Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERBEDAAN EKSPRESI PROTEIN CYCLIN D1 ANTARA ADENOMA DAN ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL, SERTA KORELASINYA DENGAN GRADING DAN STADIUM TUMOR Rosidah, Aris; Norahmawati, Eviana; Anita, Kenty Wantri; Rasyid, Harun Al
Majalah Kesehatan FKUB Vol 7, No 3 (2020): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.03.1

Abstract

Sebagian besar karsinoma kolorektal adalah adenokarsinoma, dan lebih dari 95% karsinoma kolorektal diawali oleh lesi prekursor yaitu adenoma. Risiko suatu adenoma berubah menjadi suatu karsinoma akan lebih tinggi pada adenoma dengan ukuran lebih dari 1 cm, tipe villous, dan disertai displasia high grade. Telah diketahui bahwa grading dan stadium merupakan faktor prognostik penting baik pada adenoma maupun adenokarsinoma. Perkembangan adenoma menjadi adenokarsinoma melibatkan peran banyak gen dan protein, salah satunya cyclin D1 yang berperan meningkatkan proliferasi sel, angiogenesis dan invasi sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ekspresi cyclin D1 antara adenoma dan adenokarsinoma kolorektal, serta hubungannya dengan grading dan stadium tumor. Lalu, ditentukan 30 sampel untuk masing-masing adenoma dan adenokarsinoma yang diambil dari Instalasi Patologi Anatomi RS. dr. Saiful Anwar Malang. Keseluruhan sampel dilakukan pulasan imunohistokimia dengan antibodi cyclin D1 kemudian dihitung persentase ekspresinya, dan dianalisis hubungan antara cyclin D1 tersebut dengan grading pada adenoma dan grading serta stadium pada adenokarsinoma. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan ekspresi cyclin D1 yang bermakna  antara kelompok adenoma dan adenokarsinoma dengan p < 0,01. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi cyclin D1 dengan grading adenoma serta grading dan stadium adenokarsinoma (p > 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ekspresi cyclin D1 dapat digunakan untuk membedakan antara adenoma dan adenokarsinoma, tetapi ekspresi tersebut tidak berhubungan dengan grading dan stadium tumor. 
Effect Soursop (Annona muricata L.) Leaf Aqueous Extract (SLAE) on Remodeling of Ventricle Heart Tissue in Obesity Rats Model Hafidh Nur Haq; Aris Rosidah; Dini Sri Damayanti
Nusantara Science and Technology Proceedings 2nd Bioinformatics and Biodiversity Conference
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2022.2102

Abstract

A high-fat and high-fructose diet can lead to obesity which contributes to an increased risk of heart failure complications. Soursop leaves are known to have the potential of antioxidant, but research about the effects of soursop leaf on complications of heart failure has never been studied. This study evaluated whether soursop leaf aqueous extract can inhibit the total of cardiomyocyte necrosis, cardiomyocyte diameter, and density of cardiac collagen in obese rats. The heart organs of obese rats that have been paraffin, which randomly divided into normal group, obesity group, and soursop leaf aqueous extract (SLAE) group with dose I (100 mg/kgbw), II (200 mg/kgbw), and III (400 mg/kgbw) (n=6 rats). The rats were induced by high-fat high-fructose and SLI diets for 10 weeks. The number of necrosis and diameter cardiomyocytes were measured by using Hematoxylin Eosin staining, while the density of cardiac collagen was measured by Masson's Trichrome staining and then observed with a trinocular and dot side microscope at 200x and 400x magnification. Statistical analysis using One Way ANOVA and continued by LSD test. We found that group SLAE with doses I, II, and III significantly reduced the number of cardiomyocyte necrosis and cardiac collagen density compared to the obesity group. The SLI group with doses II and III significantly reduced the diameter of cardiomyocytes compared to the obesity group, while the SLAE group with the dose I was unable to reduce the diameter of cardiomyocytes. In conclusion, Soursop leaf aqueous extract can inhibit the increase of cardiac collagen density, number necrosis and diameter cardiomyocyte.
PENGARUH EKSTRAK AIR DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP APOPTOSIS SEL β PANKREAS DAN PERUBAHAN MORFOLOGI ISLET LANGERHANS TIKUS MODEL OBESITAS Dinda Dwi Anggita; Aris Rosidah; Dini Sri Damayanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.651 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Pemberian diet tinggi lemak tinggi fruktosa (TLTF) akan menyebabkan obesitas yang akan memicu terbentuknya radikal bebas, dan akhirnya menginduksi terjadinya kerusakan ada sel β pankreas dan perubahan morfologi islet Langerhans. Daun sirsak memiliki aktivitas antioksidan sebagai pertahanan terhadap radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak air daun sirsak (EADS) terhadap jumlah apoptosis sel β, dan perubahan morfologi (struktur, bentuk, ukuran) islet Langerhans pankreas tikus dengan induksi TLTF.Metode: Diberikan induksi diet TLTF dan EADS selama 10 minggu pada hewan coba yang dibagi menjadi 5 kelompok secara in vivo, yaitu kelompok normal (KN), kelompok positif (KP) dan EADS dosis I (100 mg/kgBB), II (200 mg/kgBB) dan III (400 mg/kgBB) (n=6 ekor). Dilakukan pengambilan sediaan organ pankreas dengan pengecatan Hematoxylin Eosin untuk mengetahui jumlah apoptosis sel β, dan perubahan morfologi islet Langerhans, lalu diamati dengan mikroskop dotSlide dengan perbesaran 200x. Analisa statistik menggunakan One Way ANOVA dan uji LSD (p<0,05).Hasil: Pemberian EADS dosis II dan III secara signifikan menurunkan jumlah apoptosis sel β pankreas sekitar 22% dan 30% dibandingkan kontrol positif (p<0,05), sedangkan pada perubahan struktur islet Langerhans secara signifikan dapat menurunkan sekitar 17% dan 24% (p<0,05), dan pada perubahan bentuk islet Langerhans secara signifikan dapat meningkatkan sekitar 80% dan 95% (p<0,05). Pemberian EADS dosis I, II dan III secara signifikan meningkatkan luas ukuran sekitar 57%, 47%, dan 62% dibandingkan kontrol positif (p<0,05).Simpulan: Pemberian EADS dosis II dapat menurunkan jumlah apoptosis sel β pankreas, menghambat perubahan struktur, dan meningkatkan perbaikan perubahan bentuk. Sedangkan EADS dosis I dapat meningkatkan luas ukuran islet Langerhans. Kata Kunci: Daun Sirsak, Diet TLTF, Obesitas, Apoptosis, Morfologi Islet Langerhans 
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU DAN PERSEPSI VAKSIN COVID-19 PADA SANTRI PONDOK PESANTREN DI KOTA MALANG Mohammad Gilang Ramadlan; Aris Rosidah; Erna Sulistyowati
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.463 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: COVID-19 berdampak pada lingkungan komunal termasuk di pondok pesantren. Penghuni pondok pesantren didominasi oleh remaja yang kepedulian terhadap kesehatan dan higiene perorangan masih kurang. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan resiko terpapar COVID-19 di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pengetahuan COVID-19 dengan perilaku santri terhadap kepatuhan protokol kesehatan dalam mencegah COVID-19 pada santri suatu pondok pesantren di kota Malang. Selain itu kami juga mengevaluasi hubungan pengetahuan dengan persepsi tentang vaksin COVID-19.Metode: Penelitian ini merupakan survei menggunakan kueisioner dengan responden santri suatu pondok pesantren di kota Malang. Berjumlah 145 orang. Setelah kueisioner survei kami uji dengan kueisioner yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya, selanjutnya kami menguji hubungan pengetahuan COVID-19 dengan perilaku santri terhadap kepatuhan protokol kesehatan dalam mencegah COVID-19 serta hubungan pengetahuan dengan persepsi tentang vaksin COVID-19 menggunakan uji Chi Square dan uji hubungan dengan nilai prevalence ratio (PR) dengan p kurang dari 0.05 dianggap signifikan.Hasil: Persentase jumlah santri dengan pengetahuan COVID-19 yang baik sejumlah 70.35%. Perilaku santri pada kepatuhan protokol kesehatan sejumlah 85.52% baik. Sedangkan persepsi tentang vaksin COVID-19 sejumlah 92.4% bernilai positif. Namun, sejumlah 93.8% pengetahuan tentang vaksin COVID-19 kurang baik. Berdasarkan uji Chi Square didapatkan variabel nilai p value dari pengetahuan tentang COVID-19 dengan perilaku santri terhadap kepatuhan protokol kesehatan sebesar 0,152 dengan nilai PR 1.116. Sedangkan dalam analisa pengetahuan tentang vaksin COVID-19 dengan persepsi santri terhadap vaksin COVID-19 didapatkan nilai p value yaitu sebesar 0,375 dengan nilai PR 0.Kesimpulan: Tidak didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan tentang pandemi COVID-19 dengan perilaku santri terhadap kepatuhan protokol kesehatan dan tidak didapatkan hubungan antara pengetahuan tentang vaksin COVID-19 dengan persepsi santri terhadap vaksin COVID-19 di pondok pesantren.Kata Kunci: Pandemi, COVID-19, Pengetahuan COVID-19, Perilaku Santri, Persepsi Santri, Pengetahuan Vaksin COVID-19, Vaksin COVID-19.
ANALISIS FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN PULUTAN (Urena lobata) Putri Endrawati; Aris Rosidah; Yudi Purnomo
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.735 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Senyawa antioksidan berperan dalam menghambat kerusakan oksidatif akibat radikal bebas dan banyak ditemukan pada tumbuhan. Daun pulutan (Urena lobata) adalah salah satu tumbuhan herbal yang menunjukkan aktivitas antioksidan tetapi belum diketahui secara pasti kandungan senyawa aktifnya. Salah satu upaya untuk mengetahuinya dengan menggunakan metode fraksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol total fraksi etil asetat daun pulutan dan aktivitas antioksidannya.Metode: Eksperimental laboratorium untuk menganalisa kandungan senyawa aktif yang terdapat pada fraksi etil asetat daun pulutan dengan metode skrining fitokimia, kadar fenol total menggunakan metode Folin-Ciocalteu, dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dengan vitamin E sebagai standart. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali, kemudian data dinyatakan dengan persen inhibisi ( ) dan nilai IC50 yang dihitung dari persamaan linier. Hasil: Fraksi etil asetat daun pulutan mengandung senyawa alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, dan fenolik. Kadar fenol total fraksi etil asetat daun pulutan adalah 493,33 mg GAE/g. Fraksi etil asetat daun pulutan memiliki aktivitas antioksidan (IC50 = 8,43 μg/mL) lebih rendah dibandingkan vitamin E (IC50 = 2,55 μg/mL) namun keduanya memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat.Kesimpulan: Fraksi etil asetat daun pulutan memiliki kandungan zat aktif alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, dan fenolik serta aktivitas antioksidan lebih rendah bila dibandingkan dengan vitamin E namun keduanya memiliki nilai yang masuk dalam kategori sangat kuat.Kata Kunci: pulutan; antioksidan; total fenol; DPPH. 
POTENSI VASKULOPROTEKTIF INFUSA DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) PADA TIKUS MODEL OBESITAS Astri Maulidya Azhari; Aris Rosidah; Dini Sri Damayanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.836 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Diet tinggi lemak tinggi fruktosa (diet TLTF) dapat menyebabkan hiperlipidemia, peningkatan stress oksidatif dan aterosklerosis. Daun sirsak berpotensi sebagai antiaterogenik dengan menghambat disfungsi endotel, proliferasi sel otot polos dan matriks ekstraseluler. Namun efek pemberian infusa daun sirsak (IDS) pada tikus model obesitas dengan diet TLTF belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tersebut pada rasio ketebalan dinding arteri, jumlah sel busa dan densitas kolagen arteri ekor tikus dengan diet TLTF.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan design post test only-control group dengan hewan coba tikus wistar yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok normal (KN, n=5), kelompok positif (KP, n=5) dan kelompok IDS dosis I (100 mg/kgBB, n=5), II (200 mg/kgBB, n=5) dan III (400 mg/kgBB, n=5) yang diinduksi diet TLTF dan IDS selama 10 minggu. Hewan coba dikorbankan dan diambil arteri ekornya dan dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin dan Masson Trichome. Penghitungan rasio ketebalan dinding terhadap diameter lumen diukur dengan pembesaran 100x, sedangkan jumlah sel busa diukur dan densitas kolagen pada 400x. Data dianalisa dengan menggunakan Oneway ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD dan p<0,05 dianggap signifikan.Hasil: Pemberian IDS dosis I, II dan III secara signifikan menurunkan rasio ketebalan dinding terhadap diameter lumen arteri sekitar 29-50% dibandingkan kelompok positif (p=0,01) dan menurunkan jumlah sel busa  sekitar 51-75% (p=0,00) dengan efek terkuat pada dosis III, sedangkan densitas jaringan ikat kolagen menurun sekitar 33-58% (p=0,00) dengan efek terkuat pada dosis II.Simpulan: IDS mampu menurunkan rasio ketebalan dinding terhadap diameter lumen arteri, jumlah sel busa dan densitas jaringan ikat kolagen.Kata Kunci: Daun Sirsak, Diet TLTF, Ketebalan Dinding, Diameter Lumen, Sel Busa, Densitas Kolagen
ANALISIS FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN PULUTAN (Urena lobata) Putri Endrawati; Aris Rosidah; Yudi Purnomo
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Senyawa antioksidan berperan dalam menghambat kerusakan oksidatif akibat radikal bebas dan banyak ditemukan pada tumbuhan. Daun pulutan (Urena lobata) adalah salah satu tumbuhan herbal yang menunjukkan aktivitas antioksidan tetapi belum diketahui secara pasti kandungan senyawa aktifnya. Salah satu upaya untuk mengetahuinya dengan menggunakan metode fraksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol total fraksi etil asetat daun pulutan dan aktivitas antioksidannya.Metode: Eksperimental laboratorium untuk menganalisa kandungan senyawa aktif yang terdapat pada fraksi etil asetat daun pulutan dengan metode skrining fitokimia, kadar fenol total menggunakan metode Folin-Ciocalteu, dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dengan vitamin E sebagai standart. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali, kemudian data dinyatakan dengan persen inhibisi ( ) dan nilai IC50 yang dihitung dari persamaan linier. Hasil: Fraksi etil asetat daun pulutan mengandung senyawa alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, dan fenolik. Kadar fenol total fraksi etil asetat daun pulutan adalah 493,33 mg GAE/g. Fraksi etil asetat daun pulutan memiliki aktivitas antioksidan (IC50 = 8,43 μg/mL) lebih rendah dibandingkan vitamin E (IC50 = 2,55 μg/mL) namun keduanya memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat.Kesimpulan: Fraksi etil asetat daun pulutan memiliki kandungan zat aktif alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, dan fenolik serta aktivitas antioksidan lebih rendah bila dibandingkan dengan vitamin E namun keduanya memiliki nilai yang masuk dalam kategori sangat kuat.Kata Kunci: pulutan; antioksidan; total fenol; DPPH. 
PENGARUH EKSTRAK AIR DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP APOPTOSIS SEL β PANKREAS DAN PERUBAHAN MORFOLOGI ISLET LANGERHANS TIKUS MODEL OBESITAS Dinda Dwi Anggita; Aris Rosidah; Dini Sri Damayanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Pemberian diet tinggi lemak tinggi fruktosa (TLTF) akan menyebabkan obesitas yang akan memicu terbentuknya radikal bebas, dan akhirnya menginduksi terjadinya kerusakan ada sel β pankreas dan perubahan morfologi islet Langerhans. Daun sirsak memiliki aktivitas antioksidan sebagai pertahanan terhadap radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak air daun sirsak (EADS) terhadap jumlah apoptosis sel β, dan perubahan morfologi (struktur, bentuk, ukuran) islet Langerhans pankreas tikus dengan induksi TLTF.Metode: Diberikan induksi diet TLTF dan EADS selama 10 minggu pada hewan coba yang dibagi menjadi 5 kelompok secara in vivo, yaitu kelompok normal (KN), kelompok positif (KP) dan EADS dosis I (100 mg/kgBB), II (200 mg/kgBB) dan III (400 mg/kgBB) (n=6 ekor). Dilakukan pengambilan sediaan organ pankreas dengan pengecatan Hematoxylin Eosin untuk mengetahui jumlah apoptosis sel β, dan perubahan morfologi islet Langerhans, lalu diamati dengan mikroskop dotSlide dengan perbesaran 200x. Analisa statistik menggunakan One Way ANOVA dan uji LSD (p<0,05).Hasil: Pemberian EADS dosis II dan III secara signifikan menurunkan jumlah apoptosis sel β pankreas sekitar 22% dan 30% dibandingkan kontrol positif (p<0,05), sedangkan pada perubahan struktur islet Langerhans secara signifikan dapat menurunkan sekitar 17% dan 24% (p<0,05), dan pada perubahan bentuk islet Langerhans secara signifikan dapat meningkatkan sekitar 80% dan 95% (p<0,05). Pemberian EADS dosis I, II dan III secara signifikan meningkatkan luas ukuran sekitar 57%, 47%, dan 62% dibandingkan kontrol positif (p<0,05).Simpulan: Pemberian EADS dosis II dapat menurunkan jumlah apoptosis sel β pankreas, menghambat perubahan struktur, dan meningkatkan perbaikan perubahan bentuk. Sedangkan EADS dosis I dapat meningkatkan luas ukuran islet Langerhans. Kata Kunci: Daun Sirsak, Diet TLTF, Obesitas, Apoptosis, Morfologi Islet Langerhans 
POTENSI VASKULOPROTEKTIF INFUSA DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) PADA TIKUS MODEL OBESITAS Astri Maulidya Azhari; Aris Rosidah; Dini Sri Damayanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Diet tinggi lemak tinggi fruktosa (diet TLTF) dapat menyebabkan hiperlipidemia, peningkatan stress oksidatif dan aterosklerosis. Daun sirsak berpotensi sebagai antiaterogenik dengan menghambat disfungsi endotel, proliferasi sel otot polos dan matriks ekstraseluler. Namun efek pemberian infusa daun sirsak (IDS) pada tikus model obesitas dengan diet TLTF belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tersebut pada rasio ketebalan dinding arteri, jumlah sel busa dan densitas kolagen arteri ekor tikus dengan diet TLTF.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan design post test only-control group dengan hewan coba tikus wistar yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok normal (KN, n=5), kelompok positif (KP, n=5) dan kelompok IDS dosis I (100 mg/kgBB, n=5), II (200 mg/kgBB, n=5) dan III (400 mg/kgBB, n=5) yang diinduksi diet TLTF dan IDS selama 10 minggu. Hewan coba dikorbankan dan diambil arteri ekornya dan dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin dan Masson Trichome. Penghitungan rasio ketebalan dinding terhadap diameter lumen diukur dengan pembesaran 100x, sedangkan jumlah sel busa diukur dan densitas kolagen pada 400x. Data dianalisa dengan menggunakan Oneway ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD dan p<0,05 dianggap signifikan.Hasil: Pemberian IDS dosis I, II dan III secara signifikan menurunkan rasio ketebalan dinding terhadap diameter lumen arteri sekitar 29-50% dibandingkan kelompok positif (p=0,01) dan menurunkan jumlah sel busa  sekitar 51-75% (p=0,00) dengan efek terkuat pada dosis III, sedangkan densitas jaringan ikat kolagen menurun sekitar 33-58% (p=0,00) dengan efek terkuat pada dosis II.Simpulan: IDS mampu menurunkan rasio ketebalan dinding terhadap diameter lumen arteri, jumlah sel busa dan densitas jaringan ikat kolagen.Kata Kunci: Daun Sirsak, Diet TLTF, Ketebalan Dinding, Diameter Lumen, Sel Busa, Densitas Kolagen
Thymoquinone and madecassoside improve motor function in a rotenone-induced mouse model of early Parkinson’s disease: Role of dopamine, alpha-synuclein and mBDNF Kusumawati, Shinta; Endharti, Agustina T.; Balafif, Farhad; Kurniawan, Shahdevi N.; Rosidah, Aris; Anaqah, Rabjhany; Barqillah, Izzunazel A.; Khotimah, Husnul
Narra J Vol. 5 No. 2 (2025): August 2025
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v5i2.2439

Abstract

Parkinson’s disease is a progressive, incurable neurodegenerative disorder characterized by the degeneration of dopaminergic neurons and pathological aggregation of α-synuclein in the midbrain, leading to motor dysfunction. Thymoquinone (TQ), an active compound from Nigella sativa, has demonstrated antioxidant properties that may reduce dopamine degradation, while madecassoside (MA), a triterpenoid component of Centella asiatica, exhibits neuroprotective effects. To date, no study has investigated the combined effects of TQ and MA in a Parkinson’s disease model. The aim of this study was to evaluate the synergistic neuroprotective potential of TQ and MA on motor function, dopamine levels, α-synuclein accumulation, and mature brain-derived neurotrophic factor (mBDNF) expression in a rotenone (ROT)-induced mouse model of early Parkinson’s disease. Rotenone (2.5 mg/kg BW) was administered subcutaneously for two weeks to induce Parkinson’s disease, while TQ alone, MA alone and combination of TQ and MA at various doses, as well as a reference drug (pramipexole) were given every 48 hours concurrently with rotenone. Motor symptoms were assessed through behavioral tests, including the open field test (OFT), beam walking test, and hanging wire test; midbrain dopamine levels were quantified via enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), α-synuclein expression was assessed using Western blotting, and immunohistochemistry was used to detect mBDNF-positive cells in the cerebral cortex. The combination of TQ and MA significantly increased midbrain dopamine levels and improved locomotor activity, as shown by increased total distance traveled and mean velocity in ROT-induced mice. Biochemically, this combined treatment reduced α-synuclein expression, suggesting attenuation of early pathological aggregation typically observed in Parkinson’s disease. Although the increase in mBDNF expression in the cerebral cortex was not statistically significant, it was higher in the TQ-MA treatment group compared to controls and other groups. Collectively, these results highlight the therapeutic potential of TQ and MA in combination to counteract both motor deficits and early neurochemical disruptions in a ROT-induced model of Parkinson’s disease.