Claim Missing Document
Check
Articles

PARAMETER FISIK DAN JUMLAH PERKIRAAN TERDEKAT COLIFORM AIR DANAU BUYAN DESA PANCASARI KECAMATAN SUKASADA BULELENG Manik Widiyanti, Ni Luh Putu; Sukra Warpala, I Wayan; Suryanti, Ida Ayu Putu
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.695 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v6i1.8492

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di bumi ini. Air bersih maupun air minum harus memenuhi syarat fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Parameter mikrobiologi merupakan salah satu parameter yang harus mendapat perhatian karena dampaknya yang berbahaya yaitu dapat menimbulkan penyakit infeksi. Dalam penyediaan air minum harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Permenkes RI No 492/MENKES/Per/IV/2010. Menurut ketentuan WHO dan APHA, kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan jumlah bakteri di dalam air. Terdapat beberapa jenis bakteri yang hidup di dalam air antara lain bakteri coliform dan jenis Escherichia coli sebagai indikator pencemaran air. Coliform merupakan bakteri fekal berasal dari tinja hewan termasuk manusia. Danau Buyan yang terletak di Desa Pancasari-Sukasada-Buleleng- Bali merupakan kawasan pariwisata yang air danaunya digunakan untuk pariwisata air yaitu dayung dan memancing. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan parameter fisik air danau Buyan yang terukur pada saat penelitian : pH terendah dan kecerahan tidak memenuhi baku mutu air. Sedangkan parameter pH tertinggi, salinitas dan suhu memenuhi baku mutu air. Jumlah total bakteri coliform pada air danau Buyan berdasarkan metode Most Probable Number berkisar antara 20 – >1100.
VARIASI LAMA DEKOMPOSISI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM 4 SEBAGAI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta L.) ., Ni Putu Asrini; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.; ., Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 sebagai pupuk organik mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.),(2) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 sebagai pupuk organik yang paling baik mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel bibit tanaman gumitir. Jumlah perlakuan terdiri dari 4 perlakuan (0 minggu, 2 minggu, 4 minggu, dan 6 minggu) yang masing - masing perlakuan diulang sebanyak 10 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova One Way, dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) pada taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 sebagai pupuk organik dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) dengan presentase kenaikan berat kering dari lama dekomposisi limbah kulit buah kakao 0 minggu ke 6 minggu 54,43 %, (2) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 yang paling baik dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) yaitu dengan lama dekomposisi 6 minggu dengan rerata berat kering 4,28 gr.Kata Kunci : kulit buah kakao, tanaman gumitir The purpose of this research was to know (1) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel waste with the effective microorganism 4 addition as organic fertilizer resulted in differences growth of marigold plants (Tagetes erecta L.), (2) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel waste with the effective microorganism 4 addition as the best organic fertilizer resulted in differences growth of marigold plants (Tagetes erecta L.). Type of this research was real experimental with Completely Randomized Design (CRD). The samples used in this research were 40 samples of marigold seedlings. The number of treatments consisted of 4 treatments namely 0 weeks, 2 weeks, 4 weeks, and 6 weeks, each of which was repeated 10 times. The data obtained were analyzed by using the One Way Anova test, and obtained by the Least Significant Difference (LSD) test at the 5% significance level. The results of this research showed facts (1) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel with the effective microorganism 4 addition as organic fertilizer can make different growth of marigold plants (Tagetes erecta L.) with a percentage increase in dry weight from the decomposition of cocoa fruit peel waste 0 weeks to 6 weeks 54.43 %, (2) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel waste with the effective microorganism 4 addition as the best organic fertilizer can lead to the best difference in growth of marigold plants (Tagetes erecta L.) in this research, namely 6 weeks decomposition with a mean dry weight is 4.28 gr.keyword : cocoa fruit peel, marigold plant
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 ., I Made Dicky Satya Narayana; ., Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd.; ., Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan efektifitas konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, (2) Konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experimental research). Perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%, 20%, 30% dan 40% dan 0% (kontrol). Efek perlakuan ini adalah dengan adanya zona hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Rancangan dasar yang dipergunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bakteri Staphylococcus aureus dari stok kultur Laboratorium Mikrobiologi yang dibiakan kembali pada media NB (Nutrient Broth), sedangkan sampelnya adalah bakteri Staphylococcus aureus dengan diberi perlakuan ekstrak kulit buah naga merah pada konsentrasi yang berbeda. Selain itu, dilakukan juga Uji MIC (Minimum Inhibitor Concentration), dan Uji Koefisien Fenol sebagai data penunjang. Hasil penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan zona hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 akibat pemberian ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan konsentrasi yang berbeda. berdasarkan dari hasil uji hipotesis bahwa angka signifikansi, 0.000 < 0.05 dan Fhitung (48,786) > Ftabel (2,87). 2) Konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang paling efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus pada penelitian ini adalah konsentrasi 40%.Kata Kunci : Efektivitas, Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus), Konsentrasi, Zona Hambatan The purposes of this research are to find out: (1) The difference of concentration effectivity from dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract on the diameter growth zone of Staphylococcus aureus ATCC 25923, (2) The concentration of dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract was most effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus ATCC 25923. This research are used true experimental research. Different concentrations dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract are used in this research by 10%, 20%, 30%, 40% and 0% (control). The effect of the treatment was the inhibition of Staphylococcus aureus growth in the form of the average diameter of the inhibition zone. The basic design of this research is used Completely Randomized Design (RAL). The population of this research was all Staphylococcus aureus bacteria from the stock culture in Microbiology Laboratory which growth on NB (Nutrient Broth) medium, while the sample was Staphylococcus aureus bacteria that given dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel exctract in different concentration. MIC test (Minimum Inhibitor Concentration) and Phenol Coefficient test were also used as supporting data. The results of the research are: (1) There were growth difference of Staphylococcus aureus ATCC 25923 bacteria due to the dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract with different concentration based on hypothesis test with significance number, 0.000 Ftable (2.87), (2) The concentration of dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract which is most effective in inhibiting Staphylococcus aureus bacteria is 40% concentration.keyword : Effectiveness, dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel, Concentration, Inhibition Zone
Identifikasi dan Analisis Jumlah Total Bakteri Coliform pada Air Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng ., Made Dwi Oktaviani; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam air Danau Buyan berdasarkan metode Standard Plate Count, (2) mengetahui jumlah total bakteri coliform yang terdapat dalam air Danau Buyan berdasarkan metode Most Probable Number, (3) mengetahui kualitas air Danau Buyan ditinjau dari jumlah total bakteri coliform, dan (4) mengetahui berbagai genus bakteri coliform yang terdapat pada air Danau Buyan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif eksploratif. Identifikasi bakteri coliform ditentukan berdasarkan hasil uji biokimia antara lain uji indol, uji methyl red, uji voges-proskueur, uji sitrat, uji katalase, uji motilitas, dan uji H2S. Diperoleh hasil (1) jumlah koloni bakteri pada air Danau Buyan berdasarkan metode Standar Plate Count berkisar antara 6,4 x 105 – TBUD (Rata-rata dari pengenceran 10-4), (2) jumlah total bakteri coliform pada air Danau Buyan berdasarkan metode Most Probable Number berkisar antara 20 – >1100, (3) ditinjau dari jumlah total coliform, air Danau Buyan dinyatakan tercemar untuk kualitas air kelas I yaitu air yang dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut, hal ini berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, dan (4) pada air Danau Buyan ditemukan 8 genus bakteri coliform antara lain Erwinia, Cedecea, Citrobacter, Escherichia, Proteus, Hafnia, Enterobacter, dan Klebsiella.Kata Kunci : Air, coliform, danau buyan, MPN The purpose of this research were (1) determining the number of colonies of bacteria contained in the water of Buyan Lake based on Standard Plate Count methods, (2) identifying the total number of coliform bacteria that found in the water of Buyan Lake based on Most Probable Number method, (3) determining the water quality of Buyan Lake in terms of the number of total coliform bacteria, and (4) knowing the different genus coliform bacteria found in the water of Buyan Lake. This research use descriptive exploratory study. Identification of coliform bacteria is determined based on the results of biochemical tests include a indole test, methyl red test, Voges-proskueur test, citric test, catalase test, motility test, and H2S test. The results are indicated that (1) the number of bacterial colonies on the water of Buyan Lake based on Standard Plate Count method were ranges from 6.4x105 - TBUD (average of 10-4 dilution), (2) the number of total coliform bacteria in the water of Buyan Lake based on Most Probable Number method were ranges from 20 - >1100, (3) in terms of the number of total coliform, the water of Buyan Lake is polluted for water quality class I of water that can be used for raw water of drinking water, or other uses that require the same water quality with usability, it is based on the Bali Governor Regulation No. 8 of 2007, and (4) there were eight genus of coliform bacteria that found in Buyan Lake Water include Erwinia, Cedecea, Citrobacter, Escherichia, Proteus, Hafnia, Enterobacter, and Klebsiella.keyword : water, coliforms, Buyan Lake, MPN
PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) PADA MEDIA TANAM UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN PERTUMBUHAN BUNGA DAN PRODUKSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta) ., Desi Asrini Jumia Miarti; ., Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes.; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Monosodium glutamat (MSG) digunakan sebagai ZPT alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan bunga dan produksi bunga gemitir. Penelitian ini bertujuan mengetahui pemberian Monosodium glutamat (MSG) pada media tanam untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan bunga dan produksi gemitir (Tagetes erecta L.). Pengambilan sampel menggunakan teknik random sederhana, dengan sampel 36 bibit gemitir (Tagetes erecta L.). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian faktorial 4x3 dengan tiga kali ulangan. Variabel pertama adalah konsentrasi K0 (0%), K1 (5%), K2 (10%), dan K3 (15%). Variabel kedua adalah jenis MSG J0 (Tanpa MSG), J1 (Ajinomoto), dan J2 (SaSa). Analisis pada penelitian ini menggunakan ANOVA dua arah dan dilanjutkan dengan uji lanjut (Post Hoc Test) dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pada konsentrasi MSG 10% dan jenis MSG Ajinomoto meningkatkan kecepatan pertumbuhan bunga dan menghasilkan produksi bunga yang paling tinggi dilihat dari berat basah bunga. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan variasi konsentrasi dan jenis MSG untuk untuk kecepatan pertumbuhan bunga sebesar 26% dan variasi konsentrasi dan jenis MSG meningkatkan berat basah bunga sebesar 2,73%. Kata Kunci : Monosodium glutamat (MSG), konsentrasi, Jenis MSG, Gemitir (Tagetes erecta), ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Monosodium glutamate (MSG) is used as an alternative PGR to promote the growth of flowers and flower production of gemitir. This study aims to determine the provision of Monosodium glutamate (MSG) to the growing media to increase the growth rate and flowers production of gemitir flowers (Tagetes erecta L.). Sampling using simple random technique, with 36 sample of gemitir (Tagetes erecta L.) seeds. This study, using research design RAK factorial 4x3 with three replications. First variable is the concentration K0 (0%), K1 (5%), K2 (10%), and K3 (15%). Second variable is the type of MSG J0 (Without MSG), J1 (Ajinomoto) and J2 (SaSa). Analysis the data using two-way ANOVA and continued with futher test (Post Hoc Test) by Least Significant Difference (LSD) at the 5% significance level. The results showed that the plant at a concentration 10% of MSG and kinde of MSG type Ajinomoto increases the speed of the growth flowers and production of flower production from the wet weight of flowers. It can be concluded there is a significant difference between the treatment of variations in the concentration and type of MSG's to speed the growth rate of 26% and variations in the concentration and type of MSG increase the wet weight of interest of 2.73%.keyword : concentration, Marigold (Tagetes erecta L.), Monosodium glutamate (MSG), PGR (Plant Growth Regulator), type of MSG
STUDI KOMPARASI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ECHINODERMATA PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KAWASAN PANTAI KEDUNGU DAN PANTAI MERTASARI ., Ni Putu Lilik Widiari; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengenai komparasi keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di pantai Kedungu dan pantai Mertasari bertujuan untuk (1) mengetahui perbandingan keanekaragaman echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kawasan Pantai Kedungu, Kediri,Tabanan dan di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar. (2) mengetahui perbandingan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kawasan Pantai Kedungu, Kediri, Tabanan dan di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar. (3) mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kedua kawasan pantai tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratoris. Rancangan penelitian ini adalah penelitian survei lapangan (field study) dan penelitian laboratorium Titik pengambilan sampel menggunakan metode transek. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Indeks diversitas (H’) spesies echinodermata di kawasan pantai Kedungu, Kediri, Tabanan tergolong sedang yaitu sebesar 1,038, kekayaan spesies (R) sebesar 1,4980, kemerataan spesies (E) sebesar 0,499 dan indeks dominasi (C) sebesar 0,5457 sedangkan indeks diversitas (H’) spesies echinodermata di kawasan pantai Mertasari, Sanur, Denpasar tergolong sedang yaitu sebesar 1,252, kekayaan spesies (R) sebesar 1,3854, kemerataan spesies (E) sebesar 0,643 dan indeks dominasi (C) sebesar 0,4293. (2) nilai kemelimpahan relatif (KR%) tertinggi di pantai Kedungu yaitu 72,8971% dari spesies Echinus sp. sedangkan pantai Mertasari sebesar 63,1578% dari spesies Echinus sp. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata antara pantai Kedungu, Kediri, Tabanan dan pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Kata Kunci : keanekaragaman, kemelimpahan, echinodermata, pantai Kedungu, pantai Mertasari This study comparative research on the diversity and abundance of echinoderm at the coral reef ecosystem in the Kedungu beach and Mertasari beach aims at (1) comparing the diversity of echinoderms in the coral reef ecosystem in the area Kedungu Beach, Kediri, Tabanan and area of Mertasari Beach, Sanur, Denpasar. (2) comparing the abundance of echinoderm coral reef ecosystems in Kedungu Beach, Kediri, Tabanan and Mertasari Beach, Sanur, Denpasar. (3) determining whether there are significant differences in terms of diversity and abundance of echinoderms on coral reef ecosystems at both the beach area. This research is categorized as a descriptive study of exploratory. The design of this study is a field study and laboratory research. Sample of this study was taken by using transek. The results of this study showed that (1) Diversity index (H ') echinoderm in Kedungu, Kediri, Tabanan classified as average amount of 1.038, species wealth (R) was 1.4980, species evenness (E) of 0.499 and the dominance index (C) was at 0,5457 while the diversity index (H ') of Mertasari beach, Sanur, Denpasar was classified as average amount at 1.252, species wealth (R) was 1.3854, species evenness (E) was 0.643 and the dominance index (C) was 0,4293. (3) the highest values of relative abundance (KR%) was Kedungu beach which the amount was 72.8971% it was kind of the Echinus sp. while Mertasari beach which the amount was 63.1578% it was kind of the Echinus sp. (4) there is a significant differences in terms of diversity and abundance of echinoderms between the Kedungu beach, Kediri, Tabanan and Mertasari beach, Sanur, Denpasar keyword : diversity, abundance, echinoderms, Kedungu beach, Mertasasri beach
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR MIKROSKOPIS PADA RIZOSFER TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis Lour.) DI KECAMATAN KINTAMANI, BALI Ristiari, Ni Putu Nila; Julyasih, Ketut Srie Marhaeni; Suryanti, Ida Ayu Putu
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus jamur mikroskopis yang terdapat pada rizosfer tanaman jeruk siam (Citrus nobilis Lour.) di Kecamatan Kintamani, Bali. Penelitian mengacu pada pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh jamur mikroskopis pada rizosfer tanaman jeruk siam di perkebunan jeruk siam di Desa Kintamani. Adapun objek pada penelitian adalah genus jamur mikroskopis pada rizosfer tanaman jeruk siam yang diisolasi dari salah satu perkebunan jeruk siam di Desa Kintamani. Tahapan penelitian terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis data. Hasil penelitian yakni melalui pengamatan makroskopis dan mikroskopis diperoleh 12 isolat diantaranya berasal dari 4 genus yaitu Aspergillus (4 isolat), Penicillium (3 isolat), Mucor (1 isolat), dan Trichoderma (4 isolat). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan yaitu 12 isolat jamur mikroskopis yang ditemukan, memiliki karakteristik makroskopis dan mikroskopis yang berbeda-beda.
VARIASI VOLUME LENGIS TANDUSAN MENGAKIBATKAN PERBEDAAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II SUPERFISIAL PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) JANTAN ., I Putu Esha Darmawan; ., Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes; ., Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui variasi volume lengis tandusan mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit putih (Mus musculus) jantan. (2) mengetahui volume (ml) pemberian lengis tandusan yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit (Mus musculus) jantan. Penelitian ini berupa eksperimen sungguhan (true experimen) dengan rancangan randomized post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini berupa 30 ekor mencit putih (Mus musculus) jantan dengan berat 20 -25 gram, berumur kurang lebih 2 bulan. Sampel dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol positif, kelompok eksperimen 1 (volume 0,01 ml), kelompok eksperimen 2 (volume 0,03 ml), kelompok eksperimen 3 (volume 0,05 ml), kelompok eksperimen 4 (volume 0,07 ml) dan kelompok eksperimen 5 (volume 0,09 ml). Hewan uji diberi perlakuan luka bakar pada punggung dengan diameter 9 mm, kemudian diberikan perlakuan selama 14 hari. Pengukuran diameter luka dihitung menggunakan jangka sorong dengan metode Morton. Analisis data menggunakan Anova satu jalur dengan taraf signifikansi 5% karena data memenuhi uji prasyarat dan dilanjutkan dengan uji lanjut LSD. Hasil dari peelitian ini menunjukan bahwa pemberian lengis tandusan dengan volume 0,01 ml, 0,03 ml, 0,05 ml, 0,07 ml, dan 0,09 ml mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II superfisial yang ditunjukan oleh nilai p = 0,001 pada uji hipoteis . Volume yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat II superfisial adalah 0,03 ml karena merupakan volume paling kecil yang memiliki nilai berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian lengis tandusan dapat mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit putih (Mus musculus) jantan.Kata Kunci : Lengis tandusan, luka bakar, dan penyembuhan The purpose of this research are (1) to know volume variations of lengis tandusan resulted the differentces of accelerate the healing of superficial second degree burns in male white mice (2) to know the the most effective volume (ml) of lengis tandusan in healing superficial second degree burns in mice ( Mus musculus) male. This research is use a true experiment with randomized post-test only control group design. The samples in this research were 30 of male white mice (Mus musculus) with weight 20 till 25 grams, which the age were about 2 months old. The sample was divided into 6 groups: positive control group, experimental group 1 (volume 0.01 ml), experimental group 2 (volume 0.03 ml), experimental group 3 (volume 0.05 ml), experimental group 4 ( volume of 0.07 ml) and experimental group 5 (volume 0.09 ml). Mice were treated with burns on the back with a diameter of 9 mm, then given treatment for 14 days. Measurement of wound diameter was calculated using the calipers with the Morton method. Analysis of data were used Anova One-Way with a significance level of 5% because the data fulfilled the prerequisite test and continued with LSD further test. The results of this research showed lengis tandusan with a volume of 0.01 ml, 0.03 ml, 0.05 ml, 0.07 ml, 0.09 ml and were resulted in differences in the accelerate of healing process of superficial second degree burns as indicated by the value of p = 0.001 in the hypothetical test. The most effective volume in healing superficial second degree burns was 0.03 ml because it was the smallest volume that had a significantly different value than the control group. Thus it concluded that lengis tandusan could accelerate the healing of superficial second degree burns in male white mice (Mus musculus).keyword : Lengis tandusan, burns, and healing
VARIASI DOSIS EKSTRAK DAUN SALAM [Syzygium polyanthum (Wight) Walp] MENYEBABKAN PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) HIPERGLIKEMI ., Nurul Hidayah; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp.] merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan flavonoid didalam daun salam diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi dosis ekstrak daun salam dalam menurunkan kadar glukosa darah terhadap tikus putih. Dua puluh empat ekor tikus dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol) diberi aquades, kelompok II diberi ekstrak daun salam dengan dosis 0,5 mg/kgBB, kelompok III diberi ekstrak daun salam dengan dosis 1 mg/kgBB, dan kelompok IV diberi ekstrak daun salam dengan dosis 1,5 mg/kgBB. Sebelum diberi perlakuan, tikus diberikan glukosa secara oral. Pada menit ke-30 setelah pembebanan glukosa, tikus yang mengalami hiperglikemi ( >110 mg/dL) diberi perlakuan dengan ekstrak daun salam secara oral. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada menit ke-30 setelah pembebanan glukosa (pretest) dan menit ke-120 setelah pemberian perlakuan (posttest), sampel darah diambil dari vena lateralis ekor. Data diuji dengan One-Way ANOVA satu jalur yang dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui dosis paling optimal. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun salam dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dosis 0,5 mg/kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan rata-rata 58,67 (0,39%), sedangkan dosis 1 mg/kg BB adalah 51,67 (0,37%) dan dosis 1,5 mg/kg BB adalah 31,5 (0,20%). Kata Kunci : Ekstrak daun salam, Glukosa Darah, Hiperglikemi. Syzygium polyanthum (Wight.) Walp. is one of plant that can be used for the treatment to lowering blood glucose levels. The content of flavonoids in the leaves could be expected to lower blood glucose levels. The purpose of this research was to find out the potential extract bay leaf in lowering blood glucose levels of the ratswhite. Twenty-four rats were divided into 4 treatment groups. Group I as (control) were treated distilled water, group II were treated extract bay leaf with dose 0,5 mg/kgBB, group III were treated extract bay leaf with dose 1 mg/kgBB, group IV were treated extract bay leaf with dose 1,5 mg/kgBB. Before being given treatment, the rat to given glucose orally. Minutte 30 after the imposition of glucose, mice had hiperglikemi treated with bay leaf extract orally. Measurement blood glucose levels performed on minute 30 after the imposition of glucose (pretest) and at the minute 120 after the provision of treatment (posttest), blood samples were taken from the vein lateral tail. The data were analyzed by One Way ANOVA and LSD test to know the dose optimal in lowering blood glucose levels. The results showed the bay leaf extract can lower blood glucose levels. Dose of 0,5 mg/kg body weight may decrease to levels an average of 58,67 (0,39%), while the dose of 1 mg/kg body weight was 51,67 51,67 (0,37%) and a dose of 1,5 mg/kg body weight was 31,5 (0,20%). keyword : Bay Leaf Extract, Blood Glucose, Hiperglikemi.
ANALISIS KARAKTERISTIK KOMUNITAS TUMBUHAN DENGAN SUMMED DOMINANCE RATIO (SDR) DAN ORDINASI TEGAKAN BERBASIS ARAH KONTUR DI BUKIT PENULISAN, KECAMATAN KINTAMANI, BANGLI ., Tirta Pratiwi Ni Komang; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies tumbuhan yang menjadi karakteristik komunitas berdasarkan SDR dan pola ordinasi tegakan, pada arah kontur yang berbeda di Bukit Penulisan, Kintamani, Bangli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat, dengan ukuran 20x20 m untuk tumbuhan kategori mature, 10x10m untuk sapling, dan 1x1m untuk kategori seedling, yang diletakkan dengan teknik sistematic sampling. Analisis karekteristik dilakukan dengan penghitungan Summed Dominance Ratio (SDR) dari masing-masing spesies yang searah dan memotong arah kontur. Pola ordinasi tegakan dianalisis melalui statistik ekologi. Hasil penelitian menunjukkan (1) spesies tumbuhan yang menjadi karakteristik komunitas searah kontur adalah Pinus merkusii dengan SDR 15,49% dan karakteristik memotong kontur adalah Eucalyptus urophylla dengan SDR 10,06%, dan (2) Pola ordinasi yang terbentuk pada komunitas searah kontur dan memotong adalah pola kontinu.Kata Kunci : Karakteristik komunitas, SDR, Ordinasi tegakan, Bukit Penulisan The purpose of this research was to determine the species of plants which is characterized the community based on SDR and ordination of stands, on the different direction of contours in Penulisan Hills, Kintamani, Bangli. The research methods employed quadrat with plot size of 20x20m for mature category, 10x10m for sapling and 1x1m for seedling category. The placement of the plot followed sistematic sampling. The characteristic of plants community was analyzed by calculating the Summed Dominance Ratio (SDR) of each species on consisten dan consecutive countour of Penulisan Hills. Ordination of stands was analyzed by statistical ecology. The finding suggested that (1) Pinus merkusii with SDR value 15.49% was characterized the consisten countour of Penulisan Hills, while Eucalyptus urophylla with SDR value 10.06% characterized the consecutive countour, and The Ordination of stands on consisten dan consecutive countour was continuous.keyword : Characteristics of community, SDR, ordination of stands, Penulisan Hills
Co-Authors ., ANA MAULANA ., Desi Asrini Jumia Miarti ., Dewa Putu Surya d ., Dwi Agus Satyawati ., Gusti Ngurah Yoga Pradipta ., I Gede Surya Natha ., I Luh Neni Ardani ., I Made Dicky Satya Narayana ., I Putu Esha Darmawan ., I Wayan Eva Widi Pratama ., IB PUTU EKA WEDANTA ., Kadek Agus Priady Wahyu Winantha ., Kadek Sera Harlistya Udayani ., Ketut Eka Nudastra ., Made Dwi Oktaviani ., Ngakan Putu Ari Krisna Pratama ., Ni Made Widnyani ., Ni Putu Asrini ., Ni Putu Ayu Meita Kurniawati ., Ni Putu Hendrayani ., Ni Putu Indah Kumala Sari ., Ni Putu Lilik Widiari ., NURUL HIDAYAH ., Nyoman Ayu Tri Martriani ., Stanislaus Putu Mikael Mba Balu ANA MAULANA . Ayu Seoulina . Ayu Seoulina ., Ayu Seoulina Desak Made Citrawathi Desi Asrini Jumia Miarti . Dewa Putu Surya d . Drs.I Ketut Artawan,M.Si . Dwi Agus Satyawati . Gusti Ngurah Yoga Pradipta . Heny, Ajeng Purnama I Gede Surya Natha . I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Kadek Hartawan . I Kadek Hartawan ., I Kadek Hartawan I Luh Neni Ardani . I Made Dicky Satya Narayana . I Made Sutajaya I Nyoman Wijana I Putu Esha Darmawan . I Wayan Eva Widi Pratama . I Wayan Sukra Warpala IB PUTU EKA WEDANTA . Ida Bagus Jelantik Swasta Kadek Agus Priady Wahyu Winantha . Kadek Sera Harlistya Udayani . Ketut Eka Nudastra . Ketut Srie Marhaeni Julyasih Made Dwi Oktaviani . Meitini Proborini Wahyuni Ngakan Putu Ari Krisna Pratama . Ni Kadek Ria Paramita Lestari . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Made Widnyani . Ni Putu Asrini . Ni Putu Ayu Meita Kurniawati . Ni Putu Hendrayani . Ni Putu Indah Kumala Sari . Ni Putu Lilik Widiari . Ni Putu Nila Ristiari Ni Putu Ristiati Nurul Hidayah . Nyoman Ayu Tri Martriani . Pradipta Utama, Putu Anggan Putu Anggan Pradipta Utama Putu Budi Adnyana Rachmadhani, Rachmadhani Ristiari, Ni Putu Nila Stanislaus Putu Mikael Mba Balu . Sujana, P. Krisna Widyantara Tirta Pratiwi Ni Komang . Tirta Pratiwi Ni Komang ., Tirta Pratiwi Ni Komang Yan Ramona Yuliana, Ina