Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

A LINGUISTIC AND LOCAL WISDOM PERSPECTIVE ON BRAND-NAMING IN SMALL AND MEDIUM INDUSTRIES IN BANTAENG A'ban, Jamaluddin Gesrianto; Putri, Alfridha Dwi; Saleh, Mustakim
RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 18, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/retorika.v18i2.76245

Abstract

This study aims to examine brand naming strategies employed by Small and Medium Industries (SMIs) in Bantaeng Regency through linguistic and local wisdom approaches. The research applied a descriptive qualitative method using interviews, observations, and documentation techniques. The findings reveal that SMI actors adopt naming strategies based on local languages, owner personal identity, acronyms, and business philosophy. Elements of local wisdom and cultural identity have been shown to enhance brand value and product competitiveness. Brand naming is not merely a commercial tool but is rich in cultural and spiritual meaning.
Language and Thinking Relationships in Ketemuq-Meretuq Culture in Batu Samban Village Adha, Isna Dia'ul; Saleh, Mustakim
Journal of Advance in Language, Literature, and Education Vol. 1 No. 2 (2025): Journal of Advance in Language, Literature, and Education, June 2025
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah Dwipantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article aims to add to the reader's understanding of culture in a society, where the inherited doctrine of belief has become an unconsciously ingrained belief in Sasak society. The Sasak community's belief in the existence of ketemuq in the era of generation Z has not completely disappeared. Some people argue that this belief is included in the myth but not a few people still carry out the process. This article was created to illustrate that a small habit in a society can have a good or bad impact on that society, the language in ketemuq-meretuq gives suggestions in the minds of people who believe in it. Belief can be a suggestion for a person's mentality, and have an impact on life.
Anatomi Pohon sebagai Konstruksi Analogi dalam Al-Qur’an: Perspektif Ekolinguistik Saleh, Mustakim; Aliurridha, Aliurridha; A’ban, Jamaluddin Gesrianto
Indonesian Research Journal on Education Vol. 5 No. 6 (2025): Irje 2025
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v5i6.3502

Abstract

Kemunculan leksikon yang menyebutkan tumbuhan yang diabadikan di dalam al-Qur’an memiliki ciri masing-masing. Tumbuhan tersebut juga memiliki kisah dan menyimpan makna masing-masing. Sudah menjadi tugas manusia, sebagai khalifah di muka bumi, untuk melakukan misi perlindungan kepada semua ciptaan-Nya: termasuk tumbuhan secara khusus. Juga tugas manusia, sebagai makhluk yang berakal di muka bumi, untuk melakukan pengamatan lebih lanjut dalam rangka memperhatikan ciptaan-Nya sebagaimana diperintahkan oleh Allah swt. Oleh karena itu, penelitian ingin mengungkap bagaimana anatomi pohon dapat mengkonstruksi analogi yang terdapat di dalam al-Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan penjelasan mendalam dan mendetail. Asumsi dasar penggunaan analisis ini sebagai langkah terbaik untuk mendapatkan pemahaman terhadap permasalahan dan tujuan penelitian. Penelitian ini bersifat kepustakaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekolinguistik Bang dan Døør. Ekolinguistik Bang dan Døør memiliki empat konstituen semantic yang menelaah setiap penggunakan kosa kata yang bersifat ekologis di dalam suatu Bahasa. Dengan menggunakan kerangka kerja Bang dan Døør ini, leksikon yang bersifat ekologis dalam Al-Qur’an dikaji dan diungkapkan melalui konstituen-konstituennya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pohon di dalam al-Qur’an mewakili peringatan baik dan peringatan buruk kepada manusia.
Sosialisasi Pencegahan Perundungan Verbal dan Nonverbal untuk Guru dan Siswa SMK Darul Qur’an Kecamatan Jerowaru: Awareness Program on Preventing Verbal and Non-Verbal Bullying for Teachers and Students at Darul Qur’an Vocational High School Jerowaru District Saharudin, Saharudin; Jauhari, Ade; Jaeka, Farida; Saleh, Mustakim; Jumarep, Jumarep
DARMADIKSANI Vol 5 No 3 (2025): Edisi November (Special Edition)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v5i3.8196

Abstract

Perundungan, baik verbal maupun nonverbal, masih menjadi masalah serius yang dihadapi oleh sekolah, madrasah, atau pondok pesantren, termasuk di kecamatan Jerowaru. Dampak perundungan tidak hanya merugikan siswa secara psikologis tetapi juga menghambat proses belajar mereka. Minimnya pemahaman guru dan siswa mengenai bentuk-bentuk perundungan serta cara efektif untuk mencegah dan menanganinya menjadi alasan utama dilaksanakannya pengabdian ini. Oleh karena itu, pengabdian ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan seluruh elemen sekolah dalam mencegah dan menangani perundungan. Tujuan utama dari kegiatan pengabdian ini ialah untuk memberikan pemahaman kepada guru dan siswa SMA/SMK/MA se-Kecamatan Jerowaru mengenai perundungan verbal dan nonverbal. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membekali guru dengan strategi penanganan perundungan yang dapat diterapkan di sekolah, sehingga dapat menciptakan lingkungan  belajar yang aman, inklusif, dan bebas dari perundungan. Metode yang digunakan meliputi observasi awal untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta, sosialisasi dalam bentuk seminar dan diskusi interaktif, serta evaluasi dan monitoring untuk memastikan efektivitas kegiatan ini. Hasil kegiatan sosialisasi ini adalah meningkatnya kesadaran guru dan siswa terhadap bahaya bullying yang terbukti melalui keaktifan peserta dalam sesi diskusi, tersedianya materi tentang bullying dan catatan diskusi, serta lahirnya rekomendasi tindak lanjut berupa program psikoedukasi berkelanjutan terkait kesehatan mental peserta didik.