Provinsi Lampung menjadi salah satu daerah utama dalam produksi udang Vannamei, tingginya permintaan pasar domestik maupun ekspor menjadikan sektor ini sebagai kontributor utama bagi perekonomian daerah salah satunya yaitu tambak udang Bratasena Adiwarna.dilihat dari aktifitas tambak ini tentunya juga menghadapi tantangan, salah satunya yaitu terkait keselamatan kerja para petani. Untuk memastikan kesehatan dan keselamatan petani dan pekerja tambak diperlukan identifikasi bahaya yang akan dihadapi yaitu mengunakan metode Priliminary Hazard Identification (PHA). Dari analisis mengunakan metode PHA didapatkan hasil : 1) di ketahui identifikasi ada 7 (tujuh) indikator PHA yang dijadikan pernyataan kuesioner responden(P1, P2, P3, P4, P5, P6,P7). 2) sebesar 80 persen petani tambak atau pekerja belum memahami resiko bahaya dan hanya 20 persen sudah memahami resiko bahaya bekerja di tambak udang vanname Bratasena Adikarya Lampung. Sedangkan hasil analisa penerperhitungan deskripsi statistik 3) sebesar 100 persen responden mengalami resiko menyatakan dan mengalami resiko fisik akibat paparan matahari dan resiko tergelincir di tambak.4) hasil SPSS V:22 didapatkan. PHA indikator P1, P2, P3, P6 dan P7 responden mengisi skala likert minimum 3 (Netral) dan Maksimum 5 (Sangat Setuju), dengan Mean 4.27, Mean 4,27, Mean 4,35 (nilai antara minimum 3 dan maksimum 5), memiliki standar deviasi atau nilai renggang 0.533, 0,604, 0,629, 0,562, 0,604. PHA indikator P4 dan P5 responden mengisi minimum 4 (Setuju)  dan maksimum 5 (Sangat Setuju) dengan mean 4.65 dan mean 4,62 dengan standar deviasi atau nilai renggang 0.485 dan 0,496. Urutan pertama untuk diperhatikan resiko bahaya dengan metode PHA menurut identifikasi responden adalah indikator P4 dan P5 urutan kedua P6