Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Perubahan Kadar Air Tanah Ekspansif Terhadap Deformasi Vertikal Dan Deformasi Horisontal Aspal Pada Model Perkerasan Lentur Rezanjani, Rifky Anggi; ., Harimurti; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.953 KB)

Abstract

Perkerasan lentur yang ada di daerah Paron Kab. Ngawi memiliki permasalah sering terjadinya kerusakan lapisan permukaan, hal ini telah di identifikasi karena tanah pendukung (subgrade) yang memiliki jenis tanah ekspansif. Tanah ini memiliki sifat berdeformasi yang sangat signifikan, deformasi yang terjadi disebabkan oleh perilaku kembang susutnya tanah jenis ini. Pemodelan penelitian menggunakan jenis subgrade seperti lokasi di Paron dan lapisan-lapisan perkerasan yang sudah di skala. Pengujian digunakan kadar air berbeda-beda yaitu 0%, 5%, 11,7%, 15%, dan 18,3%. Hasil pengujian didapat kan data berupa rutting, regangan dan deformasi vertikal. Dari nilai rutting, regangan dan deformasi vertikal inilah dapat dilihat kerusakan lapisan perkerasan lentur yang terjadi. Dari hasil pengujian didapat data pengukuran rutting aspal yang merupakan data lendutan aspal, lendutan aspal maksimal terjadi pada kadar air 18,3% dengan nilai 0,805 mm di titik 2. Pada LVDT titik 1 A didapatkan nilai deformasi ke bawah sebesar 0,404 mm pada kadar air 5% dan deformasi ke atas sebesar -0,455 mm di kadar air 11,7%. Di titik 1 B sebesar 0,298 mm pada kadar air 5% dan nilai minimum -0,438 mm pada kadar air 11,7%. Sedangkan nilai regangan pada posisi Y  sebesar 0,6091 %  pada kadar air 15% dan posisi X 0,0,359 % pada kadar air 11,7% pada saat pengujian. Deformasi pada titik 2 A ke bawah sebesar 0,404 mm dan deformasi ke atas -0,455 mm pada kadar air 11,7% serta titik 2 B deformasi ke bawah 0,0,298 mm pada kadar air 5% dan arah ke atas sebesar -0,438 mm, sedangakan nilai regangan pada titik 2 posisi Y regangan aspal sebesar 0,6092 % pada kadar air 5% dan pada posisi X sebesar 0,3588 % pada kadar air 11,7%. Deformasi pada titik 3 A ke atas sebesar -0,455 mm pada kadar air 11,7% dan ke bawah sebesar 0,404 mm pada kadar air 5% sedangkan titik 3 B deformasi ke bawah sebesar 0,304 mm pada kadar air 5% dan deformasi ke atas sebesar -0,431 mm pada kadar air 11,7% sedangakan nilai regangan pada titik 3 posisi Y regangan aspal sebesar 0,6091 % pada kadar air 5%, 15% dan pada posisi X sebesar 0,3589 % pada kadar air 11,7%. Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Pengaruh Kadar Air Subgrade, Rutting Aspal, Deformasi arah Vertikal Aspal, Regangan Aspal, Model Perkerasan
PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID PADA SUDUT KEMIRINGAN 46° Roberth, El Zefanya; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.905 KB)

Abstract

Pembangunan suatu struktur diatas tanah yang tidak datar yang mempunyai sudut kemiringan yang besar mempunyai resiko kelongsoran yang cukup besar dikarenakan faktor gravitasi yang berpotensi untuk menggerakkan tanah. Pada penelitian ini digunakan pemodelan fisik lereng tanah pasir dengan dan tanpa perkuatan geogrid dengan Rc 74% dengan variabel tetap yaitu kemiringan sudut 46° dan jumla lapis perkuatan geogrid sebesar 3 lapis, sedangkan untuk variasi yang digunakan yaitu lebar pondasi dan variasi rasio jarak pondasi ke tepi lereng terhadap lebar pondasi. Bahan perkuatan yang digunakan yaitu geogrid biaxial miragrid 40/40 yang diproduksi oleh PT.Tetrasa Geosinindo. Setelah penelitian ini dilakukan maka didapatkan hasil yaitu semakin lebar pondasi maka daya dukung yang dihasilkan akan semakin kecil, sedangkan untuk variasi jarak pondasi ke tepi lereng, semakin jauh jarak pondasi ke tepi lereng maka daya dukung yang dihasilkan akan semakin besar. Kontribusi perkuatan geogrid sangat mempengaruhi terhadap daya dukung yang dihasilkan. Peningkatan daya dukung ultimit yang paling maksimal terjadi yaitu pada lebar pondasi = 4 cm dengan rasio jarak pondasi ke tepi lereng dengan lebar pondasi (d/B = 3). Kata kunci : daya dukung pondasi menerus, lereng tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi lebar pondasi, variasi jarak pondasi ke tepi lereng.
PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO Kurniawan, Ichvan Danny; Zaika, Yulvi; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.651 KB)

Abstract

Tanah ekspansif merupakan jenis tanah yang memiliki daya dukung rendah dan kembang susut yang tinggi. Untuk memperbaiki sifat buruk pada tanah ekspansif dapat dilakukan upaya stabilisasi mekanik maupun kimiawi. Dalam penelitian ini menggunakan stabilitas kimiawi yaitu dengan cara mencampurkan bahan additive (fly ash) pada tanah dengan metode deep soil mix (DSM). Metode ini merupakan upaya perbaikan tanah dalam yang dilakukan dengan cara membuat kolom-kolom tanah dengan campuran bahan fly ash pada lokasi tanah yang diperbaiki. Dari hasil uji klasifikasi tanah dan uji kosistensi tanah, tanah dari Desa Ngasem, Kab.Bojonegoro, merupakan tanah ekspansif sehingga diperlukan upaya stabilisasi tanah. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat sampel tanah asli dalam box dengan volume tanah 50x50x20 cm3. Pada pengujian tanah Stabilisasi diberikan diameter kolom 3cm dengan variasi jarak (3cm; 3,75cm dan 4,5cm) dan panjang (5cm, 10cm dan 15cm) berpola panels. Proses pembebanan dilakukan pada tanah asli dan tanah stabilisasi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa jarak yang semakin dekat dan panjang yang semakin panjang meningkatkan daya dukung tanah. Berdasarkan Nilai Bearing Capacity Improvement (BCI), Hasil daya dukung maksimum terjadi pada jarak terdekat (L= 3cm) dan panjang terpanjang (Df= 15cm), daya dukung meningkat 179% dari tanah asli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh panjang terlihat lebih dominan dibanding pengaruh jarak, dibuktikan dengan rata-rata peningkatan BCI panjang lebih tinggi dibanding rata-rata peningkatan BCI jarak. Selain itu, kenaikan rasio volume DSM dalam tanah dapat mengurangi potensi pengembangan (swelling). Kata kunci: Tanah Ekspansif, Deep Soil Mix, Jarak, Panjang, Daya Dukung, Swelling
PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR PADA PEKERJAAN PEMBUATAN ABUTMENT JEMBATAN LABUHAN MADURA Annizaar, Rizqi; ., Suroso; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.928 KB)

Abstract

Perencanaan pondasi bertujuan untuk membandingkan besarnya jumlah biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembuatan pondasi untuk abutment jembatan Labuhan Madura. Sehingga nantinya dari dua jenis pondasi dapat dipilih untuk digunakan. Perencanaan pondasi ini menggunakan perhitungan kapasitas dukung ultimit cara statis. Yang mana cara ini dihitung dengan menggunakan teori-teori mekanika tanah. Dimana parameter-parameter tanah yang digunakan adalah: φ, c, cd, dan γ pada kondisi tak terdrainase. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah diketahui bahwa jenis tanah di dominasi oleh tanah pasir. Sehingga untuk estimasi kapasitas dukung tiang diperoleh dari data pengujian di lapangan, seperti pengujian SPT. Dari perencanaan didapat jumlah tiang untuk tiang pancang adalah 70 buah (Qijin = 556,6786 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp.1.974.102.300,- dan untuk tiang bor adalah 56 buah (Qijin = 684,1668 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp. 9.460.902.248,-. Sehingga pondasi tiang pancang memiliki jumlah biaya yang lebih ekonomis. Kata kunci: Abutment, Pondasi, Tiang Pancang, Tiang Bor
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 46O Rahman, Zulfikar Purnama; Munawir, As'ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.478 KB)

Abstract

Longsor sering kerap terjadi, yang utamanya sering terjadi pada daerah dataran tinngi dan lembah. Dengan kondisi seperti ini, cukup banyak masyarakat khususnya yang berada pada dataran tinggi membuat pemukiman di lembah maupun di lereng yang sewaktu-waktu dapat terjadi kelongsoran. Untuk mencegah kelongsoran yang akan terjadi yaitu perlu digunakan perkuatan pada tanah, contohnya yaitu dengan perkuatan geogrid. Penelitian dilakukan dengan menggunakan uji model lereng pada tanah pasir dengan kepadatan relatif 85%. Variasi yang digunakan yaitu variasi lebar pondasi antara lain 4 cm, 6cm dan 8 cm dan variasi jumlah lapis perkuatan geogrid yaitu antara lain 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis. Dalam penelitian ini, lereng terbentuk dalam 7 lapis tanah dengan tinggi pada setiap lapisan yaitu 10 cm. Berdasarkan pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu bertambahnya jumlah lapis perkuatan geogrid lebih dominan daripada bertambahnya lebar pondasi terhadap peningkatan daya dukung pada lereng. Kata kunci :daya dukung, lereng, geogrid, variasi lebar pondasi, variasi jumlah lapis perkuatan geogrid.
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA LERENG PASIR RC 85% TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS Rabbani, Rani; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.43 KB)

Abstract

Lereng yang tidak stabil berbahaya terhadap lingkungan di sekitarnya karena dapat menyebabkan terjadinya longsor. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan upaya perkuatan tanah pada lereng. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan material geosintetik seperti geotekstil dan geogrid. Penggunaan geosintetik sudah banyak diaplikasikan kedalam berbagai macam-macam konstruksi seperti dam, jalan, dinding penahan, dan khususnya konstruksi lereng.Untuk penelitian ini, delakukan uji model fisik dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diteliti adalah sudut kemiringan lereng sebesar 46°, 51°, 56° dan jumlah lapisan perkuatan geogrid sebanyak 1, 2, 3 lapisan.Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin kecil sudut kemiringan lereng maka akan semakin besar nilai daya dukungnya dan semakin banyak jumlah lapisan perkuatan geogrid maka akan semakin besar pula nilai daya dukungnya. Dari hasil analisis BCIu menunjukkan bahwa peningkatan daya dukung terbesar terletak pada sudut kemiringan 46° denganjumlah lapisan perkuatan geogrid sebanyak 3 lapisan. Sehingga pada penelitian ini tidak ditemukan variasi perkuatan geogrid yang paling optimum. Kata kunci : daya dukung, lereng pasir, perkuatan geogrid, variasi sudut kemiringan, variasi lapisan perkuatan.
PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN, ABU SEKAM PADI DAN ABU AMPAS TEBU PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO TERHADAP NILAI CBR, SWELLING, DAN DURABILITAS Putra, Alesandro Anggara; Zaika, Yulvi; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.427 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah pada kondisi muka air yang tinggi, sifat kembang susut yang besar dan plastisitas yang tinggi. Daerah Ngasem, Bojonegoro adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tanah lempung ekspansif. Stabilisasi pada tanah lempung ekspansif salah satunya adalah dengan menggunakan aditif. Semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu merupakan material-material yang dapat digunakan sebagai bahan aditif. Campuran bahan aditif semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu menggunakan kadar 4% semen, 4% semen + 6% abu sekam padi, 6% semen + 8% abu ampas tebu. Masing-masing campuran tanah mengalami siklus basah-kering sebanyak 1 periode, 2 periode, dan 3 periode. 1 periode adalah 1 kali direndam selama 4 hari dan 1 kali diangin-anginkan selama 4 hari. Pengujian CBR dilakukan setelah siklus basah-kering berakhir sesuai ketentuan, sedangkan pengujian swelling dan durabilitas dilakukan selama siklus basah kering berlangsung. Hasil yang di dapat bahwa campuran terbaik adalah dengan semen 4%, nilai CBR menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 857,32% pada periode pertama dan terus bertambah tiap periodenya serta nilai swelling-nya mengalami penurunan secara signifikan sekitar 91,22%, serta perubahan volumenya turun sekitar 82,86%  dan perubahan beratnya turun sekitar 97%. Kata-kata kunci: lempung ekspansif, semen, abu sekam padi, abu ampas tebu, CBR, swelling, durabilitas
PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN DENGAN RASIO d/B = 1 DAN B = 8 CM TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN PONDASI MENERUS Norviana, Sarah Giovani; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.006 KB)

Abstract

Masalah yang sering kali muncul pada tanah berpasir ialah tingkat penurunan yang tidak merata.Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya perkuatan tanah menggunakan material geogrid.Sistem perkuatan tanah ini telah diaplikasikan pada berbagai konstruksi seperti jalan raya dan dinding penahan tanah.Dalam penelitian ini dilakukan permodelan tanah pasir yang diberi perkuatan berupa geogrid. Variasi yang diterapkan pada penelitian ini berupa rasio jarak lapis geogrid teratas (u/B) yaitu 0,25, 0,5 dan 0,75 serta variasi jumlah lapisan perkuatan (n) yaitu 1, 2 dan 3 lapisan perkuatan. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa variasi jarak lapis geogrid teratas mencapai daya dukung optimum pada rasio  u/B = 0,5. Sedangkan pada variasi jumlah lapisan geogrid didapatkan hasil daya dukung terus meningkat seiring bertambahnya jumlah lapisan geogrid. Hasil analisis BCIu penelitian ini menunjukkan daya dukung terbesar pada tanah pasir yang diberi variasi jarak lapis geogrid teratas sebesar 0,5 B dan dengan 3 lapis perkuatan geogrid. Sehingga penelitian ini menunjukan hasil optimum pada variasi jarak lapis geogrid teratas yaitu dengan rasio u/B = 0,5 Kata kunci : daya dukung, penurunan, tanah pasir, geogrid, variasi jarak lapis geogrid teratas, variasi jumlah lapisan perkuatan
PENGARUH VARIASI RASIO D/B DAN LEBAR PONDASI DENGAN DUA LAPIS PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL DAN U/B = 0,5 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN PONDASI MENERUS Anggriawan, Filyan Fery; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.652 KB)

Abstract

Pada dasarnya sebuah pondasi dangkal membutuhkan landasan dengan struktur tanah yang cukup baik, dengan semakin sempitnya lahan yang layak untuk mendirikan suatu bangunan, maka perlu adanya alternatif untuk mendirikan suatu bangunan pada tanah yang kondisinya kurang baik dan kurang memenuhi syarat.Salah satu cara dalam meningkatkan daya dukung tanah adalah dengan geosintetik seperti geotekstil dan geogrid.Dalam penelitian ini dilakukan pengujianpada pemodelan fisik tanah pasir tanpa perkuatan dan dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diterapkan pada pengujian sampel berupa lebar pondasi (6 cm,8 cm,10 cm) dan rasio kedalaman pondasi terhadap lebar pondasi(0;0,5;1). Hasil penelitian memperlihatan bahwa semakin besar nilai daya dukungnya ketika lebar pondasi dan rasio d/B semakin besar.Hasil analisis BCIu menunjukkan bahwa daya dukung terbesar terletak pada lebar pondasi 10 cm dengan rasio d/B = 1. Penggunaan geogrid paling efektif ketika peningkatan lebar dari 6 cm ke 8 cm dan kedalaman dari 0B ke 0,5B dengan prosentase yang lebih besar dibandingkan efektif ketika peningkatan lebar dari 8 cm ke 10 cm dan kedalaman dari 0,5B ke 1B. Kata kunci :daya dukung, tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi lebar pondasi, variasi rasio kedalaman pondasi terhadap lebar pondasi.
PENGARUH VARIASI RASIO D/B DAN LEBAR PONDASI DENGAN TIGA LAPIS PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL DAN U/B=0,75 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS Anggriawan, Rico; ., Harimurti; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.539 KB)

Abstract

Struktur diatas tanah pasir akan menghadapi masalah geoteknik yaitu penurunan dan daya dukung rendah. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan upaya perkuatan pada tanah pasir.Salah satu caranya adalah dengan menggunakan material geosintetik seperti geotekstil dan geogrid. Penggunaan geosintetik sudah banyak diaplikasikan ke dalam dunia konstruksi sebagai perkuatan lereng, stabilisasi tanah dasar, dan khususnya sebagai perkuatan tanah dasar.Pada penelitian ini, delakukan uji model fisik pondasi menerus dengan perkuatan geogrid. Variasi yang digunakan pada pengujianpondasi menerus berupa rasio d/Byaitu 0; 0,5; 0,75danlebar pondasi sebesar 6cm, 8cm, 10cm.Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin besarrasio d/B maka akan semakin besar nilai daya dukungnya dan semakin lebar pondasi maka akan semakin besar pula nilai daya dukungnya. Dari hasil analisis BCIu menunjukkan bahwa nilai daya dukung optimum terletak pada variasi d/B = 0,5 dengan lebar pondasi 10cm. Kata kunci :daya dukung, pondasi menerus, perkuatan geogrid, variasi rasio d/B, variasi lebar pondasi
Co-Authors Achfas Zacoeb Ali Djamhuri Amalina, Nada Nur Amaliyah, Ela Firda Andrianto, Haris Anggraeni, Gita Maulina Anggriawan, Filyan Fery Anggriawan, Rico Annizaar, Rizqi Aramita, Devina Nadia Arief Rachmansyah Astriyanto, Vicky Dwi Aulia, Novinda Annisa Charisma, Nuril Dianing Putri, Arinda Rahma Dwi Krisna, Septiyan Candra Dwi Eko Andi Suryo Falkiya, Ira Fardiansyah, Abdul Hakim Fathurrahman, Muhammad Rizki GHOZALI, AULIA AL Ika Sari, Ardya Perdani Imansari, Aisyaning Indradi Wijatmiko Kartika Puspa Negara Kautsar, Kevin Al Kosasih, Rendy Hartama Kurniawan, Ichvan Danny Kurniawan, Vemmy Kuswanda, Wahyu P. La Shinta, Annisa Citra Ludfi Djakfar M. Hamzah Hasyim Mahardhika, Andhitya Putra Mulyadi, Faqih Syahputra Munawir, As'ad Munawir, As’ad Norviana, Sarah Giovani Nursanti, Luh Leta Milleila Pascoal, Emilio Pramesthi, Shifa Ardhelia Praptawati, Atika Prassetiyo, Angghoro Berkah Purbiantoro, Arie Puspito, Abthal Hazazi Putra Perdana, Rachmad Adiasa Putra, Alesandro Anggara Putri, Almira Sufwandini Rabbani, Rani Rahmadika, Andrianna Rahman, Zulfikar Purnama Ramadhani, Afifah Ratriwarajiwa, Wiratama Reinaldo, M. Farish Hafis Rezanjani, Rifky Anggi Risdianta, Ryan Hendraning Risty, Fritz Roberth, El Zefanya Rofik, Mohammad Ainur Saifoe El Unas Sanjaya, Rofi Trianto Saputra, Ferdian Budi Saputra, Jepris Hari Septiningrum, Pritha Audina Setiawan, Muhamad Zaeri Solikah, Vika Badius Suroso . Suryo, Harimurti, Eko Andi Susilo, Hendro Tyas Ayu Widiningrum Ubaidillah, Lina Rahman Wahid, Anasrullah Wahyunita, Audia Maknolia Wibisono, Gunawan Wibowo, Satrio Agung Wijaya, Gresi Dadik Wisnumurti . Yandri, Muhammad Yulvi Zaika Zettyara, Firda