Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN RESILIENSI DENGANTINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI Fitri, Indri Nuraeni; Agustiyowati, Tri Hapsari Retno; Meilianingsih, Lia; Sukarni, Sukarni; Waluya, Nandang Ahmad
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v17i1.2620

Abstract

Pada tahun 2020, prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai 65.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus kanker, dengan 22.430 kematian (9,6%). Pengobatan kanker payudara, seperti kemoterapi, memengaruhi kondisi psikologis pasien, khususnya kecemasan, yang sering kali disebabkan oleh kurangnya kemampuan adaptasi, atau resiliensi, dalam menghadapi kesulitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara resiliensi dan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Al-Ihsan, Jawa Barat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan melibatkan 84 responden. Alat ukur yang digunakan adalah Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC) 25 dan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat resiliensi sedang dengan rata-rata skor 70,51, dan tingkat kecemasan sedang dengan rata-rata skor 39,00. Korelasi antara resiliensi dan tingkat kecemasan diuji menggunakan uji korelasi Spearman, dengan nilai signifikansi 0,000 (p<ɑ) dan nilai korelasi -0,520, menunjukkan hubungan yang kuat dan negatif. Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat resiliensi, semakin rendah tingkat kecemasan. Perawatan yang komprehensif sangat penting bagi pasien kanker payudara, terutama yang menjalani kemoterapi kurang dari satu tahun. Dukungan sosial dari keluarga dan penyedia layanan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan resiliensi dan mengurangi kecemasan
STUDY ON IMPLEMENTATION OF NON-COMMUNICABLE DISEASE PREVENTION AND CONTROL POLICY BASED ON POSBINDU PTM IN WEST BANDUNG DISTRICT Rumahorbo, Hotma; Waluya, Nandang Ahmad; Fathudin, Yogasliana; Rahmawati, Mutiara
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 33 No. 4 (2023): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v33i4.1770

Abstract

Kebijakan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) telah ada sejak tahun 2015 dengan salah satu program andalannya adalah Posbindu PTM. Posbindu PTM diharapkan  dapat meningkatkan perilaku pencegahan PTM di Masyarakat. Kajian kebijakan Posbindu PTM di Kabupaten Bandung Barat (KBB) bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi kebijakan Posbindu PTM dengan menggunakan pendekatan konsep EDWARD III. Kajian kebijakan dilakukan di 2 lokus Posbindu PTM di wilayah  Puskesmas Cimareme dan Puskesmas Cisarua. Kajian dilakukan dengan studi kualitatif menggunakan indepth interview, focus group discussion dan observasi. Informan data dari pihak implementator kebijakan yaitu Dinas Kesehatan KBB dan pihak Puskesmas dan diskusi dengan kader dan masyarakat. Hasil kajian menunjukan bahwa struktur birokrasi di KBB sesuai dengan Organisasi dan Tata Laksana Kemenkes namun perlu penyesuaian, SOP pelayanan Posbindu PTM di lapangan perlu disediakan, komunikasi antara implementator tingkat Dinkes KBB dengan Puskesmas  dan Masyarakat  belum optimal, dan sumber daya  manusia yang terbatas sehingga tenaga kesehatan tidak selalu ada saat Posbindu PTM serta kader ada dalam jumlah yang cukup namun tidak mendapat pelatihan serta kepatuhan masyarakat untuk datang ke Posbindu PTM rendah. Implementator memandang posbindu PTM sebagai program yang masih relevan saat ini dan dibutuhkan solusi atas permasalahan ketenagaan. Masyarakat membutuhkan Posbindu PTM dan memerlukan penjelasan dan sosialisasi ke Masyarakat dari petugas kesehatan. Posbindu PTM perlu dioptimalkan pelaksanaannya sesuai dengan pedoman manajemen Posbindu PTM.
KEMAMPUAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 MELAKUKAN SENAM KAKI UNTUK MENCEGAH TERJADINYA ULKUS DIABETIKUM Amaniah, N. Anjali Nur; Waluya, Nandang Ahmad
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Vol. 2 No. 1 (2023): Medical-Surgical Journal of Nursing Research
Publisher : Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI) Regional Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70331/jpkmb.v1i2.18

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kejadian ulkus diabetikum di Indonesia. sehingga perlu dilakukan penatalaksanaan secara farmakologis dan non-farmakologis. Salah satu penatalaksanaan non-farmakologis yaitu senam kaki. Senam kaki dapat meningkatkan nilai ABI (angkle brachial indeks) namun tidak semua pasien diabetes melakukan senam kaki, tergantung bagaimana kemampuan pasien tersebut. Diperlukkan kemampuan dalam melakukan senam kaki. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi dari berbagai jurnal hasil literature review yaitu mengenai kemampuan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam melakukan senam kaki. Jenis penelitian ini termasuk penelitia deskriptif dengan metode literature review melalui pencarian jurnal di google scholar dengan kata kunci “Diabetes Mellitus”, “Kemampuan”, “Pengetahuan” dan “Senam Kaki” sehingga didapatkan  artikel jurnal yang sesuai dari 330 jurnal berdasarkan karakteristi responden dari tahun 2011-2021, tahun dan hasil. Hasil penelitian didapatkan pasien yang mampu dalam melakukan senam kaki 8,7%-72,7% dan yang tidak mampu 27,3-100%, pengetahuan pasien diabete mellitus tipe 2 mengenai senam kaki yang baik 19,6%-80,3%, yang cukup 58,7% sedangkan yang tidak baik 19,7%-100%. Kesimpulan sebagian besar pasien diabetes mellitus tipe 2 kurang mampu dalam melakukan senam kaki. Saran dari hasil literature review yaitu peneliti menyarankan petugas kesehatan dapat meningkatkan kemampuan senam kaki pada pasien DM tipe 2 melalui pemberian edukasi atau simulasi senam kaki sehingga resiko terjadi ulkus dapat dihindari.