Drs.I Ketut Artawan,M.Si .
Unknown Affiliation

Published : 44 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI KOMPARASI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ENDOPSAMMON PADA HABITAT PANTAI BERPASIR DI KAWASAN PANTAI SANUR ., I.G.A. Irma Dharmayanti Mandala; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membandingkan keanekaragaman dan kemelimpahan endopsammon pada dua lokasi berdasarkan perbedaan substrat. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam; (2) mengetahui tingkat kesamaan komposisi jenis endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam; (3) mengetahui perbedaan kemelimpahan endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam. Penelitian ini berlokasi di Pantai Hyatt yang memiliki substrat berpasir putih dan Pantai Matahari Terbit yang memiliki substrat berpasir hitam yang keduanya berada dalam kawasan Pantai Sanur, Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan desain penelitian lapangan (field study) yang dilanjutkan dengan penelitian Laboratorium. Pengambilan data endopsammon di lapangan menggunakan alat core. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) indeks diversitas (H’) endopsammon pada pantai berpasir putih dan berpasir hitam tergolong sedang, pada pantai berpasir putih sebesar 2,6369 dan pada pantai berpasir hitam sebesar 2,9562; (2) kemelimpahan relatif (KR) tertinggi pada pantai berpasir putih dimiliki oleh spesies Harpacticus sp. (5,7%) dan pada pantai berpasir hitam dimiliki oleh spesies Thalasoalaimus sp. (9,7%); (3) indeks similaritas (S) endopsammon pada pantai berpasir putih dan berpasir hitam tergolong tinggi sebesar 0,7; (4) terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan antara pantai berpasir hitam dan pantai berpasir putih.Kata Kunci : endopsammon, keanekaragaman, kemelimpahan, Pantai Sanur This research is compared the diversity and abundance a endopsammon at two locations based on different substrates. The purposes of this research are (1) determine the diversity and abundance endopsammon on a white sand and black sand; (2) determine the degree of similarity in species composition endopsammon on a white sand and black sand; (3) determine differences in the abundance endopsammon on a white sand and black sand. This research is located on the Hyatt beach which has a white sandy base substrate and Matahari Terbit beach has black sandy base substrate that both are in the Sanur Beach area, South Denpasar. This research is a descriptive exploratory research design (field study), followed by research laboratories. Endopsammon data capture in the field using core.The results are : (1) endopsammon diversity index (H') on the white sand beaches of black sand classified as moderate, on the white sand beach at 2.6369 and the black sand beach of 2.9562; (2) the relative abundance (KR) on a white sand beach is owned by the species Harpacticus sp. (5.7%) and the black sand beach is owned by the species Thalasoalaimus sp. (9.7%); (3) an index of similarity (S) endopsammon on the white sand beach of black sand is high at 0.7; (4) there is a significant difference in terms of diversity and abundance among the black sand beach and white sand beach.keyword : endopsammon, abundance, diversity, Sanur Beach
STUDI PREFERENSI LEBAH MADU (Apis cerana) TERHADAP BEBAGAI JENIS PAKAN TAMBAHAN DITINJAU DARI JUMLAH KUNJUNGAN ., Ketut Eka Nudastra; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap berbagai jenis pakan tambahan yang berbeda (2) mengetahui jenis pakan tambahan yang paling banyak dikunjungi oleh lebah madu (Apis cerana) sebagai makanannya (3) mengetahui faktor yang mempengaruhi preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap berbagai pakan tambahan yang berbeda. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan menggunakan model rancangan penelitian Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah lebah madu (Apis cerana) yang memiliki anggota yang lebih banyak dari koloni yang ada. Sampel penelitian ini adalah lebah madu (Apis cerana) yang berjumlah 100 ekor. Teknik dalam pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Data diperoleh melalui metode observasi langsung yang menghitung jumlah kunjungan lebah madu pada berbagai jenis pakan tambahan. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan adanya perbedaan jumlah kunjungan lebah madu pada pakan tambahan dan cenderung berfluktuasi. Rerata jumlah kunjungan lebah madu yang paling banyak pada pakan tambahan air tape yaitu hari pertama sebanyak 18 ekor, hari kedua 14 ekor, dan hari ketiga 11 ekor. Rerata jumlah kunjungan lebah madu yang paling sedikit pada nira lontar yaitu hari pertama sebanyak 4 ekor, hari kedua 1 ekor, dan hari ketiga sebanyak 1 ekor. Pakan tambahan berupa air tape merupakan jenis makanan yang paling banyak dikunjungi lebah madu (Apis cerana) sebagai makanannya. Faktor yang mempengaruhi lebah madu (Apis cerana) dalam beraktivitas mencari makan pakan tambahan yang disukai adalah faktor aroma dan kadar gula yang terkandung pada pakan tambahan.Kata Kunci : preferensi, lebah madu (Apis cerana), pakan tambahan This research aimed (1) to find out honeybees (Apis cerana) preferences toward types of different additional feed. (2) To find out types of additional feed most visited by honeybees (Apis cerana) as their food. (3) To find out factors affect honeybees (Apis cerana) preferences toward types of different additional feed. This research used Quasi experimental with posttest only, Non-equivalent control group design. Population of this study was honeybees (Apis cerana) and sample of this study was 100 honeybees (Apis cerana). This study used simple random sampling technique. Data collected was analyzed by descriptive qualitative analysis method. Result showed that there was significance different on total of honeybees (Apis cerana) visit on types of different additional feed. Average number of the most honeybees visit was seen on tapai water, which at first day was 18, second day was 14, and third day was 11. Average number of the fewest honeybees visit was on nira lontar, which at first day was 4, second day was 1, and third day was 1. Tapai water was the most food visited by honeybees (Apis cerana). Factors affected honeybees (Apis cerana) in looking for additional food liked were aroma and quality of sugar which contain in additional food.keyword : preferences, honeybees (Apis cerna), aditional foods
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP USAHA PEMBUDIDAYAAN UDANG DENGAN SISTEM KURUNGAN DI LAUT LEPAS DESA SANGSIT KECAMATAN SAWAN, KABUPATEN BULELENG, BALI ., Putu Arisna Damayanty; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dapat dilaksanakan untuk mengantisipasi terjadinya dampak potensial terhadap lingkungan, (2) Upaya pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan atas pengelolaan lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh tokoh masyarakat Desa Sangsit, sampelnya berjumlah 19 orang guna mendapatkan keseluruhan informasi khususnya dalam komponen culture yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, biologi, kimia, dan fisik. Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai prediksi sumber, jenis, dan deskripsi dampak serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan dengan teknik wawancara, studi dokumen, dan kuesioner. Data yang dianalisis selanjutnya secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat dilakukan dengan menyesuaikan sumber dan jenis dampak yang ditimbulkan dari tahapan-tahapan kegiatan pembudidayaan udang dengan menggunakan Rona Lingkungan Awal sebagai acuan, (2) Upaya pemantauan lingkungan hidup, melibatkan pihak pemrakarsa yang dipantau langsung oleh lembaga terkait yaitu Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng secara berkala.Kata Kunci : UKL-UPL, Pembudidayaan Udang, Sistem Kurungan, Laut Lepas, Desa Sangsit The aim of this study is to know (1) an management effort of life environment which can be done to anticipate potential effect toward environment, (2) monitoring effort of life environment which is done on life environment management which has been dealed. The population of this study are all of Sangsit Village figures, the sample are 19 people to get all of informations especially in term of culture components which covers economy, social, culture, health, biology, chemistry, and physic. Data collection method used to get data and informations about type sources prediction and effects description and management and monitoring of environment done by interviewing, documentation, and questionnaire. Data will be analyzed descriptively. The results of study show (1) life environment management effort can be done by adapting the sources and type of effects that can be appeared from the steps of shrimps expansion by using introductory environment as guidance, (2) life environment monitoring effort, involving people who become the planner which is monitored by Badan Lingkungan Hidup and Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng continually in current time.keyword : UKL-UPL, shrimp farming, cage systems, high seas, Village Sangsit
EFEKTIVITAS EKSTRAK TIGA VARIETAS JAHE (Zingiber sp.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PEMBUSUK HASIL ISOLASI DARI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) ., Gusti Ayu Putri Ariyanti; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terdapat tiga varietas jahe yaitu jahe merah, jahe emprit, dan jahe gajah. ketiga varietas jahe ini dapat digunakan sebagai pengawet karena adanya kandungan polifenol seperti Gingerol, Shogaol, dan Zingiberen sebagai zat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan daya hambat, efektivitas germisida, interaksi masing-masing ekstrak ketiga varietas jahe dengan variasi konsentrasi 5%, 15%, dan 30%, dan mengidentifikasi karakteristik genus yang berhasil ditemukan pada isolasi bakteri dari ikan mujair. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental sungguhan dengan menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan penempatan sampel pola faktorial 3x3. Data yang diperoleh berupa rerata diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri ikan mujair yang dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) two ways dengan taraf signifikansi p < 0,05. Hasil yang diperoleh adalah ekstrak jahe merah membentuk diameter zona hambat terbesar dibandingkan dengan jahe emprit dan jahe gajah. Jahe merah dan jahe emprit lebih efektif sebagai germisida dibandingkan jahe gajah. Adanya perbedaan diameter zona hambat pertumbuhan isolat bakteri dari ikan mujair akibat dari interaksi ketiga varietas jahe dengan konsentrasi ketiga varietas jahe. Genus bakteri yang ditemukan adalah bakteri Citrobacter, Escherichia, dan Pseudomonas. Hal ini disebabkan karena jahe merah memiliki kandungan senyawa polifenol lebih banyak dibandingkan dua varietas lainnya.Kata Kunci : Jahe, Pengawet Alami, Bakteri Pembusuk, dan Ikan Mujair. There are three variants of ginger, they are Zingiber officinale var. rubrum, Zingiber officinale var. amarum, zingiber officinale var. officinale. These variants of ginger can be used as preservative because there is polyphenol as antibacterial substance. The purpose of research are to knowing the difference of inhibition ability, germicidal effectiveness, interactions each three varieties of ginger extracts with varying concentrations of 5%, 15% and 30%, and identify the characteristics of the genus have been found on the bacteria isolation of tilapia fish. The kind of this research is experiment research that use Complete Random Design (CRD) with a 3x3 factorial design sample placement. The data obtained in diameter mean inhibition zone of bacteria growth of tilapia fish were analyzed using ANOVA two ways with a significance level of p < 0,05. The results are Zingiber officinale var. rubrum formed the largest diameter of inhibition zone compared the other two varieties, Zingiber officinale var. rubrum and Zingiber officinale var. amarum more effective as germicide than Zingiber officinale var. officinale, the difference of the growth diameter of inhibition zone of bacterial isolates from tilapia fish as a result of the interaction between the three varieties of ginger with a concentration of the three ginger varieties, the bacteria genus that found are Citrobacter, Escherichia, and Pseudomonas. This is caused by the polyphenol compound which is more substantial in Zingiber officinale var. rubrum.keyword : Ginger, Natural preservative, Bacteria decay, and Tilapia fish.
UJI PEMBERIAN EKSTRAK KASAR DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SEBAGAI PESTISIDA ALAMI DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP MORTALITAS LARVA Sitophilus oryzae ., Virginia Suvranita; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sitophilus oryzae merupakan anggota Arthropoda, berasal dari keluarga Curculionidae. Larva Sitophilus oryzae bersifat merugikan bagi petani dan pedagang beras dengan merusak kualitas beras. Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, tannin, acetogenins, dan flavonoid yang berfungsi sebagai insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis perbedaan mortalitas Sitophilus oryzae terhadap pemberian ekstrak kasar daun sirsak (A. muricata L.) dengan konsentrasi yang berbeda (2) mengetahui konsentrasi ekstrak kasar daun sirsak (A. muricata L.) yang paling efektif terhadap mortalitas larva Sitophilus oryzae. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu pemberian ekstrak kasar daun sirsak dengan konsentrasi yang berbeda, Variasi konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30%, 40%, dan 50%. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu mortalitas larva Sitophilus oryzae. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik dengan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji lanjut Mann-Whitney pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) ada perbedaan mortalitas larva Sitophilus oryzae yang sangat signifikan setelah pemberian ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi yang berbeda, (2) konsentrasi ekstrak daun sirsak yang paling efektif terhadap mortalitas larva Sitophilus oryzae adalah 50%. Kata Kunci : Larva Sitophilus oryzae, Mortalitas, Sirsak (Annona muricata L.). Sitophilus oryzae is a member of Arthropods, originated from the family of Curculionidae. Sitophilus oryzae larvae are harmful to farmers and rice traders with damaging the quality of the rice. Soursop (Annona muricata L.) is one of plants that contains secondary metabolites such as alkaloids, tannins, acetogenins, and flavonoids that have functions as an insecticide. This study aims to (1) analyze the differences in mortality Sitophilus oryzae with rough extract of soursop’s leaves (A. muricata L.) with different concentrations (2) determine the concentration of crude extract of leaves of soursop (A.muricata L.) which are most effective against the larvae mortality Sitophilus oryzae. This type of research is experimental research using completely randomized design (CRD). The variables of this study consisted of independent variables, namely the provision of crude extract of soursop leaves with different concentrations, Variations in the concentrations that is used in this study was 30%, 40%, and 50%. The dependent variable in this study is Sitophilus oryzae larval mortality. Results of the study are analyzed by using the statistic test non- parametric with Kruskal Wallis test followed by Mann-Whiteney test or the Least Significant Difference (LSD) at 5% significance level. The results of the study as follows: (1) there are differences in the mortality of larvae Sitophilus oryzae highly significant after soursop leaf extract with different concentrations, (2) the concentration of soursop leaf extract is most effective against the larvae of Sitophilus oryzae mortality was 50%.keyword : Sitophilus oryzae larvae, Mortality, Soursop (Annona muricata L.)
PENGARUH PROSES INKUBASI TANPA JEDA PENDINGINAN PADA MESIN TETAS MEMPERCEPAT WAKTU TETAS AYAM ARAB (Gallus turcicus) DI PENETASAN DESA MENGWI ., I Gede Agus Sindhu Mahardika; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses inkubasi tanpa jeda pendinginan pada mesin tetas mempercepat waktu tetas telur ayam Arab (Gallus turcicus) di penetasan desa Mengwi. Subjek penelitian ini adalah telur ayam Arab (Gallus turcicus) yang diproduksi peternak di desa Mengwi berjumlah enampuluh butir. Penelitian ini tergolong kedalam penelitian eksperimental semu, dengan menggunakan rancangan penempatan unit percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua perlakuan. Perlakuan pertama penetasan tanpa pemberian jeda pendinginan, perlakuan kedua dengan pemberian jeda pendinginan selama 15 menit setiap harinya. Replikasi setiap perlakuan sebanyak sebelas kali. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi waktu menetasnya telur. Data dianalisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji T Independent Sample. Hasil penelitian ini dinyatakan bahwa rerata hari menetas telur 489,46. Data berdistribusi normal. Dengan menggunakan uji T Independent Sample, ada pengaruh nyata tanpa pemberian jeda pendinginan terhadap waktu tetas telur (p
STUDI KOMPARASI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ENDOPSAMMON PADA HABITAT PANTAI BERPASIR DI KAWASAN PANTAI SANUR ., I.G.A. Irma Dharmayanti Mandala; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membandingkan keanekaragaman dan kemelimpahan endopsammon pada dua lokasi berdasarkan perbedaan substrat. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam; (2) mengetahui tingkat kesamaan komposisi jenis endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam; (3) mengetahui perbedaan kemelimpahan endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam. Penelitian ini berlokasi di Pantai Hyatt yang memiliki substrat berpasir putih dan Pantai Matahari Terbit yang memiliki substrat berpasir hitam yang keduanya berada dalam kawasan Pantai Sanur, Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan desain penelitian lapangan (field study) yang dilanjutkan dengan penelitian Laboratorium. Pengambilan data endopsammon di lapangan menggunakan alat core. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) indeks diversitas (H’) endopsammon pada pantai berpasir putih dan berpasir hitam tergolong sedang, pada pantai berpasir putih sebesar 2,6369 dan pada pantai berpasir hitam sebesar 2,9562; (2) kemelimpahan relatif (KR) tertinggi pada pantai berpasir putih dimiliki oleh spesies Harpacticus sp. (5,7%) dan pada pantai berpasir hitam dimiliki oleh spesies Thalasoalaimus sp. (9,7%); (3) indeks similaritas (S) endopsammon pada pantai berpasir putih dan berpasir hitam tergolong tinggi sebesar 0,7; (4) terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan antara pantai berpasir hitam dan pantai berpasir putih.Kata Kunci : endopsammon, keanekaragaman, kemelimpahan, Pantai Sanur This research is compared the diversity and abundance a endopsammon at two locations based on different substrates. The purposes of this research are (1) determine the diversity and abundance endopsammon on a white sand and black sand; (2) determine the degree of similarity in species composition endopsammon on a white sand and black sand; (3) determine differences in the abundance endopsammon on a white sand and black sand. This research is located on the Hyatt beach which has a white sandy base substrate and Matahari Terbit beach has black sandy base substrate that both are in the Sanur Beach area, South Denpasar. This research is a descriptive exploratory research design (field study), followed by research laboratories. Endopsammon data capture in the field using core.The results are : (1) endopsammon diversity index (H') on the white sand beaches of black sand classified as moderate, on the white sand beach at 2.6369 and the black sand beach of 2.9562; (2) the relative abundance (KR) on a white sand beach is owned by the species Harpacticus sp. (5.7%) and the black sand beach is owned by the species Thalasoalaimus sp. (9.7%); (3) an index of similarity (S) endopsammon on the white sand beach of black sand is high at 0.7; (4) there is a significant difference in terms of diversity and abundance among the black sand beach and white sand beach.keyword : endopsammon, abundance, diversity, Sanur Beach
KECEPATAN REGENERASI EKOR KADAL (Mabouya multifasciata) PADA SUHU LINGKUNGAN BERBEDA ., I Kadek Hartawan; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mekanisme regenerasi adalah kemampuan organisme untuk mengganti bagian-bagian tubuh yang hilang, baik karena luka, rusak maupun karena mengalami autotomi. Bangsa Lacertilia (cicak, tokek, dan kadal) melakukan mekanisme regenerasi ini pada bagian ekor. Proses regenerasi ekor bangsa Lacertilia (cicak, kadal, dan tokek) dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal salah satunya suhu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan regenerasi ekor kadal (Mabouya multifasciata). Rancangan penelitian ini menggunakan Quasi Eksperiment, dengan model Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design. Subyek dalam penelitian ini menggunakan 30 ekor kadal berjenis kelamin jantan. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif berdasarkan hasil data kecepatan regenerasi ekor kadal pada suhu lingkungan berbeda. Data penelitian yang diperoleh, dapat terlihat rerata ukuran ekor regenerat kadal yang terbentuk pada suhu 22 0C, 27 0C, dan 32 0C berurutan adalah 0.06 cm/hari, 0.11 cm/hari, dan 0.18 cm/hari. Kadal melakukan proses regenerasi ekor lebih intensif pada 8-28 hari setelah terjadi amputasi. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variasi perlakuan suhu lingkungan terhadap kecepatan regenerasi ekor kadal (Mabouya multifasciata). Pada perlakuan pada suhu 32 0C menghasilkan kecepatan regenerasi yang maksimal yaitu dengan rata-rata pertumbuhan ukuran ekor 0.18 cm/hari.Kata Kunci : kadal, kecepatan regenerasi, suhu Regeneration mechanism is the ability of an organism to replace body parts missing, either because of injuries, damaged or because of a autotomi. Ordo Lacertilia (lizards, geckos, and lizards) perform this regeneration mechanism in the tail. The regeneration of the tail of the nation Lacertilia (lizard, lizard and gecko) is influenced by internal factors and external factors one of which is the temperature of the environment. This study aims to determine the effect of temperature on the speed of regeneration of the tail lizard (Mabouya multifasciata). The design of this study using a quasi experiment, with the model Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design. The subjects in this study using 30 male sex lizards. In this research using descriptive method based on the regeneration speed data lizards at different ambient temperatures. The research data obtained, it can be seen the average size regenerat lizard tail formed at a temperature of 22 0C, 27 0C and 32 0C sequence is 0.06 cm / day, 0.11 cm / day, and 018 cm / day. The process regeneration of Lizard tail is more intensive in 8-28 days after the amputation. Based on this study concluded that there are significant variations in the environmental temperature treatment to speed the regeneration of the tail lizard (Mabouya multifasciata). In the treatment at a temperature of 32 0C produces a maximum speed of regeneration that with an average growth of the tail size 0.18 cm / day.keyword : Lizard, regeneration speed, temperature
PENGARUH PERBEDAAN PAKAN JADI TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DI DESA TERUNYAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI ., I Wayan Eva Widi Pratama; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) ada atau tidak pengaruh perbedaan pakan jadi merk (Comfeed, Bintang, dan Provite) terhadap pertambahan berat ikan mujair (Oreochromis mossambicus); 2) Untuk mengetahui pakan jadi merk manakah yang memberikan berat badan maksimal pada Ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Terunyan Kecamatan Kintamani Kabuupaten Bangli. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ikan Mujair yang dibudidayakan di Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 90 ekor Ikan Mujair yang digunakan dalam penelitian dan akan ditebar pada setiap kolam pembesaran dengan ukuran dan berat yang relatif sama. Dari hasil penelitian pertambahan berat ikan mujair dapat dilihat pertambahan berat yang tinggi dan berbeda dari setiap pakan yang diberikan, yakni pakan merk Comfeed rata – rata pertambahan beratnya adalah 109,3 gr, pakan merk Bintang rata – rata pertambahan beratnya adalah 178,8 dan pakan merk Provite rata- rata pertambahan beratnya adalah 138,03 gr. Hal ini sesuai dengan hasil analisis statistik data pertambahan berat ikan mujair yang diberi pakan berbeda menggunakan uji ANAVA satu arah pada program SPSS versi 21.0 for windows, diperoleh angka signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari pertambahan berat ikan mujair yang diberi pakan yang berbeda antara merk Comfeed, Bintang dan Provite.Kata Kunci : Ikan Mujair, pakan,berat The research aimed 1) to investigate whether there was significant difference of Comfeed, Bintang, and Provite treatment toward the increase of Oreochomis mossambicus weight, 2) to understand which feed gives the most significant effect toward the Oreochomis mossambicus weight. This research was an experimental research. This research took place in Terunyan village, Kintamani sub-district, Bangli regency. There were 90 Oreochomis mossambicus fishes with same size and weight that were selected as the sample of the study. The result showed that there were different height and weight among the fishes that were given by different feed. The weight of the fishes that were given by Comfeed increase 109.3 gram. Meanwhile, the weight of the fishes given by Bintang increase 178.8 gram. On the other hand, the weight of the fishes given by Provite increase 138.03 gram. Those results were supported by ANAVA test through SPSS 21.0 for windows which showed that the significant level 0.000 < 0.05. Thus means that Ho were rejected and Hi were accepted. In addition, there were significant difference in terms of Oreochomis mossambicus weight that were given by Comfeed, Bintang, and Provite. keyword : Oreochomis mossambicus, feed, weight
Antihiperglikemi Biji Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di Induksi Glukosa ., Nyoman Ayu Tri Martriani; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 1 (2016):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lamtoro gung dikenal sebagai pohon dengan berbagai kandungan dan mudah beradaptasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dan dosis ekstrak biji lamtoro gung yang tepat berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi glukosa. Penelitian ini berjenis Eksperimen sesungguhnya dengan data utama berupa selisih kadar gula awal dan akhirs serta dianalisis dengan uji ANAVA satu arah,uji Beda Nyata Terkecil, dan Uji Duncan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini, yaitu: (1) Ekstrak biji lamtoro gung (Leucaena leucocephala) 1gr/kgBB, 2gr/kgBB dan 3gr/kgBB berpengaruh untuk menurunkan kadar glukosa darah dari tikus putih yang diinduksi glukosa karena flavonoid dan galaktomanan dengan efek menurunkan kadar glukosa darah melalui menghambat penyerapan alfa amilase dan alfa glukosidase, (2) Dosis ekstrak biji lamtoro gung (Leucaena leucocephala) 1gr/kgBB merupakan dosis yang paling efektif menurunkan kadar glukosa darah dari tikus putih karena kemampuan tubuh untuk menyerap obat herbal sudah maksimal.Kata Kunci : lamtoro gung, glukosa darah, ekstrak biji Lead tree known as a tree with various substances and adaptable. This research aims to determine the effect and dose of Lead tree seed extract precise effect on blood sugar levels drop Rattus norvegicus induced glucose. This research was the real experiment with key data as the blood glucoses difference and analyzed by one-way ANOVA, LSD, and the Duncan test at 5% significance level. The results, namely: (1) Lead tree (Leucaena leucocephala) seed extract 1g/kgBW, 2g/kgBW and 3g/kgBW effect of lowering blood glucose levels of rats induced glucose as flavonoids and galaktomanan by inhibiting the absorption of alpha-amylase and alpha-glucosidase, (2) dose of Lead tree (Leucaena leucocephala) seed extract 1g/kgBW is the most effective dose lowered blood glucose levels of the rats because the body's ability to absorb the herbal medicine has a maximum.keyword : Leucaena leucocephala, blood glucose, seed extract