Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Implementasi Pendidikan Fitrah Seksualitas Anak Keluarga Muslim Kediri: Upaya Menjaga Generasi dari Penyimpangan Seksual Indah Pebruati Putri; Misbahuzzulam
Intizar Vol 30 No 1 (2024): Intizar
Publisher : Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intizar.v30i1.22076

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik keluarga muslim di Kediri dalam pendidikan fitrah seksualitas pada anak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis domain dan analisis komponensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa  faktor terjadinya penyimpangan seksual adalah kurangnya perhatian orang tua hingga lingkungan sosial yang buruk. Penyebab keluarga muslim Kediri sangat khawatir generasi mereka terjerumus pada penyimpangan seksual seperti perzinaan, gay dan lesbi adalah karena hal itu mulai dianggap hal yang biasa. Di antara praktik pendidikan fitrah seksualitas pada anak yang dilakukan keluarga muslim Kediri adalah menanamkan tauhid pada anak dengan mengenalkan kekuasaan Allah dan ciptaan-Nya, menceritakan kisah para nabi untuk mengetahui tugas mereka sebagai hamba, memperkenalkan identitas anak laki- laki dan perempuan sesuai gendernya, hingga menanamkan rasa malu pada anak. Upaya ini merupakan landasan agar anak terhindar dari perilaku menyimpang.
Analisis Pendapat Imam Nawawi dan Ibnu Qudamah Tentang Masa Iddah Wanita Hamil Karena Zina Alfian, Muh. Khairi; Misbahuzzulam
Rayah Al-Islam Vol 7 No 3 (2023): Rayah Al Islam Desember 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v7i3.787

Abstract

Pernikahan merupakan salah satu fitrah manusia yang di mana tujuanmya adalah membentuk keluarga sakinah, mawaddah, Di samping sisi positif pernikahan, ada sisi negatif atau faktor-faktor yang menyebabkan rumah tangga yang kurang harmonis atau bahkan bisa berpisah, diantaranya adalah perceraian. Perceraian adalah berpisahnya sepasang suami istri disebabkan talaq (faktor dari laki-laki) atau khulu’ (faktor dari istri). Perceraian menjadikan wanita sebagai janda yang menyebabkan dia tidak boleh dinikahi sampai masa iddahnya selesai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan (librari research), suatu metode kajian yang di lakukan dengan menggunakan literatur kepustakaan, baik berupa buku, kitab, catatan atau informasi lainnya yang berkaitan dengan pembahasan. Hasil dari penelitian bahwa perbedaan pendapat antara imam Nawawi dan Ibnu Qudamah tentang iddah wanita hamil karena zina yaitu: Imam Nawawi berpendapat bahwa tidak ada iddah bagi wanita hamil karena zina, sedangkan imam Ibnu Qudamah berpendapat bahwa ada iddah bagi wanita hamil karena zina yaitu sampai dia melahirkan. Marriage is one of human nature where the goal is to form a sakinah, mawaddah family. Besides the positive side of marriage, there are negative sides or factors that cause households to be less harmonious or even separate, one of which is divorce. Divorce is the separation of a husband and wife due to talaq (factor from the man) or khulu' (factor from the wife). Divorce makes a woman a widow which causes her not to be married until her 'iddah period is over. This study used the research method of literature review or library research (library research), a study method that was carried out using library literature, either in the form of books, books, notes or other information related to the discussion. The results of the study show that there are differences of opinion between Imam Nawawi and Ibn Qudamah regarding the iddah of pregnant women due to adultery, namely: 1). Imam Nawawi in his opinion that there is no iddah for pregnant women due to adultery. 2). while Imam Ibnu Qudamah in his opinion that there is an iddah for a pregnant woman because of adultery, namely until she gives birth.
Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia Terhadap Pertanggungjawaban Hutang Suami Istri Dalam Ikatan Pernikahan Kibar Ramadhan, Alief; Misbahuzzulam
Rayah Al-Islam Vol 8 No 3 (2024): Rayah Al Islam Agustus 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i3.1000

Abstract

Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang mengikat antara suami dan istri, ikatan ini merupakan ikatan yang sakral dan agung karena ikatan ini bukan semata-mata ikatan yang mengikat antara suami dengan istri, tetapi juga merupakan ikatan kedua mempelai dengan Allah subhanahu wata'ala . Suami dan istri yang berada dalam ikatan pernikahan masing-masing bertanggung jawab penuh kepada Allah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing sebagai pasangan suami istri. Terdapat perbedaan pada hasil penelitian sebelumnya terkait permasalahan ini terutama pada hasil yang diperoleh dari hukum Islam. Namun, penulis melihat bahwa penelitian sebelumnya belum melakukan kajian yang lebih komprehensif lagi terhadap studi literatur dari kitab para ulama mazhab. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang pendapat pada setiap madzhab fikih terkait pertanggungjawaban hutang suami istri agar dapat memperoleh kesimpulan yang lebih komprehensif dan dapat mewakili pendapat masing-masing ulama fikih Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan , data yang dikumpulkan untuk penelitian ini dihimpun dari berbagai sumber yang terkait dengan topik melalui artikel ilmiah, skripsi dan kitab para ulama serta dokumen resmi lainnya yang menyajikan data dalam bentuk kalimat atau ungkapan narasi. Kesimpulan berdasarkan pembahasan tinjauan hukum positif Indonesia adalah bahwa jika salah satu pihak suami istri berutang tanpa sepengetahuan pihak lainnya dan hutang tersebut merupakan hutang yang disepakati bersama maka yang bertanggung jawab melunasinya adalah kedua belah pihak secara bersama-sama. Namun apabila hutang tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan pihak lain baik digunakan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan bersama karena menggunakan harta bersama maka pertanggungjawaban hutang tersebut dibebankan kepada pihak yang berutang tanpa melibatkan pihak lain. Sedangkan kesimpulan dari pembahasan tinjauan hukum Islam terhadap pertanggungjawaban hutang suami istri dalam ikatan pernikahan adalah hutang suami adalah tanggung jawab suami. Adapun hutang istri pada asalnya adalah tanggung jawab suami, namun para ulama fikih Islam memberikan penjelasan terkait hal-hal yang dapat menggugurkan tanggung jawab suami dari membayarkan hutang istri. Inilah yang menjadi tantangan sekaligus bahan diskusi terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang penulis sebutkan pada pendahuluan.
Manajemen Konflik Rumah Tangga Perspektif Muhammad Abduh Tuasikal Izzul Islam, M. Faruq; Misbahuzzulam
Rayah Al-Islam Vol 8 No 3 (2024): Rayah Al Islam Agustus 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i3.1062

Abstract

Konflik dalam rumah tangga adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia yang memerlukan manajemen yang tepat agar tidak mengganggu keharmonisan keluarga. Dalam Islam, pernikahan diharapkan menciptakan rumah tangga yang ideal yang diliputi ketentraman jiwa serta dipenuhi cinta dan kasih sayang. Namun, berbagai faktor seperti masalah finansial, perbedaan prinsip hidup, rasa jenuh, hingga kecemburuan yang berlebihan dapat memicu konflik. Muhammad Abduh Tuasikal memberikan panduan dan solusi untuk mengelola konflik dalam rumah tangga. Beliau menekankan pentingnya pemahaman dan pelaksanaan tugas serta kewajiban suami dan istri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur, memanfaatkan sumber data primer dari video ceramah, serta data sekunder dan tersier dari buku, jurnal ilmiah dan berbagai artikel terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen konflik yang baik dalam rumah tangga Islam dapat dicapai dengan memahami dan menjalankan prinsip-prinsip syari'at. Penunaian kewajiban masing-masing pihak serta membina rumah tangga berdasarkan ilmu agama adalah kunci untuk menjaga keharmonisan dan keutuhan keluarga. Pemahaman dan penerapan manajemen konflik ini sangat penting untuk mewujudkan rumah tangga yang bahagia dan diridhai Allah. Conflict within the household is an inevitable part of human life that requires proper management to maintain family harmony. In Islam, marriage is expected to create an ideal household filled with tranquility, love, and affection. However, various factors such as financial issues, differences in life principles, boredom, and excessive jealousy can trigger conflicts. Muhammad Abduh Tuasikal provides guidance and solutions for managing conflicts within the household. He emphasizes the importance of understanding and fulfilling the duties and responsibilities of both husband and wife. This study employs a qualitative method with a literature review approach, utilizing primary data sources from video lectures, as well as secondary and tertiary data from books, scientific journals, and various related articles. The results show that effective conflict management within an Islamic household can be achieved by understanding and implementing Sharia principles. The fulfillment of each party's obligations and the cultivation of the household based on religious knowledge are key to maintaining family harmony and integrity. Understanding and applying this conflict management is crucial to achieving a happy and blessed household.
KHULU' AND THE CONTROVERSY IN ISLAMIC LEGAL THOUGHT: THE DIVERGING PERSPECTIVES OF IMAM BAKR AL-MUZANI AND IMAM AL-SYAFI'I ON SERIOUSLY ILL WOMEN Botutihe, Rahmad Riyansah; Misbahuzzulam
Al-Risalah VOLUME 24 NO 1, MAY (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-risalah.vi.43836

Abstract

This research aims to explore the differing opinions of Imam Bakr Al-Muzani and Imam al-Syafi'i concerning the permissibility of khulu'—a form of divorce initiated by the wife—particularly in cases where the woman is seriously ill. Given the recent viral phenomenon of khulu' leading to marital dissolution, this study seeks to provide a nuanced understanding of these classical Islamic juristic perspectives. A qualitative research design with a comparative approach was employed to investigate the subject matter. Data sources were obtained through observation, documentation, and an extensive literature review. The collected data were analyzed in a systematic manner involving selection, presentation, and conclusion-drawing phases to ensure the robustness of the findings. The findings revealed a significant divergence in the opinions of the two scholars. Imam Bakr al-Muzani opposed the majority scholarly view that considered the verse related to khulu' to be abrogated (mansukhah). Conversely, Imam al-Syafi'i maintained that khulu', including cases where the woman is seriously ill, is permissible. This difference underscores the broader debate within Islamic jurisprudence regarding the application of khulu' in contemporary contexts. This study contributes to the existing body of knowledge by highlighting the relatively underexplored opinions of Imam Bakr al-Muzani on the issue of khulu'. It also provides a comparative analysis with the more commonly referenced views of Imam al-Syafi'i, thereby enriching the discourse on women's rights in Islamic law, particularly in situations of severe illness. The research suggests that, based on the strongest opinion, women who are seriously ill may be permitted to perform khulu'. This finding has significant implications for contemporary Islamic legal practice, particularly in providing relief and legal options to women in dire health conditions seeking marital dissolution.
PENDEKATAN MAQASHID SYARIAH DALAM MENCEGAH PERCERAIAN DI ERA MEDIA SOSIAL Muhammad Abyan Fariedza; Misbahuzzulam
USRAH: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 6 No. 3 (2025): July
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/usrah.v6i3.2180

Abstract

This study examines the effectiveness of the Maqashid Syariah approach—hifzh al-din (religion), hifzh al-nafs (soul), hifzh al-‘aql (mind), hifzh al-mal (wealth), and hifzh al-nasl (progeny)—in preventing divorce in the social media era, using a descriptive qualitative approach based on literature review. The literature analysis includes Islamic premarital modules and Sharia mediation to strengthen family commitment; Sharia digital literacy and gadget-free zones to reduce virtual jealousy; online psychosocial counseling and Islamic support forums to reduce stress and psychological isolation; Sharia financial management training to mitigate consumerist pressure caused by flexing on social media; and digital da'wah programs, prayer reminder apps, and negative content filtering to enhance spiritual discipline and redirect focus away from harmful content. The research findings confirm that the integrated Maqaṣhid Sharia intervention significantly builds the foundation of religious values, sound reasoning, mental well-being, economic stability, and generational sustainability. Therefore, it is recommended that Religious Courts, da'wah institutions, and Islamic counseling practitioners integrate these five pillars into divorce prevention programs in the digital age.  
Penghalang Ahli Waris dalam Mendapatkan Warisan Akibat Dipersalahkan telah Menfitnah Pewaris Eltsany, Azkiya Zahrul Asmi; Misbahuzzulam
Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/alwatzikhoebillah.v9i2.1897

Abstract

Dalam hukum kewarisan Islam ada tiga hal yang menjadi penghalang waris yaitu perbudakan, pembunuhan, serta perbedaan agama berbeda dengan Kompilasi Hukum Islam yang mana ada empat macam yang menjadi penghalang waris yaitu pembunuhan, mencoba membunuh, menganiaya dan memfitnah. Jurnal ini bertujuan agar mengetahui atas dasar apa Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia menjadikan gugatan terhadap pewaris atas kejahatan sebagai penghalang waris yang mana belum pernah dibahas oleh madzhab manapun. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode pendekatan kualitatif. Untuk pengambilan data menggunakan penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mempelajari kitab kitab, buku, jurnal, makalah, artikel, dan literatur-literatur lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang diteliti. Di sini pembunuhan dan fitnah memiliki illat (alasan) yang sama yaitu untuk mempercepat mendapatkan warisan, karena dengan memfitnah orang tersebut agar masuk penjara otomatis orang yang memfitnah akan dapat harta orang yang terfitnah. Fitnah tidak dapat dijadikan sebagai penghalang waris, karena tidak ada satupun dari para ulama fiqh empat mazhab yang menyebutkan bahwa fitnah itu termasuk dalam penghalang waris. Sedangkan jika melakukan pengambilan dalil dengan menggunakan metode qiyas yang mana mengqiyaskan fitnah dengan pembunuhan itu adalah metode yang tidak tepat, karena fitnah itu sendiri tidak menyebabkan pemilik harta kehilangan nyawanya. Oleh karena itu fitnah di sini tidak dapat dijadikan sebagai penghalang waris.
KESETARAAN GENDER DALAM PERCERAIAN: (Kajian Hadis tentang Gugat Cerai) Misbahuzzulam; Umi Sumbulah; Fauzan Zenrif
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 11 No 2 (2024): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/amj.v11i2.583

Abstract

This article explores aspects of gender equality in the context of divorce, with a study focus on the hadith that discuss divorce actions taken by women. This study aims to explore a deeper understanding of the Islamic view of divorce initiated by women and its impact on gender equality in society. By detailing the various relevant hadiths, the study analyzes the context, law, and wisdom behind the ruling. The results of this study show that women can terminate their marriage by filing a khul' (sue for divorce) before a religious court. With this, it is hoped that every married couple has the awareness to carry out their duties and treat their spouses well, so that the harmony and integrity of the household can be maintained.
ANALISIS PENGUSAHA MENINGGALKAN MUAMALAH YANG HARAM: (Studi Fenomologi Pengusaha di Sumbersari Jember) Misbahuzzulam; Abd.Muthalib; Khoirul Ahsan
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 10 No 2 (2023): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/amj.v10i2.305

Abstract

Business/entrepreneurship is one of the muamalah practices that the community often engages in, but unfortunately many of them are still involved with the problem of usury for capital. Besides aiming to find out someone's life experience in business. This research was also carried out to explore the causes, namely starting a business, starting capital, constraints when running a business using usury money and the benefits of leaving usury. The research focused on small-scale businesses in Sumbersari, Jember Regency using a qualitative approach. This research uses a type of case study research. A case study is a process of examining, understanding, explaining and testing comprehensively, intensively and in detail about a natural setting of individuals, groups, organizations, institutions, certain cultures, parties, events, certain documents, and so on. Keywords: muamalah; unclean; usury.