Serangan siber terhadap infrastruktur informasi vital (IIV) semakin mengancam stabilitas keamanan nasional, terlebih dalam kasus peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) oleh kelompok Brain Cipher. Serangan ini menggunakan ransomware LockBit 3.0 dan melumpuhkan layanan publik dari lebih dari 282 instansi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola serangan, tingkat ancaman, kerentanan aset, serta strategi intelijen yang relevan dalam menghadapi ancaman siber terhadap IIV. Dengan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan wawancara ahli, penelitian ini mendeskripsikan tahapan serangan mulai dari pengintaian, infiltrasi, hingga pemeliharaan akses dan aksi destruktif. Hasil menunjukkan bahwa tingkat ancaman dikategorikan kritis berdasarkan teori Prunckun, dengan kerentanan tinggi akibat lemahnya tata kelola, kurangnya cadangan data, dan rendahnya kesadaran keamanan. Temuan lain mencakup pengembangan model intelijen berbasis analisis kerentanan ASN yang dapat digunakan untuk penelusuran rekam jejak strategis. Penelitian ini menegaskan pentingnya manajemen risiko, penguatan strategi intelijen, serta kolaborasi publik-swasta dalam mitigasi ancaman siber. Implikasinya, pemerintah perlu meningkatkan deteksi dini, pelatihan keamanan siber, serta adopsi teknologi canggih guna memperkuat pertahanan digital nasional.