Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Guided Imagery Technique Implementation Reducing Primigravida Pregnancy Anxiety Before Childbirth Delivery Andriani, Yessi; Amalia, Endra; Primal, Def
JOSING: Journal of Nursing and Health Vol 1 No 2 (2021): JOSING: Journal of Nursing and Health
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.041 KB) | DOI: 10.31539/josing.v1i2.2324

Abstract

Anxiety is the most common psychiatric condition found throughout the world. Anxiety in pregnancy is an emotional reaction that occurs in pregnant women related to the concern of the mother with the welfare of herself and her fetus. Guided imagery is the development of mental functions that express oneself dynamically through a psychophysiological process involving all senses and bringing about changes in behavior, perception, or physiological responses with someone's guidance or through the media. This scientific case study aims to determine the application of nursing care to primigravida mothers in dealing with the labor process using guided imagery techniques. The data collection techniques used were interviews, observation, physical examination, and documentation study. This scientific paper shows that there is a decrease in the level of anxiety in the patient after doing the guided imagery technique for 3 meetings. Based on these results, it can be concluded that the intervention from journals related to nursing care in primigravida mothers who experience anxiety has been implemented well. The results of this scientific case study are expected to be implemented as a basis for developing nursing care management and assisting nurses to increase client’s satisfaction with caring provided. Keywords: anxiety, guided imagery, primigravida pregnancy.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN KELUARGA UNTUK MERAWAT PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT Amalia, Endra; Delviana, Indah; Botti, Tanti Anggraini
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 2 (2024): November 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i2.3003

Abstract

Berdasarkan study pendahuluan, tanggal 13 Juni 2024 peneliti melakukan wawancara kepada 10 keluarga yang mendampingi pasien stroke di ruang rawat inap marapi Rumah Sakit Otak M. Hatta Bukittinggi, didapatkan hasil bahwa 4 dari 10 keluarga mengatakan tidak tau perubahan apa yang terjadi pada pasien stroke, 6 dari 10 keluarga mengatakan masih kurang memahami cara merawat pasien stroke di rumah seperti membantu pasien untuk berpindah tempat, melatih kemampuan anggota gerak dan melatih pasien berbicara, 7 dari 10 keluarga mengatakan tidak memodifikasi rumah sesuai kebutuhan pasien stroke. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang faktor yang berhubungan dengan kesiapan keluarga untuk merawat pasien pasca stroke di ruang rawat inap Rumah Sakit”. Metode penelitian yang digunakan adalah kolerasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 79 responden menggunakan teknik acidental sampling. Pada penelitian ini diperoleh hasil yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan keluarga dengan nilai p-value 0.000 serta terdapat hubungan lingkungan dengan kesiapan keluarga dalam merawat pasien pasca stroke, dengan nilai p-value 0.037. Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan pengetahuan, dan lingkungan terhadap kesiapan keluarga untuk merawat pasien pasca stroke di rumah sakit. Keluarga diharapkan bisa memberikan dukungan, motivasi, dan membantu penderita stroke untuk memperbaiki kondisi seperti semula.Kata kunci : Kesiapan keluarga, Lingkungan, Pengetahuan
PENGARUH SPIRITUAL CARE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN STROKE Sesrianty, Vera; Amalia, Endra; Andriani, Yessi; Daswiti, Daswiti
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 2 (2024): November 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i2.3006

Abstract

Penyakit stroke menjadi penyebab kematian nomor dua dengan angka kematian 5,54 juta dan penyebab kecacatan nomor tiga di dunia. Penderita stroke umumnya mengalami perubahan perilaku dan emosional seperti syok, cemas, marah penolakan, marah, stres sampai depresi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan spiritual care. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh spiritual care terhadap tingkat kecemasan pasien stroke. Jenis penelitian quasi experiment, dengan rancangan one group pretest posttest. Penelitian dilaksanakan di ruangan rawat inap Neurologi RSUD Prof. dr. M Ali Hanafiah SM Batusangkar dengan sampel berjumlah 24 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian lembar kuesioner HARS untuk kecemasan pasien dan lembar observasi SOP spiritual care, kemudian diolah dan dianalisa menggunakan uji t-test dependent. Analisa univariat didapatkan pasien mengalami kecemasan berat sebelum dilakukan spiritual care dengan rerata 37,43 sedangkan sesudah dilakukan spiritual care mengalami kecemasan sedang dengan  rerata 26,07. Hasil analisa bivariat ada pengaruh spiritual care terhadap tingkat kecemasan pasien stroke (p = 0,022) dan ada perbedaan kecemasan sebelum dan setelah dilakukan spiritual care 4,500, sehingga disimpulkan spiritual care berpengaruh menurunkan kecemasan pasien stroke. Diharapkan kepada perawat agar melakukan spiritual care terhadap pasien secara berkala sehingga tercipta kenyamanan, ketenangan, mengurangi tekanan emosianal dan rasa damaiKata kunci : Kecemasan, Spiritual care, Stroke
The Relationship between the Quality of Health Services and The Satisfaction of Families’ Patients at Intensive Care Unit Amalia, Endra; Sefrila, Sefrila; Delima, Mera; Suri, Marta
REAL in Nursing Journal Vol 8, No 2 (2025): REAL in Nursing Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/rnj.v8i2.3445

Abstract

Quality service health is determinant main satisfaction family patients, especially in intensive care units intensive (Sutoyo and Rusdi, 2023) . Survey Index Public Satisfaction of Sungai Dareh Regional General Hospital 2023 shows score 76.02, decreased from 76.77 in 2020 and not yet reach minimum standard ≥ 90%. Dominant complaints covering delay service, lack of information clear medical, as well as cleanliness facilities are not optimal. Research This aim For analyze connection between quality service health and satisfaction family patients in the Intensive Care Unit of Sungai Dareh Hospital. Research use design analytic correlational with cross-sectional approach and involved 44 selected respondents by accidental sampling. Data collected through questionnaire and analyzed using the Chi-Square test. The results showed that 86.4% of respondents evaluate service good, and 65.8% of them feel satisfied. On the other hand, 83.3% of respondents who assessed service not enough Good feel No satisfied. Statistical test show connection significant between quality service and satisfaction family patients (p = 0.034). These results confirm importance improvement quality services, especially in aspect communication, accuracy time, cleanliness, and responsiveness power health For increase satisfaction users service.
Spiritual care untuk keluarga pasien paliatif dan kesehatan pengasuh keluarga (caregiver keluarga) Maidaliza, Maidaliza; Amalia, Endra; Sesrianty, Vera; Arif, Muhammad; Kartika, Kalpana; Akbar, Agung; Aulia, Qorry Suendi; Rachmadani, Restu Aulia; Andriani, Gina
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 4 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i4.31996

Abstract

Abstrak Pasien paliatif menghadapi kondisi fisik dan psikologis yang kompleks, sehingga membutuhkan dukungan holistik, termasuk aspek spiritual. Dalam konteks perawatan di rumah, keluarga berperan penting sebagai caregiver utama. Namun, peran ini sering kali menimbulkan beban emosional, fisik, dan spiritual yang dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup mereka. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan keluarga dalam memberikan spiritual care kepada pasien, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan caregiver keluarga. Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Pariangan dengan jumlah peserta sebanyak 66 orang audien, yang terdiri darai 12 orang keluarga yang merawat pasien paliatif dan 54 orang masyarakat umum. Metode dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, tanya jawab, dan skrining kesehatan.. Hasil pre dan post test menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 3,15%. Selain itu, peserta juga mendapatkan edukasi tentang teknik pemberian dukungan spiritual, deteksi spiritual distress, serta pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik caregiver. Program ini menunjukkan bahwa edukasi spiritual care dapat meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat pasien secara lebih manusiawi dan berempati. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi model pemberdayaan keluarga dalam perawatan paliatif berbasis spiritual yang berkelanjutan, serta menjadi masukan bagi layanan kesehatan komunitas di tingkat daerah. Kata Kunci : caregiver keluarga; kesehatan fisik; spiritual care; paliatif Abstract Palliative patients face complex physical and psychological conditions, requiring holistic support, including spiritual aspects. In the context of home care, the family plays a crucial role as the primary caregiver. However, this role often leads to emotional, physical, and spiritual burdens that can affect their health and quality of life. This community service activity aimed to enhance the family's understanding and skills in providing spiritual care to patients, as well as to raise awareness of the importance of maintaining the family caregiver's health. The activity was conducted in Pariangan District, involving 66 participants, consisting of 12 family members caring for palliative patients and 54 members of the general public. The methods used in this community engagement included lectures, discussions, and health screenings. Pre- and post-test results showed a 3.15% increase in knowledge. In addition, participants received education on techniques for providing spiritual support, identifying spiritual distress, and the importance of maintaining the mental and physical health of caregivers. The program demonstrated that spiritual care education can improve family preparedness in providing more humane and empathetic care. It is hoped that this activity can serve as a model for empowering families in sustainable, spiritually-based palliative care, and contribute to the development of community-based health services at the local level.Keywords: family caregiver; physical health; spiritual care; palliative
HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN INFUS SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DENGAN KEJADIAN FLEBITIS Amalia, Endra; Karmila, Febri; DND, Dia Resti
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 2 (2023): November 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i2.2178

Abstract

Flebitis merupakan peradangan karena gangguan dinding pembuluh darah, gangguan aliran vena, ataukelainan koagulasi atau proses pembekuan darah ((Brooker et all, 2016). Faktor risiko terjadinyaflebitis berasal dari jenis cairan, usia, perawatan kateter infus, balutan, rotasi pemasangan, lamadirawat dan aktivitas pasien. Tujuan penelitian mengetahui hubungan kepatuhan perawat dalammelaksanakan SOP pemasangan infus dengan kejadian phelebitis di Ruang Rawat Inap PuskesmasKoto Berapak tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian crosssectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perawat yang memasang infus di ruang RawatInap, dengan jumlah 10 orang perawat. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, data diolahdan dianalisis secara univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi-square. Hasilanalisis univariat menunjukkan 30,0% perawat dengan umur 27 - 30 tahun, 50,0% perawat denganlama kerja 3 tahun, dan 100% pendidikan perawat adalah Serjana Keperawatan. Sedangkan 60%perawat patuh dalam melaksanakan SOP, dan 70% phelebitis tidak terjadi. Analisis bevariatmenunjukkan terdapat hubungan kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP pemasangan infusdengan kejadian phelebitis (p value=0,033). Disarankan bagi pihak pimpinan Puskesmas agar selalumelakukan evaluasi dan masukan bagi perawat yang tidak memasang inpus sesuai dengan SOP danmemberikan pelatihan secara berkala sehingga kepatuhan perawat semakin meningkat.Kata Kunci: Kejadian Flebitis, Kepatuhan Perawat, Pemasangan Infus
Edukasi Pencegahan Dan Penatalaksanaan Stroke Pada Masyarakat Di Kecamatan Batipuh Selatan Tanah Datar Amalia, Endra; Maidaliza, Maidaliza; Fradisa, Lisa; Sesrianty, Vera; Arif, Muhammad; Kartika, Kalpana
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 4 No. 3 (2024): Journal of Human And Education
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v4i3.997

Abstract

Prevalensi stroke di Indonesia tahun 2013 meningkat 56% dari 7 per 1000 penduduk, menjadi 10,9 per 1000 penduduk. Sedangkan di Sumatera Barat prevalensi penyakit stroke mengalami kenaikan sebanyak 3,4% dalam rentang waktu 5 tahun terakhir, yaitu dari 7,5% di tahun 2013 menjadi 10,9% tahun 2018. Data pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Otak Dr. Drs. M Hatta Bukittinggi pada tahun 2020 sebanyak 2.425 orang. Faktor keterlambatan deteksi menjadi salah satu hal yang berperan dalam kasus stroke. Edukasi kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan penatalaksanaan stroke. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan penyuluhan kesehatan, pengukuran tekanan darah, dan membagikan leaflet untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam pencegahan stroke. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 30 April 2024 di Kecamatan Batipuh Selatan Tanah datar. Bagi masyarakat yang terdeteksi tekanan darah tinggi disarankan untuk segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat. Kegiatan ini dapat mendeteksi dini sebagai upaya pencegahan stroke dan memperkuat peran tenaga kesehatan sebagai penggerak dalam kegiatan promosi kesehatan.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA IBU BERSALIN Amalia, Endra; Gusfani, Rahmi Santi; Andriani, Yessi; Delima, Mera
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.29601

Abstract

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses memulai menyusui sesegera mungkin setelah bayi lahir, idealnya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahiran. IMD melibatkan kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi segera setelah kelahiran, yang memungkinkan bayi untuk secara alami mencari dan menemukan payudara ibu untuk menyusu (WHO., 2020). Menurut Riskesdas 2013, proses menyusui mulai terjadi pada 1-6 jam setelah kelahiran (35,2%) dan kurang dari 1 jam (inisiasi menyusui dini) sebesar 34,5%. Sedangkan proses menyusui terendah terjadi pada 7-23 jam setelah kelahiran yaitu sebesar 3,7%. Beberapa program dalam rangka penurunan angka kematian bayi adalah program inisiasi menyusui dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pengetahuan, sikap dan dukungan tenaga Kesehatan yang berhubungan dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Koto Tinggi Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan menggunakan kuisionersebagai alat ukur. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 39 orang dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil uji statistic untuk variabel  pengetahuan dan sikap didapatkan P value 0,000<0,05 artinya ada hubungan pegetahuan, sikap dengan pelaksanaan inisiasi menyusui  dini dan untuk variabel  dukungan tenaga Kesehatan didapatkan P value 0,001<0,05 artinya ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Disarankan untuk pihak Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu bersalin dengan cara memberikan edukasi inisiasi menyusui dini kepada ibu baik selama masa kehamilan atau sebelum persalinan serta membantu ibu saat proses persalinan untuk pelaksanaan inisiasi menyusu dini.