Penguatan kerukunan harmonis sebagai proses estetika kehidupan senantiasa mengamalkan estetika kehidupan, barulah seseorang dapat memancarkan sifat kodrati yang mulia, sunya, dan bahagia. Semangat moderasi beragama dapat mengaplikasikan hidup mulia dan nilai-nilai komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan; dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Internalisasi diri peserta didik dalam moderasi sesuai nilai universal tersebut, dengan latar belakang sekolah berbasis moral etika dunia satu keluarga. penelitian ini untuk mendeskripsikan penguatan kerukunan harmonis melalui moderasi beragama studi kasus pada SMK Maitreya Provinsi Riau. Pengumpulan data dilaksanakan dengan metode campuran konvergen atau paralel dengan mengumpulkan data menggabungkan kuantitatif dan kualitatif secara simultan, menggabungkan data, membandingkan hasilnya, dengan teknik wawancara, observasi, kuesioner, data dianalisis dengan model purposive sampling kepada 3 informan pimpinan sekolah dan kuesioner kepada 352 orang peserta didik. Penelitian menunjukkan penguatan kerukunan harmonis melalui program moderasi beragama terintegrasi dengan pembelajaran moral etika, pembelajaran “Kasih” dengan budaya hidup tanpa kekerasan, bervegetarian, mengasihi kehidupan, melindungi, mengasihi kehidupan, dan memuliakan kehidupan. Penguatan pembelajaran kasih, berjiwa kasih, perilaku dan senyuman kasih mewujudkan nilai budaya kasih sekolah Maitreya. Lembaga sekolah Maitreya terintegrasi dengan stakeholder membangun sekolah sebagai satu keluarga, dengan budaya kasih semesta bersama peserta didik membentuk kepribadian luhur dalam kehidupan nyata, mendorong semangat hidup yang dinamis dan positif, membangun wawasan yang benar tentang nilai-nilai hidup harmonis, keindahan hidup yang mengasihi alam semesta, menampilkan pribadi yang indah kodrati sebagai implementasi visi dan misi sekolah.