Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Deteksi Dini dan Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Kolesterol di Wilayah Kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci Karwiti, Witi; Fitriana, Eka; Mustopa, Raden; Siregar, Sarinah
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v4i2.1419

Abstract

Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme lipid ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total darah dan faktor risiko berbagai macam penyakit.. Saat ini prevalensi hiperkolesterolemia masih tinggi. Prevalensi hiperkolesterolemia di dunia sekitar 45%, Asia Tenggara sekitar 30% dan Indonesia 35%. Sehinggai hiperkolesterolemia masih menjadi masalah kesehatan. Peningkatan kadar kolesterol diperkirakan menyebabkan 2,6 juta kematian dan 29,7 juta kecacatan per tahun. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah terselenggaranya deteksi dini hiperkolesterolemia dan terselenggaranya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kolesterol di wilayah kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pemeriksaan kadar kolesterol pada masyarakat Desa Blui wilayah kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci. Kegiatan Pengabmas diikuti oleh 75 warga masyarakat Desa Blui Kabupaten Kerinci, dimana peserta kegiatan lebih banyak perempuan (69,33%) dan usia <65 tahun (64%). Hasil pre-test dan post-test dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kolesterol dari 43% menjadi 97% masyarakat mengetahui tentang hiperkolesterolemia. Hasil pemeriksaan kolesterol didapatkan kadar kolesterol normal 64% dan tidak normal 36%. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan dan pemeriksaan kadar kolesterol dapat terus dilakukan guna meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan pada masyarakat.
Analysis Of Liver Function And Haemoglobin Levels In Pulmonary Tuberculosis Patients With Anti-Tuberculosis Drug Siregar, Sarinah; Rezekiyah, Sholeh; Karwiti, Witi; Zuhdy, Nasra; Putra, Egy Sunanda
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 10 No 3 (2024): Bahasa Inggris
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v10i3.1515

Abstract

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium Tuberculosis. Today, Tuberculosis disease is still a major health problem and a global health problem, as the leading cause of death in millions of people every year worldwide. The main TB treatments with Drug Anti-tuberculosis are isoniazid, rifampicin, ethambutol, strep-etamycin, and pyrazinamide. Although most Drugs for tuberculosis are acceptable in therapy, they have a toxic potential to affect especially side hepatotoxic reactions. Many studies have reported rifampicin and INH as a cause of cutaneous eruptions, a flu-like syndrome, anemia, respiratory insufficiency, acute renal failure, agranulocytosis, eosinophilia, and thrombocytopenia. The aim of the study is to analyze liver function tests and hemoglobin levels before and after ATD therapy within 3 months in pulmonary tuberculosis patients in 5 Jambi City Health Centers. This research method is observation with a total of 42 respondents (total sampling). All the patients were diagnosed with pulmonary tuberculosis, and no respondents dropped out. Data collection was carried out from January to June 2023. Liver function and Hb levels were evaluated before and after 3 months of taking anti-tuberculosis drugs. Examinations were carried out in the hematology laboratory of the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Jambi. Liver function test results are an increase in total bilirubin of 0.23 mg/dl after 3 months of respondents taking anti-tuberculosis drugs, as well as ALT and AST, each of which increased. However, they are still within normal limits. The average hemoglobin level is included in the anemia group, and there is a significant decrease from 11.94 gr/d to 11.21 gr/dl. There is a risk of hepatotoxicity due to consumption of anti-tuberculosis drugs. In contrast to the average hemoglobin levels being below normal before and after therapy, there is a decrease in hemoglobin levels after 3 months of treatment. It is best to check liver function and Hemoglobin levels periodically to detect liver function abnormalities and anemia in pulmonary tuberculosis sufferers during the treatment period.
Development Of The Anem Sip Education Model For Anemia Prevention In Adolescent Girls Siregar, Sarinah; Johari, Asni; Syahrial, Syahrial; Huda, Nizlel
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 11 No 1 (2025): April 2025
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v11i1.1673

Abstract

Anemia remains a common health issue among women aged 15–48 years, with a global prevalence of 30% and 18% in Indonesia. Various educational methods have been employed, yet the demand for Android-based educational models remains high. This study aimed to develop and evaluate the effectiveness of the Anem SIP educational model for anemia prevention in adolescent girls, using a mixed methods approach and the ADDIE development model. The study adopted a mixed methods approach with the ADDIE development framework. The product was developed through validation by four experts, followed by one-on-one testing, small group testing, and field trials. The needs assessment stage served as the foundational step in the development process. Interviews with stakeholders and a survey of 30 adolescent girls indicated a continued need for an Android-based educational model. The model was designed based on the Health Belief Model (HBM), supported by the PRECEDE-PROCEED model, Social Cognitive Theory (SCT), Transtheoretical Model (TTM), multimedia learning, and the Technology Acceptance Model (TAM). The final product was the Anem SIP mobile application, featuring promotive, preventive, diagnostic, and monitoring components for iron-folic acid (IFA) supplement intake. Validation by four experts confirmed the model’s feasibility, and testing showed it to be user-friendly. The model comprises six procedural stages: problem identification, initial evaluation, preparation, action, final evaluation, and maintenance. Field testing revealed significant improvements in knowledge, attitudes, and adherence to IFA supplement consumption before and after the intervention. The t-test showed statistically significant increases in knowledge and attitudes (p < 0.001). Laboratory examinations also indicated an increase in average hemoglobin levels post-intervention. The Anem SIP intervention demonstrates promising potential in enhancing knowledge, attitudes, and behavioral changes among adolescent girls for the prevention of anemia
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pencegahan pada Anemia Remaja Putri di Pondok Pesantren Saadatul Abadiyah Kuala Tungkal Tahun 2022 Yanti, Yanti; Siregar, Sarinah
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 25, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v25i1.5690

Abstract

The aim of this study was to determine the analysis of factors related to the prevention of anemia in adolescent girls. This research is analytical with a cross sectional research design. The population of this study was all 65 class XI female students at the Saadatul Abadiyah Kuala Tungkal Islamic Boarding School. The data analysis used is univariate and bivariate analysis. The results of the research show that there is a relationship between knowledge, attitudes, peer influence and the role of health workers with the prevention of anemia in adolescent girls at the Saadatul Abadiyah Kuala Tungkal Islamic Boarding School during 2022.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DALAM PENANGANAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Siregar, Sarinah; Asnaily, Asnaily
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i3.1195-1200

Abstract

Anemia masih merupakan permasalahan di dunia, dinyatakan 1 diantara 3 wanita menderita anemia. Data WHO (2013) menunjukkan prevalensi anemia di dunia 40-88%. Di Indonesia  84,6% remaja putri usia 15-24 tahun menderita anemia. Remaja putri lebih berisiko menderita anemia disbanding remaja putra karena kehilangan darah setiap bulan saat menstruasi. Setiap siklus menstruasi terjadi pembuangan zat besi ditambah kurangnya konsumsi zat gizi untuk pembentukan darah, seperti protein, zat besi, asam folat dan vitamin B12, sehingga remaja putri lebih rentan terhadap anemia.Anemia dapat mengakibatkan kelelahan, penurunan konsentrasi belajar sehinggan dapat menurunkan prestasi belajar  dan produktivitas kerja, menurunkan daya tahan tubuh   sehingga meningkatkan resiko infeksi. Anemia pada remaja putri tidak dapat ditanggulangi sampai dewasa  maka meningkatkan kejadian Angka Kematian Ibu (AKI), berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kejadian stunting.Permasalahan mitra adalah tingginya kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Penyengat Olak. Penelitian Umi Kalsum dkk, tahun 2016 menyatakan 66,7% siswi SMA Negeri 8 Muaro Jambi menderita anemia. Hasil Pengabdian Masyarakat yang dilakukan penulis tahun 2019 di SMA N 8 Kabupaten Muaro Jambi bahwa dari 57 siswi kelas XI MIA 1, 2 dan 3 yang diperiksa kadar Hemoglobin (Hb), terdapat 22 orang (38,5 %) menderita anemia dengan rata-rata kadar Hb sebesar 11,69 mg/dl. SMA Negeri 8 merupakan wilayah kerja Puskesmas Penyengat Olak.Setelah dilakukan penyuluhan tentang anemia, pemberian buku saku dan pendampingan oleh kader kesehatan reproduksi terdapat peningkatan pengetahuan, penurunan kejadian anemia dan kepatuhan mengkonsumsi TTD. Pada kelompok remaja yang anemia 14 orang (28%) setelah dilakukan pendampingan oleh kader kesehatan reproduksi selama tiga bulan adanya penurunan anemia menjadi 6  orang (12%),  kelompok ini juga sudah teratur mengkonsumsi TTD sesuai rekomendasi WHO. Pencegahan dan penanganan anemia pada remaja putri dengan pendekatan pemberdayaan kader kesehatan dapat memberikan hasil yang optimal.