Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN HIPERGLIKEMIA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL: STUDI KASUS DI KOTA DEPOK TAHUN 2009 ., Rahmawati; Setiarini, Asih; ., Sudikno
GIZI INDONESIA Vol 32, No 2 (2009): September 2009
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.188 KB)

Abstract

NFLUENCE OF NUTRITIONAL STATUS ON HYPERGLYCEMIA INCIDENCE AMONG THEGOVERNMENT EMPLOYEES: A CASE STUDY IN DEPOK CITY, 2009Several studies have shown an increasing trend of diabetes mellitus in Depok city. The objective ofthe study is to determine association of nutritional status on hyperglycemia incidence among thegovernment employees in Depok city. The study used case-control design covering 47 cases and 94controls, conducted between March – May 2009. Criteria for inclusion is government employees age40 year old or above, fasting blood glucose is > 126 mg/dl for case and ≤ 126 for control group.Variabel collected for the study are fasting blood glucose, weight, height, socio-demographiccharacteristics, food consumption pattern and blood pressure. Bivariate (Chi-square test) andmultivariate (logistic regression) analysis were used to determine the association. The results revealthat hyperglycemia is significantly (p<0,05) associated with body mass index (BMI) and family historyof hyperglycemia after controlling confounding factor of protein consumption. The risk ofhyperglycemia is 5,06 times among subjects with BMI ≥ 25,1 and 6,63 times among subjects withfamily history of hyperglycemia.Keywords: nutritional status, body mass index, hyperglycemiaqqqqqqqqqqqqq
Kajian Harmonisa Arus pada Gedung M.Nuh Lantai 3 Politeknik Negeri Madiun Hanifah Nur Kumala Ningrum, Asih Setiarini Ningrum, Hanifah Nur Kumala; Setiarini, Asih
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol 1, No 1 (2016): Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.75 KB)

Abstract

Energi listrik merupakan komponen utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik yang tersimpan dalam arus listrik dan tegangan listrik. Sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% memakai beban elektronika atau beban non linier. Pemakaian beban nonlinier akan menimbulkan gangguan harmonisa, merupakan fenomena yang disebabkan oleh pengoperasian beban listrik yang  tidak  linier. Harmonisa ini mengakibatkan terbentuknya gelombang berfrekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi dasar 50/60 Hz untuk gelombang AC, sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan secara ideal akan menjadi cacat. Pada beban, harmonisa mengakibatkan overheated pada peralatan yang  mengakibatkan derating pada insulasinya sehingga terjadi kerusakan pada peralatan elektronik. Parameter besarnya harmonisa sering dinyatakan dengan THD (Total Harmonic Distortion). Pada penelitian ini Gedung M. Nuh lantai tiga Politeknik Negeri Madiun sebagai objek penelitian karena merupakan pusat laboratorium untuk prodi Teknik Listik dan Teknik Komputer Kontrol yaitu Laboratorium Komputer, LaboratoriumInstalasi Listrik, dan Laboratorium PLC dan Mikrokontoler. Laboratorium tersebut terdapat banyak beban listrik nonlinear yang dapat membangkitkan distorsi harmonik sehingga menyebabkan terganggunya kualitas daya listrik. Berdasarkan pengukuran dan analisis besar Total Harmonic Distortion (THD) yang terjadi di Gedung M. Nuh lantai tiga Politeknik Negeri Madiun didapatkan hasil THD-F dan THD-R arus rata-rata pada segment utara (LP-3A) dan segment selatan (LP-3B) melebihi standar IEEE 512-1992 yaitu sebesar 5%; dan nilai THDi segment LP-3B lebih besar dibanding segment LP-3A.
Identifikasi Bakteri pada Citra Dahak Penderita Tubercolusis (TBC) Menggunakan Metode Watershed Juliando, Dirvi Eko; Setiarini, Asih
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol 2, No 1 (2017): Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.789 KB)

Abstract

Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis. Miko bakteria adalah bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Pemeriksaan diagnosis pada penyakit TB-paru dapat dilakukan dengan melihat keluhan/gejala klinis, pemeriksaan biakan, pemeriksaan mikroskopis, radiologik dan tuberculin test. Pada pemeriksaan biakan hasilnya akan didapat lebih baik, namun waktu pemeriksaannya biasanya memakan waktu yang terlalu lama. Sehingga pada saat ini pemeriksaan dahak secara mikroskopis lebih banyak dilakukan karena sensitivitas dan spesivitasnya tinggi disamping biayanya rendah.Dalam makalah ini, diusulkan sebuah metode segmentasi bakteri TB dari pemeriksaan dahak menggunakan metode watershed untuk merepresentasikan citra dengan pendekatan bukit dan lembah. Dimana bakteri TBC yang merupakan objek diasumsikan sebagai bukit yang memiliki ketinggian yang sama, sedangkan jalur yang menghubungkan antar bukit diasumsikan lembah. Sehingga bila ada objek yang saling terhubung dengan alur lembah diasumsikan sebagai bakteri TBC.
Household Factors Associated with Underweight in Children 24-59 Month in Urban and Rural in Indonesia Andini Retno Yunitasari; Ratu Ayu Dewi Sartika; Asih Setiarini
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 16 No. 1: MARET 2020
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.502 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v16i1.9105

Abstract

The underweight still remains a public health problem for toddlers in Indonesia. The purpose of the study to identify the factors related to the underweight incident for toddlers at 24-59 months in urban and rural areas of Indonesia. This research used cross-sectional study design. This study used secondary data on the Total Diet Study-Individual Food Consumption Survey of 2014. The sample size in this study was 5165 toddlers from 24-59 months and distinguished by urban and rural areas. Bivariate Analysis used chi square. This study estimates that 20.3% of children aged 24-59 months were underweight with a greater proportion in rural areas 22.5%. Significant factors related to the underweight incidence in the urban and rural areas were the father's education level (urban; p = 0.02 and rural; p = 0.005) and mother’s education level (urban; p = 0.001 and rural; p = 0.005), number of household members (urban; p = 0.03 and rural; p = 0.012), and energy adequacy level (urban; p = 0.012 and rural; p = 0.005). The factor that was estimated to be significantly related to the underweight incidence just in rural areas as children’s age (p = 0.012), the total number of children in one house (p = 0.047). Multisectoral collaboration is needed to reduce nutritional problems, especially in rural areas. The efforts to improve community nutrition by improving the socio-economic condition of the community should be based on regional capabilities and local wisdom in the region.
SIMONIC: IoT Based Quarantine Monitoring System for Covid-19 Vita Awalia Mardiana; Mochamad Mardi Martadinata; Galih Nugraha Nurkahfi; Arumjeni Mitayani; Dayat Kurniawan; Nasrullah Armi; Budi Prawara; Sudirja Sudirja; Andria Arisal; Rendra Dwi Firmansyah; Andri Fachrur Rozie; Sulaksono Priyo; Sopyan Setiana; Asih Setiarini
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 21, No 2 (2021)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jet.v21.112-121

Abstract

COVID-19, which has become a global pandemic since March 2020, has tremendously affected human life globally. The negative impact of COVID-19 affects societies in almost all aspects. Implementing quarantine monitoring, also social distancing, and contact tracing are a series of processes that can suppress the new infected COVID-19 cases in various countries. Prior works have proposed different monitoring systems to assist the monitoring of individuals in quarantines, as well as many methods are offered for social distancing and contact tracing. These methods focus on one function to provide a reliable system. In this paper, we propose IoT-based quarantine monitoring by implementing a geofence equipped with social distancing features to offer an integrated system that provides more benefits than one system carrying one particular function. We propose a system consisting of a low cost, low complexity, and reusable wristband design and mobile apps to support the quarantine monitoring system. For the geofencing, we propose a GPS-based geofence system that was developed by taking advantage of the convenience offered by the Traccar application. Meanwhile, we add the notification for social distancing feature with adaptive distance measurement RSSI-based set up in the android application. Based on the experiment we did to validate the system, in terms of wristband-to-smartphone communication, scanning interval in smartphone and advertising interval in wristband is best to set in 7 s for both. For social distancing notification and geofence, we measure the system performance through precision, recall, accuracy, and F-measure.
HUBUNGAN KOMPOSISI TUBUH DENGAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAKS) PADA ATLET PRIA KELOMPOK USIA REMAJA DAN DEWASA AWAL (10-30 TAHUN): SYSTEMATIC REVIEW aria novita sari; Asih Setiarini
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.386 KB) | DOI: 10.25311/keskom.Vol6.Iss1.378

Abstract

Latar belakang: Secara fisiologis, atlet pria memiliki lemak tubuh lebih sedikit dan massa otot lebih tinggi daripada wanita. Kondisi tersebut mempermudah atlet pria mengatur konsumsi oksigen (O2) ke otot, sehingga performa maksimal dapat dicapai saat berolahraga. Kebugaran fisik atlet terkait dengan kemampuan puncak kinerja (hit peak performance). Rata-rata kemampuan puncak kinerja berada diusia < 30 tahun. Kebugaran fisik atlet dapat tergambar dari nilai vo2maks. Tujuan dari systematic review ini adalah untuk melihat hubungan antara komposisi tubuh dengan nilai vo2maks pada atlet pria kelompok usia remaja dan dewasa awal (10-30 tahun). Metode: Metode yang digunakan adalah systematic review menggunakan jurnal dari penulusuran database di ProQuest, Wiley Online Library, dan ScienceDirect. Terdapat lima artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang selanjutnya akan ditinjau kembali di artikel ini. Hasil: Komposisi tubuh yang diamati meliputi IMT, BM, LBM, BF, dan FM. Hasil didapatkan IMT berhubungan signifikan negatif dengan nilai vo2maks (r -0,42), (r -0,39), (r -0,36). BM berhubungan signifikan negatif dengan nilai vo2maks (r -0,39). LBM berhubungan signifikan positif dengan vo2maks (r 0,51), (r 0,38), dan (r 0,38). %BF berhubungan signifikan negatif dengan vo2maks (OR -0,804) dan (r -0,40). FM berhubungan signifikan negatif dengan nilai vo2maks (r -0,36) dan (r -0,36). Kesimpulan: Mengetahui komposisi tubuh atlet seperti IMT, LBM, BM, BF, dan FM dapat membantu menyusun program latihan yang sesuai dengan target atlet yang dibina. Target pencapaian berat badan dapat lebih efisien diatur bila sudah mengetahui bagian komposisi tubuh mana yang lebih memengaruhi berat badan atlet. Kata kunci: Vo2maks, Komposisi Tubuh, Atlet Pria
Evaluation of The Implementation of Fe Tablets for Adolescent Girl in 2019 at Pekanbaru City Fathia Maulida; Asih Setiarini; Endang Laksminingsih Achadi
Amerta Nutrition Vol. 5 No. 2SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v5i2SP.2021.19-29

Abstract

Background: The program for giving Fe tablets is one of the efforts to overcome anemia based on WHO recommendations, one of the targets is the adolescent girl. Indicators of the success of this program are decreasing the incidence of anemia in adolescent girls and increasing adherence to iron tablets consumption.  Objectives: This research aims to determine the implementation of the Fe tablets program for adolescent girls in 2019 in Pekanbaru City. Methods: This research uses a qualitative method which is then presented with a descriptive narrative. The data obtained are primary data obtained and collected by in-depth interviews with informants and secondary data by document review and then analyzed by content analysis. Results: The results showed that the implementation of the Fe tablets program for young women in Pekanbaru City has been running, but there are still many obstacles in its implementation so that the scope of success of this program has not reached the national target. Constraints in its implementation include the lack of coordination of cross-sectoral cooperation, the lack of provision of IEC media in socialization, and the low level of compliance of adolescent girls in consuming iron tablets.Conclusions: It is necessary to strengthen coordination and control in the implementation of the Fe tablets program for adolescent girls in Pekanbaru City, it is necessary to increase the procurement of IEC media to support the success of this program and there is a need for improvement providing education to the adolescent girl and even parents or guardians on the knowledge about the importance of this Fe tablets program.Keywords: Fe tablets, adolescent girl, IEC
Hubungan Asi Eksklusif, Lama Menyusui dan Frekuensi Menyusui dengan Status Gizi Bayi 0-6 Bulan: Relationship Between Exclusive Breastfeeding, Duration and Frequency of Breastfeeding with Infant Nutritional Status 0-6 months Izmi Arisa Putri Lubis; Asih Setiarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 7: JULY 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v5i7.2409

Abstract

Latar Belakang: Status gizi yang baik dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, namun apabila status gizi bayi buruk dapat mempermudah bayi terserang penyakit, oleh karena itu dibutuhkan zat gizi yang cukup untuk bayi. ASI merupakan makanan utama untuk bayi sampai berusia 6 bulan. Tujuan: Penelitian yaitu untuk menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif, lama menyusui dan frekuensi menyusui terhadap status gizi bayi usia 0-6 bulan. Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian yaitu ibu menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan yang diambil menggunakan teknik aksidental mengikuti jadwal posyandu sampai sebanyak 72 bayi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan Kota Medan. Pengambilan data dengan wawancara kuesioner dan mengukur BB dan PB menggunakan timbangan bayi dan alat ukur panjang badan bayi. Analisis menggunakan menggunakan uji Chi Square. Hasil: Didapatkan bahwa ibu yang menyusui bayi secara eksklusif sebesar 26,4% dan tidak asi ekslusif sebesar 73,6%. Frekuensi ibu menyusui yang lebih dari 8 kali yaitu 98,6 %, lama menyusui ibu sebagian besar memiliki rata-rata durasi 10-30 menit yaitu 55,6%. Hasil bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan p value >0,05 yaitu antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi berdasarkan BB/U, PB/U dan BB/PB., lama menyusui dan status gizi berdasarkan BB/U, PB/U dan BB/PB, dan frekuensi dengan status gizi berdasarkan BB/U dan PB/U, Namun ada hubungan yang signifikan dengan p value <0,05 yaitu anatara frekuensi menyusui dengan status gizi berdasarkan BB/PB. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara pemberian ASI eksklusif, lama menyusui dan frekuensi menyusui terhadap status gizi bayi. Namun berdasarkan penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna secara statistik terhadap frekuensi menyusui dengan status gizi bayi berdasarkan BB/PB.
Analisis Kebiasaan Mencuci Tangan dan Faktor Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kalideres, Jakarta Barat 2022 : Analysis of Handwashing Habits and Environmental Sanitation Factors with Incidence of Diarrhea in Toddlers in the Work Area of the Kalideres Health Center, West Jakarta City 2022 Satyawira Aryawan Deng; Asih Setiarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 10: OCTOBER 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v5i10.2654

Abstract

Latar Belakang: Kebiasaan mencuci tangan dan sanitasi lingkungan ialah salah satu persyaratan kesehatan yang perlu menjadi acuan tiap keluarga. Akibat rendahnya tingkatan cakupan sanitasi akan menurunkan kualitas dari lingkungan hidup masyarakat, sehingga bisa meningkatkan penularan penyakit berdasarkan lingkungan seperti diare. Tujuan: Untuk menganalisis kebiasaan mencuci tangan dan faktor sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kalideres, Jakarta Barat 2022 Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode FGD dan observasi lapangan. Penelitian dilakukan bulan Mei Tahun 2022 sampai dengan Juni 2022 di wilayah kerja Puskesmas Kalideres dari ibu balita yang dibagi dalam dua kelompok focus group discussion (FGD) yang masing-masing terdiri dari 6 orang ibu balita. Teknik pengumpulan data dilakukan secara FGD dan observasi lapangan. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis isi. Hasil: Waktu yang penting untuk mencuci tangan dengan sabun yang dikenal luas oleh informan ialah sebelum dan sesudah makan dan mencuci tangan pakai dengan sabun dilaksanakan sebelum dan sesudah makan. Sumber air yang digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari sebagian besar bersumber dari air PAM. Dari faktor lingkungan sebagian besar lokasi septic tank di dalam rumah hal. Informan buang air kecil dan buang besar di kamar mandi yang terdapat di dalam rumah. Penanganan air limbah rumah tangga yang sudah digunakan mengalir ke selokan atau got. Informan membuang sampah ke tempat sampah di dalam rumah. Tempat sampah yang digunakan berupa tempat sampah tertutup dan terbuka. Kesimpulan: Kebiasaan mencuci tangan dan faktor lingkungan merupakan faktor risiko terjadinya diare pada balita yang perlu menjadi perhatian dalam pencegahan dan penanggulangan diare di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres.
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Buah-Sayur Pada Remaja Di Daerah Rural-Urban, Yogyakarta Alfonsa Reni Oktavia; Ahmad Syafiq; Asih Setiarini
JURNAL KEPERAWATAN RAFLESIA Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.556 KB) | DOI: 10.33088/jkr.v1i1.400

Abstract

Vegetable consumption of the Indonesian population is still low in the teen age group both in rural and urban areas. Consumption of fruits and vegetables in adolescents is important for preventing degenerative diseases. The aim of the study was to determine the factors associated with fruit and vegetable consumption in adolescents in rural-urban areas. This study used a cross-sectional research design in Yogyakarta with 196 rural-urban teens. The analysis used was univariate, bivariate, analysis. The results showed that teenagers in urban areas ate less vegetables. Whereas in teenagers in rural areas, they consume less fruit. There is a significant relationship between vegetable consumption in adolescents in rural areas with father's education level (p = 0.031) and self-image perception (p = 0.041), while in urban areas there is a significant relationship between vegetable consumption and self-image perception (p = 0.049) and education in adolescents (p = 0.047). Fruit consumption in adolescents in rural areas that are significantly related is the perception of body image (p = 0.016), while in adolescents in urban areas that are significantly related is monthly money (p = 0.003). Suggestions that can be given are provide health education about the importance of the benefits of vegetables and fruit.