Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sediment Transport Mechanism and Provenance of Unconsolidated Sediments in Opak River Channel, Yogyakarta, Indonesia Widada, Sugeng; Putra, Roy Andika; Prahastomi, Mochammad; Rizky, Aga
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 11, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v11i1.12805

Abstract

This study focuses on the Opak River, which crosses administratively through two regencies, Sleman and Bantul. This research aims to reveal the sedimentation mechanism and provenance of Opak River sediment based on textural and sedimentary composition. Sediment samples were collected from ten points along the river channel, spanning from upstream to downstream. Granulometric and grain morphology analysis were conducted which the followed by QFL analysis wherein the presence of light detrital minerals (quartz, feldspar, lithic) was observed. The sediment texture of Opak River Channel generally consists of coarse-grained sand, poorly sorted, with varying degrees of roundness and sphericity, which are angular to sub-rounded and intermediate to sub-equant, respectively. Opak River sediment predominantly comprises Feldspar (20-48%), Quartz (4-17,9%) and Lithic (13,5-19,6%) which implies arkose-lithic arkose type. The sedimentation process in Opak River is mainly driven by the traction process, which is indicated by a 48-79% traction fraction on the probability log curve. Based on QFL analysis, it is inferred that the Opak River sediment originated tectonically derived from a magmatic arc setting, specifically a transitional arc subtype. The primary sediment source could have been derived from Mount Merapi with a potentially strong influence by the Oyo River, especially in the downstream of Opak River.
Identifikasi dan Zonasi Salinitas Air Tanah Menggunakan Data Geokimia Air Tanah Pada Akuifer Tidak Tertekan di Wilayah Utara Cekungan Air Tanah Jakarta Anindyo, Muhammad Fachry; Prayogi, Tantowi Eko; Prahastomi, Mochammad; Abdillah, Faizal
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 14, No 2 (2023)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34126/jlbg.v14i2.426

Abstract

Kepadatan penduduk dan dinamika perkembangan DKI Jakarta yang begitu masif ini menyebabkan timbulnya berbagai macam permasalahan lingkungan, salah satu yang menjadi isu strategis pencemaran di wilayah pesisir pantai seperti DKI Jakarta adalah degradasi air tanah akibat pengaruh intrusi air asin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran intrusi air asin yang terjadi pada akuifer tidak tertekan di wilayah utara Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada akuifer tidak tertekan di Cekungan Air Tanah Jakarta bagian utara. Metode yang digunakan penelitian ini yaitu analisis terhadap hasil data geokimia air tanah dan data collar serta elevasi muka air tanah yang menghasilkan kontur muka air tanah dan pola alirannya, fasies kimia air tanah, dan tingkat keasinan air tanah. Data yang digunakan untuk pengolahan yaitu 56 data yang merupakan hasil dari pemantauan yang dilakukan oleh Balai Konservasi Air Tanah Jakarta (BKAT) tahun 2021 pada sumur pengamatan yang terdiri dari sumur gali dan sumur bor dangkal dengan kedalaman < 40 meter. Hasil analisis menunjukkan setidaknya terdapat 35 data sumur berupa fasies Sodium Chloride (NaCl) dan sejenisnya (fasies yang mengandung sodium dan chloride). Analisis kontur muka air tanah menunjukkan adanya anomali di beberapa tempat dengan ditandai kemunculan konus (conus drawdown) yang menunjukkan terdapat penurunan muka air tanah cukup signifikan pada wilayah penelitian. Zonasi tingkat keasinan air tanah menunjukkan terdapat 14 titik sumur yang masuk kedalam klasifikasi tawar-payau. Hasil analisis zonasi tingkat keasinan air tanah memiliki hasil yang berbanding lurus terhadap hasil analisis fasies kimia air tanahnya yang dominasi fasies sodium chloride.Kata kunci: cekungan air tanah Jakarta, fasies kimia air tanah, kontur muka air tanah, konus, salinitas
Sedimentology and Reservoir Potential of Lower Tanjung Sandstone in Martapura, Barito Basin, South Kalimantan Widada, Sugeng; Prahastomi, Mochammad; Adha, Ikhwannur; Rizky, Aga
Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30588/jo.v8i2.2028

Abstract

The Barito Basin in South Kalimantan, Indonesia, is a hydrocarbon-producing basin where the Eocene Tanjung Formation serves as both the primary source rock and reservoir. Despite historical discoveries, recent exploration has faced challenges in identifying high-quality reservoir rocks. This study evaluates the reservoir potential of the Lower Tanjung Formation in the Martapura area using fieldwork and laboratory analyses, focusing on porosity, permeability, and texture and depositional geometry. The formation comprises thick shale with minor sandstone and coal layers, interpreted to be deposited in an estuarine environment. Sandstone layers, 0.2–12 m thick, are limited in lateral extent, forming a narrow "shoestring" geometry. Porosity measurements range from 19.0% to 33.1% (good to very good), with an average of 24%, while permeability varies from 1.5 mD to 105 mD (tight to very good), averaging 29.7 mD. However, primary porosity of the sandstone (3.6–7.2%) is poor, with secondary porosity (3.6–14.8%) dominating, driven by near-surface weathering during uplift. Our study suggests that some sandstone layers exhibit good potential, but the overall reservoir quality is limited due to poor primary porosity and restricted depositional geometry.
Studi Kualitas Air Tanah Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia Menggunakan Analisis Hidrogeologi dan Hidrokimia di Jakarta Barat karismawan, albar; Sahdarani, Dyah Nindita; Prahastomi, Mochammad; Prayogi, Tantowi Eko
Jurnal Inovasi Pendidikan dan Sains Vol 2 No 2 (2021): Agustus
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jips.v2i2.698

Abstract

Kajian Air Tanah di Jakarta Barat untuk mengetahui kualitas air tanah yang biasa digunakan warga Jakarta Barat untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, bersih-bersih dan lain-lain. Kajian ini penting dilakukan karena air yang dikonsumsi warga belum tentu memenuhi standar baku kualitas air minum yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permenkes No. 492 Tahun 2010, melalui parameter Fisik dan kimia. Penelitian ini berfokus pada pengukuran akuifer bebas di perumahan padat penduduk dengan menggunakan analisis hidrogeologi dan hidrokimia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kualitas airtanah dengan metode hidrogeologi dan hidrokimia. Analisis hidrogeologi digunakan untuk memetakan muka air tanah berdasarkan pengukuran kedalaman air tanah yang diukur pada sumur masyarakat dengan satuan meter di bawah permukaan tanah (mbmt) dan meter di bawah permukaan laut (mdpl). Data hidrokimia menggunakan dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil penulis di lapangan pada tahun 2021 dengan fokus pada sumur air tanah akuifer bebas yang diambil di perumahan padat penduduk. Data sekunder adalah data yang diambil oleh BKAT pada tahun 2018-2020 dengan fokus pada sumur air tanah untuk ruang publik seperti SPBU, taman, dan rumah ibadah. Sedangkan analisis hidrokimia dilakukan untuk melihat kondisi salinitas, jenis air, serta tingkat intrusi air laut di daerah penelitian. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan penulis pada bulan Maret 2021, kedalaman air tanah terdalam adalah di Kelurahan Semanam dengan kedalaman 9,3 mbmt, dan yang paling dangkal berada di Kelurahan Rawa Buaya dengan kedalaman 0,2 mbmt. Berdasarkan pengukuran penulis, kualitas airtanah di Jakarta Barat sangat memprihatinkan. Kelurahan Roa Melaka memiliki air yang bau, juga Klorida, Sodiun, dan Natrium, yang tinggi. Kelurahan Duri Kepa dan Jelambar memiliki pencemaran besi yang tinggi, melalui pengukuran memiliki kadar 0,4 mg/l dan 1,65 mg/l.
Linking Carbonate Facies to Stylolite Distribution of Middle Jurassic Limestone, Onshore Abu Dhabi Oil Field Prahastomi, Mochammad; Morad, Sadoon; Al Suwaidi, Aisha; Ali, Mohammed; Muljana, Budi; Adlan, Ryandi
Journal of Applied Sciences, Management and Engineering Technology Vol 6, No 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jasmet.2025.v6i2.8190

Abstract

This study examines the relationship between facies and stylolitization in the Upper Araej Member carbonates of onshore Abu Dhabi. Analysis of core and thin sections identified four facies: wispy-laminated skeletal wackestone (F-1), peloidal skeletal mud-dominated packstone (F-2), coated-grain skeletal grainstone (F-3), and peloidal skeletal floatstone (F-4), deposited across a shallow carbonate ramp. Stylolites were described and measured for vertical offset amplitude to assess facies dependence. Results show facies-related tendencies in stylolite amplitude and morphology. Mud-supported facies (especially floatstones and wackestones) tend to display higher variability, with floatstones reaching amplitudes of up to 20 mm, whereas grainstones may also contain isolated high-amplitude stylolites (up to 14 mm). Packstones and wackestones, by contrast, rarely exceed 10-13 mm. Boxplots highlight greater variability in mud-rich facies, whereas grainstones exhibit narrower distributions. Statistical testing (ANOVA, p = 0.109; Kruskal–Wallis, H = 3.38, p = 0.34) indicates no statistically significant differences in mean stylolite amplitude across facies, although descriptive data reveal trends in variability and extremity. Jagged stylolites occur in both mud-rich and grain-supported facies, whereas wispy seams are strongly associated with micrite-rich facies and are largely absent in grainstones. Stylolites in these carbonates may act as both vertical barriers and localized porosity enhancers. Their facies-associated occurrence emphasizes the need to integrate stylolitization into reservoir models to better predict connectivity, compartmentalization, and flow behavior in Middle Jurassic carbonates.