Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI PEMBINA DALAM MENDIDIK SANTRI Nurjanah, Dinda; Astuti, Livia; Khotimah, Iim
JP3M: Jurnal Pendidikan, Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 2 (2024): JURNAL PENDIDIKAN PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/jp3m.v6i2.833

Abstract

Strategi pembina merupakan hal yang paling penting bagi lembaga pesantren, apalagi dalam mendidik santri. Suksesnya lembaga pesantren tergantung dari seberapa strategi yang dibuat oleh pembina, selain itu ditambah dorongan dari keinginan santrinya sendiri, sehingga dibalik semua itu ada santri ataupun alumni Al-Mu’awanah yang mendapatkan penghargaan sendiri sebab hasil yang selama ia perjuangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah membahas tentang Strategi Pembina Dalam Mendidik Santri (Penelitian Terhadap Santri Ponpes Modern Al-Mu’awanah Majalaya), penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan data disajikan dalam bentuk huruf bukan angka. Pembina (pimpinan dan asatidz) menjadi informan dalam penelitian ini, karena selalu terlibat dalam pelaksanaan mendidik santri. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara interview atau wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembina dalam mendidik santri di Pondok Pesantren Modern Al-Mu’awanah Majalaya menciptakan sebuah konsep asuh yang sudah tertata dan terstruktur. Berawal dari pimpinan, ke staff kepengasuhan, kemudian disampaikan ke OP3M/Munadzomah lalu disampaikan ke santri. Mendidik di Pondok Pesantren Modern Al-Mu’awanah Majalaya tidak hanya konsep asuh secara turun temurun, salah satu pembinaan paling tepat adalah dengan memberikan motivasi atau doktrin yang baik, karena minimnya motivasi yang ditunjukkan kepada santri untuk belajar dapat menyebabkan santri terkadang bolos dalam mengikuti pelajaran pesantren. Keterbatasan motivasi ini dapat menghambat santri dalam mencapai tujuan di pendidikan. Doktrin yang baik biasanya dapat mempengaruhi santri itu bisa dilihat dari kualitas dan pendidikannya. Faktor pendukung dan penghambat dalam mendidik santri yaitu: (a) faktor pendukung: pendukung di Intern maupun di ekstern mendapatkan apresiasi yang baik (b) faktor penghambat: diantara hambatan itu ialah perbedaan pendapat pemangku kebijakan pondok pesantren, kurangnya elektronik seperti handphone, dikarenakan keterbatasan handphone kepengasuhan santri dan internet juga tidak disediakan wifi, lalu keterbatasan kesadaran santri tentang menjaga kebersihan karena tidak adanya karyawan yang bertugas membersihkan, itu semua dibebankan kepada santri.
MODEL KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK Astiti, Putri; Winarti, Agus; Astuti, Livia
JP3M: Jurnal Pendidikan, Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 7 No 1 (2025): JURNAL PENDIDIKAN PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/jp3m.v7i1.925

Abstract

Abstrak: Komunikasi merupakaan fondasi kehidupan manusia yang dibangun untuk menjalin hubungan sesama. Komunikasi orang tua pada anak terjadi pada diri anak yang berkelanjutan dan secara sendirinya akan membentuk karakter anak. Keluarga menjadi tempat yang pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak. Fokus penelitian ini adalah model komunikasi keluarga untuk membentuk karakter anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi model komunikasi keluarga dalam membentuk karakter anak. Apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam menerapkan model komunikasi yang di aplikasikan dalam keluarga antara orang tua dan anak. Model komunikasi keluarga yang umum di gunakan dalam keluarga adalah Model otoriter dengan menggunakan aturan yang ketat dan mengharapkan kepatuhan tanpa banyak diskusi; Model permisif orang tua cenderung memberikan kebebasan yang besar pada anak dan jarang memberian batasan atau disiplin dan; Demokratis, orang tua berdiskusi dan berkolabrasi dalam mengambil keputusan, dengan memberikan ruang bagi anak untuk kebebasann kepada kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif mendengarkan pendapatnya, dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dan prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data: reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Implementasi model komunikasi keluarga dalam membentuk karakter anak mayoritas dengan menggunakan model demokratis; (2) Faktor pendukung adalah latar belakang orang Jawa masih hormat dan taat kepada kedua orang tuanya atau yang di tuakan dalam keluarga. (3) Faktor penghambat adalah adanya kemajuan teknologi, anak lebih banyak bermain dengan hadirnya smartphone sehingga waktu untuk komunikasi bersama berkurang. Kunci: komunikasi; keluarga; karakter. Abstract Communication serves as the fundamental foundation of human life, built to foster relationships. Parent-child communication is a continuous process that intrinsically shapes a child's character. The family is the primary and most crucial environment for a child's character formation. This study focuses on family communication models in shaping children's character. The objectives of this research are to understand the implementation of family communication models in shaping children's character and to identify the facilitating and hindering factors in applying these communication models within families, specifically between parents and children. Common family communication models include: the Authoritarian model, which uses strict rules and expects obedience without much discussion; the Permissive model, where parents tend to grant great freedom to children and rarely impose limits or discipline; and the Democratic model, where parents discuss and collaborate in decision-making, providing children with the opportunity for active participation, listening to their opinions, and involving them in the decision-making process. This study employs a descriptive qualitative method, with data collection procedures involving observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The research findings indicate that: (1) The implementation of family communication models in shaping children's character predominantly utilizes the democratic model; (2) Supporting factors include the Javanese cultural background, where children still show respect and obedience to their parents or elders within the family; (3) Hindering factors include the advancement of technology, leading children to spend more time with smartphones, thus reducing time for shared communication. Keywords: communication; family; character.
KECEMASAN MENGHADAPI SIDANG SKRIPSI DITINJAU DARI BEHAVIOUR MAHASISWA Astuti, Livia; Winarti, Agus
JP3M: Jurnal Pendidikan, Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): JURNAL PENDIDIKAN PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/jp3m.v6i1.670

Abstract

Abstract:. Anxiety among students when preparing their final assignment/thesis there is a feeling of anxiety that is felt, because they are afraid or worried about the threat of not being able to complete the final assignment. The aim of this research is to find out how severe the anxiety experienced by students is and what behavior occurs in students. The research method used is a descriptive approach with qualitative methods. Data collection techniques through interviews, observation and documentation. The use of this instrument is intended to determine student anxiety in facing the thesis trial in terms of student behavior/attitudes or behavior. The subjects of this research were students who were going to face a thesis exam and who were working on their thesis. The results of the research obtained were that students experienced (a) Realistic anxiety, namely fear of danger from the external world, and the level of anxiety was in accordance with the degree of threat that existed, as many as three people (b ) Moral anxiety is fear of one's own conscience, fear of the punishment that will be received from parents or other authority figures if a person satisfies instincts in his own way, which he believes will result in punishment, as many as five people. (c) There are two types of neurotic anxiety, namely fear of punishment that will be received from parents or other authority figures. If someone satisfies his instincts in his own way, he believes he will reap punishment. The conclusion is that anxiety facing the thesis trial is reviewed from student behavior into three human behaviors: (a) Cognitive; Disturbance of attention, loss of concentration, easy forgetting, misinterpretation, confusion, decreased field of perception, excessive self-awareness, excessive worry, decreased objectivity, fear of accidents, and so on. (c) Affective: impatient, tense, neurosis, tremor, extreme nervousness, very restless and others. (c) psychomotor; Restlessness, tremors, nervousness, rapid speech and lack of coordination, withdrawal and avoidance