Claim Missing Document
Check
Articles

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI DESA BULUSARI KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI OLIVIA TYAS ANGGITA, NANCY; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 5, No 9 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPemerintah terus melakukan pengembangan infrastruktur secara bertahap dalam berbagai sektor, salah satunya adalah pengembangan sarana dan prasarana transportasi umum yakni pembangunan bandar udara di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Hal ini tentu menimbulkan reaksi atau respon dari masyarakat yang merupakan wujud adaptasi terhadap rencana pembangunan bandar udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Respon masyarakat tersebut terdiri atas persepsi, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap rencana pembangunan bandar udara di Kabupaten Kediri.Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner yang disebarkan kepada 96 responden masyarakat Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri yang potensial, kemudian dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh berupa analisis kuantitatif dan diukur dengan menggunakan skala berupa skala Likert untuk mengetahui tanggapan responden terhadap masing-masing variabel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) 94.79% dari masyarakat telah mengetahui adanya rencana pembangunan bandar udara di Kabupaten Kediri, namun merasa bahwa informasi penting lainnya terkait pembangunan bandar udara masih kurang jelas. (2) 78.13% dari masyarakat menyambut dengan baik adanya rencana pembangunan bandar udara di Kabupaten Kediri, namun kurang mendukung proses pembebasan lahan guna pembangunan bandar udara karena merasa bahwa prosesnya tidak transparan dan minimnya informasi yang diterima oleh masyarakat terkait pembangunan bandar udara. (3) 63.54% dari masyarakat mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah selanjutnya untuk mengembangkan pembangunan bandar udara, dan ingin mempelajari keterampilan lain yang dapat digunakan sebagai mata pencaharian baru saat bandar udara sudah dibangun karena masyarakat sangat memahami potensi yang dapat dikembangkan nantinya. Kata kunci: pengembangan infrastruktur, bandar udara, respon masyarakat
PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN PENYAKIT TBC, RUTINITAS BEROBAT DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN TBC DI KECAMATAN PABEAN CANTIKAN KOTA SURABAYA WIJI LESTARI, JAYANTI; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKecamatan Pabean Cantikan memiliki nilai prosentase penyakit TBC tertinggi di Surabaya sebesar 0,263% pada tahun 2015. Kejadian TBC ini dikaji untuk mengetahui pengaruh umur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, tingkat pengetahuan dan kondisi lingkungan terhadap kejadian TBC, manakah variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian TBC, serta rutinitas berobat penderita TBC.Jenis penelitian adalah survey menggunakan metode case control dengan menghitung odds ratio. Dilakukan dengan menentukan subyek kasus sebanyak 56 orang pasien positif menderita TBC dan subyek kontrol sebanyak 56 orang yang tidak menderita TBC dengan matching jarak dari Puskesmas Perak Timur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji chi square untuk mengetahui pengaruh semua variabel terhadap kejadian TBC dan uji regresi logistik berganda untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh, serta analisis deskriptif untuk mengetahui bagaimana rutinitas berobat penderita TBC.Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan chi square, faktor yang berpengaruh terhadap kejadian TBC adalah pekerjaan dengan nilai p = 0,000 dan nilai OR = 0,2 , jenis kelamin dengan nilai p = 0,001 dan nilai OR = 4,1, ventilasi dengan nilai p = 0,007 dan nilai OR = 3,2 dan lingkungan dengan nilai p = 0,000 dan nilai OR = 9,0. Berdasarkan uji regresi logistik berganda variabel yang paling berpengaruh adalah pekerjaan dengan nilai Sig = 0,001 dan OR = 4,747 , rutinitas berobat penderita TBC rata-rata baik, dari 56 pasien, 75% memiliki rutinitas berobat baik dan 25% buruk.Kata kunci : Kejadian TBC, Case Control
PERSEBARAN TINGKAT KEBISINGAN KERETA API DAN UPAYA MASYARAKAT MENGHADAPI KEBISINGAN DI PERMUKIMAN REL KERETA API KELURAHAN KETINTANG GAYUNGAN KOTA SURABAYA MAHROINI, ZAHIDAH; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPertumbuhan penduduk di Kota Surabaya yang tanpa diimbangi oleh perkembangan lahan menjadikan penduduk mendirikan rumah di pinggiran jalur rel kereta api dengan kondisi dimana hanya berjarak 2-5 meter dari rel kereta api maka akan terkena dampak suara bising dari kereta api. Data pra survei terdapat 34 kereta api melintas dalam setiap harinya di jalur tersebut dan menimbulkan tidak kenyamanan lingkungan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran kebisingan dan bagaimana upaya masyarakat mengantisipasi kebisingan tersebut.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Titik pengukuran yang diperhitungkan berjumlah 10 titik berlokasi di sepanjang permukiman pinggiran rel kereta dengan jarak 3 dan 9 meter disertai kondisi permukiman yang berbeda-beda. Pengukuran menggunakan alat Sound Level Meter. Teknik analisis data menggunakan rumus sesuai KEP- 48/MENLH/11/1996. Analisis data menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian persebaran tingkat kebisingan di waktu siang hari pada jarak 3 meter antara 74.42-72.06 dB (A) sedangkan pada jarak 6 meter antara 71.1-65.15 dB(A). Waktu malam hari pada jarak 3 meter antara 70.69-68.23 dB(A) sedangkan pada jarak 6 meter antara 67.69-61.59 dB(A). Upaya yang dilakukan oleh mayoritas responden adalah berhenti sejenak saat kereta melintas.Kata Kunci : Persebaran, Tingkat Kebisingan, Upaya Masyarakat
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PULAU LUSI DI KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO ISLAMIYAH RAKHMAH, DINA; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPulau Lusi merupakan salah satu destinasi wisata baru di Sidoarjo yang diharapkan dapat menjadi tujuan wisatayang berwawasan lingkungan dengan tema pemanfaatan, penelitian, pembelajaran serta pelestarian mangrove. PulauLusi belum dikenal secara luas oleh masyarakat karena pengunjung masih didominasi dari kecamatan Jabon dan daerahsekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dan prioritas pengembangan yang dapat diterapkanpada objek wisata Pulau Lusi.Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitiandilakukan di Pulau Lusi yang terletak di Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Respondendalam penelitian ini berjumlah 30 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan datamenggunakan observasi, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis strategi pengembangan berdasarkan InternalFactor Analysis Summary (IFAS) dan External Factor Analysis Summary (EFAS) pada analisis SWOT.Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai faktor strength (kekuatan) menunjukkan angka sebesar 1,9933 dannilai faktor weakness (kelemahan) sebesar 0,6659. Hasil perhitungan nilai faktor opportunity (peluang) menunjukkannilai sebesar 1,6543 dan nilai faktor threat (ancaman) sebesar 1,1111. Perhitungan dengan analisis SWOT menunjukkanbahwa objek wisata Pulau Lusi berada pada kuadran I, strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi agresif(growth oriented strategy). Prioritas utama strategi pengembangan untuk objek Pulau Lusi dengan total skor 0,3160yaitu meningkatkan promosi di berbagai media promosi dengan pemanfaatan teknologi promosi agar masyarakat dapatlebih mengenal objek wisata Pulau Lusi.Kata Kunci : Strategi, Pengembangan, Analisis SWOT
DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN TEMBELANG DAN KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG ROFIULLOH, GAYUH; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBeberapa tahun terakhir pembangunan infrastruktur sangat berkembang pesat di bidang jalan khusunya Jalan Toldi Jawa Timur. Wilayah Kabupaten Jombang adalah salah satu yang termasuk dalam pembangunan jalan tol yangmenghubungkan antara Mojokerto - Kertosono. Pembangunan Jalan Tol Mojokerto - Kertosono melewati enam desadari dua kecamatan yaitu Kecamatan Tembelang dan Kecamatan Peterongan sehingga perlu dilakukan pembebasanlahan. Pembebasan lahan ini berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.Tujuan penelitian iniyaitu untuk mengetahui adannya perubahan terhadap kondisi sosial ? ejonomi masyarakat di Kecamatan Tembelang danKecamatan Peterongan di Kabupaten Jombang sebelum dan sesudah adanya pembangunan jalan tol Mojokerto-Kertosono.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Kecamatan Tembelang danPeterongan yang terdiri dari enam desa yaitu Desa Tampingmojo, Desa Kedunglosari, Desa Mojokrapak, DesaPesantren, Desa Tengaran dan Desa Sumberagung. Sampel dalam penelitian ini ada 100 responden yang dibagi dalamenam desa di dua Kecamatan. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakanadalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan prosentase.Hasil penelitian ini menunjukkan lahan yang dibebaskan untuk pembangunan jalan tol adalah lahan pertanian danpemukiman. Pembangunan Jalan Tol Mojokerto - Kertosono berdampak relatif buruk terhadap kondisi sosial danekonomi, terutama kondisi sosial. Untuk mata pencaharian tidak sepenuhnya berubah karena 48% masyarakat masihtetap menjadi petani dan beberapa beralih profesi mata pencaharian akibat terkena pembebasan lahan. Kondisi ekonomiada perubahan yaitu penurunan produktivitas hasil panen dikarenakan lahan pertanian terkena pembebasan lahan untukbangunan jalan tol yang mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran tiap bulan masyarakat.Kata kunci : Pembangunan, Jalan Tol.
ANALISIS SEBARAN AIR LIMBAH AKTIFITAS PETERNAKAN SAPI TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI DESA BABADAN, KECAMATAN PACE, KABUPATEN NGANJUK AFITA YOLANDA ARI PUTRI, ELENA; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kualitas air yang baik menjadi syarat utama sebagai pendukung berlangsungnya pemenuhan fungsi air untuk mendukung keperluan manusia sehari-hari. Pembuangan limbah peternakan baik limbah padat maupun limbah cair ke badan sungai atau tidak maksimalnya pengolahan limbah peternakan akan menurunkan kualitas air sungai baik secara fisika, maupun kimiawi karena limbah organic memicu oksidasi yang cukup tinggi. Keadaan demikian yang mengakibatkan kualitas air sungai di Desa Babadan, Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk menurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas air sungai yang mengalir sebelum dan sesudah peternakan sapi di Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Kualitas air dianalisis berdasarkan beberapa parameter seperti Fisika dan Kimia. Pencemaran sungai ditandai dengan adanya nilai kulaitas air yang melebihi baku mutu air golongan II seperti Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Amonia, Power of Hydrogen (pH), dan Suhu. Pengukuran kualitas air sungai dilakukan dengan observasi lapangan, pengambilan sampel pada enam titik air sungai pada saat musim penghujan, dan pengujian sampel di lapangan juga di laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri (BARISTAND) Surabaya. Hasil penelitian meunjukkan bahwa pada enam titik sampel yang diuji dan di bandingkan dengan baku mutu air golongan II yang di muat di PP No. 82 Tahun 2001 ditemukan bahwa tingkat pencemaran pada titik B1, C1, C2, dan C3 (aliran sungai setelah peternakan) secara umum lebih tinggi dibandingkan pada titik A1, dan A2 (aliran sungai sebelum peternakan). Tingginya pencemaran ditandai dengan kandungan COD, BOD, TSS, dan Amonia yang melebihi batas ambang baku mutu air golongan II. Kata kunci: Kualitas Air, Pencemaran air, Limbah Organik
STUDI POLA PERSEBARAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WILAYAH KABUPATEN TUBAN DHEWI, RESMITA; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPola persebaran sebagai salah satu bentuk atau rangkaian yang dapat menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai suatu proses sebaran yang mana keberadaan Puskesmas banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Peneliti sebelumnya melakukan pra survey ke 19 responden sebagai pengguna pelayanan kesehatan, berpendapat jika keberadaan Puskesmas Kecamatan sulit dijangkau. Masyarakat lebih memilih rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan lebih memadai. Peneliti dalam hal ini menganalisa pola persebarannya terlebih dahulu kemudian desa mana saja yang kurang bisa menjangkau Puskesmas. Peneliti mengidentifikasi mengenai bagaimana pola persebaran Puskesmas di wilayah Kabupaten Tuban untuk mengetahui pola persebaran puskesmas di Kabupaten Tuban.Jenis penelitian ini adalah survei, populasi dari penelitian ini adalah seluruh 32 puskesmas Kabupaten Tuban, keseluruhan populasi dijadikan sebuah sampel penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara pengukuran dan dokumentasi dengan teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Pola persebaran puskesmas yakni pola acak atau random dengan nilai 1,52 yang tersebar di seluruh Kecamatan berdasarkan Rumus Nearest Neighbour Analysis dan hasil peta buffer dibantu aplikasi arcmap 10.2.2 diketahui terdapat 93 desa yang kurang bisa menjangkau pelayanan puskesmas dikarenakan lokasi puskesmas yang cukup jauh dari lokasi Puskesmas.Kata Kunci : Pola Persebaran dan Pusat Kesehatan Masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN DI JALAN RAYA ARTERI PACET KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO SETIA NOVIKA PUTRI, DHARWINDA; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPacet merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Mojokerto yang menjadi destinasi wisata alam paling unggul. Pacet terletak di kaki Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan, menjadikan Pacet memiliki permukaan jalan berupa tanjakan, turunan, serta tikungan. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan di Pacet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas jalan, volume lalu lintas, dan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di Jalan Arteri Pacet.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel penelitian ini adalah empat lokasi yang menjadi tempat kecelakaan tertinggi di Pacet antara lain; ruas jalan Pandanarum, Warugunung, Petak, dan Kemiri. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengukuran, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kapasitas jalan di Jalan Arteri Pacet berkategori tinggi yaitu memiliki kapasitas sebesar 2289,33 smp/jam untuk kedua lajur jalan. Volume lalu lintas di Jalan Arteri Pacet berkategori sedang, dengan rata-rata di ruas jalan Pandanarum sebesar 743,81 smp/jam, ruas jalan Warugunung sebesar 716,92 smp/jam, ruas jalan Petak sebesar 723,87 smp/jam, dan ruas jalan Kemiri sebesar 747,96 smp/jam, yang masing-masing tidak melebihi kapasitas jalan. Penyebab kecelakaan pada pagi hari disebabkan oleh volume lalu lintas dengan didukung oleh faktor kondisi lingkungan jalan yang baik, selain itu disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri dimana masih banyak pengendara yang memacu kecepatan tinggi, tidak memakai helm dan kurangnya kewaspadaan saat berkendara. Kecelakaan pada malam hari disebabkan oleh kondisi penerangan yang kurang dibeberapa titik jalan.Kata Kunci: Kapasitas jalan, volume lalu lintas, lingkungan jalan.
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DIKAWASAN LINDUNG DI INDONESIA Kuspriyanto, Kuspriyanto
Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal Vol 1, No 4 (2015): Implementasi Model Model Pembelajaran
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/metafora.v1n4.p134-142

Abstract

Indonesia is a country with a high level of biodiversity, which is characterized by the ecosystem, species in the ecosystem, and germplasm (genetic) which are in each type of ecosystem. Indonesia has become the central of biodiversity of the world and is known as mega-biodiversity country. High biodiversity is a natural wealth that can provide vital and strategic benefits, as the capital of national development. The purpose of this paper, among others, is to determine how biodiversity in Indonesia, to know how to control exotic species, to determine how the rehabilitation of animals, and to know the conservation efforts of ex-situ and in-situ. Biodiversity in premises belonging to the highest in the world, even much higher than America and Africa who have the same tropical climate. Factors that influence a new way for the invasion of exotic species, among others: the continental traffic, air traffic and agriculture. To control the invasion of exotic species, then these three factors must be considered. For the rehabilitation of animals then one is doing wildlife conservation efforts through the establishment of animal rescue center. Efforts to conserve biodiversity in situ include protection of representative examples of terrestrial and marine ecosystems and their flora and fauna therein. In-situ conservation is done in the form of natural reserve areas (nature reserves, wildlife reserves), national parks and protected areas. Ex-situ preservation can be done by keeping and breeding of plants and animals outside their natural habitats by collecting type, maintenance, and cultivation or captivity.
Developing Adaptive Cruise Control Based on Fuzzy Logic Using Hardware Simulation Noor Cholis Basjaruddin; Kuspriyanto Kuspriyanto; Didin Saefudin; Ilham Khrisna Nugraha
International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol 4, No 6: December 2014
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.207 KB)

Abstract

Ride comfort on the highway often interrupted because drivers need to adjust the vehicle speed. Safe distance between vehicles should be maintained is the main reason. The situation of monotonous and high speed will increase the risk of accidents on highway. A device is required by the driver to adjust the vehicle speed during the long distance (cruise) driving on highway without neglecting the safety aspects. The device is known as Adaptive Cruise Control (ACC). The ACC is a subsystem of Advanced Driver Assistance Systems (ADASs) that serves to assist the driver during cruise driving. The working principle of the ACC is the vehicle speed set automatically so that the distance to the vehicle in front remains safe. This paper presents the development of fuzzy logic controller for ACC. The fuzzy inference method used in this study is Mamdani. The result from hardware simulation that using remote control car shows that the fuzzy logic controller can work according to the design.DOI:http://dx.doi.org/10.11591/ijece.v4i6.6734