectators" or even owners, distributors, dealers or users. Apart from being a propaganda machine capable of destroying untruths, students are expected to become an idealistic mass group that upholds norms and moral values, as well as being agents of change, especially in the world of education. Keywords: Prevention and control, role of students, BNN actions
TRADISI “NGEMAI MANDI” ANAK KE SUNGAI SEBAGAI WUJUD CINTA BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK SEBERUANG DI DESA JAYA MENTARI Juri, Juri; Yanda, Yuvita
JURNAL PEKAN : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 7, No 2 (2022): JURNAL PEKAN
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpk.v7i2.2044

Abstract

This research is motivated by the concern of researchers towards the fading of regional culture. Regional culture that used to be so thick in the midst of people’s lives as a sign of a fairly harmonius relationship between human beings, human with nature and human with Petara (God). Human at that time believed that if they colud maintain good relations with others, nature and God, the wrath of nature for bad human action could be minimized. This pattern has persisted for centuries. Changing generations, more and more people are inhabiting the earth and the emergence of technology in varoius fields, causes the cultural viscosity that has long been rooted in society, slowly eroding. Before the erosion got worse, we, as a team of researchers who have a strong interest in culture, tried to mix it up return the remains of cultural debris with the hops of generations next you can continue to maintain the culture so that it doest’n just remain a memory. The specific problem in this study includ 1) proses and form of culture playing for the first time bathing in the river, 2) materials of needed to brings children to bathe for the first time in the river, 3) challenges and efforts made by the community in maintaining culture. The results showed: 1) the cultural prosess of bringing a child to take a bath for the first time in the river is still quite thick and is still being preserved, 2) materials needed when taking a child to bathe in the river for the first time include: offerings (pulut rice, white rice, pork, chicken, eth), one white ceramic place, one Gong, one umbrella, one piece of sling cloth, special traditional clothes, for men and woman who charry bathed children, palm wine, and so on, 3) challenges and efforts made, among others: 1) the growing development of humans causes them to be more influenced by foreign culture, the lack of young pople who are interested culture, culture inheritance is more oral, many young pople work in urban areas and others areas, many young people get married, than follow their husbands or wives. The effort made are: involve the younger generation in every traditional activity, make a book about customs, when there are young couples getting married, they are required to marry according to custom and religion. Keywords:Traditions, Bring a children first Time bathing in the River
Pendidikan Karakter dan Nilai dalam Tradisi “Matah Bunga” pada Sub suku Dayak Iban Sebaruk Juri, Juri; Sundawa, Dadang; Komalasari, Kokom
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 10 No 2 (2025): Volume 10, Nomor 2 - Desember 2025
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v10i2.11458

Abstract

Penelitian ini berangkat dari permasalahan karakter, nilai dan budaya lokal yang ada di Indonesia. Dimana pendidikan karakter, nilai dan budaya dewasa ini menjadi isu sentral yang menarik untuk dikaji dari berbagai disimplin ilmu. Hal ini dikarenakan pendidikan karakter dan nilai yang dikemas dalam budaya dinilai mampu menjadikan generasi mendatang mencintai budaya mereka (budaya lokal) dan nusantara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pendidikan karakter dan nilai dalam budaya lokal, khususnya bagi kalangan Dayak Iban Sebaruk yang dikemas dalam tradisi ‘Matah Bunga’. Tradisi ini tidak hanya sebagai ritual adat, tetapi juga sarana pendidikan informal yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, penghormatan terhadap alam, roh leluhur, Petara (Tuhan) dan kebersamaan (equality). Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini mengungkap bagaimana tradisi tersebut dijalankan dan diinternalisasi oleh masyarakat, serta implikasinya terhadap pengembangan karakter, nilai dan budaya lokal yang perlu terus dilestarikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran tradisi seperti Gawai Adat Matah Bunga ini dapat menjadi salah satu sarana bagi warga dalam bersilaturahmi, menjalin kebersamaan dan memupuk persaudaraan dalam menjaga budaya lokal.