Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

URGENSI PENDIDIKAN ANTITERORISME DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA DI INDONESIA Ahmad Muthohar
Jurnal Forum Tarbiyah Vol 9 No 2: Desember 2011
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The phenomenon of terrorism in Indonesia becomes aserious problem. This is because what is mentioned is not just a politicalor ideological issue, but also related to a narrow understandingof religion by a group that has high religious fanaticism. So that theadherents of terrorism are easily regards others as unbelievers ofIslam, even they have a commit of murder massively. Therefore, it isnecessary to overcome not only the security model of intelligence,but also need to have education efforts, which could counteract asense of ism that grows terror. The solution is, the anti-terrorismeducation is applied through primary education up to college. Religiouseducation in schools proved as the most appropriate media toprovide anti-terrorism education. Religious education is not only pushingpeople beyond religion, but also beliefing it. As a result, educationabout religion needs to enclose universal human insights and hospitality(rahmatan lil alamin). The curriculum used in the Educationof Islamic Religion in schools should also include the concept of jihad,enjoining the concept of amar ma’ruf nahi munkar, and pluralistictheology, so that religious education will instill a spirit of religion to getchildren to carry out righteousness (be religious)
GAGASAN KONSENTRASI PEMBIDANGAN PADA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI FAKULTAS TARBIYAH PTAI Ahmad Muthohar
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 11, No 2 (2013)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.802 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v11i2.199

Abstract

Abstract: The idea of the program concentration was originated from public complaints of Madrasah users. They were less satisfied with the competence of the alumni who did not master the field of Islamic studies. Hence, Department of Islamic Education (PAI) ought to have strategic policies to establish new specific programs in accordance with the curriculum as a subject  in schools and Madrasah. Unlike  in public school that serves PAI as religious subject, Madrasah serves Al - Quran - Hadith, Aqidah Akhlaq, Fiqh and Islamic Cultural History. This should be responded by faculty to cope with the needs of Madrasah users by establishing the new programs such as: 1 ) Islamic Education ( PAI ), prepared to be a teacher of Islamic religion in schools, 2 ) Al - Qur’an-Hadith program, 3 ) Aqidah Akhlaq program, 4 ) Fiqh Program and ( 5 ) Cultural History of Islamic studies program, which are prepared to become the teachers in Madrasah. عنتقي ل .ةينيدلا سرادلا يجرل عمتلا ىواكش نع ةتان داولا فينصت ىلع زيكتلا ةركف نإ :صخلم ةيلك ف(  ةيملسلا  ةيبتلا  مسق  نإف  اذل  .ةيملسلا  داولا  ىلع نولوتسي  ل نيذلا  يجرلا  ةءافكب  ءلؤه .ةينيدلا سرادلاو )ةماع( سرادلا ف يساردلا جهنلا بسانت تلا ةديدلا ماسقلا حاتتفا هيلع ىغبني )ةيبتلا ةديقعلاو ،ثيدلاو نآرقلا ةدام ةينيدلا سرادلا فو ،ةيملسلا ةيبتلا ةدام )ةينيدلا يغ( سرادلا ف نوكت ةيبتلا مسق )1 : يه اديدج اهحاتتفا يغبني تلا ماسقلا نإف ،ةيملسلا ةفاقثلا خيراتو هقفلاو ،قلخلاو مسق )5 ،هقفلا مسق )4 ،قلخلاو ةديقعلا ةسارد مسق )3 ،ةيثيدلاو ةينارقلا ةساردلا مسق )2 ،ةيملسلا .ةينيدلا سرادلا ف يسردم لبقتسلا ف بلطلا نوكيل ،ةيملسلا ةفاقثلا خيرات
Manajemen Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Desa Kayubebek Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan Hufron; Ahmad Muthohar
Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 4 No. 2 (2022): Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan kajian mengenai Manajemen Pendidikan Islam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Ibtidaiya Miftahul Ulum Kayubebek Pasuruan. Tujuan dan urgensi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai bagaimana Manajemen Pendidikan Islam diimplementasikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Ibtidaiya Miftahul Ulum Kayubebek Pasuruan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian kualitatif didefinisikan sebagai salah satu jenis penelitian. Adapun untuk menggali objek dan data penelitian secara komprehensif, sistematis, dan valid digunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Setelah dideskripsikan dan dianalisis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Ibtidaiya Miftahul Ulum Kayubebek Pasuruan telah memiliki dan mengimplementasikan delapan substansi Manajerial penting yang harus ada dalam sebuah lembaga pendidikan Islam. Kedelapan Manajemen tersebut adalah: (1). Manajemen Kurikulum, (2). Manajemen Personalia, (3). Manajemen Kelas, (4). Manajemen Kemahasiswaan, (5). Pengelolaan Sarana dan Prasarana, (6). Manajemen Keuangan, (7). Manajemen Partisipasi Masyarakat, dan (8). Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Meskipun kedelapan substansi tata kelola tersebut telah terpenuhi
Kontinuitas Filsafat Islam: Manhaj Ahli Falsafah Sebagai Jembatan Antara Tradisi dan Inovasi Pemikiran Nur Muh Zaid Zulkarnaen; Najwa Fila Shofa; Lailani Fauzia; Mujibur Rohman; Ahmad Muthohar
MA'ALIM: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5 No. 1 (2024): MA'ALIM: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/maalim.v5i1.7883

Abstract

This research reviews the problem of continuity in Islamic philosophy by focusing on the crucial role of philosophers as a bridge between tradition and innovation of thought. In facing the complexity of contemporary developments, Islamic philosophers are faced with the challenge of maintaining a rich intellectual heritage without sacrificing the ability to innovate. In this context, philosopher's manhaj is not only a method of intellectual research, but also a philosophical strategy for designing a balanced approach between maintaining traditional values ​​and responding to the demands of contemporary thought. This research uses a qualitative research method with a literature study approach. This research takes data from various sources such as books, academic journals, or online sources, to identify themes, patterns, and trends related to research questions or topics on the continuity of Islamic philosophy: the manhaj of philosophers as a bridge between tradition and innovation of thought. This research analyzes the traditional heritage in Islamic philosophical thought, the innovation and development of contemporary thought, and the continuity in contemporary challenges. In conclusion, the philosopher's manhaj is described as an important tool in maintaining the continuity of Islamic philosophy, helping to create relevant and ethical thinking for the present without losing its traditional roots.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM QS. AN-NAS TERHADAP KETAUHIDAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN BAPENPORI AL-ISTIQOMAH BABAKAN CIWARINGIN CIREBON Nur Fahmi Hakim Halim; A. Alvian Fitriyanto; Ahmad Muthohar
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1 No. 3 (2024): April
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v1i3.1117

Abstract

Kehidupan pondok pesantren memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dapat diperoleh ditempat pendidikan lain. Hal ini disebabkan karena pesantren lebih mengutamakan pengkajian terhadap ilmu keagamaan. Diharapkan mampu untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar, yaitu dengan mengamalkan ilmu-ilmu keagamaan yang diperoleh dari Pondok Pesantren. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam Qs. An-Nas serta implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terdapat dalam Qs. An-Nas terhadap ketauhidan santri di pondok pesantren Bapenpori Al-Istiqomah Babakan Ciwaringin Cirebon. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan fokus penelitian implementasi nilai-nilai pendidikan agama islam dalam Qs. An-Nas terhadap ketauhidan santri di Pondok Pesantren Bapenpori Al-Istiqomah Babakan Ciwaringin Cirebon. Metode pengumpulan data menggunakan triangulasi yaitu observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Teknis analisi data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penyimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna yang terkandung dalam Qs. An-Nas yaitu memohon dan meminta perlindungan hanya kepada Allah dari semua kejahatan yang disebabkan oleh setan. Meminta perlindungan sangat diperlukan dari sekian banyak hal permasalahan yang dimohonkan perlindungan-Nya itu adalah sesuatu yang sifatnya tersembunyi dan juga sangat rahasia yang berada di jauh dari jangkauan kemampuan manusia.
SPIRITUALITAS, EMOSI, DAN AKAL DALAM PENDIDIKAN AGAMA REMAJA: PERSPEKTIF FILOSOFIS Muhammad Hilmi Hifdzil Haq; Nasikhin; Ahmad Muthohar
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2025): Mei
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v2i4.4530

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara filosofis bagaimana peran akal, emosi, dan spiritualitas memengaruhi pendidikan agama pada masa remaja, yaitu tahap perkembangan penting dalam membentuk identitas serta nilai-nilai religius. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kepustakaan (library research) sebagai teknik utama, yang didukung oleh analisis konten terhadap literatur klasik dan kontemporer di bidang filsafat pendidikan Islam, psikologi perkembangan remaja, dan spiritualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Akal dalam pendidikan Islam berperan sebagai instrumen kritis untuk memahami nilai-nilai keagamaan secara rasional, memungkinkan remaja membangun keyakinan yang berdasar; (2) Emosi pada remaja, yang bersifat fluktuatif, membutuhkan pendekatan pedagogis yang empatik dan reflektif agar pendidikan agama tidak hanya bersifat normatif tetapi juga afektif; (3) Spiritualitas terbukti menjadi fondasi esensial yang mengintegrasikan aspek kognitif dan emosional dalam pembentukan religiusitas yang otentik. Kontribusi utama dari penelitian ini terletak pada tawaran kerangka konseptual pendidikan agama yang bersifat integratif—memadukan kekuatan rasional (akal), kepekaan emosional, dan kedalaman spiritual—yang relevan untuk diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam bagi remaja di era modern. Temuan ini diharapkan dapat memperkaya wacana filsafat pendidikan Islam dan memberikan pijakan praktis bagi pendidik dalam membina religiusitas remaja secara holistik.
Pendampingan Masyarakat dalam Memahami Agama Islam melalui Strategi Dakwah Persuasif di Desa Kayukebek Hufron; Ahmad Muthohar; Khoirul Anwar; Endang Tyasmaning
Khidmatuna: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): KHIDMATUNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.794 KB) | DOI: 10.51339/khidmatuna.v2i1.243

Abstract

Lingkungan dan suasana pedesaan yang tentram tentunya juga memengaruhi perilaku dan sifat masyarakat. Kerukunan dan toleransi antar ummat beragama sangat terjaga dengan baik. Hampir tidak pernah ada gesekan yang terjadi antara umat Islam dan Hindu selama ini. Hal itu juga merupakan salah satu faktor yang membuat dakwah islam bisa dengan tenang disebarkan dan diterima oleh banyak orang.Para Dai di Desa Kayukebek menggunakan cara-cara yang persuasif untuk menyebarkan dakwah islam, sehingga masyarakat awam dapat dengan nyaman memperoleh ilmu. Strategi dakwah di desa Kayukebek tidak pernah menggunakan cara-cara yang ‘kasar’ dan kaku untuk berdakwah. Yang mana jika hal itu dilakukan, masyarakat awam akan menghindar dan pada akhirnya akan semakin sulit untuk dirangkul hal tersebut termasuk dari salah satu cara dakwah persuasif. Dakwah persuasif perlu diperhatikan prinsip-prinsip dakwah persuasif yaitu qaulan layyinan, qaulan sadidan, qaulan maysuran, qaulan baligha, qulan ma’rufa, qaulan karima dan tahapan perubahan mad’u yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka.
Comparative Study: Millennials' and Gen Z's Perceptions of Using DeepL for Arabic Learning Neli Dian Rahmawati; Naifah; Ahmad Maghfurin; Ahmad Muthohar; Nasikhin
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2235

Abstract

This study aims to comparatively analyze the perceptions of Millennials and Generation Z regarding the use of DeepL as a tool for learning Arabic at Islamic universities. Employing a qualitative approach with a phenomenological design, data were collected through in-depth interviews, with validity ensured using source, technique, and time triangulation. The data were analyzed using the Miles and Huberman model to identify patterns of differences and similarities in DeepL utilization. The findings indicate that Millennials rely more on conventional learning methods, using DeepL primarily as a supplementary tool for translation and vocabulary comprehension. They prefer guidance from lecturers, classical books, or recordings of native speakers to enhance their phonology, morphology, and syntax skills. In contrast, Generation Z is more technologically adaptive, integrating DeepL with additional applications such as the Arabic Morphology Analyzer and online forums to deepen their understanding. They tend to be more skeptical of AI accuracy and are more proactive in exploring various digital resources. This study contributes theoretically by reinforcing Marc Prensky’s (2001) digital native theory, Piaget’s (1972) constructivism theory, and Bandura’s (1986) social learning theory in the context of AI-based Arabic language learning. However, this study is limited in scope, as it was conducted only at UIN Walisongo Semarang. Therefore, further research should be conducted at various other Islamic universities to obtain a broader understanding of AI usage patterns in Arabic language learning.