Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH CURAHAN TENAGA KERJA PETANI TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA TEKALONG KECAMATAN MENTEBAH KABUPATEN KAPUAS HULU Daniel, Daniel; A. Yusra, Abdul Hamid; Suyatno, Adi
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1: April 2014
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya curahan tenaga kerja petani, mengetahui pengaruh curahan tenaga kerja petani terhadap pendapatan keluarga dan mengetahui produktivitas tenaga kerja petani di Desa Tekalong Kecamatan Mentebah Kabupaten Kapuas Hulu. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan lokasi penelitian ini dilakukan secara (purposive) yaitu Desa Tekalong Kecamatan Mentebah Kabupaten Kapuas Hulu. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah berjumlah 36 responden (15%) dari 240 poulasi. Variabel dalam penelitian ini adalah curahan tenaga kerja petani, serta pendapatan keluarga. Untuk mengetahui besarnya curahan tenaga kerja petani di Desa Tekalong dianalisis dengan cara menghitung setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan, kemudian dijumlahkan untuk seluruh usahatani. Untuk mengetahui adanya pengaruh curahan tenaga kerja petani terhadap pendapatan keluarga menggunakan rumus regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Untuk mengetahui produktivitas petani digunakan pengukuran pendekatan rasio output/input. Hasil analisis menunjukan rata-rata tenaga kerja petani yang dicurahkan selama satu tahun, untuk usahatani karet sebanyak 161,08 HOK (60,08%), untuk usahatani padi sebanyak 50 HOK (18,65%), untuk usaha sampingan sebanyak 57 HOK (21,26%). Pada Usahatani karet dan usaha sampingan curahan tenaga kerja petani berpengaruh terhadap pendapatan keluarga, sedangkan pada usahatani padi curahan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan keluarga. Produktivitas tenaga kerja petani pada usahatani karet adalah sebesar Rp. 152.236/HOK. Produktivitas tenaga kerja petani pada usahatani padi sebesar Rp. 92.293/HOK. Produktivitas tenaga kerja petani pada usaha sampingan adalah sebesar Rp. 82.026/HOK. Kata kunci: Curahan tenaga kerja petani, pendapatan keluarga
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI MI INSTAN (STUDI KASUS DI KOTA PONTIANAK) Putra, Agung Sugih; Nurliza, Nurliza; A. Yusra, Abdul Hamid
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 2: Agustus 2015
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mi instan merupakan makanan siap saji dan mudah dikonsumsi. Tingginya tingkat konsumsi mi instan di Indonesia merupakan peluang pasar yang potensial bagi pelaku usaha yang ingin memasuki pasar mi instan. Pengetahuan akan keinginan konsumen terhadap produk yang akan dibelinya menjadi penting bagi produsen untuk terus bersaing di pasar yang kompetitif. Tujuan penelitian adalah mengetahui preferensi konsumen dalam membeli mi instan di Kota Pontianak. Sampel dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis dengan metode diskriptif dan konjoin. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi atribut mi instan yang menjadi preferensi konsumen adalah bahan kemasan plastik, bentuk kemasan kotak, bentuk mi kotak, warna kuning, rasa gurih, tekstur mi tidak mudah mengembang, harga Rp 1.000,00- Rp 2.000,00, daya tahan produk lama, ukuran 110-130 gr, dan atribut mi instan yang paling dipertimbangkan konsumen adalah atribut warna.
ANALYSIS OF FEMALE LABOR RATES AT PT. NOBLE BHAKTI KAHURIPAN (MBK) RIVER LAUR SUB-DISTRICT KETAPANG DISTRICT Wilna .; Abdul Hamid A. Yusra; Rakhmad Hidayat
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i4.35717

Abstract

This study aims to analyze the wage rate of female workers in PT. Mulia Bhakti Kahuripan which is an oil palm company. The analysis used in this study is multiple linear regression analysis. This study uses 50 respondents who are status as freelance daily employees (PHL). The results showed that the lowest SFM / female worker income was Rp.672,000.00 / month and the highest income was Rp. 864,000.00. PHL working hours / female workers with the lowest working hours of 168 hours / month and the highest 216 hours / month. the lowest is 25 years old and is the highest age of 50 years. The largest frequency of education is as many as 22 respondents or 44% determined by the category of junior high school graduation. The smallest respondents were 12 or 24% of high school graduates. This shows that SFM / female workers are mostly secondary education (SMP). Keywords :working hours , education, type of work, number of families
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PROGRAM SL-PTT PADI SAWAH DI DESA SEI MATA-MATA KECAMATAN SIMPANG HILIR KABUPATEN KAYONG UTARA dahlia dahlia; Komariyati Komariyati; Abdul Hamid A. Yusra
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i1.11744

Abstract

Program SL-PTT padi sawah  merupakan program yeng bertujuan meningkatkan  produktivitas  lahan,  memperbaiki pendapatan  petani,  serta  melakukan  pengelolaan tanaman terpadu  yang  berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi anggota kelompok tani dalam program SL-PTT padi sawah dan mengetahui hubungan antara partisipasi anggota kelompok tani dalam program SL-PTT padi sawah dengan penerapan PTT di Desa Sei Mata-Mata Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian  yaitu metode survey. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa desa Sei Mata-Mata memiliki lahan pertanian terbesar di Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara dan menjadi lokasi pelaksanaan program SL-PTT, tetapi produktivitas padi sawah belum mencapai target yang telah ditetapkan. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 42 responden yang diambil dengan metode Simple Random Sampling. Analisis yang digunakan adalah Korelasi Kendall’s Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipasi anggota kelompok tani tergolong kategori simbolis (74%) dan 26% responden yang tergolong kategori partisipasi semu, sedangkan pada penerapan PTT padi sawah menunjukan bahwa 72% responden tergolong kategori rendah, 26% responden tergolong kategori  sedang dan 2% responden tergolong kategori tinggi. Hasil analisis hubungan antara partisipasi anggota kelompok tani dalam program SL-PTT dengan penerapan PTT sebesar 0,141 dengan nilai P value (signifikansi) sebesar 0,245, sehingga tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.   Kata kunci       :           Partisipasi, Kelompok Tani, SL-PTT dan Padi Sawah.
Analisis Nilai Tambah Produk Berbahan Baku Ikan Belidak Di Kecamtan Mentebah Kabupaten Kapuas Hulu Tresia Enah; Abdul Hamid A. Yusra; Marisi Aritonang
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 3: DESEMBER 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i3.12113

Abstract

Abstrak Kerupuk ikan Belidak merupakan produk andalan Kabupaten Kapuas Hulu sekaligus merupakan makanan ciri khas  Kabupaten Kapuas Hulu dari zaman dahulu sampai pada saat sekarang. Produksi ikan Belidak pertahun Rata-rata sekitar 10 ton. Ikan Belidak sangat melimpah sehingga masyarakat setempat   berinisiatif untuk mengolah suatu produk baru agar mendapatkan suatu nilai tambah ikan Belidak. Kerupuk ikan Belidak diharapkan tetap berkembang dan memberikan peningkatan keuntungan bagi pihak pengusahanya dan tetap berkualitas baik, dan citarasa enak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya nilai tambah ikan Belidak yang diperoleh dari usaha pengolahan ikan Belidak menjadi kerupuk ikan Belidak dan produk mana yang lebih menguntungkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alat analisis  Nilai Tambah metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan 40 kg bahan baku   daging ikan Belidak  80% untuk pengolahan kerupuk kering bahan baku 32 kg menghasilkan 24 kg kerupuk kering. Harga satuan untuk kerupuk kering yaitu 1 kg Rp 70.000,  dan memberikan nilai tambah sebesar Rp 30.513 per kilogram per proses produksi. Sementara 20% untuk pengolahan kerupuk basah  bahan baku  8 kg menghasilkan produk 12,5 kilogram per proses produksi. Harga satuan untuk 1 kg kerupuk basah Rp 40.000, dan memberikan nilai tambah sebesar Rp 30.157 per kilogram bahan baku. Dilihat dari Analisis Nilai Tambah Dari perbandingan dua hasil produk tersebut yang lebih menguntungkan adalah kerupuk kering. Kata kunci : Produksi,  Nilai Tambah Kerupuk ikan Belidak.
PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH LAHAN PASANG SURUT DI DESA SUNGAI RENGAS KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Wiwi Indahsari; Abdul Hamid A. Yusra; Novira Kusrini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v9i1.36658

Abstract

This study aims to analyze the role of farmer group increasing the income of tidal paddy farming in Sungai Rengas Village, Sungai Kakap Subdistrict, Kubu Raya Regency. The research  method used was a survey method, the location of this research was chosen deliberately namely in the village of  Rengas River. With the consideration that the rengas river village has an organized and active farmer group and has the potensial to develop tidal rice farming which is included in the overflow type B. The average income of tidal rice farmer in respondent farming season oktober to February 2019 was Rp.8.159.116 , with an average production of 2.274 kg/mt, for income per hectare was Rp. 9.065.684.The results of the analysis of the SPSS (Crosstab) cross tabulation test the relationship of the role of farmer groups to the income of tidal paddy farmers produce the role of farmer groups are in the low to high category and are dominated in the  category by 81.4%, farm income is in the low to high category and dominated by income is in high category by 39.5%. this shows that a high role will also generate high income.Key words: Farmer groups, tidal  land, income
DAMPAK KONVERSI HUTAN MENJADI LAHAN PERTANIAN TERHHADAP PEMBANGUNAN DESA STUDI KASUS DI HUTAN LINDUNG PINANG LUAR – KABUPATEN KUBU RAYA Handayani Handayani; Abdul Hamid A. Yusra; Wanti Fitrianti
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v12i2.60027

Abstract

Forest conversion activities into non forestry purposes impacts on decreasing of forestfunction as a main role sustainable development, especially as water regulators and as carbon storage. Therefore, deforestation not only causes a direct loss of forest habitat but also leads to indirect impacts as ecosystem services deteriorate or fail. Forests provide ecosystem services that include the regulation of weather and climate at local, regional and even global levels. Existence of protected forest Pinang Luar ± 3.228 acres take an important part and people living in the area has a high dependency on the forest. Farming activities become a treat to the forest and their indications show that cropland and palm estate already in the forest area. Land cover changes in protected forest Pinang luar at 2003 – 2012 impacts on villages at ring 1 area hierarchy decrease cause by population growth are not followed by the additional of infrastructures in economy, health and education. It is also caused by landconversion that occurred in the protected forest Pinang Luar. In the period 2003 - 2012, the villages directly affected (ring 1) have a level area hierarchy is much worse compared to villages that are not directly affected (Ring 2). And it affected to the development of the villages in the ring 2 which is better than the village at ring 1. These conditions happen because at the village in ring 1 change only on land not on the impact on the level of development that could affect the region hierarchy. This is in contrast with the ring 2 villages where the changes occur not only on land but also on its impact on the development so as to enhance the region hierarchy in ring 2 villages.