Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Effect of Tacrolimus Once Daily XR on Variance of Blood Tacrolimus Concentrations in Comparison with Twice Daily Tacrolimus in Kidney Transplant Recipients Widiana, I Gde Raka; Putra, I Made Rama; Wahyuningrum, Stefany Adi
Indonesian Journal of Kidney and Hypertension Vol 2 No 2 (2025): Volume 2 No. 2, August 2025
Publisher : PERNEFRI (PERHIMPUNAN NEFROLOGI INDONESIA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32867/inakidney.v2i2.190

Abstract

Background: Variability of tacrolimus concentration in the plasma of recipients is associated with nephrotoxicity, acute rejection, and affects graft survival. Objective: To test the hypothesis that the coefficient variation of plasma tacrolimus in new tacrolimus XR (extended-release) once daily is lower than conventional twice daily. Methods: The study was conducted in two phases. Phase 1, a comparative observational analysis with a single-group crossover, comparing periods of divided-dose treatment with crossover to prolonged-dose treatment. Phase 2, a cross-sectional design, is used to correlate IVP and serum creatinine variation. Results: A total of 19 kidney post-transplant recipients were included. There was a significant difference in blood tacrolimus CoV between XR tacrolimus and divided dose therapy (22.22±7.39% vs 44.32±15.54%, p<0.001). A significant linear correlation was observed between blood tacrolimus CoV and serum creatinine CoV in all patients (r=0.74; r2= 0.54; b=1.15; p<0.001). Subgroup analysis revealed a significant correlation between blood tacrolimus CoV in divided dose tacrolimus therapy subgroup (r=0.58; r2= 0.33; p=0.02) but not in the XR group (r=0.06; r2= 0.004; p=0.84). Multivariate ANCOVA showed serum CoV was associated with CoV of blood tacrolimus (B=0.72; r2= 0.255; p=0.01). Furthermore, XR tacrolimus was associated with lower serum creatinine CoV (B= -20.7; r2=0.20; p=0.02). Conclusion: XR tacrolimus therapy produces significantly lower variance of blood tacrolimus concentrations in kidney transplant recipients. This variance is associated with serum creatinine variance, especially in divided-dose tacrolimus therapy. Serum creatinine variance is linked to variances in blood tacrolimus levels, and XR tacrolimus therapy is associated with lower serum creatinine variance.
HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES Ullu, Arah Murni Adi; Nurina, Rr. Listyawati; Wahyuningrum, Stefany Adi
Cendana Medical Journal Vol 6 No 3 (2018): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.738 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v6i3.1456

Abstract

Penyakit ginjal kronik menggambarkan kerusakan ginjal dan/atau penurunan fungsi ginjal selama 3 bulan atau lebih dengan laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2. Pilihan pengobatan gagal ginjal kronik yang sering dilakukan adalah hemodialisis (HD). Terapi hemodialisis merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. HD dapat dilakukan apabila ada penurunan kualitas hidup tanpa penyebab jelas dan HD dapat memberikan kualitas hidup baik. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kualitas hidup, salah satunya status nutrisi dan masalah nutrisi tersering adalah malnutrisi energi protein. Tujuan penelitian mengetahui hubungan status nutrisi dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes yang berjumlah 48 responden. Pada penelitian ini 6 orang pasien di drop out karena meninggal dunia. Kemudian peneliti mencari 2 sampel baru karena sampel minimal adalah 44 orang. Pengukuran status nutrisi menggunakan Malnutrition Inflammation Score dan pengukuran kualitas hidup menggunakan Quality Of Life Index Dialysis Version III. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Pearson Chi-square. Hasil untuk uji kemaknaan hubungan antara variabel tersebut menggunakan uji Pearson Chi-square dengan angka kemaknaan = 0,05, diperoleh nilai p=0,340 yang berarti p > 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada hubungan antara status nutrisi dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes
PENGARUH PEMBERIAN HBIG TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN HBSAG PADA BAYI YANG LAHIR DARI IBU HBSAG POSITIF DI KOTA KUPANG Elvon, Aditya Josua; Lalandos, Jansen Loudwik; Wahyuningrum, Stefany Adi
Cendana Medical Journal Vol 7 No 1 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.361 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i1.1490

Abstract

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B, yang dapat ditularkan melalui transmisi vertikal dan horizontal. Penularan terbesar hepatitis B di dunia terjadi akibat transmisi vertikal, yaitu transmisi dari ibu ke bayi. Salah satu strategi pencegahan transmisi hepatitis B dari ibu ke bayi adalah imunoprofilaksis menggunakan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) dan vaksin hepatitis B. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian HBIg terhadap hasil pemeriksaan HBsAg pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif di Kota Kupang. Metode penelitian ini merupakan penelitian preeksperimental dengan rancangan static group comparison. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif di Kota Kupang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel 26 orang. Sampel dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berjumlah 13 orang dengan pemberian HBIg dan vaksin hepatitis B, kelompok kedua berjumlah 13 orang dengan pemberian vaksin hepatitis B saja. Pemeriksaan HBsAg dilakukan dengan menggunakan HBsAg rapid test. Analisis data menggunakan uji Chi square. Hasil dari 26 sampel yang diteliti, didapatkan tiga orang dengan hasil pemeriksaan HBsAg positif. Pada kelompok pemberian HBIg dan vaksin hepatitis B, terdapat dua orang dengan hasil pemeriksaan HBsAg positif. Pada kelompok dengan pemberian vaksin hepatitis B saja, terdapat satu orang dengan hasil pemeriksaan HBsAg positif. Berdasarkan uji Chi square didapatkan nilai p= 1,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat pengaruh pemberian HBIg terhadap hasil pemeriksaan HBsAg pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif
PERBEDAAN NEUTROFIL LIMFOSIT RASIO DAN TROMBOSIT LIMFOSIT RASIO PRE DAN POST HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Damayanti, Anggita; Setianingrum, Elisabeth Levina Sari; Wahyuningrum, Stefany Adi
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.747 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1794

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan proses yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Salah satu cara penanganan PGK adalah terapi hemodialisis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan nilai Neutrofil Limfosit Rasio dan Trombosit Limfosit Rasio pre dan post hemodialisis pasien penyakit ginjal kronik. Metode penelitian analitik komparatif dengan pendekatan secara cross sectional, populasi penelitian pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Teknik pengambilan sampel non probability menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini nilai signifikansi menggunakan uji T berpasangan dengan nilai p=0,05 didapatkan NLR 0,751 dan TLR 0,024. Kesimpulan tidak terdapat perbedaan nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pasien PGK sebelum dan sesudah hemodialisis dan terdapat perbedaan nilai Trombosit Limfosit Rasio (TLR) pasien PGK sebelum dan sesudah hemodialisis
PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUTATION TEREDUKSI (GSH) PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Sianturi, Elaine Courtesy; Amat, Anita Lidesna Shinta; Wahyuningrum, Stefany Adi
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.507 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1804

Abstract

Gagal Ginjal memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap seperti hemodialisis. Pasien hemodialisis beresiko mengalami kelainan kardiovaskular lebih tinggi daripada populasi umum. Salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan resiko ini adalah stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan kadar radikal bebas dan antioksidan. Glutation tereduksi (GSH) adalah salah satu antioksidan penting dalam tubuh yang menurun. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh hemodialisis terhadap kadar GSH pasien gagal ginjal kronik di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah One-group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan cara pemilihan sampel jenis Consecutive sampling. Kadar GSH pada sampel darah diuji menggunakan Elisa Reader. Hasil penelitian jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 31 orang. Rerata kadar GSH pada pre-hemodialisis lebih tinggi dari pada rerata kadar GSH pada post-hemodialisis. Pada pre-hemodialisis rerata kadar GSH yaitu 1,80 nmol/ml lebih tinggi daripada post-hemodialisis yaitu 1, 72 nmol/ml. Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan nilai p= 0,422 (>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan kadar GSH pasien gagal ginjal sebelum dan sesudah hemodialysis. Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat pengaruh hemodialisis terhadap kadar GSH pada pasien gagal ginjal kronik