Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Profil Diagnosis Skizofrenia di Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Natsir: Analisis Prevalensi dan Klasifikasi Dewi, Sulistiana; Budianti, Dian
Scientific Journal Vol. 3 No. 4 (2024): SCIENA Volume III No 4, July 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i4.148

Abstract

Pendahuluan: Skizofrenia adalah gangguan mental yang kompleks dan menjadi tantangan utama dalam bidang psikiatri, dengan berbagai jenis seperti skizofrenia paranoid, skizoafektif, dan skizofrenia tidak terbedakan. Meskipun prevalensi skizofrenia bervariasi di berbagai populasi, data mengenai profil diagnosis skizofrenia dan gangguan mental lainnya di rumah sakit Indonesia masih terbatas, termasuk di RSUD Mohammad Natsir. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi dan klasifikasi tipe-tipe skizofrenia serta gangguan mental lainnya di RSUD Mohammad Natsir, guna menyediakan informasi yang komprehensif mengenai distribusi diagnosis gangguan mental di rumah sakit ini. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif retrospektif dengan menganalisis data rekam medis pasien yang didiagnosis dengan skizofrenia dan gangguan mental lainnya di RSUD Mohammad Natsir. Data yang dianalisis mencakup jenis diagnosis, jumlah kasus, dan karakteristik demografis pasien. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa skizofrenia paranoid adalah jenis yang paling umum, dengan 227 kasus. Selain itu, skizofrenia tidak terbedakan dan skizoafektif tipe depresi juga ditemukan dengan prevalensi masing-masing 39 dan 29 kasus. Gangguan mental lainnya, termasuk demensia tidak spesifik dan gangguan mental organik, juga teridentifikasi meskipun dengan jumlah yang lebih sedikit. Kesimpulan: Skizofrenia paranoid mendominasi diagnosis skizofrenia di RSUD Mohammad Natsir. Penelitian ini menekankan pentingnya diagnosis yang tepat untuk memastikan pengelolaan yang efektif terhadap pasien dengan gangguan mental di rumah sakit, serta perlunya studi lebih lanjut untuk memahami lebih dalam mengenai distribusi dan karakteristik gangguan mental di Indonesia.
Pemberian Informasi & Edukasi “Bersama Kita Peduli Menghilangkan Stigma Negatif Epilepsi” Peringatan Hari Peduli Epilepsi Internasional tahun 2024 Asril, Asrizal; Nikmawati, Sari; Ariadi, Ade; Budianti, Dian
Abdika Sciena Vol 2 No 1 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 1, Juni 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i1.153

Abstract

Menghilangkan stigma negatif terhadap epilepsi memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Stigma sering kali muncul dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang epilepsi, menyebabkan penderita mengalami diskriminasi dan isolasi sosial. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan kampanye edukasi yang efektif untuk menyebarluaskan informasi akurat mengenai epilepsi, termasuk penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Selain itu, penting untuk membentuk kelompok dukungan yang menyediakan ruang bagi penderita dan keluarga mereka untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional. Pelatihan untuk tenaga kesehatan, pendidik, dan anggota komunitas juga krusial untuk memastikan mereka dapat memberikan dukungan yang tepat dan membangun lingkungan yang inklusif. Dengan memanfaatkan media untuk menyebarluaskan informasi dan cerita inspiratif, serta mendorong advokasi kebijakan yang melindungi hak-hak penderita, kita dapat mengubah persepsi negatif, mengurangi diskriminasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita epilepsi. Upaya bersama ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih memahami dan mendukung penderita epilepsi secara positif.
Penerapan Terapi Madu Pada Perawatan Luka Pasien Diabetes Mellitus Yulianingsih; Karlina, Nonok; Najihah, Umi; Budianti, Dian
MEJORA Medical Journal Awatara Vol 2 No 3 (2024): Juli
Publisher : Awatara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Diabetes Mellitus is a disease in the form of increased bllod glucose levels or what is usually called hyperglycemia that exceeds normal limits. This condition results from a decrease in insulin secretion which occurs due to dysfunction in the pancreas, decreased insulin sensitivity, or both. Objective : To determine the effectiveness of using honey for wound healing in diabetes mellitus patients. Method : The research uses case studies as the main method, using observation sheets, interviews, and documentation studies. The patient was managed for 3 days at RSD Gunung Jati Cirebon. Results : The type used was natural honey, by applying honey to the wound, it showed changes in the wound and accelerated wounds healing. Conclusion : Using honey on diabetes mellitus wound can speed up healing
Pelaksanaan Five Moment Hand Hygiene Pada Perawat Di Ruang Jimbaran: Studi Kasus Yulianingsih; Karlina, Nonok; Najihah, Umi; Budianti, Dian
MEJORA Medical Journal Awatara Vol 2 No 3 (2024): Juli
Publisher : Awatara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hand hygiene is a term for cleaning hands. The World Health Organization formulated an innovative strategy for implementing hand hygiene, namely for health workersin five moments of hand hygiene, namely before contact with patients, before carrying out nursing actions, after exposure to patient body fluids, after contact with patients, and after contact with the environment. The aim for this research is that researchers want to observe and describe the implementation of five moment hand hygiene among nurses.The number of samples in this study was 18 nurses in the Jimbaran ward at Sumber Kasih Hospital, Cirebon. Data collection carried out by researchers in managing this case study included observation,interviews and documentation studies.The research results showed that 11 respondents (61,11%) had poor implementation of five moment hand hygiene and 7 respondents (38.89%) had good implementation of five moment hand hygiene. The conclusion is that the implementation of five moment hand hygiene is not good due to the lack of knowledge and awareness of nurses about the benefits of five moment hand hygiene and the impacts caused when it is not implemented.