Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

DETERMINAN UNMET NEED PADA WANITA USIA SUBUR MENIKAH DI KAWASAN INDONESIA TIMUR Afifatul Ilma Widyatami; Galuh Sri Natungga; Riska Damayanti; Seli Eria Dewi; Tiodora Hadumaon Siagian
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1143.417 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v6i1.72

Abstract

Jumlah penduduk yang tidak terkontrol merupakan tantangan bagi suatu negara khususnya negara berkembang. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa. Melalui program Keluarga Berencana (KB), pemerintah menginginkan pemerataan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk di seluruh Indonesia. Salah satu kendala suksesnya program ini adalah unmet need, yaitu kebutuhan untuk ber-KB yang tidak dapat terpenuhi. Hal tersebut tentu beresiko menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan unmet need pada wanita usia subur menikah menggunakan metode Regresi Logistik Biner. Data yang digunakan bersumber dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dan memfokuskan penelitian pada kawasan Indonesia timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pulau tempat tinggal, umur, jumlah anak, pendidikan suami, dan status bekerja wanita signifikan berpengaruh pada kejadian unmet need.
Sex and Age Group Differences in The Spread of Tuberculosis In Indonesia: An Agent Based Modeling Approach Dwi Ari Suryawan. S; Tiodora Hadumaon Siagian
Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Aplikasi Statistika dan Komputasi Statistik
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34123/jurnalasks.v13i2.342

Abstract

Tuberculosis (TB) is a serious contagious disease. TB is even categorized as one of the top 10 main causes of death worldwide. According to WHO, in 2019 there were around 10 million cases of the population worldwide affected by TB. It is estimated that there are 1.4 million deaths due to TB worldwide in 2019. Whereas in Indonesia, it is estimated that there are 842,000 TB cases in 2018 and even around 32% of this cases have not been reported. Data and information of the number and distribution of TB cases are very limited in Indonesia, as it requires certain expertise and large costs in the data collection. Numerous research found that incidence of TB vary among different age groups and between men and women. The elderly population are more susceptible to exposure to TB due to multiple comorbidities and deficient immune response, while men are more likely to be exposed to infectious TB by other men. This condition highlights the importance of further studies on the spread of TB by age groups and sex in Indonesia. Therefore, this study used an agent based model to enhance the understanding of the aggregate and the spread of TB in Indonesia. The study results confirmed that at national level, TB incidences varied among different age groups and sexes. The results of this study also revealed the need for further study on the spread of TB in the age group under 15 years. It is expected that this study result can be useful for TB control program in Indonesia.
MODELING KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA TAHUN 2017 : SUATU UPAYA PENCAPAIAN SDGS Amelia Rizki Saraswati; Tiodora Hadumaon Siagian
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.973 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.213

Abstract

Masalah lingkungan di Indonesia menjadi masalah yang kompleks dan dilematis. Keberhasilan pembangunan dan pertumbuhan sosial-ekonomi yang dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya alam banyak menyisakan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. Hal ini bertentangan dengan tujuan ke 11 dari SDGs yaitu membangun kota dan pemukiman inklusif, aman, tahan lama dan berkelanjutan dimana salah satu caranya adalah dengan memberikan perhatian terhadap keseimbangan ekonomi, lingkungan, dan bidang lainnya. Untuk mengukur kualitas lingkungan hidup, Indonesia memiliki Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang juga merupakan evaluator umum kualitas lingkungan hidup negara. IKLH terdiri dari Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Tutup Lahan (IKTL), dan Indeks Kualitas Udara (IKU). Dari tahun 2016-2017 kenaikan hanya terjadi pada IKU, sedangkan IKA dan IKTL tidak. Hal tersebut berimbas pada IKLH nasional yang hanya mengalami kenaikan sedikit, sehingga kondisi lingkungan Indonesia masih terbilang buruk. Berdasarkan Environmental Performance Index (EPI), Indonesia menempati urutan ke 133 dari 178 negara dengan nilai sebesar 46,92. Peringkat tersebut mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan hidup di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena hal itu, penelitian ini penting dilakukan untuk melihat gambaran kondisi lingkungan hidup di Indonesia dan variabel-variabel yang memengaruhi kualitas lingkungan hidup di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode structural equation modelling- partial least square (SEM-PLS). Variabel-variabel yang digunakan adalah variabel laten daya dukung lingkungan, kerusakan kota, dan perilaku. Dari hasil pengolahan data didapatkan: variabel yang signifikan memengaruhi kualitas lingkungan adalah variabel daya dukung lingkungan dan variable laten kerusakan kota. Dua variabel tersebut memengaruhi kualitas lingkungan secara negatif.
AGENT-BASED MODELLING PADA STUDI KEPENDUDUKAN: POTENSI DAN TANTANGAN Tiodora Hadumaon Siagian; Ari Purwanto Sarwo Prasojo
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2020 No 1 (2020): Seminar Nasional Official Statistics 2020
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.055 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.591

Abstract

Studi Kependudukan menjadi penting karena data semakin banyak digunakan untuk berbagai rencana pembangunan, dan memahami berbagai fenomena di masyarakat modern. Data sensus dan survei menjadi sumber utama kajian data kependudukan dalam Studi Kependudukan. Namun dalam kondisi darurat seperti terjadi perang atau konflik, bencana alam dan wabah penyakit maka pendataan secara tatap muka mungkin tidak dapat dilaksanakan secara tepat dan menyeluruh. Dalam kondisi ini sumber data lain yang dapat dimanfaatkan adalah dengan simulasi mikro menggunakan Agent Based Modelling (ABM). ABM adalah metode komputasional yang memungkinkan peneliti menciptakan, menganalisa, melakukan eksperimen dari suatu model yang terdiri dari sejumlah agen yang saling berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga melalui simulasi mikro dengan ABM dapat diperoleh data populasi mikro, penjelasan fenomena sosial, prediksi dan estimasi kebutuhan pada suatu bidang. Berdasarkan kajian literatur diketahui ABM memiliki potensi besar untuk digunakan dalam penelitian Studi Kependudukan. Untuk itu paper ini bertujuan memperkenalkan dan menjelaskan tentang ABM, mengkaji potensi dan tantangan aplikasi ABM di bidang Studi Kependudukan. Sebuah ilustrasi aplikasi ABM tentang model penyebaran wabah COVID-19 dengan skema Susceptible-Exposed-Infectious-Removed (SEIR) juga diberikan dalam paper ini untuk menunjukkan potensi ABM dalam perencanaan kebijakan kependudukan bidang kesehatan.
SIMULASI BERBASIS AGEN UNTUK MENGEVALUASI PENYEBARAN COVID-19 DI INDONESIA Lutfi Rahmatuti Maghfiroh; Tiodora Hadumaon Siagian
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2020 No 1 (2020): Seminar Nasional Official Statistics 2020
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.496 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.616

Abstract

Simulasi berbasis agen adalah simulasi teknik pemodelan yang sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah untuk simulasi pandemik COVID-19 yang saat ini melanda hampir semua negara di dunia. Berbagai simulasi penyebaran COVID-19 sudah dilakukan dengan beberapa karakteristik seperti angka kesakitan, tingkat jaga jarak fisik, jumlah agen dalam suatu wilayah dan kapasitas Rumah Sakit. Karakteristik lain seperti penyakit bawaan komorbid, infeksi tanpa gejala dan lama imun diketahui juga memberi pengaruh pada penyebaran COVID-19. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengevaluasi penyebaran COVID-19 di Indonesia menggunakan simulasi berbasis agen dan menambahkan beberapa karakteristik baru dari simulasi yang sudah ada. Mengingat karakteristik penduduk tiap wilayah mungkin dapat berbeda-beda, untuk itu dalam penelitian ini dilakukan simulasi dengan 13 skenario berbeda dengan bantuan software netlogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit bawaan komorbid, infeksi tanpa gejala dan lama imun sangat berpengaruh terhadap persentase agen yang meninggal, agen yang tidak terdampak dan lama wabah berlangsung. Hasil penelitian ini menjadi bukti empiris tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh pengambil kebijakan untuk mengurangi penyebaran COVID-19 secara efektif melalui meningkatkan imun terhadap virus, mengurangi pergerakan terutama agen komorbid, dan menjaga jarak fisik dengan ketat.
Determinan Status Pemanfaatan Jaminan Kesehatan pada Pekerja Informal di Provinsi Lampung Tahun 2020 Nadiesa Syahla Ramadhani; Tiodora Hadumaon Siagian
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2022 No 1 (2022): Seminar Nasional Official Statistics 2022
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.384 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2022i1.1337

Abstract

The government has prepared a health insurance program as an effort to improve the health status of the community. The percentage of utilization of health insurance in Lampung Province is the lowest nationally. This shows that the government's efforts in preparing the Health Insurance Program have not been fully utilized by the people of Lampung. Considering that informal workers are vulnerable to risk of accidents, this study aims to obtain variables that significantly affect the status of health insurance utilization for informal workers in Lampung Province in 2020. The data used is Susenas Kor in 2020. The research method used is binary logistic regression. The results showed that the variables of age and regional typology had a significant effect on the status of health insurance utilization. Older informal workers (≥ 46 years) and informal workers who live in urban areas have a higher tendency to take advantage of their health insurance.
ANALISIS KEMISKINAN DIGITAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN DI MASA PANDEMI COVID-19 Siska Futri; Tiodora Hadumaon Siagian
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah Vol 6 No 2 (2022): December 2022
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56945/jkpd.v6i2.210

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sepanjang tahun 2020 telah mengubah berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam penggunaan fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi akibat berubahnya berbagai kegiatan manusia dari offline ke online. Namun ternyata masih terdapat penduduk yang hidup dengan sedikit atau bahkan tanpa akses ke teknologi (miskin digital). Penelitian ini bertujuan menghitung kemiskinan digital menurut Barrantes, sebaran dan keterkaitannya dengan kemiskinan ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Banten pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakkan adalah deskriptif dengan data bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS pada bulan Maret tahun 2020 dan 2021. Data dianalisis menggunakan Indeks kemiskinan digital dan Indeks kemiskinan ekonomi, serta Quadran GIS. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2021 angka kemiskinan digital kabupaten/kota di Provinsi Banten secara umum menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dua dari delapan kabupaten/ kota di Banten memiliki angka kemiskinan digital dan juga angka kemiskinan ekonomi yang tinggi, yaitu Kabupaten Pandeglang dan kabupaten Lebak. Untuk itu, pemerintah daerah provinsi Banten hendaknya dapat memprioritaskan perbaikan pada dua aspek tersebut di dua kabupaten ini.
ANALISIS KEMISKINAN DIGITAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN DI MASA PANDEMI COVID-19 Siska Futri; Tiodora Hadumaon Siagian
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah Vol 6 No 2 (2022): December 2022
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56945/jkpd.v6i2.210

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sepanjang tahun 2020 telah mengubah berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam penggunaan fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi akibat berubahnya berbagai kegiatan manusia dari offline ke online. Namun ternyata masih terdapat penduduk yang hidup dengan sedikit atau bahkan tanpa akses ke teknologi (miskin digital). Penelitian ini bertujuan menghitung kemiskinan digital menurut Barrantes, sebaran dan keterkaitannya dengan kemiskinan ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Banten pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakkan adalah deskriptif dengan data bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS pada bulan Maret tahun 2020 dan 2021. Data dianalisis menggunakan Indeks kemiskinan digital dan Indeks kemiskinan ekonomi, serta Quadran GIS. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2021 angka kemiskinan digital kabupaten/kota di Provinsi Banten secara umum menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dua dari delapan kabupaten/ kota di Banten memiliki angka kemiskinan digital dan juga angka kemiskinan ekonomi yang tinggi, yaitu Kabupaten Pandeglang dan kabupaten Lebak. Untuk itu, pemerintah daerah provinsi Banten hendaknya dapat memprioritaskan perbaikan pada dua aspek tersebut di dua kabupaten ini.
Why After Fully Covid-19 Vaccinated, We are Still Obliged to Implement Health Protocols: An Evidence-Based on Agent-Based Simulation Maghfiroh, Lutfi Rahmatuti; Tiodora Hadumaon Siagian
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V11.I1.2023.87-92

Abstract

Background: The current outbreak of COVID-19 affected many countries in the world, including Indonesia. The Indonesian government has taken various actions to prevent the spread of COVID-19. One of them is by applying the 3M health protocols (wearing masks, washing hands, and maintaining distance). Considering that vaccines are a critical tool in the battle against COVID-19, the Indonesian government began the COVID-19 Vaccination program on January 13, 2021. Unfortunately, many people believe that the vaccines can fully protect against COVID-19 so they are not applying the 3M health protocols anymore. Admittedly the efficiency of vaccines is not completely protective, the virus itself is still mutating and even can spread more massively. Several simulations of the spread of COVID-19 have been carried out by several researchers. However, only a few research has included variables about compliance with health protocols and vaccine programs. Objective: This study aims to provide empirical evidence for health promotion by showing why after fully COVID-19 vaccinated, people are still obliged to implement health protocols. Methods: We conducted 12 scenarios of simulations to understand the effect of complying and not complying with these two programs. Results: The simulation results show that after being fully vaccinated against COVID-19, it is proven that people are still required to implement health protocols such as wearing masks, washing hands, and practicing physical and social distancing because there is still the possibility of contracting the COVID-19 virus and spreading the virus. Conclusion: Our simulation results provide empirical evidence for health promotion by showing why after fully COVID-19 vaccinated, people are still obliged to implement health protocols. This can be evidence for the government and related agencies to educate the public to be more compliant in implementing health protocols so that we can hope that no one will be infected with the COVID-19 virus and everyone can return to their normal activities