Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan Anak Sekolah Dasar tentang Dampak Jajan Sembarangan Bagi Kesehatan Ade Devriany
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1065.749 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v2i2.395

Abstract

Kebiasaan jajan sembarangan pada anak-anak memiliki risiko serta dampak yang buruk bagi kesehatan. Bagi anak yang tidak terbiasa makan pagi, makanan jajanan berfungsi sebagai makanan yang pertama kali masuk ke saluran pencernaan, sehingga jajanan menjadi penting artinya. Namun, diketahui banyak kandungan zat kimia pada jajanan yang bertentangan dengan tubuh seperti boraks, formalin, MSG. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa SD tentang kandungan zat kimia dalam jajanan tersebut serta bahaya yang ditimbulkannya bagi kesehatan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi. Penyampaian materi melalui video animasi dan permainan tentang akibat jajan sembarangan dan cara memilih jajanan sehat. Berdasarkan hasil penilaian pre-test, terdapat 51,95% siwa-siswa dengan tingkat pengetahuan yang cukup dan 48,05% dengan kategori pengetahuan yang baik. Setelah mendapatkan penyuluhan, post-test meningkat yaitu 7,79% peserta dengan kategori pengetahuan cukup paham, 50,64% pengetahuan yang baik dan 41,57% sangat baik. Kesimpulannya bahwa penyuluhan tentang bahaya dan dampak jajan sembarangan dapat dimengerti oleh peserta. Dengan demikian, diharapkan peran serta aktif pihak sekolah terutama bagi siswa dalam pencegahan jajan sembarangan dapat menjadi lebih baik agar kejadian penyakit akibat jajan sembarangan dapat dikurangi.
Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah Niska Niska; Ade Devriany; Fitrah Fitrah
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 5, No 2 (2017): JKP Desember 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v5i2.5

Abstract

Preschool children represeent the group which susceptible to eexperience of nutrient problem. Mother education represent the especial capital in compilation eat the family, mothering and child treatment. On of negativity impact which is felt concerned about at outdoord activity is the lack of construction and child conservancy including the problem of accomlishment of children nutrient level. The purpose of this study is to describe and analyze the correlation betwen education level end mother’s work status with nutritional status in preschool children on kinderganten Pembina 2 Air itam. This research method is an observational research with fisher’s exact approach. The sampling technique used total sampling and in the sample obtained as many as 43 children. Measuring mother's level of education and employment status using questionnaire and nutrition status measure by using scales then the measurement results expressed in z score. Data analysis technique using fisher’s exact. The result of univariate analysis is known that the majority of high educated mothers are 39 people (90.7%), the majority of mothers do not work as many as 13 people (46,5%) and children who have good nutrition status is 36 good nutrition status as much as 36 children (83,7%). The result of fisher’s exactanalysis showed that there wis no correlation between mother’s education status with nutritional status of preschool age children with p value (0,523)
Perbedaan Status Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Panjang Badan Bayi Neonatus Ade Devriany; Zenderi Wardani; Yunihar Yunihar
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 14 No. 1: MARET 2018
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.282 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v14i1.1840

Abstract

Exclusive breastfeeding is the first and foremost of natural food for baby because breastfeeding canfulfill the baby’s needs for energy and nutrients the baby even during the first 6 months of life.The Ministry ofHealth in 2015 targets for exclusive breastfeeding 80%. In 2013, the highest coverage of exclusive breastfeedingin Bangka Belitung is Pangkalpinang (59,4%)So this study aimed to assess the difference between the status ofexclusive breastfeeding to changes the body lenght of neonates in RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.This typeof research was a cohort with a sampel of 34 mothers who gave birth in RSUD Depati Hamzah Pangkalpinangin June-July 2015. The research instrument used a questionnaire and length board scaleThe independent t-testaimed to see the difference in weight and measurement results body lenght of neonates in each group observationstatus every 7 consecutive days as long 28 day.The results showed that mothers who non exclusive breastfeedingis 55,9% (19 people) and exclusive breastfeeding is 44,1% (15 people). The average of lenght neonates givenexclusive breastfeeding 1 month is greater was 10,87 cm than non exclusive breastfeeding only was 8,53 cm.Theresults showed that there was no difference significanthy of mean in lenght between exclusive breastfeeding andnon exclusive breastfeeding.
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pertumbuhan Bayi 6 – 11 Bulan di Puskesmas Girimaya Pangkalpinang Ade Devriany; Endah Mayang Sari
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2020): July
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v4i1.110

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) dan WHO (World Health Organization), pemberian ASI eksklusif di dunia masih tergolong rendah. Tujuan penelitian yait untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap grafik pertumbuhan pada KMS pada bayi. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional study. Subyek penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6 – 11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Girimaya Pangkalpinang sebanyak 172 orang. Sampel minimal pada penelitian ini adalah 105 bayi yang dipilih dengan Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan KMS dalam menilai pertumbuhan bayi dan kuesioner untuk menilai pemberian ASI eksklusif. Analisa data dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan fisher exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 59% dan bayi yang tumbuh normal sebesar 78,1%. Hasil analisis bivariat menyatakan ada hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap pertumbuhan bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Girimaya
Efektivitas Pemberian Ekstrak Minyak Kelapa Hijau (Cocos Nucifera) dengan Cara Oral dan Pemijatan terhadap Produksi ASI Ibu Postpartum di Kota Pangkalpinang Ade Devriany; Emmy Kardinasari; Harindra Harindra
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.15-20

Abstract

Latar Belakang: Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk tumbuh dan kembang bayi. Selain itu diketahui ASI yang memiliki kandungan gizi lengkap, bagi bayi juga mendapatkan stimulus sensori yang dari Ibu dengan menyusu. Berdasarkan WHO (2016) bahwa pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia hanya selama periode 2007-2014 sekitar 36%. Pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah sebesar 54,3% pada tahun 2016. Tumbuhan kelapa hijau (Cocos nucifera) sebagai salah satu hasil pertanian Indonesia yang banyak mengandung antosianin. Virgin Coconut Oil (VCO) diketahui memiliki potensi antioksidan alami. Minyak kelapa menjadi sumber utama asam lemak laurat yang merupakan komponen asam lemak di dalam ASI. Kekayaan komponen asam lemak dalam VCO membuatnya mampu menjadi bahan dasar untuk produksi asam lemak yang mirip dengan ASI.Tujuan: Mengidentifikasi efektifitas ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera) melalui oral dan backrolling massage terhadap produksi ASI Ibu di Kota Pangkalpinang.Metode: Jenis penelitian adalah quasi-eksperimental dengan rancangan penelitian Static-Group Comparison. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Wilayah Kota Pangkalpinang pada 36 Ibu postpartum yang terdiri dari 3 kelompok sampel yaitu 12 sampel pada kelompok intervensi oral ekstrak minyak kelapa hijau, 12 sampel pada kelompok intervensi dengan backrolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau dan 12 sampel pada kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan untuk menilai efektivitas terhadap eksperimen dilakukan Uji One Way Annova dengan menggunakan aplikasi pengolah data statistik.Hasil: Rata-rata volume ASI total tertinggi adalah 97,2 ml yaitu kelompok yang diberikan backrolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau dan yang terendah adalah 79,2 ml yaitu kelompok yang diberikan konsumsi ekstrak minyak kelapa hijau. Tidak ada perbedaan produksi ASI pada hari ketujuh pada kelompok Ibu postpartum yang diberikan konsumsi ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera), diberikan backrolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera) maupun kelompok control (nilai p=0,537)aKesimpulan: Tidak terdapat perbedaan produksi ASI kelompok Ibu yang diberikan konsumsi ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera), diberikan back rolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera) maupun kelompok kontrol.
ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN KERAGAMAN PANGAN TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING DI SIMPANG TERITIP BANGKA BARAT Ori Pertami Enardi; Ade Devriany; Endah Mayang Sari; Eri Virmando
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 5, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v5i2.1090

Abstract

Masalah pangan dan gizi merupakan masalah  kompleks yang saling berkaitan serta disebabkan oleh faktor yang beragam, salah satunya disebabkan oleh faktor konsumsi pangan. Penilaian terhadap pola konsumsi pangan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk menggambarkan keadaan pangan dan gizi masyarakat.  Pola konsumsi pangan individu dapat mencerminkan kecukupan gizi seseorang. Pada dasarnya semakin beragam konsumsi pangan seseorang semakin besar peluang mencukupi kebutuhan gizinya. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Responden  penelitian anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 3,1% anak mengalami stunting. Tingkat kecukupan energi sebanyak 37,8%. Tingkat kecukupan protein sebanyak 80,4% dan tingkat keragaman 64 %. Tidak terdapat hubungan tingkat asupan energi, protein, dan keragaman pangan dengan stunting.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Pariwisata Sehat Di Desa Rebo Kabupaten Bangka Ade Devriany; Karina Dwi Handini; Eri Virmando; Retno Febrianti
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.818 KB) | DOI: 10.56303/jppmi.v1i1.8

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman kesenian, budaya, serta alamnya. Pariwisata sebagai salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perkembangan sebuah wilayah merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan penyedia lapangan pekerjaan yang banyak. Kabupaten Bangka mempunyai potensi obyek wisata yang cukup besar, meliputi obyek wisata alam, wisata budaya (sejarah), pendidikan, taman hiburan dan sentra UKM hasil pangan lokal. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anggota PKK tentang syarat kemasan produk pangan lokal dan meningkatkan pengetahuan anggota Kelompok Sadar Wisata akan pentingnya higiene dan sanitasi penjamah makanan serta menciptakan tempat pengolahan dan penyajian makanan yang sehat di Desa Pariwisata Sehat Desa Rebo Kabupaten Bangka. Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilaksanakan selama tujuh bulan, di Wilayah kerja Desa Rebo Kabupaten Bangka dan Pantai Takari. Peserta kegiatan berasal dari Ibu PKK dan anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdrwis) sejumlah 33 orang. Edukasi berupa penyuluhan terkait pemilihan kemasan produk dilaksanakan pada bulan Juni 2021, sedangkan edukasi berupa penyuluhan hygiene sanitasi penjamah makanan dan kantin sehat di tempat wisata dilakukan pada bulan Juli 2021. Pendampingan kantin sehat dilakukan pada September 2021.Target capaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat Program Pengembangan Desa Mitra ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dari khalayak sasaran sehingga informasi yang diperoleh dapat disosialisasikan kembali kepada masyarakat sebagai upaya pengembangan Desa Rebo di Kabupaten Bangka menjadi Desa Pariwisata Sehat
Sentra Backrolling Massage: Alternatif Pengembangan Sahabat-ASI Di Kelurahan Ketapan Kota Pangkalpinang Ade Devriany; Karina Dwi Handini; Emilia; Retno Febrianti
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jppmi.v1i2.69

Abstract

Kelurahan Ketapang merupakan salah satu wilayah dengan cakupan pemberian ASI eksklusif yang mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu yang melahirkan selain mengkonsumsi makanan yang tinggi protein adalah dengan melakukan pemijatan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin pada ibu. Mitra yang terpilih dalam kegiatan ini adalah kader posyandu dan bidan desa yang merupakan pilar utama penggerak pembangunan desa khususnya di bidang kesehatan. Kedua kelompok ini diharapkan dapat menjadi sahabat ASI bagi ibu menyusui untuk berbagi ilmu, konsultasi dan melakukan upaya yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif. Rangkaian pelaksanaan kegiatan selama 7 (tujuh) bulan pada bulan April sampai dengan Oktober 2022 di Kelurahan Ketapang Kota Pangkalpinang. Sasaran kegiatan ini adalah kader desa dan bidan desa di wilayah Kelurahan Ketapang sejumlah 22 orang. Terdapat dua kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan yaitu edukasi dengan penyuluhan dan pelatihan prosedur backrolling massage. Seluruh sasaran bekerja sebagai Ibu Rumah tangga dengan rata-rata usia 48 tahun dan tingkat Pendidikan Tamat SMA sebesar 72,8%. Kegiatan penyuluhan meningkatkan pengetahuan khalayak sasaran terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif yang dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan kader dan bidan desa skor pretest dan posttest dengan hasil rata-rata skor pengetahuan pre-test sebesar 33,9% dan hasil post-test sebesar 55,8%. Selain itu peningkatan keterampilan kader dan bidan desa terkait pelaksanaan backrolling massage dengan menggunakan observasi keterampilan bahwa rata-rata persentase tahapan pemijatan dengan tepat sebesar 51,5%. Backrolling massage perlu untuk diimplementasikan oleh para kader dan bidan desa sebagai kelompok sahabat ASI Di Kelurahan Ketapang untuk meningkatkan produksi ASI bagi ibu menyusui.
ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN KERAGAMAN PANGAN TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING DI SIMPANG TERITIP BANGKA BARAT Ori Pertami Enardi; Ade Devriany; Endah Mayang Sari; Eri Virmando
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 5, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.997 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v5i2.1090

Abstract

Masalah pangan dan gizi merupakan masalah  kompleks yang saling berkaitan serta disebabkan oleh faktor yang beragam, salah satunya disebabkan oleh faktor konsumsi pangan. Penilaian terhadap pola konsumsi pangan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk menggambarkan keadaan pangan dan gizi masyarakat.  Pola konsumsi pangan individu dapat mencerminkan kecukupan gizi seseorang. Pada dasarnya semakin beragam konsumsi pangan seseorang semakin besar peluang mencukupi kebutuhan gizinya. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Responden  penelitian anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 3,1% anak mengalami stunting. Tingkat kecukupan energi sebanyak 37,8%. Tingkat kecukupan protein sebanyak 80,4% dan tingkat keragaman 64 %. Tidak terdapat hubungan tingkat asupan energi, protein, dan keragaman pangan dengan stunting.
BERGIZI BERKAH (PEMBERDAYAAN GIZI BERBASIS SEKOLAH): SEBUAH PROGRAM PEER MODELLING, REWARD DAN REPEATED Zenderi Wardani; Novidiyanto Novidiyanto; Ade Devriany; Ori Pertami Enardi; Sutyawan Sutyawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15140

Abstract

ABSTRAKKonsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak kurang dari rekomendasi yang dianjurkan karena salah satunya adalah neofobia terhadap kelompok bahan makanan tersebut. Anak sekolah dasar sebagai mitra pengabdian ini merupakan kelompok yang juga tidak terlepas dari masalah tersebut, padahal manfaat sayur dan buah bagi imunitas sangat penting terutama setelah masa pandemi . Tujuan gagasan program pengabdian ini adalah mengurangi  neofobia dan meningkatkan kesukaan terhadap sayur dan buah antara kelompok anak-anak sasaran. Metode pengabdian ini menggunakan strategi peer modeling, reward dan repeated. Tahapan peer-modeling dilakukan dengan cara mendongeng, repeat (paparan) dengan cara memberikan hidangan sayur dan buah, dan reward dengan cara memberikan hadiah. Tahapan tersebut dilakukan selama lima hari berturut-turut. Sasaran kegiatan adalah anak sekolah dasar usia 7-9 tahun di SD Negeri 21 Pangkalpinang sebanyak 17 orang dan SD Negeri 4 Pangkalan Baru sebanyak 21 orang. Tahapan peer modelling dengan cara mendongeng berhasil mengurangi neofobia sasaran di SDN 21 Pangkalpinang (52,9%), dibandingkan sasaran di SDN 04 Pangkalan Baru (55,0%). Tahapan repeated menempatkan sayur urap (75,7%) dan pisang (75,7%)  sebagai hidangan yang paling disukai. Peningkatan kesukaan akan hidangan terjadi dengan presentase anak yang mendapatkan reward sebesar 27,1%. Program pemberdayaan ini mempunyai potensi untuk direplikasi di lokasi berbeda dengan penyesuaian rentang waktu program dan integrasi dengan program kantin sekolah. Kata kunci: pemberdayaan gizi; konsumsi; sayur; buah. ABSTRACTConsumption of vegetables and fruit in adolescents and children is less than the recommended recommendations because one of them is neophobia towards these food groups. Elementary school children as service partners are a group that is also inseparable from this problem, even though the benefits of vegetables and fruit for immunity are significant, especially after the pandemic. This service program aimed to reduce neophobia and increase the target children's preference for vegetables and fruit. This dedication method uses peer modelling, reward and repeated strategies. The peer-modelling stage is carried out by storytelling, repeat (exposure) by giving vegetable and fruit dishes, and rewards by giving gifts. These stages were carried out for five consecutive days. The target of the activity is elementary school children aged 7-9 years at SD Negeri 21 Pangkalpinang with a total of 17 people and SD Negeri 4 Pangkalan Baru with 21 people. The peer modelling stage using storytelling reduced the neophobia of the target at SDN 21 Pangkalpinang (52.9%) compared to the target at SDN 04 Pangkalan Baru (55.0%). The repeated stages placed the urap vegetables (75.7%) and bananas (75.7%) as the preferred dishes. The preference for the dish increased with the percentage of children who received a reward of 27.1%. This empowerment program has the potential to be replicated in different locations by adjusting the program timeframe and integrating it with the school canteen program. Keywords: nutrition empowerment; consumption; vegetable; fruit.