Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DETEKSI GEN IL-6 DAN TNF-α DENGAN METODE PCR PADA PENDERITA HEPATITIS B DI LABORATORIUM KLINIK MAXIMA KOTA KENDARI Sanatang Abbas; Sri Anggarini Rasyid; Tiara Mayang Pratiwi Lio
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 7 No. 1 (2022): BIOMA
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v7i1.18627

Abstract

Penyakit Hepatitis B adalah inflamasi yang terjadi pada organ hati yang dapat disebabkan oleh virus hepatitis B. Pada saat terjadi inflamasi sitokin yang ada dalam tubuh akan merespon atau mengenali jenis patogen berupa virus yang masuk ke dalam tubuh. Tumor Necrosis Factor (TNF-α) adalah salah satu sitokin pro-inflamasi yang berperan dalam proses inflamasi hati, dan Interleukin-6 (IL-6) adalah sitokin yang disekresikan dari jaringan tubuh pada fase infeksi akut atau kronik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi gen TNF-α dan IL-6 pada penderita hepatitis B dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi kuantitatif, dengan desain penelitian eksperimental. Populasi pada penelitian adalah seluruh penderita suspek yang melakukan pemeriksaan rapid Hepatitis B (HbsAg) di Laboratorium Klinik Maxima Kota Kendari sebanyak 7 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan total sampling dengan kriteria inklusi sampel yaitu pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit lain selain hepatitis B. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari ketujuh sampel penderita hepatitis B yang diperiksa menggunakan metode PCR 3 sampel dengan hasil positif (45%) terhadap gen TNF-α dan 7 (100%) hasil negative terhadap gen Interleukin 6 (IL-6). Sehingga dapat di simpulkan bahwa jenis sitokin yang berperan saat terjadi inflamasi ketika seseorang terinfeksi Virus Hepatitis B adalah Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α).
SKRINING BAKTERI PENGHASIL SENYAWA METABOLIT ANTI- MRSA YANG BERSIMBIOSIS DENGAN Holothuria scabra ASAL PERAIRAN TANJUNG TIRAM Sugireng Sugireng; Tiara Mayang Pratiwi Lio
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i1.8906

Abstract

MRSA (Methicilin-resistant Stapylococcus aureus) merupakan bakteri Stapylococcus aureus yang mengalami mutasi sehingga menjadi resisten terhadap antibiotik methisilin dan beberapa jenis antibiotik turunan β-lactam lainnya sehingga dibutuhkan alternatif antibiotik baru untuk mengatasi infeksi patogen MRSA. Bakteri Simbion Teripang merupakan salah satu kandidat mikroorganisme penghasil senyawa antibiotik yang dapat dijadikan sebagai anti MRSA terbaru karna bakteri simbion tersebut memiliki senyawa bioaktif seperti pada inangnya yang telah banyak digunakan sebagai antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi bakteri yang bersimbiosis dengan Teripang laut (Holothuria scabra) yang berasal dari perairan Tanjung Tiram untuk dijadikan sebagai anti-MRSA terbaru. Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi bakteri simbion Teripang yang berasal dari Perairan Tanjung Tiram untuk mendapatkan isolat murni. Isolat murni yang telah didapatkan diproduksi metabolit sekundernya (free cell) untuk diuji potensinya dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen MRSA. Uji potensi dilakukan secara kualitatif yaitu dengan menggunakan paper disc untuk mengetahui aktivitas daya hambat. Berdasarkan hasil isolasi bakteri dari Holothuria scabra diperoleh sebanyak 9 isolat bakteri (HS1, HS2, HS3, HS4, HS5, HS6, HS7, HS8 dan HS9) dengan karakteristik dan kemampuan daya hambat yang berbeda dalam menghambat bakteri MRSA dan berdasarkan uji daya hambat secara kualitatif diperoleh bahwa isolat bakteri HS2 dan HS3 memiliki potensi untuk dijadikan sebagai agen anti-MRSA dengan zona hambat sebesar 35 mm dan 36 mm. Kata kunci: Bakteri Simbion Holothuria scabra, Anti-MRSA, Tanjung Tiram 
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PENYEBAB DIARE Staphylococcus aureus DAN Salmonella typhimurium Tiara Mayang Pratiwi Lio; Yusuf Useng; Larasati Ramang
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. I (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.//1

Abstract

Peningkatan resistensi antibiotik sehingga diperlukan terapi alternatif memanfaatkan bahan alami. Bayam merah (Amaranthus tricolor L) memiliki kandungan senyawa aktif yaitu saponin, flavonoid dan tanin yang bersifat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya hambat ekstrak daun bayam merah terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan desain The Static Group Comparison Group. Populasi pada penelitian ini adalah daun tanaman bayam merah. Dari penelitian ini didapatkan hasil zona hambat ekstrak bayam merah: Staphylococcus aureus pada konsentrasi 60 %, 70 % dan 80 % adalah 23,625 mm; 16,625 dan 13,375 mm. Dimana zona hambat tersebut masuk kedalam kategori sensitive. Salmonella thyphimurium pada konsentrasi 60 %, 70 % dan 80 % adalah 2,75 mm; 18,5 mm dan 4,5 mm. Dimana pada konsentrasi 60% dan 80% termasuk ke dalam kategori resisten dan pada konsentrasi 70% termasuk ke dalam kategori sensitive. Hasil dari uji ANOVA menunjukkan nilai sig = 0,000 (sig < 0,05). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang nyata diameter zona hambat pada setiap konsentrasi ekstrak daun bayam merah terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium. Kedepanya diharapkan dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan mikroorganisme, pelarut dan konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui kemampuan daun bayam merah sebagai zat antibakteri.
PENGARUH PENYIMPANAN SPUTUM BTA TERHADAP PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI Tiara Mayang Pratiwi Lio; Wa Ode Yuliastri; Angela Jayanti Fimilio
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.6

Abstract

Tubeculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet yang telah terinfeksi basil TB. Data yang diperoleh dari Puskesmas Poasia pada tahun 2015 jumlah penderita TB Paru ditemukan sebanyak 78 orang dan tahun 2016 sebanyak 94 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peyimpanan sputum BTA terhadap pemeriksaan mikroskopis, dan untuk membedakan pengaruh peyimpanan sputum BTA dengan variasi penundaan 1x12 jam, 1x24 jam, 1x36 jam, dan 1x48 jam terhadap pemeriksaan mikroskopis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Quasy esperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah dahak penderita TB yang diambil langsung dari pasien yang telah didiagnosa TB (Tuberculosis) di Puskesmas Poasia Kota Kendari dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria 4. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyimpanan sputum BTA pada kontrol dengan variasi penundaan 1x12 jam total 773 dan rata-rata 193,2, 1x24 jam total 535 dan rata-rata 133,7, 1x36 jam total 466 dan rata-rata 116,5, dan 1x48 jam total 449 dan rata-rata 112,2, dari jumlah total keseluruhan variasi waktu 2.223 dengan rata-rata 555,6 terhadap pemeriksaan mikroskopis dengan suhu 2˚C - 8˚C, namun jumlah BTA masih dalam kategori yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh penyimpanan sputum BTA dengan variasi penundaan 1x12 jam, 1x24 jam, 1x36 jam, dan 1x48 jam terhadap kuantitas jumlah BTA pada kualitas sampel, tidak begitu berpengaruh pada sampel dengan kualitas sampel yang baik. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melihat bagian pengaruh kualitas sampel terhadap jumlah BTA.
HUBUNGAN ANALISIS KADAR GULA DARAH DAN LAMA RIWAYAT DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN PENDERITA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI Tiara Mayang Pratiwi Lio; Eliani
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.6.

Abstract

Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan rutin di Laboratorium. Fungsi dari pemeriksaan hemoglobin adalah untuk mengetahui ada tidaknya anemia. Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan alat Automated Hematology Analyzer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar gula darah dan lama riwayat diabetes melitus terhadap kejadian anemia pada penderita diabetes melitus. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu menganalisis hubungan kadar gula darah dan lama riwayat diabetes melitus dengan menggunakan metode pemeriksaan flowcytometri. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan sample random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukan hubungan kadar gula darah terhadap kejadian anemia dengan uji statistic menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p= 0,961 (p value >0,05), artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan hasil dari hubungan lama riwayat diabetes melitus terhadap kejadian anemia diperoleh nilai p= 0,000 (p value <0,05), artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan kadar gula darah terhadap kejadian anemia dan terdapat hubungan lama riwayat diabetes melitus terhadap kejadian anemia.
GAMBARAN KADAR ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) PADA PASIEN SKIZOFRENIA TERHADAP TERAPI ANTIPSIKOTIK DI RS JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Suwarny Ruhi; Tiara Mayang Pratiwi Lio; Fera Magfirah Harun
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.6.1.6

Abstract

Alanin Aminotransferase merupakan suatu enzim yang terdapat pada hati dan lebih spesifik untuk kerusakan hati dibandingkan dengan enzim lain oleh karena itu Alanin Aminotransferase lebih mengambarkan fungsi hati seseorang ketika sel hati mengalami kerusakan akibat suatu obat maka akan terjadi pengeluaran enzim Alanin Aminotransferase dari dalam sel hati ke darah. Salah satu pemeriksaan fungsi hati yaitu Alanin aminotransferase yang dapat menunjukkan adanya peningkatan kadar enzim pada hati. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar Alanin Aminotransferase pada pasien skizofrenia terhadap terapi antipsikotik di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 25 orang. Dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, dengan jumlah sampel 20 responden. Pemeriksaan menggunakan Automatic Chemistry Analyzer. Metode cross sectional dengan menggunakan data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian kadar Alanin Aminotransferase pada pasien skizofrenia berdasarkan usia 30-60 tahun berjenis kelamin laki-laki yang melakukan terapi antipsikotik diperoleh hasil dari 20 responden dengan lima jenis terapi antipsikotik yaitu Clorpromazin, Haloperidol, Diazepam, Triheksipenidil, dan Risperidon dengan lama terapi antipsikotik 1-6 bulan dan 6-12 bulan dan diperoleh hasil kadar alanin aminotransferase normal 13 (65%) dan kadar abnormal berjumlah 7 (35%). Kesimpulam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien skizofrenia sebanyak 20 responden dengan melakukan terapi antipsikotik di rumah sakit jiwa provinsi sulawesi tenggara dengan nilai kadar normal sebanyak 13 (65%) dan nila kadar abnormal sebanyak 7 (35%). Disarankan pada penelitian selanjutkan dapat melakukan penelitian yaitu Pengaruh kadar Alanin Aminotransferase dan Aspartat Transaminase pada pasien gangguan jiwa berdasarkan terapi antipsikotik jangka pendek dan jangka panjang