Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)

Pemetaan Disparitas Stunting di Jawa Timur dengan Spatial Autoregressive Model (SAR) dan Spatial Error Model (SEM) Haris, M Syauqi; Risqy Siwi Pradini; Ahsanun Naseh Khudori
Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON) Vol. 7 No. 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Budi Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30865/json.v7i1.8877

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Timur, di mana terdapat disparitas yang mencolok dalam prevalensi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi distribusi spasial stunting dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan mempertimbangkan perbedaan geografis antarwilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian menggunakan pendekatan analisis spasial dengan menggunakan data sekunder dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Analisis ini melibatkan beberapa tahap, termasuk eksplorasi pola geografis melalui indeks autokorelasi global Moran's I dan analisis LISA, diikuti dengan pemodelan regresi spasial menggunakan Spatial Autoregressive Model (SAR) dan Spatial Error Model (SEM) berdasarkan matriks bobot tetangga terdekat. Klaster hotspot diidentifikasi di wilayah Tapal Kuda, sementara klaster outlier ditemukan di Sampang dan Tulungagung. Selain itu, model regresi spasial menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan model Ordinary Least Squares (OLS), dengan nilai pseudo R² SAR sebesar 0,7203 dan penurunan Akaike Information Criterion (AIC) menjadi 259,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa inisiasi menyusui dini, cakupan ibu hamil, dan pemberian tablet tambah darah merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi prevalensi stunting (p <0,05). Secara keseluruhan, model spasial memberikan representasi yang lebih akurat tentang pengaruh spasial di seluruh wilayah dibandingkan dengan regresi linier biasa, sehingga dapat menjelaskan variasi geografis stunting dengan lebih baik. Temuan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengembangkan kebijakan berbasis wilayah yang disesuaikan dengan karakteristik spasial yang unik di setiap wilayah. Penelitian ini berkontribusi pada bidang studi spasial dalam epidemiologi gizi dan menawarkan dasar ilmiah untuk mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat yang lebih tepat sasaran.