Endang Achadi
Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sekolah Dasar Pintu Masuk Perbaikan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Seimbang Masyarakat Achadi, Endang; Pujonarti, Siti A.; Sudiarti, Trini; Rahmawati, Rahmawati; Kusharisupeni, Kusharisupeni; Mardatillah, Mardatillah; Putra, Wahyu K. Y.
Kesmas Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam bidang gizi, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Makanan jadi “tidak sehat” yang melimpahnya dikemas secara sangat menarik, ditambah dengan pengertian salah tentang “4 Sehat 5 Sempurna” sebagai Gizi Seimbang memberikan kontribusi tidak kecil terhadap masalah gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) di sekolah dapat merubah Pengetahuan, Sikap dan Praktek (PSP) anak sekolah tentang Gizi Seimbang. Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Depok, melibatkan 132 anak kelas 4 dan 5. Desain penelitian adalah before and after, dengan metoda pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Sebagian besar siswa dan ibunya ternyata mempunyai pendapat bahwa gizi seimbang sama dengan “4 Sehat 5 Sempurna”. Pengertian ini didapat murid dari apa yang diajarkan gurunya, sedangkan guru bersumber dari Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam. Intervensi KIE telah meningkatkan pengetahuan dan sikap, serta sebagian praktek murid dan orang tua. Disimpulkan bahwa pendekatan KIE mempunyai potensi yang baik untuk merubah PSP anak sekolah. Disarankan agar buku ajar guru disesuaikan sehingga materi yang disampaikan kepada murid sekolah berisi pesan yang tepat. Indonesia is still being challenged by nutritional problems, both under and over nutrition. The availability of various “unhealthy” food with attractive packaging combined with misconception of balance diet as “4 Sehat 5 Sempurna”, might contribute to the situation. This study aims at evaluating the effectiveness of IEC strategy in changing the Knowledge, Attitude and Practice regarding balance diet among elementary school communities. The study design is a before and after, located at two public schools in Depok, with 132 students grade 4 and 5 and their mother. Qualitative approach as well as baseline and endline surveys were used. Most students and their parents considered that balance diet is “4 Sehat 5 Sempurna”. This knowledge was originated from their teachers’ teaching and media. The teachers’ knowledge was based on the school reference book. The intervention has improved students main knowledge and attitude. While some practices have improved there are others that still need to be improved. It is concluded that IEC intervention is potential to change the KAP of the students. Teachers need to be supported by correct reference book to be in line with what they are teaching.
Faktor Risiko Obesitas pada Orang Dewasa Urban dan Rural Nurzakiah, Nurzakiah; Achadi, Endang; Sartika, Ratu Ayu
Kesmas Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif di negara berkembang. Hal ini terjadi akibat perubahan gaya hidup masyarakat antara lain aktivitas fisik dan pola makan akibat perkembangan status sosial ekonomi masyarakat perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui cut-off point status gizi obese berdasarkan indikator IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasil penelitian menemukan bahwa prevalensi obese berdasarkan indikator PLT (Proporsi Lemak Tubuh) (35%), indikator IMT Depkes (22,7%) dan indikator IMT (40,8%). Faktor risiko obesitas yang paling dominan berdasarkan kategori PLT adalah tempat tinggal (OR=2,51;CI 95%:1,24-5,08); berdasarkan kategori IMT Depkes adalah tempat tinggal (OR=2,11;CI 95%:1,16-3,85); sedangkan berdasarkan kategori IMT sampel adalah asupan karbohidrat (OR=3,32;CI 95%:1,38-7,99). Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memvalidasi cut off point IMT menurut jenis kelamin sebagai tindakan skrining obese serta penyebarluasan informasi tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang khususnya asupan karbohidrat pada masyarakat. Obesity is a risk factor for degenerative diseases, especially in developing countries. Obesity occurs due to changes in lifestyle behaviors such as physical activity and eating habits. One cause of this change is economic development in both urban and rural. The objective of this study is to know the cut-off point the nutritional state of obesity base on BMI indicator. The results showed that the prevalence of obese based on indicator BFP (Body Fat Percentage) (35%), BMI indicator from Ministry Of Health (22.7%) and BMI indicator from samples (40.8%). The results showed that the most dominant risk factor associated with the ‘obese’ according to category of Body Fat Percentage was a place to stay (OR = 2.51; 95% CI :1,24-5, 08); based on BMI categories from Ministry Of Health was a place to stay (OR = 2.11, CI 95% :1,16-3, 85), while based on BMI categories from sample was carbohydrate intake (OR = 3.32, CI 95% :1,38-7, 99). The need for continued research to validate the cut-off point of BMI according to sex as an act of screening the obese and the dissemination of information about PUGS (General Guidelines for Balanced Nutrition) in the community, especially the intake of carbohydrates.
Efektivitas Program Fortifikasi Minyak Goreng dengan Vitamin A terhadap Status Gizi Anak Sekolah di Kota Makasar Achadi, Endang; Arifah, Siti; Muslimatun, Siti; Anggondowati, Trisari; Setiarini, Asih
Kesmas Vol. 4, No. 6
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, kekurangan Vitamin A masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting seperti terlihat pada balita penderita vitamin A defisiensi subklinis yang tinggi (50%). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap berbagai fungsi tubuh yang antara lain meliputi sistem imun, penglihatan, sistem reproduksi dan diferensiasi sel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi konsumsi minyak yang diperkaya vitamin A dalam memperbaiki status vitamin A dan hemoglobin balita. Penelitian dengan disain studi intervensi Before-After ini dilaksanakan pada anak sehat berusia 7-10 tahun yang diberi obat cacing sebelum intervensi dilakukan. Pengukuran serum retinol dan hemoglobin dilakukan sebelum dan 3 bulan setelah intervensi . Minyak yang difortifikasi vitamin A telah disediakan di warung/ toko di sekitar tempat tinggal responden. Untuk meningkatkan demand, penelitian ini dilengkapi dengan pendekatan pemasaran sosial yang dilakukan pihak lain. Secara umum tidak terlihat perubahan status gizi, tetapi prevalensi anemia turun dari 21,8% menjadi 11,6%. Sementara, prevalens vitamin A defisiensi ditemukan lebih rendah pada anak yang mengkonsumsi ³12 minggu (26,6%) daripada yang mengkonsumsi < 12 minggu (42%) . Hasil tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk merekomendasikan agar minyak difortifikasi vitamin A. Vitamin A deficiency (VAD) remains as one of significant public health problems in Indonesia. Around 50% of under five children are suffering from subclinical VAD. Deficiency of vitamin A will affect several important role in the body, such as immune system, vision, reproductive system and cell differentiation. Therefore, guarding Indonesian children to be free from VAD is crucial for their quality as Human Resources. We assessed the impact of the consumption of vitamin A fortified cooking oil on the improvement of vitamin A and hemoglobin status among school children in urban slum area in Makassar City. The study was an intervention design Before-After. Healthy school children 7-10 years were selected from schools and de-wormed before the intervention. Serum retinol and hemoglobin was measured at baseline and at 3 months after. Fortified oil was made available through distribution at shops and accompanied with social marketing. Eventhough overall there was no change in VAD prevalence, the VAD prevalence is lower among children who consumed fortified oil ³12 weeks (26.6%) compared to those who consumed <12 weeks (42%). Prevalence of anemia decreased from 21.8% to 11.6%. We recommended that fortified oil is made mandatory.