Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Pneumonia pada Penderita Stroke yang Dirawat di Ruang Rawat Inap Neurologi RSUD M. Natsir Asril, Asrizal; Nikmawati, Sari
Scientific Journal Vol. 3 No. 2 (2024): SCIENA Volume III No 2, March 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i2.142

Abstract

Latar Belakang : Stroke sampai saat ini masih merupakan masalah besar dibidang kesehatan, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk di Indonesia. Komplikasi medis yang umum terjadi pada stroke adalah pneumonia. Penderita stroke di RSUD M Natsir tahun 2023 sebanyak 580 orang yang terdiri dari stroke iskemik 484 orang dan stroke hemoragik 96 orang. Tujuan : Mengetahui gambaran pneumonia pada penderita stroke yang dirawat di RSUD M Natsir. Metode : Studi deskriptif dengan menggunakan data rekam medik penderita stroke yang dirawat di ruang rawat inap Neurologi RSUD M Natsir dari bulan Juni 2023 sampai Desember 2023. Data penderita stroke kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel. Hasil : Pada penelitian didapatkan, 125 subjek penelitian terdiri dari 97 (78 %) dengan stroke iskemik dan 28 (22%) dengan stroke hemoragik. Penderita stroke yang mengalami pneumonia 28 (22,4 %) yang terdiri dari 16 (57,1%) dengan stroke iskemik dan 12 (42,9%) dengan stroke hemoragik. Berdasarkan jenis kelamin terbanyak laki-laki 16 (57,1%) dan perempuan 12 (42,9%). Berdasarkan umur terbanyak pada 60-69 tahun 10 (35,7%). Berdasarkan klinis dan epidemiologi terbanyak didapatkan CAP (Community Acquired Pneumonia) sebanyak 22 (78,6%). Kesimpulan : Kejadian pneumonia pada penderita stroke yang dirawat di ruang rawat inap Neurologi RSUD M Natsir sebesar 22,4%.
Pemberian Informasi & Edukasi “Bersama Kita Peduli Menghilangkan Stigma Negatif Epilepsi” Peringatan Hari Peduli Epilepsi Internasional tahun 2024 Asril, Asrizal; Nikmawati, Sari; Ariadi, Ade; Budianti, Dian
Abdika Sciena Vol 2 No 1 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 1, Juni 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i1.153

Abstract

Menghilangkan stigma negatif terhadap epilepsi memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Stigma sering kali muncul dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang epilepsi, menyebabkan penderita mengalami diskriminasi dan isolasi sosial. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan kampanye edukasi yang efektif untuk menyebarluaskan informasi akurat mengenai epilepsi, termasuk penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Selain itu, penting untuk membentuk kelompok dukungan yang menyediakan ruang bagi penderita dan keluarga mereka untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional. Pelatihan untuk tenaga kesehatan, pendidik, dan anggota komunitas juga krusial untuk memastikan mereka dapat memberikan dukungan yang tepat dan membangun lingkungan yang inklusif. Dengan memanfaatkan media untuk menyebarluaskan informasi dan cerita inspiratif, serta mendorong advokasi kebijakan yang melindungi hak-hak penderita, kita dapat mengubah persepsi negatif, mengurangi diskriminasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita epilepsi. Upaya bersama ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih memahami dan mendukung penderita epilepsi secara positif.
Gambaran Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistance (TB-MDR) yang Menjalani Pengobatan di RSUD M.Natsir Selama Periode Tahun 2021-2024 Nikmawati, Sari
Scientific Journal Vol. 3 No. 5 (2024): SCIENA Volume III No 5, September 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i5.163

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis Multidrug-Resistant (TB MDR) merupakan salah satu tantangan terbesar dalam pengendalian TB secara global. Indonesia termasuk dalam negara dengan beban TB MDR tinggi, di mana resistensi terhadap rifampisin dan isoniazid mengakibatkan pengobatan yang lebih kompleks, berdurasi panjang, serta berisiko efek samping. Tujuan: Mengetahui gambaran pasien TB MDR yang menjalani pengobatan di RSUD M. Natsir selama periode 2021–2024. Metode: Studi deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien TB MDR yang menjalani pengobatan di RSUD M. Natsir Solok pada tahun 2021– 2024. Sampel penelitian berjumlah 62 pasien yang dipilih dengan metode total sampling. Hasil: Mayoritas pasien TB MDR adalah laki-laki sebanyak 32 orang (51,6%) dan paling banyak terjadi pada kelompok usia 46–55 tahun (42%). Berdasarkan jenis pekerjaan, kasus TB MDR terbanyak terjadi pada Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 25 orang (40,3%). Komorbid yang paling sering ditemukan adalah diabetes melitus tipe 2 (54,5%). Efek samping pengobatan yang paling banyak dikeluhkan adalah mual sebanyak 37 kasus (59,6%). Indeks Massa Tubuh (IMT) yang paling banyak ditemui adalah underweight (56,4%) dengan jenis resistensi yang paling sering ditemukan adalah resistensi sekunder (59,6%). Kesimpulan: Kasus TB MDR di RSUD M. Natsir selama periode tahun 2021-2024 lebih banyak lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan kelompok usia terbanyak pada kategori 46-55 tahun. Mayoritas pasien bekerja sebagai IRT dan DM tipe 2 merupakan penyakit komorbid yang paling sering ditemukan . Efek samping pengobatan yang paling banyak dikeluhkan adalah mual. Berdasarkan status gizi terbanyak ditemui adalah underweight dengan jenis resistensi yang paling sering ditemukan adalah resistensi sekunder.
Pemberian Edukasi dalam rangka Hari Stroke Sedunia Tahun 2024 sril, Asrizal A; Nikmawati, Sari; Warlem, Nilas; Izrul, Irdawaty
Abdika Sciena Vol 2 No 2 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 2, Desember 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i2.180

Abstract

Hari Stroke Sedunia diperingati sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan, penanganan, dan dampak penyakit stroke. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia, yang sering kali disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dicegah, seperti hipertensi, diabetes, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat menjadi langkah penting dalam menurunkan angka kejadian stroke serta meningkatkan kualitas hidup pasien pasca-stroke. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam rangka Hari Stroke Sedunia serta mengevaluasi dampaknya terhadap pemahaman dan perubahan perilaku dalam pencegahan stroke. Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan melalui seminar, media cetak, dan digital kepada kelompok sasaran yang terdiri dari individu dengan risiko tinggi stroke. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi edukasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan secara signifikan meningkatkan pemahaman peserta mengenai faktor risiko stroke, tanda dan gejala awal, serta langkah-langkah pencegahannya. Selain itu, terjadi perubahan positif dalam kebiasaan hidup sehat, seperti peningkatan aktivitas fisik dan pola makan yang lebih baik. Dengan demikian, edukasi kesehatan dalam rangka Hari Stroke Sedunia dapat menjadi strategi efektif dalam menekan angka kejadian stroke dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan sejak dini.
Penyuluhan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam Kegiatan Car Free Day Tematik Asril, Asrizal; Nikmawati, Sari; Hondrizal; Dewi, Lidia; Hiddayaturrahmi
Abdika Sciena Vol 3 No 1 (2025): JURABDIKES Volume 3 No 1, Juni 2025
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v3i1.262

Abstract

Kegiatan Car Free Day (CFD) Tematik menjadi salah satu wadah strategis dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis, masyarakat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas. Metode kegiatan meliputi ceramah kesehatan, diskusi interaktif, serta pemeriksaan kesehatan sederhana (tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh). Hasil kegiatan menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi, dengan banyak peserta yang menyatakan pengetahuan mereka tentang pola hidup sehat meningkat. Selain itu, sejumlah peserta teridentifikasi memiliki faktor risiko penyakit kronis dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke fasilitas kesehatan. Kegiatan ini menegaskan bahwa penyuluhan disertai pemeriksaan kesehatan gratis di ruang publik mampu mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan dirinya, serta menjadi langkah preventif dalam menurunkan angka penyakit tidak menular di masyarakat.