Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EKSISTENSI KESENIAN ANGKLUNG BETOT DI KAMPUNG KALAPADUA DESA MARGALUYU KECAMATAN MANONJAYA MAHPUD, EZA SAHAL; Wasta, Asep; Husen, Wan Ridwan
Awilaras Vol 10 No 2 (2023): JURNAL AWILARAS
Publisher : LPPM ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jal.v10i2.2866

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Eksistensi Kesenian Angklung Betot di Kampung Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya”. Angklung Betot ini adalah kesenian yang tumbuh dan berkembang di Kampung Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Angklung Betot ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kesenian Angklung Betot sering digelar untuk acara arak-arakkan, khitanan, penyambutan, bahkan acara-acara penting lainnya. Maka dari itu peneliti membatasi permasalahan pada penelitian dari melalui beberapa rumusan masalah yakni meliputi: (1) bagaimana bentuk kesenian Angklung Betot di Kampung Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, (2) bagaimana upaya pelestarian kesenian Angklung Betot di Kampung Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan bentuk kesenian Angklung Betot di Kampung Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. (2) Untuk mendeskripsikan upaya pelestararian kesenian Angklung Betot di Kampung Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi Pustaka. Kata Kunci: Eksistensi, Kesenian, Angklung Betot.
Pentatonic Scale on Electric Guitar as A Mandatory Scale in Music Arts Extracurricular Courses at SMK YPC Tasikmalaya Al Faridi, Ahmad Fauzi; Wasta, Asep; Apriani, Arni
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 7, No 4 (2024): October, Social Issue and Education
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v7i4.42560

Abstract

This study examines the implementation of the pentatonic scale on electric guitar as a mandatory scale in music extracurricular activities at SMK YPC Tasikmalaya. The research background was based on low levels of student participation and understanding in electric guitar learning. The study employed a qualitative descriptive method with a cross-sectional approach, involving students participating in music extracurricular activities for the 2024/2025 academic year. Data collection was conducted through interviews, observations, documentation, and literature study. The results showed that implementing the pentatonic scale as a mandatory scale had positive impacts, with a 35% increase in improvisation ability and 40% in musical creativity in the experimental group. The program also successfully integrated Indonesian traditional music elements into modern learning, supporting the preservation of local musical culture. The study concludes that implementing the pentatonic scale as a mandatory scale is effective in improving students' technical abilities and musical creativity, while contributing to the development of a comprehensive music learning model at the vocational high school level.
Revitalisasi Gerak Tari Nyalawena Di Kabupaten Cianjur Setiawati, Rinda; Apriani, Arni; Wasta, Asep
Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Vol. 4 No. 1 (2025): Juli - Agustus
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jishs.v4i1.3469

Abstract

Tari Nyalawena merupakan seni pertunjukan tradisional asal Kabupaten Cianjur yang terinspirasi dari tradisi menangkap ikan impun oleh masyarakat pesisir. Tarian ini sarat nilai budaya, namun kini mulai jarang ditampilkan dan kurang dikenal generasi muda. Penelitian ini bertujuan mengkaji sejarah Tari Nyalawena, permasalahan yang menyebabkan penurunannya, serta merumuskan strategi revitalisasi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil menunjukkan bahwa kurangnya regenerasi dan dokumentasi menjadi kendala utama. Revitalisasi melalui edukasi, pelatihan seni, dan promosi digital sangat diperlukan agar warisan budaya ini tetap lestari.