Artikel ini membahas latar belakang munculnya aliran nahwu Kufah, dan sosok ʿIsa ibnu Umar ar-Ruwasi sebagai tokoh sentral dalam peletakan dasar aliran Nahwu Kufah serta kontribusi pemikirannya terhadap gramatikal bahasa Arab. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yang datanya dikumpulkan secara dokumentatif historis dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Munculnya aliran Nahwu Kufah tidak bisa dilepaskan dari peran kota Kufah sebagai pusat intelektual baru setelah perluasan wilayah Islam. Aliran Kufah pada mulanya adalah mengamalkan teori-teori yang sudah dibangun oleh aliran Basrah Namun lambat laun, aliran Kufah menemukan cara mereka sendiri (manhaj) dan kemudian sebagai reaksi terhadap pendekatan Nahwu Basrah yang lebih kaku, logis, cenderung mengabaikan bentuk-bentuk bahasa yang tidak sesuai dengan qiyas (analogi gramatikal), terlalu teoritis dan tidak cukup representatif terhadap variasi bahasa Arab lisan. Isa ibnu Umar ar-Ruwasi atau yang disebut ar-Ruwasi disebut sebagai salah satu tokoh sentral dalam pembentukan aliran Kufah, seorang ahli bahasa dan qira’at yang hidup pada abad ke-2 Hijriyah. Ia dikenal sebagai perintis utama aliran Nahwu Kufah, bahkan disebut sebagai guru besar pertama yang menyusun prinsip-prinsip dasar tata bahasa Arab di wilayah tersebut. Meskipun karya-karyanya tidak sampai ke masa kini, Ibnu an-Nadim menyebutkan bahwa Ar-Ruwasi menulis sebuah kitab Nahwu yang menjadi rujukan awal bagi Kufah. Sejumlah kitab yang pernah disusun tercatat secara eksplisit dalam referensi klasik seperti: Kitab al-Jamiʿ, Kitab al-I’rab, Kitab fi al-Qiraʾat, Kitab al-Tashrif, Kitab al-Maqshur wa al-Mamdud, Kitab Ma Yulḥaq bi al-Mutsanna, Kitab al-Huruf, dan Kitab al-Fashl wa al-Washl yang menjadi fondasi awal bagi aliran Nahwu Kufah. Pemikiran Ar-Ruwasi terhadap gramatikal (tata bahasa) bahasa Arab adalah: pendekatan induktif, kelonggaran terhadap qiyas, dan peran dalam qira’at.Abstract: This article discusses the background of the emergence of the Kufa school of nahwu, and the figure of ʿIsa ibn Umar ar-Ruwasi as a central figure in laying the foundation of the Kufa school of nahwu and the contribution of his thoughts to Arabic grammar. The type of research used in this study is library research, the data of which is collected in a historical documentary manner and analyzed descriptively qualitatively. The results of the study indicate that the emergence of the Kufa school of nahwu cannot be separated from the role of the city of Kufa as a new intellectual center after the expansion of the Islamic region. The Kufa school initially practiced the theories that had been built by the Basrah school. However, gradually, the Kufa school found their own way (manhaj) and then as a reaction to the more rigid, logical approach of nahwu basrah, tended to ignore language forms that were not in accordance with qiyas (grammatical analogy), too theoretical and not representative enough of the variation of spoken Arabic. Isa ibn Umar ar-Ruwasi or called ar-Ruwasi is referred to as one of the central figures in the formation of the Kufa school, a linguist and qira'at expert who lived in the 2nd century Hijri. He is known as the main pioneer of the Kufa Nahwu school, even called the first great teacher to compile the basic principles of Arabic grammar in the region. Although his works have not reached the present day, Ibn an-Nadim mentioned that Ar-Ruwasi wrote a Nahwu book which became an early reference for Kufa. A number of books that have been compiled are explicitly recorded in classical references such as: Kitab al-Jamiʿ, Kitab al-I'rab, Kitab fi al-Qiraʾat, Kitab al-Tashrif, Kitab al-Maqshur wa al-Mamdud, Kitab Ma Yulḥaq bi al-Mutsanna, Kitab al-Huruf, and Kitab al-Fashl wa al-Washl which became the initial foundation for the Kufa Nahwu school. Ar-Ruwasi's thoughts on Arabic grammar are: inductive approach, leniency towards qiyas, and the role of qira'at.