Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP AKSARA PENANGGALAN KALENDER DALAM TRADISI KEAGAMAAN DI MALUKU DAN SUMATERA BARAT Nukuhaly, Nur Apriani; Latuconsina, Susi Hardila
Lingue : Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Vol. 4 No. 2 (2022): Linguistic Studies
Publisher : LP2M IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/lingue.v4i2.4115

Abstract

Masyarakat Maluku dan Sumatera Barat merupakan dua daerah adat yang sangat unik dalam melakukan ritual keagamaan, namun di sisi lain masing-masing memiliki naskah penanggalan penanggalan untuk menentukan awal kegiatan keagamaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilangan hatuhaha dan takwin ulakan memiliki persamaan yaitu bilangan takwin jum'atiyah (hatuhaha) dan bilangan takwin ulakan (sumatera barat/padang parimana), keduanya menggunakan hisab urfi. Selain itu terdapat perbedaan angka takwin jumat (hatuhaha) dan takwin ulakan (Sumatera Barat/Padang), yaitu tahun pertama dalam penanggalan Hijriah Hatuhaha adalah tahun Alif 1 dimana 1 Muharram jatuh pada hari Jumat sehingga disebut nomor Jumat. 'atiyah. Sedangkan tahun pertama dalam perhitungan takwin ulakan adalah Alif 1 tahun, tetapi 1 Muharram jatuh pada hari Kamis. Selain itu, terdapat perbedaan pelaksanaan penanggalan penanggalan terkait tradisi dan ritual keagamaan antara masyarakat Hatuhaha dengan masyarakat Padang Parimana.
ANALYSIS OF INDONESIAN LANGUAGE USAGE ON SIGNBOARDS TOURIST ATTRACTIONS AND ROADS IN CENTRAL MALUKU REGENCY Wa Mirna; Nukuhaly, Nur Apriani; Rahma Anugraheny; Setiawan, Adi; Agik Nur Efendi
Lingue : Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Vol. 7 No. 1 (2025): Language and Literature Studies
Publisher : LP2M IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/lingue.v7i1.9352

Abstract

The use of proper and correct Indonesian on public signage reflects professionalism and the image of a region in the eyes of tourists and the general public. This study aims to analyze the use of Indonesian on tourism signage and street signs in Central Maluku Regency. This research uses a qualitative method with a phenomenological approach to reveal the reality of Indonesian language usage in public spaces. The findings of this study include two main results. First, the portrayal of Indonesian usage on tourism signage and street signs in the areas of Tulehu, Waai, Liang, and Morella, which contains 16 data points (10 tourism signage data and 6 street sign data). These are only three tourism signs (in Tulehu, Liang, and Morella) adhered to normative theory, while the rest did not, especially those in Wai, Liang, Tulehu, and Morella. Second, there are four areas where the signs align with communicative theory (Tulehu, Waai, Liang); however, two data points in Tulehu and Morella do not align due to incorrect writing on street signs, which causes confusion among road users. This study makes a significant contribution to the development of language policy, particularly in organizing Indonesian language in public spaces in Central Maluku Regency. The results can serve as a reference for local governments, tourism destination managers, and the public to raise awareness and skills in using proper and correct Indonesian, thus creating a positive regional image and facilitating public communication