Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Meningkatkan Hasil Belajar Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Indomut, Kabupaten Halmahera Selatan Munir Latukau; Fajrini Samad; M. Iksan B. Aly; Usman Amiruddin; Apridayani Marasabessy
Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Vol 5, No 2 (2021): JIPPSD
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jippsd.v5i2.114553

Abstract

The purpose of this study was to determine the increase in learning outcomes of the Main Science Study of the Structure and Function of Plant Parts with the Application of the Think Pair Share (TPS) Cooperative Learning Model for Class IV Students at SD Negeri Indomut, South Halmahera Regency. The research method is Classroom Action Research with stages: planning, action implementation, observation, evaluation, and reflection. Learning outcomes showed an increase: (1) Cycle I: Before being given treatment, as many as 11 students (65%) scored below 65, and only 6 students (35%) scored above 65 increased to 9 students (52.94%) got a score below 65, and 8 students (47.06%) got a score above 65; (2) Cycle II: there was a more significant increase. The learning outcomes of 17 students, as many as 9 students (52.94%) got scores below 65, and 8 students (47.06%) got scores above 65. Learning outcomes increased after the second cycle was carried out which obtained an average grade value above 65. overall to 82.35%.
Penggunaan Alat Peraga Cermin dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Maraeli Kecamatan Jailolo Selatan Apridayani Marasabessy; Munir Latukau
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 8 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.702 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.6384075

Abstract

Basically, science learning aims to prepare students to be responsive to their environment, because by learning science students can learn to understand natural phenomena that occur in their environment. (Tias 2017). Based on the results of research at SD Negeri Maraeli is the lack of attention from teachers about the use of teaching aids that are used in learning, thus making student achievement or learning outcomes not increase, so far the method that is often used by teachers at SD Negeri Maraeli is only by memorizing and taking notes, which is not followed by a deep understanding or understanding, then as students do not connect what they learn with how it is used in real life. This research uses class action research, which is a research that was developed together to make improvements. Through the application by using teaching aids provided by the teacher, students can understand the concept of a mirror and its nature well. The results in this study are: Learning using teaching aids provides elementary school teachers with skills and insight to be able to create and innovate in the classroom so as to create a dynamic and fun atmosphere, and students' intellectual, social and emotional abilities can develop well. developed because it is very useful for the development of students as a whole. Learning with media can increase students' enthusiasm for learning
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SUB TEMA 5 PAHLAWANKU DI SDN 25 KOTA TERNATE Helsa Serang; Munir Latukau; Wachyudi Eksan
PENDAS: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 2 No 2 (2020): Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Kie Raha Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran field trip pada Sub Tema 5 Pahlawanku dan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan mengunakan metode pembelajaran field trip pada Sub Tema 5 Pahlawanku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada Sub Tema 5 Pahlawanku yang diajarkan dengan mengunakan metode pembelajaran field trip dan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran field trip pada Sub Tema 5 Pahlawanku. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 25 Kota Ternate yang berjumlah 23 orang. Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam 2 siklus. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode tes pada setiap siklus, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian pada pelajaran pada sub tema pahlawanku dengan metode pembelajaran diluar kelas (field trip) untuk meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar siswa dengan sub tema pahlawanku pada siswa Kelas IV SD Negeri 25 Kota Ternate dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil belajar yang merupakan nilai komulatif siswa setelah pembelajaran tindakan siklus I pada pembelajaran IPS di Kelas IV Pada Pada sub tema pahlawanku pada SD Negeri 25 Kota Ternate diperoleh nilai rata-rata 76,82 dengan Ketuntasan sebesar 60,86%, dan berada pada tahap cukup. Terjadi peningkatan pembelajaran tindakan siklus 2 terjadi peningkatan diperoleh nilai rata-rata 82,60. Dari hasil belajar pada tindakan siklus 2 diperoleh data bahwa 18 orang siswa nilainya sudah berada di atas KKM dengan ketuntasan belajar sebesar 78,26% dan berada pada tingkatan baik
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA KELAS V SD INPRES YEISOWO HALMAHERA TENGAH Munir Latukau; Wachyudi Eksan
PENDAS: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3 No 1 (2021): Jurnal PENDAS: Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Kie Raha Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan penelitian kelas, dimana tindakan penelitian tidak dilanjutkan jika telah tercapai kriteria ketuntasan belajar sebesar 70% pelaksanaan dalam penelitian ini adalah 20 siswa Siswa Kelas V SD Inpres Yeisowo Halmahera Tengah. Hasil belajar siswa berdasarkan kriteria ketuntasan belajar perorangan. Hasil siklus I meningkat dengan total nilai sejumlah 1410 dengan nilai rerata yang diperoleh pada siklus I adalah 70,05, dengan peningkatan sejumlah 50 poin dan rerata sebesar 2,5 dari siklus awal. Sementara Hasil siklus II meningkat dengan total nilai sejumlah 1.540 dengan nilai rerata yang diperoleh pada siklus II adalah 77, dengan peningkatan sejumlah 130 poin dan rerata sebesar 6,5 dari siklus I. Hasil siklus III meningkat dengan total nilai sejumlah 1.580 dengan nilai rerata yang diperoleh pada siklus II adalah 78, dengan peningkatan sejumlah 40 poin dan rerata sebesar 1,00 dari siklus II. Selain itu, diharapkan penelitian ini ditindaklanjuti guna memperoleh hasil yang lebih mendalam untuk ruang lingkup penelitian yang sama. Kesimpulan dari hasil penelitan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA telah menunjukan keberhasilan sesuai indikator yang diharapkan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SD INPRES SENGGA BARU KABUPATEN HALMAHERA SELATAN Munir Latukau
PENDAS: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Pendas: Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Kie Raha Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun subyek penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 20 orang. Penelitian ini di laksanakan dalam dua siklus. Instrumen yang di gunakan adalah lembaran observasi yang berupa daftar cek (checklist) dan lembar kerja peserta didik (LKPD). Pada siklus I terdiri atas 10 butir soal pilihan ganda (PG) dan siswa yang tuntas belajar pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu sebanyak 11 siswa dengan presentase 55% dari 20 siswa. Sedangkan pada siklus II terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan siswa yang tuntas belajar pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu sebayank 18 siswa dengan presentase 90% dari 20 siswa
Pembelajaran IPA Dengan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Munir Latukau
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 8 No 23 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.778 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7397601

Abstract

This research was conducted to explore the use of guided inquiry learning models in learning natural sciences in elementary schools. The science material discussed is about simple machines. As a sample, the experimental class was chosen as a class V consisting of 40 students at one of the public elementary schools in Ternate City, North Maluku. For comparison (control) a conventional learning model was used which was also given to a class V at the same elementary school, with a total of 40 students. The experimental study focused on the effect of using the guided inquiry learning model on increasing students' understanding of science concepts and process skills. Student and teacher responses to the use of this learning model were also examined. To collect data on matters that are the focus of the research, several types of research instruments are used, namely; (1) a conceptual test in the form of an objective test, (2) a science process skills test in the form of an objective test, (3) a questionnaire to capture students' responses to the guided inquiry learning model and its use and (4) an interview format to find out the teacher's response to guided inquiry learning model. Conclusions are drawn based on the results of data processing and analysis using standard data processing and analysis techniques. The results showed that the use of the guided inquiry learning model in learning simple machine material could significantly improve students' understanding of science concepts and process skills compared to the use of conventional learning models. Teachers and most students respond positively to the use of the guided inquiry model in learning science at school. These results illustrate that the guided inquiry learning model is appropriate for use as an alternative to science learning models which besides being able to be used to improve conceptual understanding, can also be used to improve other scientific skills or skills, such as students' science process skills.
Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sains dan Sikap Ilmiah Siswa SD Munir Latukau
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 11 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8062158

Abstract

In the current era of technology, almost all human activities require the help of sophisticated devices that can easily assist their activities. This certainly implies to educators and prospective educators to be able to apply ways of learning with the use of the latest technology. That is, educators or prospective educators must be able and understand technology in order to carry out their duties properly in accordance with the applicable curriculum. Based on the results of our research, the policy of Blended learning using Google Classroom at STKIP Kie Raha has not run optimally. This is because there is still a lack of knowledge of lecturers and students about the Blended learning model using Google Classroom. In addition, another problem is that the availability of learning information facilities at STKIP Kie Raha is not adequate. Generally, the Blended learning policy at STKIP Kie Raha still uses zoom, the collection of student assignments through WhatsApp social media. One of the solutions that can be used today by educators in changing the paradigm of teacher centered learning to student centered, namely first; Blended Learning, is a learning approach that integrates traditional face-to-face learning and distance learning using virtual resources and online learning with a variety of communication options that can be used by lecturers and students. Blended learning can be concluded that blended learning is a learning that combines or combines face-to-face learning (face to face) with ICT media, such as computers (online and offline), multimedia, virtual classes, the internet and so on.
Pemanfaatan Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Struktur Lapisan Bumi Siswa Kelas V SD Negeri 40 Kota Ternate Latukau, Munir; Amiruddin, Usman
KUANTUM: Jurnal Pembelajaran dan Sains Fisika Vol 6 No 1 (2025): KUANTUM: Jurnal Pembelajaran dan Sains Fisika (Edisis Januari - Juni 2025)
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Kie Raha Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63976/kuantum.v6i1.839

Abstract

Penelitian ini berfokus pada efektivitas penerapan Metode Pembelajaran Picture And Picture dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Struktur Lapisan Bumi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana metode tersebut diterapkan dalam proses pembelajaran serta dampaknya terhadap prestasi akademik siswa di SD Negeri 40 Kota Ternate. Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif. Metode yang digunakan adalah penelitian kelas, di mana tindakan pembelajaran akan dihentikan apabila tingkat ketuntasan belajar mencapai 70%. Penelitian ini melibatkan 32 siswa kelas V, dengan hasil belajar yang diukur berdasarkan ketuntasan individu. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada siklus pertama, sebanyak 14 siswa mencapai ketuntasan, sementara 11 siswa belum memenuhi standar, dengan rata-rata nilai yang masih berada di bawah 70 dalam skala 100 (di bawah KKM, yaitu 65). Di sisi lain, 20 siswa memperoleh nilai di atas 70, sementara 12 siswa masih berada di bawah ambang batas tersebut. Pada siklus kedua, jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas 70 meningkat menjadi 29 siswa, dengan tingkat ketuntasan mencapai 90,63% dari total 32 siswa, melampaui target 70%. Berdasarkan hasil penelitian, metode Picture And Picture terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Struktur Lapisan Bumi dalam mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut guna memperoleh wawasan yang lebih dalam dalam ruang lingkup yang serupa
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Sebagai Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Tacim Latukau, Munir
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 11 No 7.D (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh siswa disebabkan karena kurangnya minat belajar siswa. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kurangnya minat belajar siswa. Salah satunya adalah cara pembelajaran yang kurang variatif sehingga mengakibatkan siswa menjadi kurang berminat mempelajari matematika. Proses pembelajaran matematika di SD Inpres Tacim masih terpusat pada guru. Disini guru hanya berperang memberikan materi, sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Hasil peneliian menunjukkan persentase minat belajar matematika siswa pada siklus I hingga siklus III. Aspek ketertarikan terhadap bahan ajar, terlihat mengalami sedikit kenaikan. Ada kemungkinan bahwa siswa kurang tertarik dengan media berupa buku yang berada di perpustakaan dan yang dipakai oleh siswa selama ini. Asumsi ini muncul karena adanya ketidak relevanan hasil angket minat siswa pada aspek ketertarikan terhadap bahan ajar yang digunakan sehari-hari, dengan angket respons siswa terhadap bahan ajar yang digunakan pada proses pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu LKS. Hasil angket minat siswa pada aspek ketertarikan terhadap bahan ajar yang digunakan sehari-hari, dari siklus I hingga siklus III diperoleh rata-rata sebesar 45,02% dengan kriteria kurang. Sedangkan hasil angket respons siswa terhadap bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu LKS diperoleh persentase sebesar 86,46% dengan kriteria baik sekali. Sedangkan perolehan persentase angket respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT secara keseluruhan adalah sebagai berikut: respons siswa terhadap belajar kelompok sebesar 82,9%, respons siswa terhadap tugas / soal yang diberikan sebesar 86,46%, respons siswa terhadap penyebutan nomor secara acak untuk menentukan siswa yang presentasi 84,03%, respons siswa terhadap presentasi hasil diskusi sebesar 84,9%, dan respons siswa terhadap penghargaan sebesar 90,97%. Kesemua hasil angket respons siswa berada pada kriteria baik sekali. Dari data hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda, secara umum diperoleh hasil bahwa siswa menyukai model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Media Maket Pada Siswa Kelas V Di SD Inpres Bepsili Halmahera Timur Latukau, Munir
KUANTUM: Jurnal Pembelajaran dan Sains Fisika Vol 5 No 2 (2024): KUANTUM: Jurnal Pembelajaran dan Sains Fisika (Desember 2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Kie Raha Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14676406

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Salah satu karakteristik PTK adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. Karena siswa terlibat dalam situasi penelitian, maka karakteristik siswa perlu dipahami agar PTK berjalan lancar sesuai tujuan. PTK ini dilaksanakan di kelas IV Inpres Bepsili Halmahera Timur. Peningkatan pemahaman siswa (ketuntasan belajar) naik sebesar 28,57%, kenaikan motivasi belajar sebesar 20,00% dan kenaikan rerata 7,44. Ternyata dengan menggunakan media maket, dinamika kerja kelompok lebih baik dan semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dan semua siswa memperoleh pengalaman nyata dari pembelajarannya. Seperti dikatakan Dale bahwa pengalaman belajar yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman belajar melalui pengalaman langsung dan melakukan sendiri. Masih terdapat kesenjangan antara pelaksanaan pembelajaran IPA pada mayoritas SD dengan tuntutan pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum dan karakteristik pendidikan IPA. Di lapangan hingga saat ini pembelajaran IPA miskin media dan alat peraga serta ditampilkan dalam bentuk transfer informasi dari guru atau buku ke dalam otak siswa dengan mereduksi hakikat pendidikan IPA. Dari hasil refleksi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan telah berhasil. Meski masih ada hal-hal yang harus diperbaiki. Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir di siklus ketiga.