Prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6%, angka tersebut masih tinggi, mengingat target standar WHO di bawah 20%. Angka prevalensi stunting di Jawa Barat menyentuh angka 21,7 persen. Presentase balita stunting di Kabupaten Ciamis pada tahun sebanyak 3,97%. Berdasarkan evaluasi intervensi spesifik Kab. Ciamis, kurangnya pengetahuan ibu balita, kesalahan pola asuh dan asupan nutrisi masih menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting di Ciamis. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan 21 orang ibu balita. Pengetahuan ibu balita dievaluasi menggunakan pretest dan posttest sebelum dan setelah intervensi dengan Kalkulator deteksi stunting. Data dianalisis untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan responden mengenai parental feeding style. Kalkulator Deteksi Stunting adalah sebuah sistem terpadu yang menyediakan fitur deteksi stunting berbasis antropometri yang terintegrasi dengan deteksi perkembangan berbasis SDIDTK, deteksi risiko stunting pada remaja, edukasi dunia anak, aturan dasar pemberian makan pada anak, dan tutorial pembuatan MP-ASI tinggi protein hewani sesuai usia. Pada pretest, hanya 23,80% responden memiliki pengetahuan baik, 33,33% memiliki pengetahuan cukup, dan 42,85% memiliki pengetahuan kurang. Setelah intervensi, terjadi peningkatan signifikan, di mana 80,95% responden mencapai pengetahuan baik, 19,04% berada pada kategori cukup, dan tidak ada lagi responden dengan pengetahuan kurang. Secara keseluruhan, terdapat peningkatan 57,15% dalam kategori pengetahuan baik dan 23,81% peningkatan dari kategori kurang menjadi cukup. Pemanfaatan Kalkulating efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu balita terkait parental feeding style. Alat ini berpotensi menjadi media edukasi yang mendukung upaya pencegahan stunting melalui deteksi dini dan peningkatan kesadaran masyarakat.