Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

NONPARAMETRIC STABILITY ANALYSIS OF YIELD FOR NINE CHILI PEPPER (Capsicum annuum L.) GENOTYPES IN EIGHT ENVIRONMENTS Vitria Puspitasari Rahadi; Muhamad Syukur; Sriani Sujiprihati; Rahmi Yunianti
AGRIVITA Journal of Agricultural Science Vol 35, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v35i2.273

Abstract

 The objectives of this study were to compare nonparametric stability measures, and to identify promising high yield and stability of chili pepper (Capsicum annuum L.) genotypes in eight environments. In every environment, a Randomized Complete Block Design was used with three replications. The method of Nassar and Huehn, Kang, Fox, and Thennarasu was used to analyze the stability and high yield. Spearman’s correlation and Principal Component analysis distinguishes the methods based on two different concepts of stability: the static (biological) and dynamic (agronomic) concepts. The top method was found to be the dynamic stability. Meanwhile, the methods of Si1, Si2, Si3, Si6, Npi1, NPi2, NPi3 and NPi4 were found to be the static stability. Based on the ranking frequency stability of the nonparametric method, the genotypes with the highest frequency of static stability ranking were genotypes IPB002003, IPB002046, IPB009019 and Tit Super, whereas IPB009002 and Tombak were categorized as those of dynamic stability. Genotype IPB120005 and IPB019015 were less adaptable in the multiple environments tested. It shows that the genotypes were specific in certain environments. IPB120005 had high yield and specific location in Boyolali in dry season and IPB019015 genotype was specific in Bogor in wet season. Keywords: chili pepper, nonparametric stability, high yield, dynamic stablility
Correlations between morphological traits and catechin content on tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Heri Syahrian; Nono Carsono; Neni Rostini; Vitria Puspitasari Rahadi; Bambang Sriyadi
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 18 No 1 (2015)
Publisher : Research Institute for Tea and Cinchona

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jptk.v18i1.64

Abstract

Catechin content in tea plant is a major character in tea breeding program for a healthy beverage. A tea breeding program for high catechin content maybe will performed by indirect selecting a trait or traits that signi­ficantly correlated with high catechin content. This research was performed to identify mor­phological traits which maybe significantly correlated with high catechin content in tea plant. A randomized complete block design with three replications was used in this experiment using 10 selected clones. The experiment was performed in Gambung Experimental Station ot the Research Institute for Tea and Cinchona, Gambung, West Java. Catechin content, tri­choma density of young leaves, weight of p+2, size of mother leaves, chlorophyll content of mother leaf, stomatal density of mother leaf, mother leaf thickness, and mother leaf angle, were measured. The results indicated that stomatal density and mother leaf angle were significantly correlated. Based on path analysis indirect selection for high catechin content could be performed by selecting stomatal density considering to trichoma density, mother leaf angle and chlorophyll content. In addition, indirect selection for high catechin content could be performed by selecting other leaf angle independently without considering other morphological traits.
Deteksi Jenis Daun Teh Klon Seri GMB Menggunakan Convolutional Neural Network (CNN) dengan Arsitektur GoogLeNet Alvian Ihza Fahmi Alvian; Nur Ibrahim; Syamsul Rizal; Heri Syahrian; Vitria Puspitasari Rahadi
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Research Institute for Tea and Cinchona

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v2i1.169

Abstract

Varietas Assamica merupakan salah satu dari berbagai macam varietas teh yang ada di Indonesia. Varietas ini diantaranya terdapat sebelas klon yang dikenal sebagai klon seri GMB. Klon ini sudah diteliti oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), dengan penamaan GMB 1-11. Namun, tidak banyak orang yang dapat membedakan sebelas klon ini secara visual. Beberapa faktor penyebab sulitnya membedakan jenis klon seri GMB adalah struktur dan warna yang memiliki banyak kesamaan. Klon seri GMB memiliki kapasitas produksi yang berbeda, sehingga berpengaruh pada tingkat keuntungan penanamannya. Sebelumnya telah dilakukan penelitian perancangan sistem untuk mengklasifikasi lima dari sebelas jenis daun teh klon seri GMB tersebut, namun tingkat akurasi belum sesuai dengan harapan. Pada penelitian ini digunakan bahasa pemrograman Python dengan metode Convolutional Neural Network (CNN) dengan arsitektur GoogLeNet sebagai pengolahan citra digital dari data set daun teh klon seri GMB. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah sistem dengan kemampuan mengklasifikasikan sebelas daun teh klon seri GMB menggunakan metode CNN dengan arsitektur GoogLeNet. Sistem mengolah data hasil augmentasi, dengan data latih sebanyak 2640 dan data uji sebanyak 220. Sistem mencapai akurasi sebesar 60,55%, 2,74 loss, dan presisi sebesar 63% menggunakan Adam Optimizer dengan learning rate 0,0001.
Respons Pertumbuhan 16 Genotipe Teh (Camellia sinensis var. Assamica) Terhadap Pupuk Cair Anorganik Pasca Tercekam Durotun Nafisa; Heri Syahrian; Vitria Puspitasari Rahadi; Adolf Pieter Lontoh; Dwi Guntoro; M. Khais Prayoga
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Research Institute for Tea and Cinchona

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v2i1.175

Abstract

Pembibitan merupakan fase paling rentan pada tanaman, sehingga membutuhkan pemeliharaan yang tepat. Pertumbuhan bibit teh dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal seperti genotipe tanaman dan kondisi tanah. Kekurangan unsur hara dapat menyebabkan tanaman mengalami penghambatan pertumbuhan. Pemupukan menjadi salah satu cara untuk memulihkan kembali tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara, oleh karena itu dilakukan pengujian pemulihan beberapa genotipe bibit tanaman teh yang telah mengalami cekaman unsur hara karena tidak mendapatkan pemeliharaan yang optimal dengan pengaplikasian pupuk anorganik cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respons pertumbuhan 16 genotipe teh terhadap pupuk anorganik cair pasca tercekam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) satu faktor dengan tiga kali ulangan. Perlakuannya yaitu 16 genotipe teh yang berbeda dengan pemupukan menggunakan pupuk anorganik cair (Glow Green) satu taraf dosis (6 ml/L) setiap dua minggu sekali. Karakter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA dilanjutkan uji lanjut BNJ. Hasil dari penelitian ini adalah perbedaan genotipe teh yang diuji berpengaruh terhadap perbedaan respons pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun namun tidak terdapat perbedaan yang nyata pada penambahan pertumbuhan setiap karakter pasca pemupukan pada setiap minggunya. Ke 16 genotipe teh yang diuji secara umum memberikan respons yang sama terhadap pengaplikaisan pupuk anorganik cair pasca tercekam.
Taksasi Taksasi Setek Sembilan Calon Klon Unggul Baru Teh (Camellia sinensis Var. Assamica) Galuh Mailanda Pramudya; Heri Syahrian; M. Khais Prayoga; Vitria Puspitasari Rahadi; Eko Pramono
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Research Institute for Tea and Cinchona

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v2i2.177

Abstract

Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) memiliki sembilan calon klon unggul baru yang diperkirakan memiliki potensi hasil yang cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi kemampuan sembilan calon klon unggul baru teh dalam menghasilkan setekres sebagai bahan pembibitan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Gambung Pusat Penelitian Teh dan Kina. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor yaitu sembilan calon klon unggul baru (I.35.8, klon II.6.10, klon II.10.11, klon II.13.2, klon II.32.15, klon III.2.15, klon III.22.15, klon III.28.4, dan klon III.36.10) dan diulang sebanyak tiga kali. Karakter pengamatan antaralain Jumlah setekres per pohon, panjang setekres, jumlah setek per setekres, panjang internoda taksasi setek per pohon, dan taksasi setek per hektar. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analysis of variance (anova) dan dilanjutkan dengan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar klon pada karakter panjang setekres, adanya perbedaan yang sangat nyata pada karakter jumlah setek per setekres dan panjang internodia, serta tidak ada perbedaan yang nyata pada karakter jumlah setekres per pohon, Taksasi setek per pohon, dan taksasi setek per hektar. Taksasi dari sembilan klon calon unggul baru teh berkisar antara 92,39 sampai dengan 269,01 setek perpohon atau 552.395 sampai dengan 1.608.417 setek per hektar.
Keragaman Genetik dan Hubungan Kekerabatan 12 Aksesi Kina (Cinchona ledgeriana) Asal Biji Berdasarkan Karakter Morfologi Dinda Rachmatis Sa'adah; Yudithia Maxiselly; Muhamad Khais Prayoga; Heri Syahrian; Vitria Puspitasari Rahadi
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Pusat Penelitian Teh dan Kina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v4i1.202

Abstract

Quinine (Cinchona ledgeriana) is a plantation plant with potential alkaloid content. The potential of quinine plants in the industrial sector is quite large, especially the beverage industry. This condition needs to be accompanied by an increase in quinine productivity, one of which is the maintenance of germplasm collections. Efforts to assemble superior clones from genetic material of seed origin require information on genetic diversity and the level of kinship. The purpose of this study was to determine the genetic diversity and kinship of accessions of seed-derived quinine germplasm based on morphological characters. This research was conducted in November 2023 - January 2024 at the Gambung Tea and Kina Research Center, Pasir Jambu District, Bandung Regency, West Java. A total of 12 accessions selected in the population were identified morphological appearance of 6 characters. The level of kinship of the 4 clone elders of the quinine germplasm collection was determined by Principal Component Analysis (PCA) and Cluster Analysis using XlStat software. The results obtained are 12 collections of quinine germplasm of seed origin that have been studied have diversity in morphological characters of plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, and stem bark thickness. The seed-origin quinine plant population has a wide genetic diversity based on its morphological characters. This is shown by the total PC value in PC 1 and PC 2 of 70.59%. Through cluster analysis, 12 accessions of quinine seed origin from 4 elders were divided into 2 large groups. Group 1 dominates the population group, which is 66.7% of the 12 accessions.