Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) DAN INFLUENCER MARKETING TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN BERKAITAN DENGAN PRODUK MENANTEA (ANALISIS KONTEN AKUN INSTAGRAM @MENANTEA TOKO) Orlando, Figo Salius Hadi; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v5i1.7876

Abstract

Penelitian ini meneliti dampak dari Electronic Word of Mouth (E-WOM) dan Influencer Marketing pada perilaku pembelian konsumen yang terkait dengan produk Menantee. Menggunakan metodologi penelitian kuantitatif,, penelitian ini mengumpulkan data terstruktur melalui survei dari demografis yang representatif. Populasi yang diminati terdiri dari pengikut profil Instagram resmi Menantee, @menantea shop, yang membanggakan pengikut 535.000 orang. Untuk mengamankan ukuran sampel yang memadai, 100 responden dipilih menggunakan rumus Slovin, pendekatan yang diakui secara luas untuk memastikan ukuran sampel yang tepat. Akuisisi data dilakukan melalui kuesioner menggunakan skala Likert, yang memungkinkan peserta untuk mengevaluasi berbagai pernyataan yang terkait dengan E-WOM dan Pemasaran Influencer. Variabel independen yang diidentifikasi dalam analisis ini adalah E-WOM (X1) dan Pemasaran Influencer (X2), Sebaliknya, variabel yang dipengaruhi adalah keputusan untuk membeli (Y). Data yang dikumpulkan menjadi sasaran analisis melalui metode regresi linier ganda yang difasilitasi oleh perangkat lunak IBM SPSS Statistic 27, sehingga memungkinkan peneliti untuk secara komprehensif mengeksplorasi interaksi antara variabel independen dan dependen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemasaran dari mulut ke mulut elektronik (E-WOM) dan pemasaran influencer memberikan dampak besar pada perilaku pembelian konsumen yang terkait dengan produk Menantee. . Persamaan regresi yang diturunkan adalah Y = a + B1x1 + B2x2 + e, yang mengartikulasikan hubungan kuantitatif di antara variabel-variabel ini. Selain itu, koefisien determinasi (R Square) sebesar 98,7% menandakan bahwa E-WOM dan Influencer Marketing memperhitungkan variasi dalam keputusan pembelian hingga tingkat yang sangat tinggi. Hasil ini menggarisbawahi relevansi penting dari strategi pemasaran digital, terutama yang memanfaatkan E-WOM dan Pemasaran Influencer, dalam membentuk perilaku konsumen dan memfasilitasi keputusan pembelian. Keywords Electronic Word of Mouth (E-WOM), Influencer Marketing, Keputusan Pembelian, Perilaku Konsumen
ANALISIS FOTO JURNALISTIK SELEBRASI SEPAK BOLA PADA AKUN INSTAGRAM @TIMNASINDONESIA Amri, Abdillah Rahma; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v5i1.7877

Abstract

Sepak bola memiliki peran penting dalam membangun nasionalisme, tidak hanya sebagai olahraga, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan identitas bangsa. Penelitian ini menganalisis foto jurnalistik selebrasi sepak bola dalam foto-foto yang diunggah di akun Instagram @TimnasIndonesia menggunakan metode semiotika Roland Barthes. Melalui analisis denotatif, konotatif, dan mitos, penelitian ini mengungkap bagaimana elemen visual seperti warna, gestur, simbol, dan narasi dalam foto dapat membentuk pemaknaan foto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes. Metode ini dipilih karena mampu mengungkap makna tersembunyi dalam foto-foto yang diunggah oleh akun Instagram @TimnasIndonesia, baik dari segi makna denotatif maupun konotatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa foto-foto yang diunggah tidak hanya merekam momen pertandingan, tetapi juga menjadi alat propaganda visual yang membangkitkan semangat kebangsaan. Foto-foto tersebut memperlihatkan makna kebersamaan, perjuangan, serta kemenangan sebagai cerminan dari identitas nasional. Studi ini berkontribusi dalam memahami bagaimana media sosial berperan dalam membentuk nasionalisme digital di era modern. Keywords Semiotika, Sepak Bola,Instagram, Fotografi
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA CINTA DALAM LIRIK LAGU ‘AKAD’ KARYA PAYUNG TEDUH Ferdyan, Ahmad; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v5i1.7878

Abstract

Musik adalah ekspresi seni universal yang tidak terpaku sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyatakan gagasan, emosi, dan nilai sosial. Lirik lagu berperan penting dalam merefleksikan aspek budaya dan emosional kehidupan. Lagu “Akad” menarik perhatian karena mengangkat tema cinta dan komitmen dalam pernikahan. Studi ini menerapkan pendekatan kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan analisis semiotika sebagai teknik penelitiannya. Dengan menggunakan kerangka semiotika yang dikembangkan Ferdinand De Saussure, peneliti berupaya mengungkap dan mengidentifikasi berbagai makna yang lain di balik lirik lagu yang menjadi objek kajian. Hasil penelitian memperlihatkan bahwasannya lirik lagu “Akad” membentuk makna melalui hubungan antara penanda dan petanda dalam sistem bahasa. Lagu ini mengekspresikan cinta yang tulus, kesiapan untuk berkomitmen, serta sikap terbuka dalam menghadapi berbagai kemungkinan dalam hubungan. Struktur tanda dalam lirik ini juga menunjukkan bagaimana makna diciptakan melalui sistem bahasa yang saling berkaitan, baik secara paradigmatik maupun sintagmatik. Keywords Representasi Cinta, Lirik Lagu, Akad, Semiotika
MEME KOMUNIKASI POLITIK ATAS GIBRAN RAKABUMING RAKA DI MEDIA SOSIAL X : (Studi pada akun X @nepo_baby) Baharudin, Usuf; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v5i1.7934

Abstract

Investigasi ilmiah ini berpusat pada pemeriksaan semiotik meme Gibran Rakabuming Raka yang lazim di platform media sosial X. Dengan menggunakan metodologi kualitatif, penelitian ini berusaha untuk menjelaskan cara meme-meme ini beroperasi sebagai instrumen kritik sosial dan politik. Temuan penyelidikan menunjukkan bahwa meme ini berfungsi tidak hanya sebagai sumber hiburan tetapi juga sebagai kendaraan untuk mengartikulasikan ketidakpuasan publik mengenai kandidat wakil presiden 2024. Analisis dilakukan melalui identifikasi komponen visual dan tekstual dalam meme, di samping konteks sosiokultural yang menyelimuti mereka. Hasilnya mengungkapkan bahwa meme Gibran merangkum spektrum perspektif masyarakat, mulai dari dukungan hingga celaan tajam. Tiga kategori sarkasme yang digambarkan — kepahitan, celaan pahit, dan luka menggambarkan cara-cara di mana penduduk menyampaikan ketidakpuasannya dengan lanskap politik yang berlaku. Wahyu ini menegaskan kembali pentingnya meme sebagai mekanisme komunikasi politik, yang mampu memupuk wacana publik. Selain itu, penelitian ini menekankan fungsi media sosial dalam mempercepat transmisi informasi dan mempengaruhi sentimen publik, yang semakin relevan mengingat pemilihan yang akan datang. Akibatnya, penelitian ini diantisipasi untuk berfungsi sebagai referensi dasar untuk penyelidikan selanjutnya ke dalam fenomena meme dalam bidang komunikasi politik
RUANG EKSPRESI DIRI DI ERA DIGITAL (ANALISIS PERAN TIKTOK DI KALANGAN MAHASISWA FISIP UMB) Wahyuni, Hajri; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v6i1.8537

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran platform TikTok dalam membentuk pola perilaku, gaya hidup, dan ekspresi diri mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) angkatan 2021 di era digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TikTok telah menjadi bagian integral dari kehidupan mahasiswa, tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai ruang ekspresi diri, penyampaian ide, dan interaksi sosial. Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap TikTok berdampak pada terganggunya waktu istirahat dan menurunnya fokus akademik akibat perilaku scrolling yang tidak terkendali. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) juga teridentifikasi sebagai pendorong utama penggunaan aplikasi ini, memengaruhi cara mahasiswa mempresentasikan diri dan membentuk identitas digital mereka. Selain itu, TikTok turut mendorong perubahan gaya hidup mahasiswa, baik dalam aspek positif seperti adopsi pola hidup sehat dan kreativitas, maupun negatif seperti distraksi dan penurunan produktivitas. Temuan ini menegaskan bahwa TikTok merupakan ruang ekspresi yang dinamis dan multidimensi, yang memerlukan kesadaran digital tinggi dari penggunanya. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk mendorong pengembangan literasi digital yang bersifat kritis agar mahasiswa mampu menjadi pengguna media sosial yang bijak, kreatif, dan bertanggung jawab.   Kata Kunci : Ekspresi Diri,Era Digital,Tiktok            
PENGEMBANGAN TOKOH CHO SANG-GU DALAM SERIAL MOVE TO HEAVEN Septiana, Berlian Aprilia; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v6i1.8541

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan karakter Cho Sang-gu dalam serial Move to Heaven menggunakan pendekatansemiotika Roland Barthes yang mencakup tiga lapisan makna: denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasikarakter Sang-gu mencerminkan proses penyembuhan emosional dan redefinisi identitas maskulin yang kaku. Pada level denotatif, perubahantampak melalui tindakan nyata Sang-gu yang semula tertutup dan defensif menjadi lebih terbuka dan suportif. Pada level konotatif, simbol-simbol seperti rumah, dapur, meja makan, serta pencahayaandan warna pakaian menjadi penanda kehangatan, keterbukaan, dan keterhubungan emosional. Pada level mitos, serial ini menantang narasimaskulinitas patriarkal yang membatasi ekspresi emosional laki-laki, dan memperkenalkan model maskulinitas baru yang empatik dan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan karakterSang-gu tidak hanya didorong oleh alur cerita, tetapi juga oleh kekuatansimbolik visual dalam struktur naratif serial. Kehadirannya sebagaifigur ayah, penjaga, dan pendengar membuka ruang bagi pemaknaanulang atas peran laki-laki dalam ranah domestik dan relasi emosional. Dengan demikian, serial ini menjadi cermin dari nilai-nilaikemanusiaan, pentingnya relasi antarindividu, serta keberanian untukmengalami perubahan dan pertumbuhan emosional. Kata kunci : Pengembangan,Karakter tokoh,Serial
REPRESENTASI NILAI-NILAI PATRIOTISME DALAM FILM 13 BOM DI JAKARTA Oktariadi, Iqbal; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v6i1.8542

Abstract

Film sebagai media komunikasi massa memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan nilai-nilai kepada masyarakat, termasuk nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Film “13 Bom di Jakarta” merupakan salah satu karya sinema Indonesia yang mengangkat tema terorisme dan perjuangan aparat keamanan dalam melindungi negara. Melalui berbagai simbol dan tanda visual, film ini berpotensi mengkomunikasikan nilai-nilai patriotisme kepada penonton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi nilai-nilai patriotisme yang terkandung dalam film “13 Bom di Jakarta” melalui pendekatan semiotika, dengan fokus pada bagaimana simbol-simbol, tanda, dan makna dalam film tersebut merepresentasikan semangat patriotisme dan cinta tanah air. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika model Roland Barthes dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi mendalam terhadap adegan-adegan film, dialog, visual, dan audio yang mengandung unsur patriotisme. Data kemudian dianalisis melalui tiga tahapan semiotika Barthes yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Objek penelitian difokuskan pada scene-scene yang menampilkan simbol kebangsaan, pengorbanan, dan perjuangan melawan terorisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film “13 Bom di Jakarta” berhasil mengkomunikasikan nilai-nilai patriotisme melalui berbagai tanda dan simbol. Nilai-nilai tersebut meliputi pengorbanan untuk negara, persatuan dalam menghadapi ancaman, keberanian aparat keamanan, dan semangat gotong royong masyarakat. Film ini secara efektif menggunakan representasi visual dan naratif untuk membangun kesadaran patriotisme dan nasionalisme di kalangan penonton, sekaligus memberikan edukasi tentang bahaya terorisme bagi kehidupan berbangsa Kata Kunci:  Representasi Film, Patriotisme, 13 Bom di Jakarta, Semiotika Roland Barthes
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SEBAGAI STRATEGI PELESTARIAN ADAT BEKAGOK’AN SUKU BASEMAH DI PADANG BINDU Razika, Lucky; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Humas dan Media Kontemporer (MADIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/madia.v6i1.8550

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunikasiantarbudaya dalam pelestarian adat Bekagok’an Suku Basemah di Desa Padang Bindu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelestarian adattidak hanya bergantung pada pelaksanaan seremonial, tetapi juga pada proses komunikasi lintas generasi dan lintas etnis yang berlangsungsecara dialogis dan partisipatif. Melalui pendekatan interaksionismesimbolik, ditemukan bahwa makna budaya dalam prosesi adat sepertitarian, masakan tradisional, dan simbol-simbol lainnya dibentuk dan diwariskan melalui interaksi sosial yang hidup dan bermakna. Tigadimensi utama dalam interaksionisme simbolik, yakni mind, self, dan society, menjadi dasar dalam pewarisan budaya: simbol adatmembentuk pemahaman generasi muda, membangun identitas dirisebagai bagian dari komunitas adat, serta memperkuat struktur sosialmasyarakat. Di sisi lain, media sosial muncul sebagai medium barudalam mendukung dokumentasi dan diseminasi nilai-nilai adat, meskipun memerlukan pendekatan yang kontekstual agar tidak terjadipenyederhanaan makna. Oleh karena itu, komunikasi antarbudayaterbukti menjadi strategi kunci dalam menjaga keberlanjutan adatBekagok’an, dengan menekankan kolaborasi antar generasi, pemaknaansimbolik yang reflektif, serta adaptasi terhadap perkembangan teknologikomunikasi. kata kunci : komunikasi antar budaya,pelestarian,adat bekagok'an
Transisi Media Tradisional Ke Digital (Studi Kasus Pada Media Lokal Di Bengkulu) Fajarini, Sri Dwi; Kurniawati, Juliana; Yuliani, Fitria
Jurnal Khabar: Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 7 No. 1 (2025): Juni
Publisher : STAI Bumi Silampari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37092/khabar.v7i1.1216

Abstract

This study discusses the transition of traditional to digital media in local media in Bengkulu, which faces significant challenges such as limited human resources, technological infrastructure, and changes in audience consumption behavior. The purpose of this study is to analyze the adaptation strategies of local media in the face of digitalization and its impact on business models and audience engagement. The research method used is a qualitative approach with a case study design. Data was collected through in-depth interviews, participatory observations, and documentation from four main local media: BE TV, RB Koran, Tribunnews Bengkulu, and Radio Jazirah. The data analysis technique used is thematic analysis according to Braun and Clarke. The results show that the media transition takes place in five stages: introduction, adaptation, development, integration and innovation, and evaluation and adjustment. Local media are starting to integrate various digital platforms to increase reach and interaction with audiences. However, challenges related to mastering technology and financing are still the main obstacles. This research confirms that the success of local media transformation depends on content innovation, strengthening human resource capacity, and the ability to manage sustainable digital business models.
PRESENTASI BUDAYA PATRIARKI DALAM DRAMA KOREA “WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES” Kurnia Fadhillah, Sarrah; KN , Jamiati; Kardiati, Depita; Fajarini, Sri Dwi
Jurnal Sarjana Ilmu Komunikasi (J-SIKOM) Vol 6 No 1 (2025): Vol.6 No.1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jsikom.v6i1.8141

Abstract

Abstract. Korean dramas, as a form of popular cultural product, play a significant role in representing social and cultural values, including gender constructions rooted in patriarchal systems. This study aims to examine how patriarchal culture is represented in the Korean drama When Life Gives You Tangerines using a descriptive qualitative approach and Roland Barthes’ semiotic analysis method. The drama is analyzed as a cultural text rich in meaning, where symbols, narratives, and characters reflect patriarchal ideologies. The findings reveal that the drama reinforces patriarchal myths, such as gender role division, educational discrimination, and social legitimacy of gender inequality, as well as the reinforcement of traditional values that position women in subordinate roles. This representation demonstrates that popular media like Korean dramas play a major role in reproducing patriarchal ideology through seemingly natural cultural portrayals. Keywords: Korean drama, patriarchy, semiotics, When Life Gives You Tangerines, representation