Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS MAKNA INTENSI PUISI-PUISI DALAM BUKU EMPAT KUMPULAN SAJAK KARYA W.S. RENDRA Wafiq, Chici Al
Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 6, No 2 (2021): JURNAL KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v6i2.1213

Abstract

Puisi merupakan karya sastra yang meliputi tiga unsur pokok penting. Seperti yang dikemukakan oleh Pradopo (2010, hlm.7) bahwa terdapat tiga unsur pokok dalam puisi yaitu yang pertama ialah pemikiran, ide, atau emosi; yang kedua ialah bentuknya; dan yang ketiga ialah kesannya. Jika kita melihat dari ketiga unsur pokok tersebut maka dapat dikatakan bahwa puisi adalah karya sastra yang dihasilkan melalui ide kreatif penulis/pengarang dengan memerhatikan bentuk berupa estetika atau tipografi dalam penulisan yang ditulis dengan maksud untuk memberikan pesan yang berkesan bagi penulis maupun pembaca.Menurut Harimurti (dalam Pateda, 2001:105), makna intensi adalah makna yang menekankan maksud pembicara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat analisis deskriptif yaitu menginterpretasikan data dengan landasan teori makna intensi pada puisi dan kemudian dideskripsikan dalam pembahasan.Kata Kunci : Puisi,Makna Intensi
Summative Assessment Reconstruction on Negotiation Text for the Tenth Grade in Vocational School Nikmah, Faridhatun; Wafiq, Chici Al; Ahmad, Affan Ghaffar; Hidayah, Nasik; Wulandari, Mely; Wagiran, Wagiran; Naryatmojo, Deby Luriawati
International Journal of Research in Education Vol 4, No 1 (2024): Issued in January 2024
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ijre.v4i1.15286

Abstract

The purpose of this research was to determine the quality of summative assessment tests in three modules of negotiation texts class X SMK at the vocational level. The quality of the questions is very influential on the results  of achieving the learning objectives of students as a basis for determining class increase or graduation from educational units. This research was conducted by analyzing (1) assessment qualifications in the module, (2) the level of difficulty of the questions, and (3) the cognitive level of the questions. The method used in this study is qualitative method with techniques by interviews and literature studies. The results showed that the application of summative assessment at SMKN 1 Bangil used more C4 reaching 50%. In addition, the difficulty level of the questions is categorized as good because the medium level has reached 50%. At SMKN 2 Purwosari shows more dominant use of C2 in the form of understanding of problems that have been learned in previous learning. This indicates the need for cognitive improvement in the problem to achieve balance. In addition, the difficulty level of the questions is categorized as good because the medium level has reached 50%. Furthermore, in the SMKN 2 Jepara module, more operational verbs use to apply (C3) and create (C6) which reaches a percentage of 26.7%. Through this analysis, there are several problems that have not been balanced in difficulty and cognitive levels and there needs to be reconstruction to achieve better student learning outcomes.
Tindak Tutur Ekspresif dalam Film Mursala Sutradara Viva Westi Wafiq, Chici Al
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 8, No 1 (2024): JURNAL LITERASI APRIL 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/literasi.v8i1.13263

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bentuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam film Mursala yang disutradarai oleh Viva Westi. Penelitian tindak tutur ekpresif ini merupakan unit analisis dalam kajian pragmatik yang dapat mengartikan maksud penutur sebagai suatu tindakan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Wujud data yang akan ditelaah berupa tuturan yang diungkapkan oleh para tokoh dalam film “Mursala”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah simak dan catat. Adapun analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif oleh Milles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan pernarikan kesimpulan. Terdapat 72 tindak tutur yang tergolong dalam 8 bentuk tindak tutur ekpresif. Adapun tindak tutur ekspresif tersebut antara lain ialah memuji (20 data), berterima kasih (9 data), menyalahkan (6 data), mengharapkan (10 data), meminta maaf (5 data), mengkritik (7 data), mengeluh (8 data), dan marah (7 data). Dari data tersebut, dapat disimpulkan dalam film Mursala tindak tutur ekpresif sebagian besar adalah memuji, berterima kasih, dan mengharapkan.
Standar Tekstualitas Wacana dalam Berita Online CNN Indonesia “Riwayat Hantu Golput dan Ancaman di Pemilu 2024” Wafiq, Chici Al; Santoso, Bernadus Wahyudi Joko; Rustono, Rustono
HUMANIKA Vol 30, No 2 (2023): December
Publisher : Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/humanika.v30i2.59232

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana standar tekstualitas wacana berita online CNN Indonesia yang berjudul “Riwayat Hantu Golput dan Ancaman di Pemilu 2024”. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan ialah metode agih. Dalam menganalisis, peneliti menggunakan teori de Beaugrande dan Dressler mengenai tujuh standar yang membuat sebuah teks dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima dari segi tekstualitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketujuh standar tekstualitas pada wacana berita yang dikaji. Terdapatnya kohesi yang terdiri atas pengulangan, paralelisme, pro-form, ellipsis, konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif. Koherensi pada wacana yang selaras, hubungan logis, dan terurai dengan baik. Intensionalitas dan keberterimaan yang dapat dilihat dengan sikap penghasil teks yang dihasilkan bersifat konstitutif (wajib) untuk mencapai teks yang kohesif dan koheren sehingga dapat diterima oleh pembaca, dengan mengakses berita, komentar, serta terdapatnya maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim relasi. Selain itu, terdapat pula informasi yang beragam dengan situasional yang terlihat berkategori selusur politik sesuai kondisi saat ini mendekati pemilu, serta adanya intertekstualitas dalam wacana tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor pengetahuan dan informasi mengenai golput dan pemilu yang mengedepankan pengetahuan pembaca, sehingga pembaca dapat menikmati dan menghasilkan respon.  Dengan demikian, wacana tersebut dapat dinyatakan memiliki ketujuh standar tekstualitas yang menjadikan wacana tersebut menjadi komunikatif.
Rekonstruksi Metode Story telling dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali Teks Fabel pada Peserta Didik Kelas VII SMP Al-Hidayah Medan Wafiq, Chici Al; Haryadi; Setyaningsih, Nas Haryati
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v16i1.1847

Abstract

Story telling is one method of speaking in the form of telling activities or telling about an event, and is delivered orally which aims to share stories with others and become a method that can be used in fabel’s learning. Retelling the fable text from read or heard is one of the basic competencies that students are expected to be able to do optimally. The purpose of this research is to reconstruct the story telling method with the help of visual aids in class VII SMP Al-Hidayah Medan. This research was conducted by analyzing (1) the conditions of the application of the story telling method (2) the impact of creative teaching aids. The method used in this research is descriptive qualitative method. Data collection techniques in research were conducted by interviews and literature study. The results showed that the application of the method in learning to retell fable texts in grade VII of Al-Hidayah Junior High School still did not get optimal results and responses both in terms of student response, speaking skills, and the absence of media support, so there is a need for reconstruction to achieve better learning outcomes and student responses.
Fokalisasi pada Novel Rindu yang Baik untuk Kisah yang Pelik Karya Boy Chandra (Kajian Naratologi Genette) Wafiq, Chici Al
Narasi: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya Vol. 2 No. 2 (2024): Oktober
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/narasi.v2i2.3649

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk dan fungsi perubahan fokalisasi dalam novel Rindu yang Baik untuk Kisah yang Pelik karya Boy Chandra. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mendengarkan dan mencatat. Teknik analisis menggunakan teori fokalisasi Gerard Genette sebagai pisau analisis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif oleh Milles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian fokalisasi dalam novel menunjukkan adanya fokalisator internal dan eksternal. Hal ini ditandai dengan beberapa fokalisator yang memfokuskan cerita karakter yang diceritakan berdasarkan apa yang diketahui dan dialami (internal) dan keberadaan fokalisator yang menggunakan perspektif dari luar cerita (eksternal). Tidak ada fokalisasi nol dalam novel karena dalam isi novel terjadi fokalisasi dari karakter itu sendiri. Tidak ada narator mahatau yang menceritakan tokoh utama dan lainnya. Dalam novel karya Boy Chandra tersebut terdapat pergantian fokalisator terkait unsur-unsur intrinsik novel, sehingga fungsi memfokuskan penceritaan pada setiap bab yang disajikan juga berbeda dan menarik.
Rekonstruksi Metode Story telling dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali Teks Fabel pada Peserta Didik Kelas VII SMP Al-Hidayah Medan Wafiq, Chici Al; Haryadi; Setyaningsih, Nas Haryati
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v16i1.285

Abstract

Story telling is one method of speaking in the form of telling activities or telling about an event, and is delivered orally which aims to share stories with others and become a method that can be used in fabel’s learning. Retelling the fable text from read or heard is one of the basic competencies that students are expected to be able to do optimally. The purpose of this research is to reconstruct the story telling method with the help of visual aids in class VII SMP Al-Hidayah Medan. This research was conducted by analyzing (1) the conditions of the application of the story telling method (2) the impact of creative teaching aids. The method used in this research is descriptive qualitative method. Data collection techniques in research were conducted by interviews and literature study. The results showed that the application of the method in learning to retell fable texts in grade VII of Al-Hidayah Junior High School still did not get optimal results and responses both in terms of student response, speaking skills, and the absence of media support, so there is a need for reconstruction to achieve better learning outcomes and student responses.