Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Perbedaan Karakteristik Kimia Dan Aktivitas Antioksidan Pada Teh Kombucha Hitam Dari Daun Tayu Dan Teh Komersil sutyawan, sutyawan; Novidiyanto, Novidiyanto
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 4, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.721 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v4i2.905

Abstract

Teh kombucha merupakan jenis minuman tinggi antioksidan dan terbukti efektif dalam mengurangi resiko diabetes melitus. Daun teh tayu berasal dari Pulau Bangka berpotensi dikembangkan menjadi minuman fermentasi teh kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan karakteristik kimia dan aktivitas antioksidan pada teh hitam kombucha dari daun tayu dan teh komersil. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei hingga Juli 2021 dengan menerapkan metode ekperimental murni. Tahapan penelitian diawali dari proses pembuatan teh kering hitam dari daun tayu, proses fermentasi minuman teh, dan analisis sampel. Analisis perbedaan data menggunakan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan kandungan protein, lemak, dan kadar abu pada teh kombucha hitam komersil lebih tinggi dibandingkan teh kombucha tayu. Namun perbedaan signifikan antar kedua jenis teh kombucha hanya pada kandungan protein (p<0.05). Sementara kandungan karbohidrat dan aktivitas antioksidan teh kombucha hitam tayu lebih tinggi dibandingkan teh kombucha komersil, namun tidak berbeda nyata (p>0.05).
Pengaruh Penambahan Kecambah Kacang Hijau Terhadap Tingkat Kesukaan dan Kadar Vitamin C Brownis Jayati Jayati; Novidiyanto Novidiyanto
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 6, No 2 (2018): JKP Desember 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v6i2.49

Abstract

Anemia merupakan masalah gizi di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi. Salah satu usaha untuk meningkatkan absorbsi zat besi dalam tubuh yaitu asupan vitamin C, yang bersumber dari kecambah kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kecambah kacang hijau ((Phaseolus radiatus (L)) terhadap tingkat kesukaan dan kadar vitamin C brownis. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap. Perbandingan kecambah kacang hijau dan tepung terigu dalam formulasi yaitu: F1 (0:100%), F2 (30%:70%) dan F3 (50%:50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa brownis F2 memiliki tingkat kesukaan paling disukai terhadap warna dan tekstur, sedangkan brownis F3 memiliki tingkat kesukaan paling disukai terhadap aroma dan rasa. Formula 2 merupakan formula terpilih dengan kandungan vitamin C sebesar 1.32 mg/5 g sampel. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa warna dan tekstur brownis terdapat perbedaan signifikan sedangkan aroma dan rasa brownis terdapat perbedaan yang tidak signifikan.
Formulasi Serbuk Effervescent Sari Wortel (Daucus carrota) Novidiyanto Novidiyanto; Astuti Setyowati
agriTECH Vol 28, No 4 (2008)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.832 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9786

Abstract

Carrot extract powder is product which soluble in both of cold and hot water. However, a mild stirring processed ischill needed to accelerate the solubility. Therefore, effervescent principles were introduced to improve the solubility character. This research was conducted to evaluate the various effervescent formulas on the physical properties and the consumer preferences. Carrot extract effervescent were prepared based on five formulas, which containing 200 g carrot extract powder on each formula. The ratio of sodium bicarbonate and acids (tartaric and citric acid) were 2.5 : (2 : 1) (formula 1), 2.5 : (1.5 : 1) (formula 2), 3.5 : (2 : 1) (formula 3), 3.5 : (1.5 :1) (formula 4) and 3.5 : (1.5 : 1) (formula 5). All materials were then dry mixed and screened with 20 mesh size of wire (stainless steel). The powders were analyzed the flow ability, angel of repose, compressibility, disintegration time and consumer preferences. The result showed car- rot extract effervescent powder prepared with 200 g of carrot extract powder, 135 g of sodium bicarbonate, 108 g of tartaric acid and 54 g of citric acid (formula 1)  was the preferable product. The water and ß-carotene content were2.23 % and 0.29 µg/g (dw) respectively.ABSTRAKSari wortel (Daucus carrota) bubuk merupakan suatu produk olahan wortel yang larut baik dalam air dingin maupunpanas saat diseduh, namun perlu diaduk jika akan dikonsumsi. Salah satu usaha untuk meningkatkan kepraktisan dan kesegaran adalah dengan cara dibuat serbuk effervescent sari wortel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan formulasi serbuk effervescent terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan serbuk effervescent sari wortel. Serbuk effervescent sari wortel dibuat 5 formula dengan jumlah sari wortel bubuk sama pada setiap formula yaitu 200 g, variasi rasio natrium bikarbonat dan asam (asam tartrat dan asam sitrat) sebagai berikut : formula 1 = 2,5: (2 : 1), formula 2 = 2,5 : (1,5 : 1), formula 3 = 3,5 : (2 : 1), formula 4 = 3,5 : (1,5 : 1) dan formula 5 = 3 : (1,5 : 1). Semua bahan dicampur dengan metode kering, kemudian serbuk effervescent yang dihasilkan disaring dengan ayakan20 mesh. Pengamatan dilakukan terhadap waktu alir, sudut diam, nilai pengetapan, nilai pH, waktu larut dan tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, dam kesukaan keseluruhan. Serbuk effervescent terbaik ditentukan kadar air dan kadar ß-karoten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minuman serbuk effervescent yang terdiri dari sari wortel bubuk 200 g, rasio natrium bikarbonat dan asam (asam tartrat dan asam sitrat) yaitu 2,5 : (2 : 1) atau 135 g natrium bikarbonat, 108 g asam tartrat dan 54 g asam sitrat paling disukai. Kadar air 2,23 % dan kadar ß-karotennya sebesar0,29 µg ß-karoten/g bk.
Acceptability and Antioxidant Activity Level of Shredded Banana Flower-Chicken Meat Novidiyanto Novidiyanto; Ori Pertami Enardi; Ade Devriany; Auronita Puspa Pratiwi; Musrifa Airuni
Amerta Nutrition Vol. 4 No. 4 (2020): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v4i4.2020.299-306

Abstract

Background: Data Riskesdas 2013 shows that the average amount portion of vegetable consumption in people aged 10 years or older is only 0.5 portions while the vegetable consumption category is said to be "sufficient" is at least 5 portions per day for 7 days a week. Banana blossom is a vegetable and commonly found in Bangka Belitung Islands Province. Banana blossom processing as a source of vegetables rich in antioxidant compounds and chicken meat as a source of animal protein, needs to be done by processing into shredded banana blossom-chicken meat.Objectives: To determine the acceptability and antioxidant activity level of shredded banana blossom-chicken meat.Methods: This research is true experimental. Shredded banana blossom-chicken meat, made using 3 treatment, banana blossom 75%:chicken meat 25% (F1), banana blossom 50%: chicken meat 50% (F2), and banana blossom 25%:chicken meat 75% (F3). Furthermore, the acceptance of taste, colour, aroma, texture, overall, and antioxidant activity level of shredded banana blossom-chicken meat. Results: There was a significant difference in the acceptance of the colours of shredded F1, F2 and F3 (p = 0,00), while aroma, taste, texture and overall of the shredded F1, F2 and F3 were not significant (p> 0.05). Shredded F3 (banana blossom 25%: chicken meat 75%) is most preferred based on the parameters of colour, aroma, taste, texture and overall, and has the highest antioxidant activity value are 53.74%.Conclusions: Shredded banana blossom-chicken meat has a good acceptability and has a high antioxidant activity level.[AN1]  
Perbandingan Sifat Sensoris dan Kadar Total Fenol pada Teh Hitam Kombucha dari Daun Teh Tayu dan Teh Hitam Komersil Sutyawan Sutyawan; Novidiyanto Novidiyanto
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 10, No 1 (2022): JKP Juni 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v10i1.439

Abstract

Latar belakang: Teh hitam kombucha merupakan minuman fungsional yang terbukti secara ilmiah mengandung tinggi antioksidan. Daun teh tayu khas dari Desa Ketap Kabupaten Bangka Barat berpotensi untuk dikembangkan menjadi minuman fungsional teh hitam kombucha.Tujuan: Menganalisis perbedaan profil sensoris dan kandungan total fenol pada teh hitam kombucha dari daun teh tayu dan teh komersil.Metode: Penelitian ini menerapkan metode eksperimental murni dan dilaksanakan dari bulan Mei hingga Juli 2021. Profil sensoris atau tingkat kesukaan teh hitam kombucha didapatkan melalui uji organoleptik yang melibatkan 30 panelis semi terlatih. Sementara kandungan total fenol dianalisis menggunakan metode spectrophotometry.  Hasil: Nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, dan keseluruhan pada teh kombucha hitam daun tayu lebih tinggi dibandingkan teh kombucha hitam komersil. Namun, perbedaan signifikan hanya terdapat pada atribut warna (p<0.05). Kandungan total fenol pada teh kombucha hitam tayu dengan teh komersil dengan nilai yang hampir sama atau tidak berbeda signifikan (p>0,05) yaitu sebesar 0.1 mg/kg.Kesimpulan:. Profil sensori panelis terhadap teh kombucha hitam dari daun teh tayu lebih tinggi dibandingkan teh hitam komersil untuk semua atribut. Sementara kandungan total fenol tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar jenis teh kombucha. Kata kunci: Profil Sensori; Teh Hitam Kombucha; Teh Tayu; Total Fenol.
Karakteristik Kimia dan Aktifitas Antioksidan Teh Hijau Tayu dari Provinsi Bangka Belitung dan Teh Hijau Komersial Novidiyanto Novidiyanto; Sutyawan Sutyawan
JGK:Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 2 No 1 Juni (2022): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.115 KB)

Abstract

Latar Belakang: Teh hijau tayu kering merupakan produk olahan pucuk daun teh segar yang berasal dari tanaman teh yang ditanam pada dataran rendah di Desa Ketap Provinsi Bangka Belitung. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air, kadar abu, kadar serat teh hijau tayu (HT) dibandingkan dengan teh hijau komersial merk B (HB) dan teh hijau komersial merk C (HC). Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental di laboratorium. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hijau tayu kering, teh hijau komersial merk B dan C mengandung kadar air masing-masing sebesar 9,15%, 8,78%, dan 6,81%; kadar abu total masing-masing sebesar 5,42%, 5,75% dan 5,37%; kadar serat masing-masing sebesar 1,11%, 0,05% dan 0,03%, dan aktifitas antioksidan masing-masing sebesar 443,26 ppm AEAC, 439,93 ppm AEAC, 440,67 ppm AEAC. Simpulan: Nilai kadar abu total dan kadar serat teh hijau tayu kering, teh hijau kering komersial merk B dan C yang ada dipasaran telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia tentang teh hijau (SNI No.1902:2016) kecuali kadar airnya yang masih tinggi. Aktifitas antioksidan air seduhan teh hijau tayu lebih tinggi dibandingkan dengan aktifitas antioksidan air seduhan teh hijau komersial merk B dan C.
PELATIHAN PENGOLAHAN SNACK SEHAT BERBAHAN DASAR UMBI KEMILI DI DESA SIMPANG YUL KABUPATEN BANGKA BARAT Novidiyanto Novidiyanto; Sutyawan Sutyawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.15196

Abstract

ABSTRAKPemanfaatan pangan lokal sumber karbohidrat merupakan salah satu upaya diversifikasi pangan. Umbi kemili merupakan salah satu jenis pangan lokal di Desa Simpang Yul Kabupaten Bangka Barat. Secara umum, umbi kemili hanya diolah dengan cara dikukus atau digoreng. Umbi kemili memiliki zat gizi dan serat yang tinggi sehingga berpotensi untuk diolah menjadi snack sehat. Kegiatan pengabdian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah snack sehat yang berbahan dasar umbi kemili. Pelaksanaan kegiatan bertempat di salah satu pengurus KUB Kemili Sejahtera pada Bulan Maret 2022 dengan melibatkan 15 orang anggota. Kegiatan pengabdian ini menerapkan metode transfer knowledge pada saat penyuluhan dan metode simulisasi saat praktik pengolahan snack. Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan kegiatan adalah peningkatan pengetahuan dari skor pre dan post test, nilai tingkat kesukaan dari uji hedonik dan lembar evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini yakni adanya peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan penyampaian materi. Hal ini dibuktikan dengan uji paired sample t-test dimana terdapat perbedaan signifikan antara skor pre dan post test (p<0.05). Semua snack hasil pengolahan memiliki skor tingkat kesukaan di atas 4 atau sebagian besar panelis menilai suka. Hasil evaluasi kegiatan keseluruhan menunjukkan 75% peserta menilai baik untuk semua unsur penilaian. Kata kunci: pangan local; snack sehat; umbi kemili ABSTRACTUtilization of local food sources of carbohydrates is an effort to diversify food. Kemili tuber is a type of local food in Simpang Yul Village, West Bangka Regency. Kemili tubers are usually only processed by steaming or frying. Kemili tubers have high nutrients and fiber so it can be processed into healthy snacks. The purpose of this community service is to increase the knowledge and skills of the community in processing healthy snacks from kemili tubers. This service activity is carried out in a member’s house from KUB Kemili Sejahtera in March 2022 involving 15 members. This service activity applies the transfer of knowledge method during counseling and the simulation method when practicing snack processing. The indicators used to assess the success of the activity were the increase in knowledge from the pre and post test scores, the preference level score from the hedonic test and the activity evaluation sheet. The result of this community service activity is that there is an increase in the participants' knowledge after delivering the material. This is proven by the paired sample t-test where there is a significant difference between the pre and post test scores (p <0.05). All snacks have a preference score above 4 or most of the panelists like it. The results of the evaluation showed that 75% of the participants gave good grades for all elements of the assessment. Keywords: healthy snack; kemili tuber; local food
BERGIZI BERKAH (PEMBERDAYAAN GIZI BERBASIS SEKOLAH): SEBUAH PROGRAM PEER MODELLING, REWARD DAN REPEATED Zenderi Wardani; Novidiyanto Novidiyanto; Ade Devriany; Ori Pertami Enardi; Sutyawan Sutyawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15140

Abstract

ABSTRAKKonsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak kurang dari rekomendasi yang dianjurkan karena salah satunya adalah neofobia terhadap kelompok bahan makanan tersebut. Anak sekolah dasar sebagai mitra pengabdian ini merupakan kelompok yang juga tidak terlepas dari masalah tersebut, padahal manfaat sayur dan buah bagi imunitas sangat penting terutama setelah masa pandemi . Tujuan gagasan program pengabdian ini adalah mengurangi  neofobia dan meningkatkan kesukaan terhadap sayur dan buah antara kelompok anak-anak sasaran. Metode pengabdian ini menggunakan strategi peer modeling, reward dan repeated. Tahapan peer-modeling dilakukan dengan cara mendongeng, repeat (paparan) dengan cara memberikan hidangan sayur dan buah, dan reward dengan cara memberikan hadiah. Tahapan tersebut dilakukan selama lima hari berturut-turut. Sasaran kegiatan adalah anak sekolah dasar usia 7-9 tahun di SD Negeri 21 Pangkalpinang sebanyak 17 orang dan SD Negeri 4 Pangkalan Baru sebanyak 21 orang. Tahapan peer modelling dengan cara mendongeng berhasil mengurangi neofobia sasaran di SDN 21 Pangkalpinang (52,9%), dibandingkan sasaran di SDN 04 Pangkalan Baru (55,0%). Tahapan repeated menempatkan sayur urap (75,7%) dan pisang (75,7%)  sebagai hidangan yang paling disukai. Peningkatan kesukaan akan hidangan terjadi dengan presentase anak yang mendapatkan reward sebesar 27,1%. Program pemberdayaan ini mempunyai potensi untuk direplikasi di lokasi berbeda dengan penyesuaian rentang waktu program dan integrasi dengan program kantin sekolah. Kata kunci: pemberdayaan gizi; konsumsi; sayur; buah. ABSTRACTConsumption of vegetables and fruit in adolescents and children is less than the recommended recommendations because one of them is neophobia towards these food groups. Elementary school children as service partners are a group that is also inseparable from this problem, even though the benefits of vegetables and fruit for immunity are significant, especially after the pandemic. This service program aimed to reduce neophobia and increase the target children's preference for vegetables and fruit. This dedication method uses peer modelling, reward and repeated strategies. The peer-modelling stage is carried out by storytelling, repeat (exposure) by giving vegetable and fruit dishes, and rewards by giving gifts. These stages were carried out for five consecutive days. The target of the activity is elementary school children aged 7-9 years at SD Negeri 21 Pangkalpinang with a total of 17 people and SD Negeri 4 Pangkalan Baru with 21 people. The peer modelling stage using storytelling reduced the neophobia of the target at SDN 21 Pangkalpinang (52.9%) compared to the target at SDN 04 Pangkalan Baru (55.0%). The repeated stages placed the urap vegetables (75.7%) and bananas (75.7%) as the preferred dishes. The preference for the dish increased with the percentage of children who received a reward of 27.1%. This empowerment program has the potential to be replicated in different locations by adjusting the program timeframe and integrating it with the school canteen program. Keywords: nutrition empowerment; consumption; vegetable; fruit.
Karakteristik Kimia dan Aktifitas Antioksidan Teh Hijau Tayu dari Provinsi Bangka Belitung dan Teh Hijau Komersial Novidiyanto, Novidiyanto; Sutyawan, Sutyawan
JGK: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v2i1.1268

Abstract

Latar Belakang: Teh hijau tayu kering merupakan produk olahan pucuk daun teh segar yang berasal dari tanaman teh yang ditanam pada dataran rendah di Desa Ketap Provinsi Bangka Belitung. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air, kadar abu, kadar serat teh hijau tayu (HT) dibandingkan dengan teh hijau komersial merk B (HB) dan teh hijau komersial merk C (HC). Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental di laboratorium. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hijau tayu kering, teh hijau komersial merk B dan C mengandung kadar air masing-masing sebesar 9,15%, 8,78%, dan 6,81%; kadar abu total masing-masing sebesar 5,42%, 5,75% dan 5,37%; kadar serat masing-masing sebesar 1,11%, 0,05% dan 0,03%, dan aktifitas antioksidan masing-masing sebesar 443,26 ppm AEAC, 439,93 ppm AEAC, 440,67 ppm AEAC. Simpulan: Nilai kadar abu total dan kadar serat teh hijau tayu kering, teh hijau kering komersial merk B dan C yang ada dipasaran telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia tentang teh hijau (SNI No.1902:2016) kecuali kadar airnya yang masih tinggi. Aktifitas antioksidan air seduhan teh hijau tayu lebih tinggi dibandingkan dengan aktifitas antioksidan air seduhan teh hijau komersial merk B dan C.