Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pelatihan Pembibitan Mangrove Bagi Kelompok Peduli Hutan Mangrove Desa Lelilef Waibulan dan Desa Lelilef Sawai Mohammad Ridwan Lessy; Supyan; Jefry Bemba
Abdimas Universal Vol. 3 No. 1 (2021): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Balikpapan (LPPM UNIBA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/abdimasuniversal.v3i1.97

Abstract

Hutan mangrove memegang peranan penting di wilayah pesisir diantaranya sebagai daerah pemijahan dan tempat mencari makan organisme laut. Selain itu, hutan mangrove juga menjaga garis pantai dari ancaman abrasi. Sayangnya keberadaan hutan mangrove di wilayah Kecamatan Weda Tengah khususnya Desa Lelilef Waibulan dan Desa Lelilef Sawai telah mengalami kerusakan. Oleh karenanya perlu dilakukan suatu program rehabilitasi hutan mangrove yang berbasis masyarakat, dimana masyarakat secara aktif terlibat baik dalam tahap perencanaan, pembibitan, penanaman, monitoring dan evaluasi. Pelatihan ini berfokus pada teknik pembibitan buah mangrove sebelum di tanam dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengetahuan yang memadai tentang cara pembibitan dan penyemaian yang tepat bagi masyarakat khususnya kelompok masyarakat peduli hutan mangrove. Pelatihan berlangsung selama tiga hari dengan metode pemberian teori di kelas dan praktek lapang dilokasi pembibitan. Hasil pelatihan menunjukan bahwa semua peserta cukup memahami materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari cara anggota kelompok mengaplikasikan teori yang diperoleh di kelas dengan praktek lapang. Namun demikian perlu ada rencana tindak lanjut berupa pelatihan cara penanaman, perawatan dan pendampingan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi pertumbuhan mangrove.
STUDI POTENSI KEPITING KENARI (Birgus latro) BERUKURAN DEWASA DI PANTAI BARAT PULAU TERNATE PROPINSI MALUKU UTARA Supyan Supyan; Yuyun Abubakar
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 5, No 1 (2016): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tk.v5i1.790

Abstract

Kepiting kelapa (Birgus latro), merupakan salah satu organisme endemik yang saat ini tengah mengalami ancaman penurunan populasi dan perlu dikonservasi. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli – September 2015 di Pantai Barat Pulau Ternate dengan tujuan untuk mengetahui besarnya potensi kepiting kenari (berukuran dewasa) sebagai salah satu upaya pelestarian terhadap hewan yang dilindungi ini. metode yang digunakan adalah metode survey post facto melalui penandaan (Mark Recapture Methods) dengan lokasi sampling di Tadume Utara, Togafo 1, Togafo ujung selatan dan, Takome.   Selama pengamatan, induk kepiting kelapa yang ditemukan di stasiun Tadume ujung adalah 7 ekor, Togafo 3 ekor, Togafo ujung 5 ekor dan Takome 5 ekor masing-masng pada area 10.000 m2  (1 Ha).   Secara total, estimasi jumlah populasi kepiting kenari di lokasi penelitian adalah 46 individu per 40.000m2.  Jumlah sampel kepiting kelapa yang diperoleh selama penelitian berjumlah 20 ekor yang terdiri dari 13 ekor kepiting jantan dan 7 ekor kepiting betina. Hasil uji chi-kuadrat menunjukkan bahwa nisbah kelamin kepiting kelapa jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian adalah 0,90 pada taraf signifikansi 5 %.  Hal ini berarti bahwa rasio kelamin jantan dan betina adalah 1:1 atau tidak terjadi penyimpangan nisbah kelamin antara jantan dan betina pada kepiting kelapa di Pulau Ternate. Kata kunci : Birgus latro, kepadatan populasi, rasio kelamin, kepiting kelapa
KARAKTERISTIK HABITAT DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING KELAPA (Birgus latro) DI PULAU UTA, PROPINSI MALUKU UTARA Supyan Supyan; Sulistiono Sulistiono; Etty Riani
AQUASAINS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.976 KB)

Abstract

Coconut crab (Birgus latro) is  one of the species of crustaceans that economically valuable. The research aimed to investigate habitat characteristics and gonad maturity of Coconut crabs (Birgus latro) in Uta Island, North Mollucas. Sampling was conducted through cruising survey from May to September 2012, while parameters examined to the habitat characteristics and reproductive aspects were physical-chemical, gonad maturity, and vegetation existence. Habitat characteristics were assessed using Cluster Analysis. Result showed that length and weight relationship of male crabs wasW= 1.93 (CP + r), while the female was 1.17W= 1.97 (CP + r) 0.97. During the observation, it showed that mature gonad occurred in all catching time indicating that it didn’t occur simultaneously on the broodstock. The smallest crabs were found 65.44 mm in length (CP + r). There was no significant different of sex ratio between males and females (1:1). Disparity of habitat characteristics in each station doesn’t affect to the catch, both the quantity and level of gonad maturity. Habitat conditions at all stations strongly supported their activities to live sustainably.
Kelimpahan plankton pada budidaya udang vaname (Litopenaeusvannamei) dengan kepadatan berbeda di tambak lahan pasir Gamal M Samadan; Supyan Supyan; Rovina Andriani; Juharni Juharni
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v3i2.2588

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengestimasi kelimpahan dan kestabilan perairan tambak melalui pengukuran indek sbiologi (keanekaragaman, keseragaman dan dominansi plankton) di tambak intensif dengan kepadatan berbeda. Percobaan telah dilakukan menggunakan 9 petak tambak dengan ukuran 3x4m2(12m2). Percobaan dirancang dalam 3 perlakuan padat tebar berbeda(100, 200 dan 300 m2) yang diulangi sebanyak 3 kali. Periode pemeliharaan udang selama 75 hari dengan mengukur indeks biologi plankton (keragaman, keseragaman dan dominansi). Pengamatan dilakukan di laboratorium terhadap kelimpahan jenis plankton dan parameter fisika-kimia air dilakukan terhadap suhu, kecerahan, pH, salinitas dan DO setiap hari. Sedangkan nitrite, nitrat, amonia dan BOT diamati setiap dua minggu. Analisis dilakukan terhadap indeks keragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi plankton di tambak. Ditemukan 5 genera dan 18 spesies pada tambak lahan pasir. Kelimpahan terbanyak didapatkan pada genera Chlorophyta dan Bacillariophyta. Indeks keragaman plankton relative sama pada ketiga perlakuan (0,11-0,35), indeks keseragaman sebesar 0,04-0,12 dan indeks dominansi sebesar 0,85-0,97. Indeks keragaman dan keseragaman relative rendah, meskipun demikian, indeks dominansi plankton relative stabil.Kata kunci : Indeksbiologi, kelimpahan, plankton, tambak, vaname
KONDISI POPULASI KEPITING KELAPA (Birgus latro) DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI PULAU TERNATE Supyan Supyan; Muliadi Idham
Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.57 KB)

Abstract

Kepiting kelapa (B. latro) merupakan salah satu spesies dari krustasea yang memiliki nilai ekonomi tinggi namun sudah dianggap langka dan dikelompokkan dalam kategori rawan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Di Indonesia, status populasi hewan ini belum diketahui secara pasti, namun sudah cenderung menurun karena terus dimanfaatkan oleh penduduk setempat baik untuk konsumsi maupun untuk diperdagngkan. Penangkapan yang dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan kelestariannya akan menyebabkan populasinya semakin langka ditemukan. Oleh karena itu perlu pemahaman aspek biologi dan ekologinya sehingga tindakan manajemen stok yang tepat dapat diterapkan untuk pelestarian dan jika mungkin, mengembangkan sumber daya ini sangat pentingData pada peneitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari studi yang telah dilakukan sebelumnya baik oleh penulis maupun oleh pihak lain yang masih berkaitan dengan objek kajian. Data primer didapatkan dari observasi langsung yang dilakukan di Pantai Barat dan Utara pada bulan Febuari – Mei 2017 dengan tujuan untuk mengetahui kondisi bioekologi dan persepsi masyarakat terhadap status populasi Kepiting kelapa di Pulau Ternate serta merumuskan strategi pengelolaan yang berkelanjutan. Pengambilan sampel Kepiting kelapa dan habitatnya dilakukan dengan survei jelajah, sedangkan data persepsi masyarakat didapatkan dengan interview dan wawancara mendalam (FGD). Data yang didapatkan dianalisis dengan deskriptif dan kuantitatif. Kondisi ekologi dan persepsi masyarakat dianalisis dengan dekriptif. Strategi dan rekomendasi pengelolaan ditentukan dengan menggunakan analisis SWOT.Berdasarkan hasil analisis dengan metode tanda, kepadatan Kepiting kelapa di pantai Sulamadaha adalah 0,00135 individu/ m2 atau sama dengan 1 individu didapat pada setiap luasan 741 m2, stasiun Telaga Nita memiliki nilai kepadatan 0,00067 individu/ m2 atau 1 individu didapat dalam setiap luasan 1500 m2. Hasil wawancara dengan beberapa responden di Kelurahan Tobololo dan Sulamadaha menunjukan bahwa sebagian besar dari mereka yang memanfaatkan Kepiting kelapa di sekitar pantai yang dekat dari tempat tinggal mereka hanya menangkap atau memanfaatkan kepiting sebagai makanan tambahan dan sebagai salingan pekerjaan. Selain itu, rendahnya pengetahuan tentang pengaturan waktu dan ukuran tangkap menjadi penyebab terjadinya over eksploitasi terhadap sumberdaya ini. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi pengembangan pengelolaan kepiting di lokasi kajian berada pada kuadran IV (WT). Strategi yang tepat pada posisi ini adalah strategi bertahan yakni meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Arahan kebijakan yang direkomendasikan adalah pemantauan secara sistematis, pembatasan area dan ukuran tangkap, pemahaman aspek bioekologi kepada stakeholder, penutupan restoran penyaji kepiting dan penangkaran untuk menghasilkan F2.Kata kunci : Birgus latro, strategi pengelolaan, populasi, analisis SWOT, Pulau Ternate
STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA KEPITING KELAPA (Birgus latro) DI PULAU LAIGOMA KABUPATEN HALMAHERA SELATAN Supyan Supyan; Suryani Suryani
Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.545 KB)

Abstract

Kepiting kelapatermasuk salah satu biota penyusun ekosistem pantai yang saat ini mengalami ancaman penurunan populasi.  Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah tingkat eksploitasi yang tinggi, rusaknya habitat alaminya, pembukaan lahan pemukiman, dan pekebunan.  Kepiting kelapaini dilindungi melalui Surat keputusan Menteri Kehutanan No.12/KPTS-II/Um/1987, dan menurut International Union for Conservation of the Nature (IUCN), kepiting kelapasudah dikatagorikan sebagai spesies yang jarang dan terancam punah  ‘’endengared spesies’’ atau tercatat dalam Red Data Book.  Di Indonesia Kepiting kelapa atau kepiting kelapatersebar di bagian timur yakni di pulau-pulau Sulawesi Utara, Kepulauan Togian sampai Kepulauan Talaud, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya dan di bagian timur Nusa tenggara Timur, dan sebagian wilayah Indonesia bagian Utara, dan Timur.  Walaupun hewan ini sudah terancam punah, namun hingga saat ini upaya perlindungan terhadap hewan ini  hanya sebatas penetapan hewan ini sebagai hewan yang dilindungi. Belum ada upaya penetapan suatu daerah atau kawasan konservasi bagi keberlangsungan hidup Kepiting yang jarang ini. Konflik antara kepentingan pelestariaan Kepiting kelapa pada alam asli dan desakan permintaan konsumen menyebabkan populasi kepiting kelapasemakin berkurang. Dengan berbagai kepentingan diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai perspektif masyarakat dalam pengelolaan dan upaya konservasi kepiting kelapa(Birgus latro).  Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai bulan Oktober 2016 di Pulau Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pastipasipasi langsung dilapangan dengan fokus kajian karakteristik populasi kepiting kelapadan perspektif masyarakat terhadap pengelolaan kepiting kenari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini kepadatan populasi kepiting kelapa di Pulau Laigoma masih tinggi dengan nilai kepadatan 0.018 m2  atau dapat dikatakan bahwa dalam 57 m2 terdapat 1 ekor individu. Di lokasi penelitian, sebagian besar telah memahami dan menerima bahwa populasi kepiting kelapadi wilayah mereka telah terjadi penurunan. Rendahnya pengatahuan mereka tentang pentingnya mengatur waktu tangkap dan ukuran tangkap terhadap sumberdaya alam ini menjadi penyebab terjadinya over eksploitasi terhadap hewan ini.  Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa pengembangan dan pengelolaan Kepitng kelapa harus diprioritaskan pada peningkatan pemahaman masyarakat mengenai status hukum Kepiting kelapa, melakukan kajian yang komprehensip terhadap aspek bioekologi Kepiting kelapa, proteksi area pemijahan dan pembesaran dengan metode penangkaran untuk menyediakan stok F2, pemantauan secara sistematis terhadap populasi kepiting kelapa yang ada di Pulau Laigoma oleh instansi yang berwenang di bidang lingkungan atau masyarakat sekitar pulau yang peduli dengan kepiting ini.   Kata kunci : Birgus latro, populasi, pengelolaan, persepsi masyarakat, Laigoma
Efektifitas Jenis Tanaman Berbeda Terhadap Kualitas Air Media Budidaya Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii de Man 1879) Sistem Akuaponik Gamal M Samadan; Aras Syazili; Muhammad Nur Findra; Supyan Supyan; Yuli Dwi Wijayanti
Juvenil Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i1.18503

Abstract

ABSTRAK                                                           Telah dilakukan penelitian tentang peranan tanaman sebagai biofilter untuk menjaga kualitas air media. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa rangkaian kerja yang dimulai pada bulan Juni - Agustus 2022 di UPT Laboratorium Terpadu Unkhair Kota Ternate. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 3 perlakuan dan 3 ulangan selama 60 hari. Pengukuran dilakukan terhadap suhu, salinitas, DO dan pH, amoniak, nitrat dan nitrit pada setiap minggu. Estimasi dilakukan terhadap efektifitas biofilter tanaman terhadap ammonia (N) dan fosfor (P) pada setiap perlakuan, pertumbuhan mutlak dan sintasan (SR) udang galah dan dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji F pada taraf kepercayaan 95%. Uji Fisher (LSD) dilakukan apabila perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur (P0.05). Hasil analisis memperlihatkan bahwa ketiga perlakuan tanaman tidak berbeda dalam menyerap N dari limbah budidaya udang galah. Sedangkan untuk penyerapan P dari ketiga perlakuan, jenis pakcoy menyerap paling efektif (0.725 mgL-1) dibandingkan dengan tanaman seledrei (0.540mgL-1) dan selada (0.186 mgL-1) (P0,05). Selain itu pula, konsentrasi ammonia selama penelitian cenderung menurun. Pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik pada ketiga perlakuan tidak signifikan berpengaruh (P0,05), sedangkan sintasannya signifikan berpengaruh (P0,05). Meskipun demikian, ketiga tanaman dapat digunakan sebagai biofilter dalam system akuaponik.Kata kunci: Biofilter, tanaman, akuaponik, limbah, udang galahABSTRACTIt has been studied how plants can act as biofilters to preserve the standard of media water. The UPT Unkhair Integrated Laboratory in Ternate City will be the site of this research, with work series beginning in June 2022 and lasting through August 2022. Three treatments and three replications were used in this study's completely randomized design (CRD), which lasted for 60 days. Temperature, salinity, DO and pH, ammonia, nitrate, and nitrite were all measured on a weekly basis. ANOVA with the F test and a 95% confidence level were used to estimate the efficiency of the plant biofilter against ammonia (N) and phosphorus (P) in each treatment, absolute growth, and survival (SR) of gigantic prawns. When the treatment had a significant impact on the measured variables (P0.05), Fisher's test (LSD) was applied. The analysis's findings demonstrated that N absorption from the giant prawn industry's waste did not differ between the three plant treatments. Regarding the three treatments' P absorption, pakchoi (0.725 mgL-1) absorbed P more efficiently than celery (0.540 mgL-1) and lettuce (0.186 mgL-1) (P0.05). Additionally, there was a tendency for the study's ammonia concentration to decline. Survival had a significant influence (P0.05), although the absolute growth and specific growth rates of the three treatments did not (P0.05). However, all three plants can be utilized in aquaponic systems as biofilters.Keyword: Biofilter, plants, aquaponics, waste, giant prawns
Engineering Transplantation of Seagrass Thalassia hemprichii and Cyamodocea sp Using Environmentally Friendly Materials at Kastela Beach, Ternate Island Supyan, Supyan; Samman, Ardan
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 15 No. 2 (2022): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v15i2.1262

Abstract

Seagrass transplants are performed to repair damaged seagrass beds or to establish new seagrass beds in areas where seagrass has yet to grow. The goal of this research was to determine the survival and growth rates of seagrass transplanted using the Sprig Anchor method, which was designed with environmentally friendly technology. This study was carried out in the coastal waters of Ternate's Kastela island from May to September 2022. The Sprig Anchor method was used in this study, which involves planting media made of strong grass ropes 2 meters long and 5 replications for each type of seagrass. Each seagrass seed is attached to the media with a soluble binder, thread. The distance between the gardens on each rope is 20 cm, so each frame contains 100 seagrass seeds. The results showed that T hemprichii seagrass transplanted using the sprig anchor method and this rope media had a 70% survival rate. This value is higher than the survival rate of seagrass Cyamodocea sp. transplanted using a similar method, which was only 53%. For 8 weeks, the daily growth rate of seagrass T hemprichii ranged from 0.023 to 0.038 cm/day, while seagrass Cyamodecea sp only ranged from 0.015 to 0.021 cm/day.
Effect of different stocking density on the growth performances of white leg shrimp (Litopenaeus vannamei) and milkfish (Chanos chanos) in polyculture system Samadan, Gamal M.; Irfan, Muhammad; Pitra, Faisal; Findra, Muhammad Nur; Supyan, Supyan; Syazili, Aras; Andriani, Rovina
Depik Vol 13, No 3 (2024): DECEMBER 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.3.36783

Abstract

Polyculture is a way of cultivating two or more types of organisms in the same container for the purpose of efficient use of land. The purpose of this study was to determine the effect of different stocking densities on the growth of white leg shrimp and milkfish by polyculture and to determine the stocking density that influences the growth of white shrimp and milkfish by polyculture in ponds. The study was designed using a completely randomized design (CRD), consisting of 3 treatments and 3 replications. The results showed that the specific growth rates in the three treatments, both white leg shrimp and milkfish varied. Similarly, the absolute weight growth between white leg shrimp and milkfish. Survival rate of white leg shrimp in treatment C, 85.56%, treatment B, 72.81%, and treatment A, 66.04%. While, the survival rate of milkfish in the three treatments was 100%. The feed conversion ratio in treatment A, 0.43, treatment C, 0.28, and treatment B, 0.17 grams. The different stocking densities of white leg shrimp and milkfish polycultures did not affect the absolute weight growth of white leg shrimp and their specific growth rate. However, there is an effect on the absolute weight growth of milkfishKeywords:shrimpmilkfishpolyculturestockingdensity
Effect of different stocking density on the growth performances of white leg shrimp (Litopenaeus vannamei) and milkfish (Chanos chanos) in polyculture system Samadan, Gamal M.; Irfan, Muhammad; Pitra, Faisal; Findra, Muhammad Nur; Supyan, Supyan; Syazili, Aras; Andriani, Rovina
Depik Vol 13, No 3 (2024): DECEMBER 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.3.36783

Abstract

Polyculture is a way of cultivating two or more types of organisms in the same container for the purpose of efficient use of land. The purpose of this study was to determine the effect of different stocking densities on the growth of white leg shrimp and milkfish by polyculture and to determine the stocking density that influences the growth of white shrimp and milkfish by polyculture in ponds. The study was designed using a completely randomized design (CRD), consisting of 3 treatments and 3 replications. The results showed that the specific growth rates in the three treatments, both white leg shrimp and milkfish varied. Similarly, the absolute weight growth between white leg shrimp and milkfish. Survival rate of white leg shrimp in treatment C, 85.56%, treatment B, 72.81%, and treatment A, 66.04%. While, the survival rate of milkfish in the three treatments was 100%. The feed conversion ratio in treatment A, 0.43, treatment C, 0.28, and treatment B, 0.17 grams. The different stocking densities of white leg shrimp and milkfish polycultures did not affect the absolute weight growth of white leg shrimp and their specific growth rate. However, there is an effect on the absolute weight growth of milkfishKeywords:shrimpmilkfishpolyculturestockingdensity