Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS TEGALREJO, KOTA SALATIGA Jeckzen Norisan Turege; Angkit Kinasih; Maria Dyah Kurniasari
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.530

Abstract

AbstrakObesitas dapat dialami oleh semua golongan usia, maupun jenis kelamin. Kemajuan teknologi memberikan dampat positif dan negatif. Dampak positifnya banyak kegiatan menjadi lebih praktis dan cepat, sedangkan dampak negatifnya manusia menjadi semakin malas untuk bergerak. Berkurangnya aktivitas fisik mangakibatkan penyimpanan energi yang tersimpan dalam jaringan lemak, yang menyebabkan kegemukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas di Puskesmas Tegalrejo Kota Salatiga Jawa Tengah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Responden adalah pasien aktif di Posyandu Puskesmas Tegalrejo. Jumlah responden sebanyak 59 orang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan uji korelasi Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap nilai aktivitas fisik dengan analisis uji Pearson diperoleh p-value 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi r pearson -0,505 yang ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan aktivitas fisik pada pasien aktif di Posyandu Puskesmas Tegalrejo, Kota Salatiga. Sedangkan nilai koefisien korelasi r pearson berkorelasi sedang, dan ditunjukkan dengan tanda negatif (-) yang berarti hubungan yang terjadi bersifat berlawanan arah. Sehingga semakin rendah aktifitas fisik maka semakin tinggi nilai IMT atau sebaliknya.Kata Kunci: aktivitas fisik, obesitas. AbstractObesity can be suffered by all age groups, as well as gender. Technological advances provide positive and negative effects. The positive impact of many activities becomes more practical and fast, while the negative impact of humans becomes increasingly lazy to move. Reduced physical activity results in the storage of energy stored in fat tissue, which causes obesity. The purpose of this study was to determine and analyze the relationship between physical activity and obesity at the Tegalrejo Health Center in Salatiga City, Central Java. This type of research is quantitative descriptive research. Respondents were active patients at the Tegalrejo Health Center Posyandu. The number of respondents was 59 people. The data obtained in this study are primary data and secondary data. Based on the correlation test of Body Mass Index (BMI) to the value of physical activity with Pearson test analysis obtained p-value of 0.000 <0.05 and Pearson correlation coefficient value of -0.505 which indicates that there is a significant relationship between Body Mass Index (BMI) and Physical activity in active patients at the Tegalrejo Health Center Posyandu, Salatiga City. While the value of the Pearson correlation coefficient is moderately correlated, and is indicated by a negative sign (-) which means that the relationship is in the opposite direction. So the lower the physical activity, the higher the BMI value or vice versa.Keywords: obesity, physical activity.
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS TEGALREJO, KOTA SALATIGA Jeckzen Norisan Turege; Angkit Kinasih; Maria Dyah Kurniasari
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.530

Abstract

AbstrakObesitas dapat dialami oleh semua golongan usia, maupun jenis kelamin. Kemajuan teknologi memberikan dampat positif dan negatif. Dampak positifnya banyak kegiatan menjadi lebih praktis dan cepat, sedangkan dampak negatifnya manusia menjadi semakin malas untuk bergerak. Berkurangnya aktivitas fisik mangakibatkan penyimpanan energi yang tersimpan dalam jaringan lemak, yang menyebabkan kegemukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas di Puskesmas Tegalrejo Kota Salatiga Jawa Tengah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Responden adalah pasien aktif di Posyandu Puskesmas Tegalrejo. Jumlah responden sebanyak 59 orang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan uji korelasi Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap nilai aktivitas fisik dengan analisis uji Pearson diperoleh p-value 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi r pearson -0,505 yang ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan aktivitas fisik pada pasien aktif di Posyandu Puskesmas Tegalrejo, Kota Salatiga. Sedangkan nilai koefisien korelasi r pearson berkorelasi sedang, dan ditunjukkan dengan tanda negatif (-) yang berarti hubungan yang terjadi bersifat berlawanan arah. Sehingga semakin rendah aktifitas fisik maka semakin tinggi nilai IMT atau sebaliknya.Kata Kunci: aktivitas fisik, obesitas. AbstractObesity can be suffered by all age groups, as well as gender. Technological advances provide positive and negative effects. The positive impact of many activities becomes more practical and fast, while the negative impact of humans becomes increasingly lazy to move. Reduced physical activity results in the storage of energy stored in fat tissue, which causes obesity. The purpose of this study was to determine and analyze the relationship between physical activity and obesity at the Tegalrejo Health Center in Salatiga City, Central Java. This type of research is quantitative descriptive research. Respondents were active patients at the Tegalrejo Health Center Posyandu. The number of respondents was 59 people. The data obtained in this study are primary data and secondary data. Based on the correlation test of Body Mass Index (BMI) to the value of physical activity with Pearson test analysis obtained p-value of 0.000 <0.05 and Pearson correlation coefficient value of -0.505 which indicates that there is a significant relationship between Body Mass Index (BMI) and Physical activity in active patients at the Tegalrejo Health Center Posyandu, Salatiga City. While the value of the Pearson correlation coefficient is moderately correlated, and is indicated by a negative sign (-) which means that the relationship is in the opposite direction. So the lower the physical activity, the higher the BMI value or vice versa.Keywords: obesity, physical activity.
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS TEGALREJO, KOTA SALATIGA Jeckzen Norisan Turege; Angkit Kinasih; Maria Dyah Kurniasari
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.530

Abstract

AbstrakObesitas dapat dialami oleh semua golongan usia, maupun jenis kelamin. Kemajuan teknologi memberikan dampat positif dan negatif. Dampak positifnya banyak kegiatan menjadi lebih praktis dan cepat, sedangkan dampak negatifnya manusia menjadi semakin malas untuk bergerak. Berkurangnya aktivitas fisik mangakibatkan penyimpanan energi yang tersimpan dalam jaringan lemak, yang menyebabkan kegemukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas di Puskesmas Tegalrejo Kota Salatiga Jawa Tengah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Responden adalah pasien aktif di Posyandu Puskesmas Tegalrejo. Jumlah responden sebanyak 59 orang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan uji korelasi Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap nilai aktivitas fisik dengan analisis uji Pearson diperoleh p-value 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi r pearson -0,505 yang ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan aktivitas fisik pada pasien aktif di Posyandu Puskesmas Tegalrejo, Kota Salatiga. Sedangkan nilai koefisien korelasi r pearson berkorelasi sedang, dan ditunjukkan dengan tanda negatif (-) yang berarti hubungan yang terjadi bersifat berlawanan arah. Sehingga semakin rendah aktifitas fisik maka semakin tinggi nilai IMT atau sebaliknya.Kata Kunci: aktivitas fisik, obesitas. AbstractObesity can be suffered by all age groups, as well as gender. Technological advances provide positive and negative effects. The positive impact of many activities becomes more practical and fast, while the negative impact of humans becomes increasingly lazy to move. Reduced physical activity results in the storage of energy stored in fat tissue, which causes obesity. The purpose of this study was to determine and analyze the relationship between physical activity and obesity at the Tegalrejo Health Center in Salatiga City, Central Java. This type of research is quantitative descriptive research. Respondents were active patients at the Tegalrejo Health Center Posyandu. The number of respondents was 59 people. The data obtained in this study are primary data and secondary data. Based on the correlation test of Body Mass Index (BMI) to the value of physical activity with Pearson test analysis obtained p-value of 0.000 <0.05 and Pearson correlation coefficient value of -0.505 which indicates that there is a significant relationship between Body Mass Index (BMI) and Physical activity in active patients at the Tegalrejo Health Center Posyandu, Salatiga City. While the value of the Pearson correlation coefficient is moderately correlated, and is indicated by a negative sign (-) which means that the relationship is in the opposite direction. So the lower the physical activity, the higher the BMI value or vice versa.Keywords: obesity, physical activity.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUSU FORMULA DAN KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-11 BULAN DI PUSKESMAS CEBONGAN SALATIGA Rosita Rahel Enamberea; Maria Dyah Kurniasari; Dary Dary; Kukuh Pambuka Putra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i1.723

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang wajib diberikan kepada bayi. Pengganti ASI atau susu formula hanya diberikan kepada bayi apabila ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV. Pemberian susu formula harus dengan anjuran tenaga kesehatan karena penyajian susu formula yang salah akan menyebabkan anak kurang gizi atau obesitas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, masih ditemukan anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 53 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian ASI, susu formula atau kombinasi keduanya terhadap tumbuh kembang anak usia 6-11 bulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 118 responden usia 6-11 bulan. Instrumen penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), timbangan, dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak usia 6-11 bulan yang mengonsumsi ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal, hanya ada 1 anak yang mengonsumsi ASI memiliki pertumbuhan obesitas. Hasil penelitian anak yang diberi susu formula dan kombinasi keduanya menunjukkan bahwa semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan asi eksklusif, susu formula dan kombinasi keduanya.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUSU FORMULA DAN KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-11 BULAN DI PUSKESMAS CEBONGAN SALATIGA Rosita Rahel Enamberea; Maria Dyah Kurniasari; Dary Dary; Kukuh Pambuka Putra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i1.723

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang wajib diberikan kepada bayi. Pengganti ASI atau susu formula hanya diberikan kepada bayi apabila ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV. Pemberian susu formula harus dengan anjuran tenaga kesehatan karena penyajian susu formula yang salah akan menyebabkan anak kurang gizi atau obesitas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, masih ditemukan anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 53 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian ASI, susu formula atau kombinasi keduanya terhadap tumbuh kembang anak usia 6-11 bulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 118 responden usia 6-11 bulan. Instrumen penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), timbangan, dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak usia 6-11 bulan yang mengonsumsi ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal, hanya ada 1 anak yang mengonsumsi ASI memiliki pertumbuhan obesitas. Hasil penelitian anak yang diberi susu formula dan kombinasi keduanya menunjukkan bahwa semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan asi eksklusif, susu formula dan kombinasi keduanya.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUSU FORMULA DAN KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-11 BULAN DI PUSKESMAS CEBONGAN SALATIGA Rosita Rahel Enamberea; Maria Dyah Kurniasari; Dary Dary; Kukuh Pambuka Putra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i1.723

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang wajib diberikan kepada bayi. Pengganti ASI atau susu formula hanya diberikan kepada bayi apabila ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV. Pemberian susu formula harus dengan anjuran tenaga kesehatan karena penyajian susu formula yang salah akan menyebabkan anak kurang gizi atau obesitas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, masih ditemukan anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 53 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian ASI, susu formula atau kombinasi keduanya terhadap tumbuh kembang anak usia 6-11 bulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 118 responden usia 6-11 bulan. Instrumen penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), timbangan, dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak usia 6-11 bulan yang mengonsumsi ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal, hanya ada 1 anak yang mengonsumsi ASI memiliki pertumbuhan obesitas. Hasil penelitian anak yang diberi susu formula dan kombinasi keduanya menunjukkan bahwa semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan asi eksklusif, susu formula dan kombinasi keduanya.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUSU FORMULA DAN KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-11 BULAN DI PUSKESMAS CEBONGAN SALATIGA Rosita Rahel Enamberea; Maria Dyah Kurniasari; Dary Dary; Kukuh Pambuka Putra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i1.723

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang wajib diberikan kepada bayi. Pengganti ASI atau susu formula hanya diberikan kepada bayi apabila ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV. Pemberian susu formula harus dengan anjuran tenaga kesehatan karena penyajian susu formula yang salah akan menyebabkan anak kurang gizi atau obesitas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, masih ditemukan anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 53 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian ASI, susu formula atau kombinasi keduanya terhadap tumbuh kembang anak usia 6-11 bulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 118 responden usia 6-11 bulan. Instrumen penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), timbangan, dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak usia 6-11 bulan yang mengonsumsi ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal, hanya ada 1 anak yang mengonsumsi ASI memiliki pertumbuhan obesitas. Hasil penelitian anak yang diberi susu formula dan kombinasi keduanya menunjukkan bahwa semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan asi eksklusif, susu formula dan kombinasi keduanya.
KOLABORASI PERAWAT DAN AHLI GIZI DI POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETAK, KABUPATEN SEMARANG Maria Dyah Kurniasari; Kristiawan P. A Nugroho; Yuni Sofia Ranty
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.480

Abstract

Tumbuh dan kembang balita pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan namun keduanya saling berkaitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah status gizi, pola tidur, kesehatan gigi, perkembangan motorik, peran keluarga dalam menerapkan disiplin pada balita, serta  dukungan perawat dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kolaborasi antara perawat dengan ahli gizi sebagai upaya dukungan perawat guna peningkatan kecukupan status gizi pada balita di Posyandu Sedap Malam 4 dan Posyandu Sedap Malam 5 di Wilayah kerja Puskesmas Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya dukungan perawat dalam upaya peningkatan status gizi balita melalui kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan status gizi balita. Perawat ikut membantu ahli gizi di lapangan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perawat turut memberikan dukungan kepada tenaga gizi dalam upaya peningkatan status gizi balita setiap bulan di Posyandu yang berada di wilayah Kerja Puskesmas JetakKata Kunci : dukungan, perawat, ahli gizi, status gizi balita, posyandu
KOLABORASI PERAWAT DAN AHLI GIZI DI POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETAK, KABUPATEN SEMARANG Maria Dyah Kurniasari; Kristiawan P. A Nugroho; Yuni Sofia Ranty
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.480

Abstract

Tumbuh dan kembang balita pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan namun keduanya saling berkaitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah status gizi, pola tidur, kesehatan gigi, perkembangan motorik, peran keluarga dalam menerapkan disiplin pada balita, serta  dukungan perawat dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kolaborasi antara perawat dengan ahli gizi sebagai upaya dukungan perawat guna peningkatan kecukupan status gizi pada balita di Posyandu Sedap Malam 4 dan Posyandu Sedap Malam 5 di Wilayah kerja Puskesmas Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya dukungan perawat dalam upaya peningkatan status gizi balita melalui kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan status gizi balita. Perawat ikut membantu ahli gizi di lapangan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perawat turut memberikan dukungan kepada tenaga gizi dalam upaya peningkatan status gizi balita setiap bulan di Posyandu yang berada di wilayah Kerja Puskesmas JetakKata Kunci : dukungan, perawat, ahli gizi, status gizi balita, posyandu
KOLABORASI PERAWAT DAN AHLI GIZI DI POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETAK, KABUPATEN SEMARANG Maria Dyah Kurniasari; Kristiawan P. A Nugroho; Yuni Sofia Ranty
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.480

Abstract

Tumbuh dan kembang balita pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan namun keduanya saling berkaitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah status gizi, pola tidur, kesehatan gigi, perkembangan motorik, peran keluarga dalam menerapkan disiplin pada balita, serta  dukungan perawat dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kolaborasi antara perawat dengan ahli gizi sebagai upaya dukungan perawat guna peningkatan kecukupan status gizi pada balita di Posyandu Sedap Malam 4 dan Posyandu Sedap Malam 5 di Wilayah kerja Puskesmas Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya dukungan perawat dalam upaya peningkatan status gizi balita melalui kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan status gizi balita. Perawat ikut membantu ahli gizi di lapangan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perawat turut memberikan dukungan kepada tenaga gizi dalam upaya peningkatan status gizi balita setiap bulan di Posyandu yang berada di wilayah Kerja Puskesmas JetakKata Kunci : dukungan, perawat, ahli gizi, status gizi balita, posyandu