p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Agrokompleks Lutjanus
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prevalensi penyakit pada karang di kawasan transplantasi coral tree nursery, Pulau Barrang Lompo Fathuddin, Fathuddin; Noor, Rahmat Januar; Zulkarnain, Muh; Lapong, Muhammad Imran; Nursyahran, Nursyahran; Megawanto, Rony; Alanshar, Toufik
Agrokompleks Vol 25 No 1 (2025): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v25i1.916

Abstract

Upaya pelestarian karang perlu dilakukan secara berkelanjutan termasuk dalam penyediaan bibit karang menggunakan berbagai metode salah satunya coral tree nursery (CTN). Untuk memperoleh bibit karang berkualitas maka perlu dilakukan pemantauan utamanya terhadap prevalensi penyakit serta gangguan yang berpotensi timbul. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gangguan hama dan jenis penyakit yang terdapat pada fragmen karang di media coral tree nursery. Metode penelitian menggunakan eksperimen lapangan dengan menempatkan 3 modul coral tree nursery yang dipasangi fragmen di Pulau Barrang Lompo, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Kota Makassar. Pengamatan menggunakan kamera macro-underwater camera selama 1 bulan dan disertai pengukuran parameter oseanografi. Hasil pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif. Data parameter oseanografi menunjukkan kondisi yang sesuai untuk biota karang yaitu pH 8,01, suhu 30oC, salinitas 27,67 ppt, arus 0,07 m/s, kecerahan 100%, dan kedalaman 7 m. Spesies karang yang teramati yaitu Acropora cervicornis, Monitipora digitata, Pocilopora demicornis, Porites compressa, dan Echinopora horrida. Gangguan hama yang peneliti identifikasi yaitu alga, sponge, teritip, bekas gigitan ikan, bleaching, kerang, dan cacing kipas (Sabellidae). Jenis penyakit yang peneliti temukan yaitu White Band Disease (WBD) pada karang jenis Acropora cervicornis dengan frekuensi 6 koloni. Keberadaan hama dan penyakit pada fragmen karang yang dibudidayakan perlu memperoleh perhatian sebab secara jangka panjang akan berdampak pada tingkat kelulusan hidup dan pertumbuhan karang.
Analisis Pertumbuhan Mangrove Hasil Rehabilitasi di Kawasan Wisata Mangrove Lantebung Kota Makassar Nuryamin, Nuryamin; Nasdwiana, Nasdwiana; Nirwan, Nirwan; Subhan, Andi Muhammad; Alansar, Toufik; Megawanto, Rony
Lutjanus Vol 30 No 1 (2025): Lutjanus Edisi Juni
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jlpp.v30i1.949

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem perairan yang memliki peranan penting. Namun, mangrove sangat peka terhadap adanya gangguan sehingga rentan mengalami kerusakan. Beberapa faktor utama penyebab kerusakan mangrove yaitu penebangan, pencemaran dan konversi lahan. Oleh karena itu, perlunya upaya rehabilitasi mangrove untuk memulihkan fungsi ekologis dan mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan rehabilitasi mangrove di Kawasan Wisata Lantebung Kota Makassar. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli 2023 – Februari 2024 di Kawasan Wisata Lantebung, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Metode yang digunakan yaitu teknik purposive sampling, dengan jenis sampel Rhizophora sp.. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup mangrove Rhizophora sp. yaitu sebesar 89% (persentase tumbuh ≥ 70%), yang dikategorikan berhasil berdasarkan No.P.70/Menhut-II/2008. Untuk pertumbuhan tinggi tanaman yaitu rata-rata sebesar 4 cm perbulan, sedangkan untuk pertambahan jumlah daun yakni sebanyak 7 helai per bulan. Beberapa parameter lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove yaitu terdiri dari suhu, salinitas, pH, substrat dan pasang surut.Dari hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa rehabilitasi yang dilakukan di Kawasan Wisata Mangrove Lantebung Kota Makassar tergolong berhasil dan layak di replikasi, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kebijakan pengelolaan konservasi berbasis masyarakat