Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

KONDISI POPULASI KEPITING KELAPA (Birgus latro) DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI PULAU TERNATE Supyan Supyan; Muliadi Idham
Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.57 KB)

Abstract

Kepiting kelapa (B. latro) merupakan salah satu spesies dari krustasea yang memiliki nilai ekonomi tinggi namun sudah dianggap langka dan dikelompokkan dalam kategori rawan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Di Indonesia, status populasi hewan ini belum diketahui secara pasti, namun sudah cenderung menurun karena terus dimanfaatkan oleh penduduk setempat baik untuk konsumsi maupun untuk diperdagngkan. Penangkapan yang dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan kelestariannya akan menyebabkan populasinya semakin langka ditemukan. Oleh karena itu perlu pemahaman aspek biologi dan ekologinya sehingga tindakan manajemen stok yang tepat dapat diterapkan untuk pelestarian dan jika mungkin, mengembangkan sumber daya ini sangat pentingData pada peneitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari studi yang telah dilakukan sebelumnya baik oleh penulis maupun oleh pihak lain yang masih berkaitan dengan objek kajian. Data primer didapatkan dari observasi langsung yang dilakukan di Pantai Barat dan Utara pada bulan Febuari – Mei 2017 dengan tujuan untuk mengetahui kondisi bioekologi dan persepsi masyarakat terhadap status populasi Kepiting kelapa di Pulau Ternate serta merumuskan strategi pengelolaan yang berkelanjutan. Pengambilan sampel Kepiting kelapa dan habitatnya dilakukan dengan survei jelajah, sedangkan data persepsi masyarakat didapatkan dengan interview dan wawancara mendalam (FGD). Data yang didapatkan dianalisis dengan deskriptif dan kuantitatif. Kondisi ekologi dan persepsi masyarakat dianalisis dengan dekriptif. Strategi dan rekomendasi pengelolaan ditentukan dengan menggunakan analisis SWOT.Berdasarkan hasil analisis dengan metode tanda, kepadatan Kepiting kelapa di pantai Sulamadaha adalah 0,00135 individu/ m2 atau sama dengan 1 individu didapat pada setiap luasan 741 m2, stasiun Telaga Nita memiliki nilai kepadatan 0,00067 individu/ m2 atau 1 individu didapat dalam setiap luasan 1500 m2. Hasil wawancara dengan beberapa responden di Kelurahan Tobololo dan Sulamadaha menunjukan bahwa sebagian besar dari mereka yang memanfaatkan Kepiting kelapa di sekitar pantai yang dekat dari tempat tinggal mereka hanya menangkap atau memanfaatkan kepiting sebagai makanan tambahan dan sebagai salingan pekerjaan. Selain itu, rendahnya pengetahuan tentang pengaturan waktu dan ukuran tangkap menjadi penyebab terjadinya over eksploitasi terhadap sumberdaya ini. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi pengembangan pengelolaan kepiting di lokasi kajian berada pada kuadran IV (WT). Strategi yang tepat pada posisi ini adalah strategi bertahan yakni meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Arahan kebijakan yang direkomendasikan adalah pemantauan secara sistematis, pembatasan area dan ukuran tangkap, pemahaman aspek bioekologi kepada stakeholder, penutupan restoran penyaji kepiting dan penangkaran untuk menghasilkan F2.Kata kunci : Birgus latro, strategi pengelolaan, populasi, analisis SWOT, Pulau Ternate
STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA KEPITING KELAPA (Birgus latro) DI PULAU LAIGOMA KABUPATEN HALMAHERA SELATAN Supyan Supyan; Suryani Suryani
Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.545 KB)

Abstract

Kepiting kelapatermasuk salah satu biota penyusun ekosistem pantai yang saat ini mengalami ancaman penurunan populasi.  Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah tingkat eksploitasi yang tinggi, rusaknya habitat alaminya, pembukaan lahan pemukiman, dan pekebunan.  Kepiting kelapaini dilindungi melalui Surat keputusan Menteri Kehutanan No.12/KPTS-II/Um/1987, dan menurut International Union for Conservation of the Nature (IUCN), kepiting kelapasudah dikatagorikan sebagai spesies yang jarang dan terancam punah  ‘’endengared spesies’’ atau tercatat dalam Red Data Book.  Di Indonesia Kepiting kelapa atau kepiting kelapatersebar di bagian timur yakni di pulau-pulau Sulawesi Utara, Kepulauan Togian sampai Kepulauan Talaud, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya dan di bagian timur Nusa tenggara Timur, dan sebagian wilayah Indonesia bagian Utara, dan Timur.  Walaupun hewan ini sudah terancam punah, namun hingga saat ini upaya perlindungan terhadap hewan ini  hanya sebatas penetapan hewan ini sebagai hewan yang dilindungi. Belum ada upaya penetapan suatu daerah atau kawasan konservasi bagi keberlangsungan hidup Kepiting yang jarang ini. Konflik antara kepentingan pelestariaan Kepiting kelapa pada alam asli dan desakan permintaan konsumen menyebabkan populasi kepiting kelapasemakin berkurang. Dengan berbagai kepentingan diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai perspektif masyarakat dalam pengelolaan dan upaya konservasi kepiting kelapa(Birgus latro).  Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai bulan Oktober 2016 di Pulau Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pastipasipasi langsung dilapangan dengan fokus kajian karakteristik populasi kepiting kelapadan perspektif masyarakat terhadap pengelolaan kepiting kenari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini kepadatan populasi kepiting kelapa di Pulau Laigoma masih tinggi dengan nilai kepadatan 0.018 m2  atau dapat dikatakan bahwa dalam 57 m2 terdapat 1 ekor individu. Di lokasi penelitian, sebagian besar telah memahami dan menerima bahwa populasi kepiting kelapadi wilayah mereka telah terjadi penurunan. Rendahnya pengatahuan mereka tentang pentingnya mengatur waktu tangkap dan ukuran tangkap terhadap sumberdaya alam ini menjadi penyebab terjadinya over eksploitasi terhadap hewan ini.  Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa pengembangan dan pengelolaan Kepitng kelapa harus diprioritaskan pada peningkatan pemahaman masyarakat mengenai status hukum Kepiting kelapa, melakukan kajian yang komprehensip terhadap aspek bioekologi Kepiting kelapa, proteksi area pemijahan dan pembesaran dengan metode penangkaran untuk menyediakan stok F2, pemantauan secara sistematis terhadap populasi kepiting kelapa yang ada di Pulau Laigoma oleh instansi yang berwenang di bidang lingkungan atau masyarakat sekitar pulau yang peduli dengan kepiting ini.   Kata kunci : Birgus latro, populasi, pengelolaan, persepsi masyarakat, Laigoma