Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FORMULASI DAN AKTIVITAS TABIR SURYA LIPBALM EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) Kresnawati, Yani; Puspitasari, Dewi Fitriani; Sundoro, Aries Koes
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v9i2.12285

Abstract

Ekstrak daun pegagan mempunyai kandungan flavpnoid yang dapat berpotensi sebagai tabir surya pada bibir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun pegagan pada formulasi lipbalm terhadap karakteristik fisik dan aktivitas tabir surya sediaan. Formulasi lipbalm ekstrak daun pegagan dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 5%, 10% dan 15%. Lipbalm yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian karakteristik fisik yaitu organoleptis, homogenitas, pH, titik leleh serta aktivitas tabir surya. Lipbalm ekstrak daun pegagan pada semua formula berwarna coklat, bau oleum rosae, tekstur semi padat dan homogen. Peningkatan konsentrasi ekstrak daun pegagan berpengaruh meningkatkan pH dan menurunkan titik leleh. Formula dengan penambahan konsentrasi ekstrak daun pegagan sebesar 15 % memiliki karakteristik fisik yang paling baik serta nilai SPF paling tinggi sebesar 14,67( maksimal).Kata kunci: daun pegagan, lipbalm, SPF, tabir surya
Edukasi dan Pelatihan Pembuatan Minyak Gosok Rimpang Jahe dan Sereh di Desa Ngawurejo, Kelurahan Kentengsari, Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah Puspitasari, Dewi Fitriani; Ramona, Dewi; Pratiwi, Arik Dian Eka; Wulandari, Wulandari
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i2.17800

Abstract

ABSTRAK Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan tanaman budidaya yang dapat ditanam secara rumahan dan tanaman tersebut dimanfaatkan sebagai obat. Desa Ngawurejo merupakan desa yang letakknya cukup jauh dari pusat kota, apotek hanya ditemukan di pusat kota tersebut. Ibu-ibu Desa Ngawurejo banyak yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan petani jagung. Fungsi dari tanaman TOGA di Desa Ngawurejo perlu dioptimalkan untuk pengobatan di masyarakat utamanya lingkup terkecil yakni keluarga, serta untuk memberi edukasi kepada warga terkait produk yang dapat dihasilkan dari TOGA. Banyak penelitian dilakukan untuk memanfaatkan bahan alam sebagai obat. Hirilisasi hasil penelitian merupakan salah satu upaya menerapkan hasil penelitian kepada masyarakat. Pada bidang farmasi, salah satu bentuk pemanfaatan TOGA menjadi produk yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,  adalah produk linimenta atau minyak gosok. Liniment merupakan produk sediaan farmasi untuk pemakaian pada kulit yang   dapat   berupa   larutan   alkohol   atau   berlemak   atau   emulsi   yang   terdiri dari macam-macam   bahan   obat   yang   penggunaannya   biasanya   digosokkan pada   kulit. Linimentum   dengan   pembawa   alkohol   atau   hidroalkohol    berguna   dalam   hal rubefasien, menghasilkan sakit atau kerja penetrasi yang  ringan, linimentum berlemak umumnya digunakan   untuk  memijit. Program pengabdian ini bertujuan untuk memberi edukasi pemanfaatan TOGA dan pelatihan pembuatan sediaan linimenta kepada ibu-ibu di Desa Ngawurejo, Kelurahan Kentengsari, Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tanaman toga yang dimanfaatkan adalah jahe dan sereh. Metode pengabdian yang dilakukan dengan memberi edukasi terkait tanaman TOGA selanjutnya dilakukan pelatihan pembuatan produk linimenta dengan memanfatakan tanaman TOGA. Hasil kegiatan pengabdian ini mampu meningkatkan wawasan ibu-ibu tentang manfaat tanaman TOGA serta mampu memberi ketrampilan warga untuk membuat produk pengobatan alami seperti linimenta. Kata Kunci: TOGA, Linimenta, Jahe, Sereh  ABSTRACT TOGA are cultivated plants that can be grown at home and the plants are used as medicine. Ngawurejo Village is located quite far from the city center, and pharmacies are only found in the city center. Many women in Ngawurejo Village work as housewives and corn farmers. The function of TOGA plants in Ngawurejo Village needs to be optimized for treatment in the community, especially the smallest scope, namely the family, and to educate residents regarding products that can be produced from TOGA. Many studies have been conducted to utilize natural materials as medicine. Hirilization of research results is one of the efforts to apply research results to the community. In the pharmaceutical field, one form of utilization of TOGA into products that can be utilized by the community, is linimenta or liniment oil. Liniment is a pharmaceutical preparation product for use on the skin which can be in the form of an alcohol or fatty solution or emulsion consisting of various medicinal ingredients whose use is usually rubbed on the skin. Linimentum with alcohol or hydroalcoholic carrier is useful in terms of rubefasien, producing pain or mild penetration work, fatty linimentum is generally used for massage.This service program aims to provide education on the use of TOGA and training in making linimenta preparations to mothers in Ngawurejo Village, Kentengsari Village, Kedungjati District, Grobogan Regency, Central Java. The toga plants used are ginger and lemongrass. The service method is carried out by providing education related to TOGA plants and then training in making linimenta products by utilizing TOGA plants.  Keywords: TOGA, Linimenta, Ginger, Lemongrass
FORMULASI, UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SERTA UJI STABILITAS GEL MASK FRAKSI KULIT`BUAH NAGA MERAH Puspitasari, Dewi Fitriani
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v12i1.616

Abstract

Kulit pada buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) adalah salah satu bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai antioksidan alami. Salah satu kandungan dari kulit buah naga ialah senyawa antosianin. Antosianin berpotensi digunakan sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi serta menguji  nilai IC50 fraksi etil asetat ekstrak etanol pada kulit buah naga merah dengan metode FRAP. Sediaan gel mask diformulasikan dengan kadar fraksi 1,5%. Hasil formulasi sediaan selanjutnya diuji karakteristik fisik dan aktivitas antioksidan. Pengujian antioksidan juga dilakukan setelah penyimpanan sediaan 3 bulan pada suhu ruang.  Kulit buah naga merah dimaserasi dengan menggunakan etanol 70%, difraksinasi dengan  n-heksan, etil asetat, air. Pengujian aktivitas antioksidan dari fraksi etil asetat, menggunakan metode FRAP, selanjutnya diformulasi ke dalam sediaan gel mask. Pengujian karakteristik fisik sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, uji viskositas, uji daya lekat, dan kemampuan/daya sebar. Sediaan gel mask diuji aktivitas antioksidan sebelum dan sesudah disimpan 3 bulan. Hasil perhitungan nilai IC50 fraksi etil asetat diperoleh nilai 99,96 ppm, menunjukkan fraksi berpotensi kuat sebagai antioksidan. Hasil pengujian karakteristik fisik menunjukkan sediaan memiliki nilai pH 5,0±0,035, viskositas 9591±61,10 cps, daya sebar 5,1±0,1 cm, daya lekat 2,43±0,13 detik. Hasil nilai IC50 sediaan 104,67 ppm dan setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu ruang IC50 menjadi 263,15 ppm. Hasil nilai IC50 formulasi gel mask sebelum dan sesudah disimpan berbeda signifikan (p<0,05). Kata Kunci : Gel mask, kulit buah naga, antioksidan
PENGARUH KONSENTRASI BEESWAX SEBAGAI EMULGATOR PADA KARAKTERISTIK DAN STABILITAS FISIK SEDIAAN KRIM PATI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) Puspitasari, Dewi Fitriani; Ratih, Sekar Wida
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i1.1290

Abstract

Starch of bengkuang tuber (Pachyrhizus erosus L.) has antioxidant activity, is able to provide moisture, antiaging , relieve inflammation so that it is efficacious to prevent skin cell damage due to free radicals. The formulation of bengkuang starch in cream form is expected to make it easier to use. The main component that affects the physical characteristics of a cream preparation is the emulgator. Beeswax is an emulgator that can improve cream consistency and stabilise the preparation. This study aims to determine the effect of different concentrations of beeswax on the physical characteristics and stability of bengkuang starch cream preparation. The research method begins with the collection of starch which is done by filtering the juice of the bengkuang tuber. The results of the filter were precipitated 24 hours and then the precipitate was dried. The cream was made in 3 formulas namely FI, FII and FIII with variations of beeswax 5, 10 and 15%, then tested for characteristics and physical stability. The results showed that increasing the concentration of beeswax caused the viscosity value of the cream preparation to increase, the spreadability value decreased and the adhesion value increased. The concentration of beeswax also affects the pH value of the preparation, namely the higher the concentration of beeswax, the pH value increases. The results of the physical stability test using the cycling test method for 6 cycles show that the cream preparations that are still stable are formula II and III.
UJI TOTAL FLAVONOID, FORMULASI DAN UJI KARAKTERISTIK FISIK SEDIAAN GEL PEEL OFF EKSTRAK ETANOL BUAH GOWOK (SYZGIUM POLYCEPHALUM Merr.) DENGAN KOMBINASI HPMC K100 DAN PVA Puspitasari, Dewi Fitriani; Auliya, Jeaniva Putri
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i2.5526

Abstract

Buah-buahan memiliki kontribusi yang penting dalam pemenuhan gizi tubuh salah satunya kulit wajah. Nutrisi pada buah dapat memberikan manfaat pada kesehatan kulit wajah. Buah Kupa atau gowok (Syzgium Polycephalum Merr), sering digunakan oleh masyarakat sebagai salad. Buah gowok dengan kandungan antosianin yang tinggi menunjukkan aktivitas antioksidan yang disebabkan kandungan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung total kandungan flavonoid dari ekstrak etanol buah gowok, selanjutnya memformulasi sediaan gel peel off ekstrak etanol buah gowok. Formulasi menggunakan variasi konsentrasi dari gelling agent HPMC K100 1%, 1,5% dan 2%. Ketiga sediaan selanjutnya diuji karakteristik fisik meliputi uji homogenitas dan organoleptis, uji viskositas, uji daya sebar, pH, uji daya sebar dan uji waktu mengering. Hasil uji karakteristik fisik sediaan selanjutnya dilakukan uji One way Anava, untuk mengetahui adakah perbedaan antara ketiga formula. Hasil skrining fitokimia dan identifikasi total flavovonoid, ekstrak etanol buah gowok mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin. Rata-rata kandungan total flavonoid pada ekstrak etanol buah gowok, sebesar 9,6 mg/g. Formulasi sediaan gel peel off ekstrak etanol buah gowok dengan variasi HPMC K100  1%, 1,5% dan 2%, menghasilkan sediaan dengan karaktristik fisik yang baik.Kata kunci: (buah gowok, peel off, karakterisitk fisik,uji total flavonoid)
EVALUASI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN HAIR CREAM EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Puspitasari, Dewi Fitriani; Kresnawati, Yani
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 1 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i1.6044

Abstract

Pendahuluan: Kerontokan rambut, merupakan kondisi yang disebabkan oleh faktor nutrisi, oksidasi, stress oksidatif. Ekstrak daun katuk dapat digunakan untuk mencegah kerontokan rambut, karena kandungan flavonoidnya yang tinggi. Flavonoid mampu merangsang pertumbuhan rambut dengan memberikan nutrisi ke sel-sel folikel rambut. Ekstrak daun katuk dapat diformulasi menjadi sediaan hair cream untuk mengatasi kerontokan rambut.Tujuan penelitian ini untuk memformulasi sediaan hair cream ekstrak etanol daun katuk, serta mengevaluasi stabilitas fisik dan kimia sediaan, pada suhu penyimpanan 2ºC, 30ºC dan 48ºC selama 1 bulan.Metode: Hair cream dibuat dengan menggunakan ekstrak etanol daun katuk konsentrasi 5%, 10%, 15%. Pengujian stabilitas fisik sediaan diamati pada homogenitas, daya sebar, daya lekat, viskositas, ph sedangkan stabilitas kimia diamati dari kandungan total flavonoid pada sediaan sebelum dan sesudah disimpan pada suhu 2°C, 30°C dan 48°C selama 1 bulan. Hasil:  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun katuk yang diformulasikan dalam bentuk sediaan hair cream memiliki kestabilan yang cukup baik selama proses penyimpanan pada suhu 2°C, 30°C, namun mengalaim perubahan karakteristik fisik dan kandungan flavonoid pada penyimpanan di suhu 48°C.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS GEL MASK FRAKSI ETIL ASETAT BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Puspitasari, Dewi Fitriani; Utami, Rani Nur Ayu; Wildan, Achmad
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 8 No 1 (2025): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v8i1.2423

Abstract

The ethyl acetate fraction of butterfly pea flower was found to have higher antioxidant activity than other fractions. This fraction can be utilized in making gel mask preparations, as an alternative to topical antioxidants. The purpose of this study was to formulate the ethyl acetate fraction in a gel mask preparation, and test the physical characteristics and stability of antioxidant activity before and after being stored for 3 months at room temperature. Extraction of telang flowers, using 70% ethanol, followed by fractionation with n-hexane, ethyl acetate and water. The results of the ethyl acetate fraction were tested for antioxidant activity, then formulated in a gel mask preparation. Evaluation of the physical characteristics of the preparation includes organoleptic test, homogeneity, pH, viscosity, adhesion, spreadability, and antioxidant activity test, before and after 3 months storage with DPPH. The results of the antioxidant activity test of the ethyl acetate fraction obtained a value of 25.14 µg/mL. The results of the physical characteristics of the gel have a pH 5.18 ± 0.035, viscosity 9541 ± 32.14 cps, adhesion 2.04 ± 0.015 seconds, spreadability 4.55 ± 0.015 cm. The antioxidant activity of the gel decreased after storage for 3 months.
PEMBUATAN SABUN KERTAS EKSTRAK BUNGA TELANG DENGAN VARIASI SUHU DAN PENGADUKAN Novitasari, Aprilia Donna; Puspitasari, Dewi Fitriani; Ariani, Lilies Wahyu
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 8 No 1 (2025)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol8no1p15-20

Abstract

Soap is a health supply that is much needed to maintain cleanliness. Telang flowers have the potential to inhibit Staphylococcus aureus bacteria, so that their potential can be utilised in making soap made from nature. One form of soap that is currently trending is paper soap. Formulating bayang flower extract in paper soap making, it is necessary to pay attention to pH and temperature factors, because the colour stability of bayang flower anthocyanins is easily affected by temperature and pH. In paper soap making, temperature and stirring factors will also have an influence on the character of the resulting paper soap. In this study, a study was conducted to make bayang flower paper soap by looking at the effect of temperature during manufacture and stirring on the characteristics of soap including pH, moisture content, and colour of paper soap. The method of making paper soap is conditioned on variations in manufacturing temperature, namely 77 ° C, 85 ° C and 92 ° C and variations in stirring speed at 280, 350 and 420 rpm. The telang flower extract was made using the maceration method in a ratio of 1:6, using a combination of 70% ethanol and 0.42% NaOH solvents (6:4), the extract was used with a concentration of 10%. The results show that paper soap made with increasing temperature and stirring has a decreasing pH value and moisture content and has a darker green colour variation. Keywords: bay flower, paper soap, temperature