Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KAJIAN CITY BRANDING TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA Mokalu, Kezia Stefani; Rondonuwu, Dwight M; Lintong, Steven
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

City branding merupakan strategi untuk meningkatkan daya saing kota dalam menghadapi kompetensi global dengan membangun diferensiasi dan memperkuat identitasnya. Saat ini, Kota Tomohon dikenal luas oleh masyarakat sebagai Kota Bunga dan telah melaksanakan Tomohon International Flower Festival (TIFF) sejak tahun 2008. Selain itu, sejak dahulu penduduknya sudah mengembangkan budidaya tanaman hias. Bahkan Tomohon telah ditetapkan sebagai Kawasan Khusus Pengembangan Agrobisnis Florikultura (KKPAF) untuk Kawasan Indonesia Timur oleh Ditjen Hortikultura. Berbagai potensi tersebut digunakan pemerintah untuk membangun diferensiasi kota yang merupakan bagian dari strategi city branding. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui city branding Tomohon sebagai Kota Bunga menurut teori Kavaratzis. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis Miles & Huberman dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan visi Kota Tomohon tidak secara ekplisit menetapkan Kota Bunga pada setiap dokumen perencanaan. Akan tetapi, budaya internal menunjukkan pengelolaan dan pemasaran Kota Bunga telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program dinas terkait. Namun sayangnya, keterlibatan komunitas lokal dalam pengembangan Kota Bunga baru sebatas pelaksanaan TIFF. Begitu pula dengan sinergi yang terbentuk diantara stakeholder yang saling mendukung untuk mensukseskan TIFF. Meskipun demikian, infrastruktur kota sudah mampu menyediakan kebutuhan dasar, termasuk untuk pengembangan Kota Bunga. Hanya saja, ruang dan gerbang kota kurang menonjolkan brand bunga. Sedangkan kesempatan yang menonjolkan brand sangat terbuka dan komunikasi masih belum memaksimalkan logo dan slogan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Kota Tomohon telah menerapkan city branding menurut teori Kavaratzis, walaupun masih belum maksimal karena masih berujung pada promosi TIFF. Kata Kunci : City Branding, Tomohon, Kota Bunga
ARSITEKTUR HIGH TECH Telew, Meynar; Lintong, Steven
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh yang besar di dalam kehidupan manusia, begitu pula di dunia arsitektural. Perilaku manusia yang cenderung mengikuti perkembangan jaman juga ikut mempengaruhi keiinginan mereka untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang berteknologi tinggi dan mempermudah aktifitas mereka diberbagai tempat yang mereka kunjungi. Disinilah peran dari para arsitek dan desainer dibutuhkan, yaitu denganmerancang suatu tempat yang dapat memenuhi kebutuhan konsumerisme manusia akan teknologi terkini dan kemudahan fasilitas. Arsitektur high tech muncul dari buah pemikiran seperti ini. Walaupun arsitektur high tech cenderung dikatakan sebagai arsitektur yang “mahal”, tetapi pada penerapannya tujuan utama dari arsitektur high tech adalah untuk memudahkan aktifitas manusia. Jadi yang diutamakan bukanlah penggunaan elemen-elemen berteknologi tinggi dalam bangunan, tetapi elemen-elemen arsitektural lebih ditonjolkan agar lebih mudah dimengerti fungsi dan penggunaanya oleh pemakainya. Tujuan dari penerapan arsitektur high tech yakni menampilkan unsur-unsur teknik bangunan yang kemudian diekspose sehingga aspek-aspek tekniklah yang akan menciptakan estetika dari bangunan. Pada dasarnya arsitektur high tech dalam penerapannya selain menekankan pada kecanggihan teknologi juga menggunakan elemenelemen struktural yang sangat dominan dengan material pabrikasi pada elemen interior, eksterior maupun struktur dan utilitas bangunan. Dalam arsitektur high tech, penggunaan warna-warna mencolok pada tiap elemen arstektural juga diterapkan untuk membedakan fungsi dari tiap elemen arsitektural agar lebih mudah dimengerti penggunaanya oleh pemakai.Kata kunci : Arsitektur High Tech
KAJIAN CITY BRANDING TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA Mokalu, Kezia Stefani; Rondonuwu, Dwight M.; Lintong, Steven
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

City branding merupakan strategi untuk meningkatkan daya saing kota dalam menghadapi kompetensi global dengan membangun diferensiasi dan memperkuat identitasnya. Saat ini, Kota Tomohon dikenal luas oleh masyarakat sebagai Kota Bunga dan telah melaksanakan Tomohon International Flower Festival (TIFF) sejak tahun 2008. Selain itu, sejak dahulu penduduknya sudah mengembangkan budidaya tanaman hias. Bahkan Tomohon telah ditetapkan sebagai Kawasan Khusus Pengembangan Agrobisnis Florikultura (KKPAF) untuk Kawasan Indonesia Timur oleh Ditjen Hortikultura. Berbagai potensi tersebut digunakan pemerintah untuk membangun diferensiasi kota yang merupakan bagian dari strategi city branding. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui city branding Tomohon sebagai Kota Bunga menurut teori Kavaratzis. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis Miles & Huberman dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan visi Kota Tomohon tidak secara ekplisit menetapkan Kota Bunga pada setiap dokumen perencanaan. Akan tetapi, budaya internal menunjukkan pengelolaan dan pemasaran Kota Bunga telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program dinas terkait. Namun sayangnya, keterlibatan komunitas lokal dalam pengembangan Kota Bunga baru sebatas pelaksanaan TIFF. Begitu pula dengan sinergi yang terbentuk diantara stakeholder yang saling mendukung untuk mensukseskan TIFF. Meskipun demikian, infrastruktur kota sudah mampu menyediakan kebutuhan dasar, termasuk untuk pengembangan Kota Bunga. Hanya saja, ruang dan gerbang kota kurang menonjolkan brand bunga. Sedangkan kesempatan yang menonjolkan brand sangat terbuka dan komunikasi masih belum memaksimalkan logo dan slogan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Kota Tomohon telah menerapkan city branding menurut teori Kavaratzis, walaupun masih belum maksimal karena masih berujung pada promosi TIFF.Kata kunci: City Branding, Tomohon, Kota Bunga
ANALISIS TINGKAT KERENTANAN GUNUNG API AWU DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Salatun, Sri Ratni; Rogi, Octavianus H.A.; Lintong, Steven
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Awu merupakan gunung api aktif yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan tipe Saint Vincent atau Tipe Vulcano. Puncak tertinggi terletak pada koordinat 03O 41' LU dan 125O 27'30?? BT pada ketinggian 1.340 meter diatas permukaan laut. Bahaya primer letusan gunung api Awu (bahaya langsung akibat letusan) berupa awan panas, aliran lava, guguran lava pijar, dan aliran lahar letusan dan kawasan rawan bencana terhadap hujan material lontaran batu (pijar) berukuran lapili sampai bom/blok (>64 mm), hujan lumpur dan hujan abu lebat. Bahaya sekunder (bahaya tidak langsung akibat letusan) berupa  lahar hujan yang terjadi setelah erupsi apabila turun hujan lebat di sekitar puncak. Tujuan dari penelitian ini yaitu merekomendasikan strategi mitigasi bencana melalui analisis spasial dalam tingkat kerentanan gunung api Awu dalam aspek fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif  dan kuantitatif dengan melakukan analisis spasial. Sesuai analisis tersebut, maka dalam menganalisis tingkat kerentanan menggunakan metode pembobotan nilai terhadap aspek fisik bangunan, sosial kependudukan, ekonomi dan lingkungan yang parameter pembentuknya berdasarkan PERKA BNPB No. 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, sehingga diperolehnya indeks penduduk terpapar dan indeks kerugian dari dampak bencana. Analisis kerentanan diolah dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk mengklasifikasikan nilai kerentanan yang paling tinggi hingga paling rendah. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa hal yaitu; persebaran tingkat kerentanan di Kabupaten Kepulauan Sangihe terbagi atas 3 kelas (Rendah, Sedang dan Tinggi) dan yang menjadi pembahasan adalah desa dengan kelas kerentanan tinggi ada 12 (dua belas kelurahan/desa) dan rekomendasi?rekomendasi mitigasi penanganan di wilayah rentan bencana letusan Gunung api Awu.Kata Kunci : Tingkat Kerentanan, Gunung Api, Spasial, Mitigasi
GALERI SENI PATUNG DI MANADO. Arsitektur Kontemporer Luring, Gabriela; Tinangon, Alvin J.; Lintong, Steven
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan seni yang pesat pada masa kini memberikan dampak pada bidang seni, dimana pelaku dan peminat seni semakin banyak bermunculan. Seni patung yang berwujud tiga dimensi menjadi salah satu seni yang banyak dinikmati. Di Indonesia sendiri khususnya kota Manado memiliki banyak sekali penikmat seni patung namun belum adanya wadah untuk menyelenggarakan kegiatan seni tersebut. Galeri Seni Patung di Manado hadir sebagai wadah untuk dapat mengembangkan seni, mengenal seni, serta melestarikan seni khususnya bagi para penikmat seni patung. Selain itu Galeri Seni Patung di Manado ini menunjang para seniman patung untuk lebih aktif dalam melakukan karya seni yang lebih tereskpos. Galeri ini dirancang mencakup fasilitas pembelajaran, eksibisi, rekreasi, dan juga penawaran produk hasil karya seni patung. Tema perancangan yang digunakan untuk Galeri Seni Patung yaitu Arsitektur Kontemporer. Konsep yang diterapkan adalah bentuk yang bebas, variatif serta up to date yang mana mengikuti perkembangan zaman.Kata Kunci: Galeri Seni, Patung, Kota Manado, Arsitektur Kontemporer
PENGARUH KAWASAN WISATA BUKIT KASIH KANONANG TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN ASPEK SOSIAL‐EKONOMI MASYARAKAT Ngion, Khinly D; Makarau, Vicky H; Lintong, Steven
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bukit Kasih termasuk Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, kawasan wisata yang bertempat di Kabupaten Minahasa, menjadi salah satu kawasan wisata yang dinilai memiliki potensi dalam memberikan partisipasi dalam pertumbuhan dan pembangunan daerahnya.Tujuan penelitian ini Menganalisis pengaruh Kawasan wisata Bukit Kasih Kanonang terhadap perubahan penggunaan lahan,Menganalisis pengaruh Kawasan wisata Bukit Kasih Kanonang terhadap perubahan Aspek Sosial Masyarakat dan Menganalisis pengaruh Kawasan wisata Bukit Kasih Kanonang terhadap perubahan Aspek Ekonomi Masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis spasial dengan menggunakan aplikasi ArcGIS dan analisis regresi sederhana dengan menggunakan Spps. Bedasarkan hasil analisis dari perubahan penggunaan lahan pada kawasan objek wisata Bukit Kasih Kanonang maka dapat disimpulkan bahwa objek wisata mempengaruhi perubahan penggunaan lahan baik pada kawasan objek wisata tersebut maupun kawasan sekitar objek wisata.Hasil uji Kawasan wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspek sosial,dimana saat kawasan wisata naik 1 angka maka aspek sosial meningkat sebesar 0,7% dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspek ekonomi, dimana saat kawasan wisata naik 1 angka maka aspek ekonomi meningkat sebesar 65,3%.  Kata Kunci: Kawasan Wisata,Perubahan Penggunaan Lahan, Sosial Ekonomi .
PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK DI DISTRIK JAYAPURA UTARA, KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS: TAMAN IMBI) Tampun, Gladies J; Moniaga, Ingerid L; Lintong, Steven
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura merupakan salah satu program strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Jayapura tahun 2018-2022. Penetapan Taman Imbi oleh Pemerintah Kota Jayapura menjadi salah satu langkah terciptanya ruang publik ramah anak di Jayapura. Namun pengembangan di Taman Imbi perlu dilakukan karena masih banyak kriteria Ruang Publik Terpadu Ramah Anak yang belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini. Metode penelitian desktiptif kualitatif dan kualitatid dengan analisis skala likert digunakan dalam penelitian dilakukan untuk menentukan kriteria indikator ruang publik ramah anak. Indikator kriteria ruang publik ramah anak yang ada di Taman Imbi menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas Taman Imbi masih ada yang perlu ditingkatkan yaitu fasilitas taman bermain dan olahraga.Kata kunci: RPTRA; ruang publik;  taman Imbi.
Sistem Transportasi Publik di Kota Tomohon Berdasarkan Konsep Kota Layak Huni Kaseger, Angie; Sembel, Amanda S; Lintong, Steven
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v11i1.41223

Abstract

Kota yang baik haruslah mampu menampung segala aktivitas masyarakat dengan memberikan rasa nyaman, aman dan tanang bagi seluruh masyarakat guna untuk beraktivitas dikenal dengan livable city atau kota layak huni. Salah satu aspek yang ada dalam konsep kota layak huni adalah aspek transportasi. Pembangunan Kota Tomohon saat ini sedang berkembang keadaan ini akan selalu sebanding dengan pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan pribadi, akan tetapi tidak didukung dengan sistem transportasi angkutan umum yang memadai. Tujuan peneltian ini untuk menganalisis apakah sistem transportasi angkutan umum di KotaTomohon mampu mencapai indicator transportasi yang nyaman dalam konteks kota yang layak huni. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan angka-angka dengan menggunakan perhitungan statistic dengan metode skoring skala guttman sampel dalam penelitian ini yaitu 50 responden. Hasil penelitian ini yaitu Kota Tomohon masuk pada kategori mendekati tidak sesuai. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat variabel yang belum memenuhi prinsip-prinsip yang dikembangkan. Variabel tersebut yaitu, jalur pejalan kaki dengan proporsi masyarakat yang merasa nyaman 36% dan yang tidak 64%, terminal dengan jarak rata-rata terminal ke pusat pelayanan 178 meter serta kepadatan bangunan yaitu 6 bangunan/ha tergolong klasifikasi rendah dan belum sesuai dengan kriteria yang ada dan kenyamanan moda transportasi karena waktu tunggu angkutan umum rata-rata 88 menit. Kata kunci : Kota Layak Huni, Transportasi, Angkutan Umum, Kota TomohonA good city must be able to accommodate all community activities by providing a sense of comfort, security and challenge for the entire community to carry out activities known as Livable City or City Worth Living. One aspect of the concept of a livable city is the transportation aspect. The development of Tomohon City is currently developing. This situation will always be proportional to population growth and the number of private vehicles, but it is not supported by an adequate public transportation transportation system. The purpose of this study is to analyze whether the public transportation transportation system in Tomohon City is able to achieve comfortable transportation indicators in the context of a livable city. This study uses a quantitative-descriptive approach. This analysis aims to explain the phenomenon by using numbers using statistical calculations using the Guttman scale scoring method. The sample in this research is 50 respondents. The results of this study are that the City of Tomohon is in the category of approaching unsuitable. This hall occurs because there are variables that do not meet the principles developed. These variables are pedestrian paths with the proportion of people who feel comfortable 36% and those who don't 64%, terminals with an average distance of 178 meters from the terminal to the service center and a building density of 6 buildings/ha classified as low and not in accordance with existing criteria. and the convenience of transportation modes because the average waiting time for public transportation is 88. Keywords: Liveable City, Transportation, Public Transportation, Tomohon City
Model Harga Lahan di Koridor Jalan Raya Manado – Bitung Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Item, Doddy C; Lakat, Ricky S.M.; Lintong, Steven
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v12i1.48810

Abstract

Kecamatan Kalawat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara yang berbatasan langsung dengan Kota Manado sehingga membuat masyarakat yang tinggal di Kecamatan Kalawat sebagian beraktivitas di Kota Manado. Kecamatan yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak di Kabupaten Minahasa Utara. Pada Jalan raya Manado – Bitung merupakan jalan yang menghubungkan 2 Kota besar yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yaitu Kota Manado dan Kota Bitung sehingga menyebabkan padatnya aktivitas yang ada di sepanjang jalan raya Manado – Bitung. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya harga Lahan yang ada di Kecamatan Kalawat khususnya di area Koridor Jalan Raya Manado – Bitung. Penelitian ini bertujuan menganalisa dan menentukan model harga lahan di koridor jalan raya Manado – Bitung Kecamatan Kalawat dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi linear berganda menggunakan 3 variabel penelitian yaitu harga lahan, jarak ke koridor, dan harga NJOP. Hasil penelitian menunjukan parsial pertama, jarak ke koridor memiliki pengaruh negatif atau bertolak belakang terhadap nilai jual lahan, semakin tinggi jarak ke koridor semakin tinggi juga harga jual lahan, parsial kedua NJOP memiliki pengaruh positif terhadap nilai jual lahan. Secara simultan, pengaruh Jarak ke Koridor sangat mempengaruhi terhadap nilai jual lahan sedangkan NJOP pengaruh yang sangat kecil terhadap nilai jual lahan. Kata Kunci : Harga Lahan, Koridor Jalan, Analisis Regresi Sederhana, Analisis Regresi Linear Berganda Abstract Kalawat Sub-District is one of the sub-districts in North Minahasa Regency which is directly adjacent to Manado City, so that some of the people who live in Kalawat Sub-district do their activities in Manado City. The district that has the highest population growth is in North Minahasa Regency. On the Manado - Bitung highway, a road that connects 2 major cities in North Sulawesi Province( Manado City and Bitung City). This has caused an increase in land prices in Kalawat District, especially in the Manado – Bitung Highway Corridor area. This study aims to analyze and determine the model of land prices in the Manado - Bitung highway corridor, using simple regression analysis and multiple linear regression analysis using 3 research variables, namely land prices, distance to the corridor, and NJOP prices. The results showed that the first partial, the distance to the corridor has a negative or opposite effect on the selling value of land, the second partial NJOP has a positive effect on the selling value of land. Simultaneously, the effect of Distance to the Corridor greatly affects the selling value of land, while the NJOP has very little effect on the selling value of land. Keywords : Land Price, Road Corridor, Simple Regression Analysis, Multiple Linear Regression Analysis
Dampak Pertambangan Emas PT MSM Bitung Minahasa Utara Terhadap Kawasan Permukiman dan Sosial Ekonomi Masyarakat Kereh, Vista M.; Supardjo, Surijadi; Lintong, Steven
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v12i1.48814

Abstract

Perubahan radikal pada lanskap dan dampak lingkungan yang signifikan terjadi di wilayah tempat penambangan dilakukan. Aktivitas pertambangan dikelola oleh PT Maeres Soputan Mining (MSM). Aktivitas pertambangan tersebut bersifat terbuka, yang berpotensi melebar dan berlokasi cukup dekat dan berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi dan permukiman masyarakat. Untuk itu, maka perlu dianalisis bagaimana perubahan lahan pertambangan emas PT. MSM dan dampaknya terhadap kawasan permukiman dan sosial ekonomi masyarakat. Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah dengan menggunakan analisis spasial untuk melihat perubahan Penggunaan Lahan serta analisis skala likert untuk mengukur hasil kuesioner. Hasil penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan per 5 tahun yang terjadi pada tahun 2012, 2016, dan 2021 serta mengetahui dampak pertambangan emas PT. MSM terhadap Kawasan permukiman dan sosial ekonomi masyarakat. Secara keseluruhan, perubahan penggunaan lahan di Kelurahan Pinasungkulan untuk lahan permukiman tahun 2012 15 ha, 2016 menjadi 16 ha dan tahun 2021 menjadi 17 ha. Lahan tambang tahun 2012 5 ha, 2016 menjadi 21 ha dan tahun 2021 menjadi 36 ha. Sedangkan pada Desa Pinenek untuk lahan permukiman tahun 2012, 2016, 2021 tidak mengalami perubahan. Lahan tambang tahun 2012 332 ha, 2016 menjadi 453 ha dan tahun 2021 menjadi 585 ha. Hasil kuesioner menunjukkan berdampak positif bagi pendapatan masyarakat, kualitas air berih dan kesehatan masyarakat, negatif bagi tingkat kualitas lingkungan dan kondisi jalan. Kata kunci: Pertambangan Emas, Kawasan Permukiman, Sosial dan Ekonomi, Bitung - Minut. Abstract Radical changes to the landscape and significant environmental impacts occur in areas where mining is carried out. Mining activities are managed by PT Maeres Soputan Mining (MSM). The mining activity is open in nature, which has the potential to expand and is located quite close and affects the socio-economic conditions and community settlements. For this reason, it is necessary to analyze how changes in PT. MSM and its impact on residential areas and socio-economic communities. The research method used in this study is to use spatial analysis to see changes in land use and Likert scale analysis to measure the results of the questionnaire. The results of this study are to determine changes in land use per 5 years that occurred in 2012, 2016 and 2021 and to determine the impact of PT. MSM for Residential Areas and the socio-economic community. Overall, changes in land use in the Pinasungkulan Village for residential land in 2012 were 15 ha, 2016 became 16 ha and in 2021 became 17 ha. The mining area in 2012 was 5 ha, in 2016 it was 21 ha and in 2021 it was 36 ha. Whereas in Pinenek Village, the land for settlements in 2012, 2016, 2021 has not changed. Mining area in 2012 was 332 ha, 2016 was 453 ha and in 2021 was 585 ha. The results of the questionnaire show a positive impact on people's income, clean water quality and public health, negative for the level of environmental quality and road conditions. Keywordsx: Gold Mining, Residential Areas, Social and Economic, Bitung - Minut.