Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI ANTIBAKTERI KARIES GIGI UNTUK KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT DESA BUA KABUPATEN GORONTALO Sy Pakaya, Mahdalena; Zuriati Uno, Wiwit; Ramadani Putri Papeo, Dizky; Hiola, Paramita; Qarlan Pratama, Mohammad; Zahra Zakia, Wavika; Fazril Pakaya, Mohamad
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 9 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i9.3804-3811

Abstract

Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling umum ditemukan di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 88,8% di kalangan penduduk dewasa. Program Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Bua, Kabupaten Gorontalo, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut, sekaligus memberdayakan mereka dengan memanfaatkan eceng gondok (Eichhornia crassipes) sebagai bahan antibakteri dalam upaya pencegahan karies. Program ini menerapkan pendekatan edukatif dan partisipatif, di mana masyarakat diberikan penyuluhan mengenai penyebab karies, pentingnya menyikat gigi secara teratur, dan cara memanfaatkan eceng gondok untuk membuat produk kesehatan seperti obat kumur herbal. Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan pre-test dan post-test mengindikasikan adanya kemajuan yang signifikan dalam pemahaman dan kemampuan peserta. Selain itu, pelatihan yang diberikan juga berhasil mengajarkan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, bagaimana cara mengolah eceng gondok menjadi produk bernilai tambah yang dapat dikembangkan menjadi usaha mikro. Selain memberikan manfaat bagi kesehatan, program ini juga berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian lingkungan dengan mengoptimalkan pemanfaatan eceng gondok yang tumbuh melimpah di Danau Limboto. Melihat hasil yang diperoleh, program ini memiliki peluang untuk diterapkan di daerah lain dengan kondisi serupa, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara komprehensif.
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG INFEKSI PNEUMONIA PADA ANAK SERTA PEMANFAATAN POTENSI LOKAL UNTUK INDONESIA BEBAS PNEUMONIA Sy Pakaya, Mahdalena; Zuriati Uno, Wiwit; Ain Thomas, Nur; Ar’syifa Wijaya, Hudan
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 6 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i6.2543-2549

Abstract

Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Meskipun penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada semua kelompok usia, bayi dan balita adalah yang paling rentan. Anak-anak di bawah dua tahun lebih rentan terhadap pneumonia daripada orang dewasa. Dari 6,6 juta balita yang meninggal dunia, 1,1 juta di antaranya adalah pneumonia, dan 99 persen dari kasus ini terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, pneumonia sangat umum di kalangan anak-anak usia 1-4 tahun, dengan kasus tertinggi terjadi pada orang-orang dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah (2,74%). Pada tahun 2013, insiden pneumonia tertinggi terjadi pada anak usia 12-23 bulan, meningkat menjadi 6,0% pada tahun 2018. Di Provinsi Sulawesi Selatan, prevalensi pneumonia tercatat sebesar 1,2% pada tahun 2022, dengan angka tertinggi di Kota Pare-Pare (2,57%). Berdasarkan karakteristik balita, populasi tertinggi ditemukan pada usia 24-35 bulan (1,67%), jenis kelamin perempuan (1,21%), dan tinggal di pedesaan (1,56%). Dibandingkan dengan penyakit lain, pneumonia menyebabkan kematian lebih tinggi. Salah satu metode utama untuk menangani infeksi adalah penggunaan antibiotik; namun, sekitar 40-62% penggunaan antibiotik tidak tepat, yang dapat menyebabkan resistensi obat atau Multi Drug Resistance Organisms (MDROs). Penelitian Ettore menunjukkan bahwa efek samping seperti ruam kulit, urtikaria, diare, mual, dan muntah dapat terjadi setelah penggunaan antibiotik pada anak-anak. Penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan hati-hati pada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka belum matang dan lebih rentan terhadap infeksi. Respon tubuh anak terhadap berbagai obat. Tubuh anak berbeda dengan tubuh orang dewasa dalam hal penyerapan, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat. Ini dapat memengaruhi efektivitas dan efek samping obat. Banyak tanaman lokal saat ini digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit, seperti infeksi. Daun miana (Coleus scutellarioides) dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat dan diyakini dapat mencegah dan mengobati penyakit saluran pernapasan. Untuk menghentikan infeksi pneumonia di Indonesia, sangat penting untuk memberikan pendidikan tentang pneumonia dan manfaat tanaman herbal lokal Gorontalo untuk mencegah infeksi pneumonia pada anak.