Penelitian ini dilatarbelakangi oleh refleksi cerita rakyat Sandubaya yang mengungkap sejarah Perang Topat (Perang Timbung) dan elemen budaya Sasak di Lombok. Melalui pendekatan New Historicism, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek sejarah Perang Topat serta unsur-unsur budaya Sasak yang termuat dalam cerita rakyat tersebut. Data penelitian ini berupa unit kebahasaan yang menggambarkan latar sejarah Perang Topat serta elemen budaya Sasak, sedangkan sumber data yang digunakan terdiri dari sumber primer dan sekunder. Sumber data primer penelitian ini adalah cerita rakyat Sandubaya dalam buku Asal-Muasal karya Syaiful Bahri, yang diterbitkan oleh Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2017. Sementara itu, sumber data sekunder meliputi berbagai literatur ilmiah, seperti buku, artikel, dan karya penelitian lainnya yang relevan dengan fokus penelitian ini. Untuk memastikan validitas temuan, penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan sumber data, yang membantu menguji keandalan data yang dikumpulkan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode membaca dan mencatat, serta diikuti proses analisis data yang mencakup tahap identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan kesimpulan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana cerita rakyat Sandubaya mencerminkan tradisi Perang Topat yang dilaksanakan pada purnama ketujuh dalam kalender Sasak (kalender rowot) dan elemen budaya Sasak, seperti sistem pencaharian melalui nyeran (berburu dengan panah), dan sistem pengetahuan berupa kalender rowot (perhitungan hari baik). Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kajian literatur dan sejarah lokal Sasak.