Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

INVASIVE WEEDS IN BOGOR BOTANIC GARDENS, INDONESIA AND ITS IMPLICATION ON SURROUNDING LANDSCAPES Santosa, Edi; Widiyanto, Gunar; Lontoh, Adolf Pieter; Agustin, Elly Kristiati; Takahata, Ken; Mine, Yoko; Sugiyama, Nobuo
Buletin Kebun Raya Vol 17, No 2 (2014): Buletin Kebun Raya Vol. 17 (2) July 2014
Publisher : Center for Plant Conservation Bogor Botanic Garden, Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Conservation areas with the objective for collection and exchange plant materials have been speculated as weed bank for surrounding areas. Objective of this study was to identify and characterize ruderal invasive weeds in the Bogor Botanic Gardens (BBG). Observations were conducted in all vak (collection blocks) in the BBG in order to identify the weeds species, determine their invasiveness, dominance and distribution. Weeds associations with host plants were observed. Current weed control program and data of dead trees collection were analyzed in relevant to weed. Distribution of weeds outside BBG was observed by transects method following river and road directions. Results showed that there were seven invasive weeds, i.e., Cecropia adenopus (Cecropiaceae), Cissus nodosa Blume (Vitaceae), Cissus sicyoides Blume (Vitaceae), Dioscorea bulbifera L. (Dioscoreaceae), Ficus elastica Roxb. (Moraceae), Mikania micrantha H.B.K. (Asteraceae) and Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen (Fabaceae). These seven weeds species invaded 41 out of 215 plant families in BBG. Six species of weeds, i.e., C. adenopus, C. nodosa Blume., C. sicyoides Blume., D. bulbifera L., M. micrantha H.B.K. and P. falcataria (L.) Nielsen, were introduced as BBG collections for the first time while the F. elastica Roxb was considered as native. It is most likely that the weeds dispersal agents are the wind, birds, bats, visitors, and waters. All of these weeds existed in surrounding areas outside BBG. Given the detrimental impact of invasive weeds on the plant collection in BBG, it is necessary to develop long–term comprehensive control measures both inside and neighboring areas by involving other government authorities beyond BBG.
Peningkatan Keefektifan Bioherbisida Berbahan Dasar Umbi Teki dengan Surfaktan dalam Menekan Perkecambahann Muhamad Achmad Chozin; Adolf Pieter Lontoh; Arsa, Agung Jat Wibowo
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 48 No. 1 (2020): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.037 KB) | DOI: 10.24831/jai.v48i1.29209

Abstract

Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa larutan tepung umbi teki berpotensi sebagai bioherbisida pratumbuh untuk mengendalikan gulma berdaun lebar. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat konsentrasi larutan tepung umbi teki yang efektif, mendapatkan informasi jenis surfaktan yang efektif digunakan untuk campuran larutan tepung umbi teki dalam menghambat perkecambahan, dan mengetahui interaksi antara larutan dengan penambahan surfaktan terhadap perkecambahan. Percobaan dilakukan pada Februari-April 2019 di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan IPB. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu perlakuan surfaktan yang terdiri dari A0 (tanpa surfaktan), A1 Tween 80, A2 Triethanolamin (TEA), dan A3 Nonylphenol 10 (NP10) pada konsentrasi 2%. Faktor kedua perlakuan konsentrasi larutan yaitu K0 (kontrol), K1 (45 g L-1), K2 (90 g L-1), dan K3 (135 g L-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan tepung umbi teki berpengaruh nyata terhadap beberapa parameter perkecambahan. Selain menekan persentase benih yang berkecambah, larutan dapat menghambat kecepatan tumbuh dan meningkatkan persentase kecambah abnormal. Respon terhadap konsentrasi bersifat linier dan belum efektif menekan perkecambahan pada media tanah. Jenis surfaktan yang digunakan tidak nyata meningkatkan keefektifan bioherbisida. Tumbuhan berdaun lebar selada dan Asystasia gangetica lebih peka terhadap perlakuan dibandingkan dengan padi. Kata kunci: alelopati, Asystasia gangetica, bioherbisida, Cyperus rotundus, pertanian berkelanjutan
Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, Serdang Bedagai, Sumatera Utara Rio Elvandari Lubis; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 2 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.852 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i2.15013

Abstract

Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Adolina. Dalam pelaksanaan magang, manajemen panen dalam kegiatan panen kelapa sawit diutamakan untuk diamati dan dipelajari. Pengamatan dalam manajemen panen terdiri atas: rotasi panen, kerapatan panen, taksasi produksi harian, kebutuhan tenaga panen, kriteria matang panen, kapasitas pemanen, mutu buah dan pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif menggunakan rata-rata, persentase dan standar deviasi (statistik deskriptif) serta uji t-student (komparasi). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa manajemen panen kelapa sawit di Kebun Adolina perlu ditingkatkan. Hal ini karena kapasitas pemanen yang lebih rendah dari standar perusahaan dan tingginya persentase produksi buah yang tidak bermutu. Rendahnya kapasitas  pemanen  berpengaruh  terhadap  perhitungan  kebutuhan  tenaga  panen  dan  terganggunya  rotasi panen. Rotasi panen yang terganggu berpengaruh terhadap tingginya persentase produksi buah yang tidak bermutu. Kebun Adolina telah melaksanakan taksasi kerapatan panen yang cukup akurat terhadap kerapatan panen realisasi. Keakuratan taksasi kerapatan panen terhadap kerapatan panen realisasi berpengaruh terhadap keakuratan taksasi produksi harian serta perhitungan kebutuhan tenaga panen dan angkutan panen.
Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Gunung Pamela, Sumatera Utara Husein Habib; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 2 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i2.15020

Abstract

Kegiatan penelitian memberikan ilmu, keterampilan dan pengalaman tambahan dalam aspek teknis budidaya kelapa sawit maupun manajerial dalam mengkoordinasikan karyawan. Kegiatan berlangsung dari bulan Februari hingga Juni 2013 di kebun Gunung Pamela Sumatera Utara. Pengamatan diuji menggunakan analasis data statistika yaitu korelasi dan uji t-student. Rotasi panen, angka kerapatan panen, manejemen tenaga kerja, dan pengawasan panen merupakan aspek penting dalam kegiatan panen. Dari hasil analisis yang dilakukan, nilai akp estimasi dengan realisasi tidak berbeda nyata, hasil korelasi terhadap kualitas pemanen yang dinilai berdasarkan umur pemanen, lama kerja, dan tingkat pendidikan terhadap output pemanen (jumlah tandan) menunjukkan sifat yang tidak nyata, lemah, dan searah kecuali tingkat pendidikan yang bersifat berlawanan arah. Hasil uji t-student terhadap lama kerja menunjukkan bahwa lama kerja pemanen tidak berpengaruh nyata terhadap output yang dihasilkan. Umur pemanen yang kurang dari 30 tahun dan lebih dari 30 tahun menurut hasil uji-t ternyata berpengaruh tidak nyata pula terhadap output yang dihasilkan pemanen. Produktivitas kelapa sawit di kebun Gunung Pamela belum sesuai dengan standar marihat.
Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Serawak Damai Anggita Perdana; Adolf Pieter Lontoh; Heni Purnamawati
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 2 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.629 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i2.15027

Abstract

Magang ini dilaksanakan di Kebun Serawak Damai (SDME) dari Maret sampai Juni 2014. Kegiatan magang ini bertujuan meningkatkan kemampuan teknis lapangan, meningkatkan kemampuan manajerial di perkebunan kelapa sawit, serta meningkatkan kemampuan dalam memahami budidaya lapangan produksi secara nyata terutama dalam pemanenan hasil. Kegiatan pemanenan meliputi pemotongan buah di lapangan produksi hingga pengiriman seluruh buah ke pabrik untuk diproses. Kualitas buah hasil panen, mutu hancak, sistem transportasi buah dan kemampuan panen karyawan harian pada Divisi tiga SDME diamati dengan pengambilan contoh data. Data hasil produksi dan produktivitas panen kelapa sawit dianalisis dengan uji t - student, sedangkan transportasi buah dan kemampuan panen karyawan harian dianalisis secara deskriptif. Divisi tiga SDME memiliki produksi bulanan yang tinggi dengan pencapaian rata - rata 128 % terhadap budget produksi. Kemampuan panen rata - rata tenaga kerja sebesar 2.8 ha HK-1. Transportasi buah sering mengalami keterlambat akibat variasi waktu yang dibutuhkan unit untuk memuat buah dan antri di pabrik tidak konsisten.
Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Divisi 2 Bangun Koling Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Ilham Kurniawan; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 1 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.108 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i1.22528

Abstract

Kegiatan penelitian dilakukan di divisi 2 Bangun Koling Estate yang terletak di Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dari bulan Februari hingga Juni 2016. Kegiatan penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan kerja, menambah pengalaman serta mempelajari kegiatan budidaya kelapa sawit secara teknis dan manajerial. Pengamatan yang diamati meliputi angka kerapatan panen dan estimasi produksi, kebutuhan tenaga panen, kapasitas panen, alat panen dan alat pelindung diri, mutu buah, transportasi buah, dan kehilangan hasil. Hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa manajemen panen sudah berlangsung secara baik, tetapi perlu ditingkatkan agar didapatkan hasil yang optimal. Evaluasi yang harus dilakukan yaitu hasil taksasi belum menggambarkan hasil realisasi panen, penggunaan alat pelindung diri yang masih minim, kapasitas panen yang masih rendah dan masih terdapatnya losses di lapang.
Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Rambutan Sumatera Utara Rian Herdiansah; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 2 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.628 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i2.22529

Abstract

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil devisa bagi Indonesia, sehingga diperlukan upaya khusus untuk meningkatkan produksi kelapa sawit. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan manajemen pemupukan kelapa sawit pada perkebunan. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai 06 Februari hingga 05 Juni 2017 di Kebun Rambutan Sumatera Utara. Kegiatan penelitian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam aspek budidaya tanaman kelapa sawit secara umum dan secara khusus untuk mempelajari manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit yang terdapat di Kebun Rambutan Sumatera Utara. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi aspek teknis sebagai karyawan harian lepas (KHL) dan aspek manajerial sebagai pendamping mandor serta pendamping asisten. Pengamatan yang dilakukan meliputi kaidah 5T ( tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat tempat, tepat waktu), losses (kehilangan pupuk) dan prestasi kerja penabur. Hasil pengamatan yang didapat di lapang dibandingkan dengan standar dari Departemen Riset Perusahaan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode analisis deskriptif, mencari rata-rata, persentase hasil pengamatan, dan menggunakan uji t-student. Kegiatan pemupukan di Kebun Rambutan sudah cukup baik karena sudah memenuhi standar perusahaan hingga 90%. Realisasi waktu pemupukan belum memenuhi standar karena pupuk Urea, RP, Borate, MOP dan Kiserit belum di aplikasikan di lapangan. Rata-rata ketepatan tempat pemupukan sebesar 168,50 cm. Nilai tersebut lebih rendah dari standar perusahaan 175 cm.
Manajemen Pengendalian Gulma Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Aneka Persada, Riau Yudha Saputra; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.673 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.23041

Abstract

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kebun Aneka Persada, Riau mulai 6 Februari 2017 sampai  6 Juni 2017. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan profesional, teknis, manajerial, dan analisis kegiatan di lapangan dengan melaksanakan kegiatan sesuai tahapan yang ada di lokasi penelitian. Pengamatan data primer yang dilakukan yaitu dominansi jenis gulma, metode pengendalian gulma, kondisi gulma dominan setelah semprot, metode pengendalian gulma yang digunakan, alat pelindung diri (APD), kondisi alat penyemprot, dan tenaga kerja. Hasil pengamatan pada 6 blok yang diamati menunjukkan bahwa vegetasi gulma yang dominan yaitu A. intrusa, D. ciliaris, B. alata, M.bracteata, dan C. lapacea. Asystasia intrusa mati setelah 3 MSA dengan herbisida berbahan aktif  Isopropilamina glifosat  480 g l-1 + Metil metsulfuron 20 % dosis masing-masing 115 ml ha-1 + 4,5 g ha-1. Hasil uji yang dilakukan bahwa parameter flowrate, kecepatan jalan, dan prestasi kerja terdapat perbedaan yang sangat nyata, yang berarti bahwa penggunaan MHS lebih efektif dan efisien daripada penggunaan knapsack sprayer karena luasan semprot yang dapat dicakup menjadi lebih luas
Manajemen Pemetikan Tanaman Teh (Camelia Sinensis (L) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Ajeng Eka Prastiwi; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 1 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.704 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i1.24754

Abstract

Kegiatan penelitian di Unit Perkebunan Tambi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dalam proses kerja di lapang dan pengalaman teknis lapang pada tanaman teh serta menganalisis permasalahan yang terjadi di lapang. Tujuan khusus dari kegiatan penelitian adalah mempelajari manajemen pemetikan teh yang ada di Unit Perkebunan Tambi. Metode yang digunakan adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dilaksanakan dengan mengikuti dan mengamati kegiatan teknis dalam budidaya teh di lapangan serta wawancara, sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data pendukung dari perusahaan berupa laporan manajemen, arsip kebun dan studi pustaka. Hasil pengamatan mandiri dari kegiatan penelitian pada aspek khusus pemetikan teh menunjukkan bahwa tinggi bidang petik, diameter bidang petik, tebal daun pemeliharaan, gilir petik, hanca petik, analisis pucuk, kapasitas petik, dan kebutuhan tenaga kerja sudah sesuai dengan standar dalam penerapan Good Agricultural Practices (GAP). Hasil analisis petik masih perlu perbaikan dalam kegiatan teknis pemetikan. Jenis klon Gambung 4 tumbuh optimal pada ketinggian 1000-1250 m dpl.
Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.), Studi Kasus pada Kebun Sungai Sagu, Riau Rahmi Khalida; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 2 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.222 KB) | DOI: 10.29244/agrob.7.2.238-245

Abstract

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kebun Sei Sagu, Riau pada tanggal 5 Februari 2018 hingga 4 Juni 2018. Pemupukan perlu dikelola dengan baik untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Pengamatan dilakukan terhadap manajemen pemupukan meliputi kaidah 6T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat tempat, dan tepat alat), kehilangan pupuk (losses), dan prestasi kerja penabur. Hasil pengamatan menunjukkan manajemen pemupukan di Kebun Sei Sagu telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan standar perusahaan. Ketepatan dosis pada pemupukan mekanis diamati dari hasil uji paper trap dan ketepatan jenis dibuktikan melalui uji hara menggunakan perangkat uji pupuk. Rata-rata persentase ketepatan menurut kaidah 6 T ialah lebih dari 90%. Tenaga penabur yang digunakan memiliki prestasi kerja dengan rata-rata prestasi kerja melebihi standar yaitu 4.58 ha HK-1 atau 491.07 kg HK-1. Jumlah kehilangan pupuk pada pemupukan manual dan mekanis sangat kecil dan dianggap tidak merugikan perusahaan, yaitu sebesar 0.14% pada pemupukan manual dan 0.09% pada pemupukan mekanis.